Anda di halaman 1dari 30

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS

OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2014
- TENTANG PERSYARATAN MUTU OBAT
TRADISIONAL –

- Wahyu Mega Tri Susanty /051711133217


MEMUAT BAB:

I II III IV V VI VII

PERSYARATA PERSYARATA
KETENTUAN RUANG KETENTUAN KETENTUAN LAMPIRAN
N MUTU N MUTU SANKSI
UMUM LINGKUP PERALIHAN PENUTUP
BAHAN BAKU PRODUK JADI
PENGERTIAN
BAB I
KETENTUAN
UMUM
-Pasal 1-
MACAM
Pengertian Bentuk
 Rajangan  Cairan obat dalam
 Serbuk simplisia  Cairan obat luar
 Obat tradisional
 Serbuk instan  Salep dan krim
 Bahan baku
 Kapsul  Parem
 Bahan tambahan  Kapsul lunak  Pilis dan tapel
 Sediaan galenik  Tablet  koyo/ plester
 Simplisia  Efervesen  Supositoria
 Pil  Film strip
 Dodol/ jenang
 Pastiles
Pengertian
 Obat Tradisional
adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat.
 Bahan Baku
adalah semua bahan awal baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat, yang berubah
maupun tidak berubah, yang digunakan dalam pengolahan Obat Tradisional.

 Bahan Tmbahan
adalah komponen Obat Tradisional yang dimaksudkan sebagai zat, pelarut, pelapis, pembantu,
dan zat yang dimaksudkan untuk mempertinggi kegunaan, kemantapan, keawetan, atau $217
sebagai zat warna dan tidak mempunyai efek farmakologis.

 Sediaan Galenik
yang selanjutnya disebut Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan $176 $159
menyari Simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung.

 Simplisia
adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan $341
belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak
lebih dari 60oC.
Ketentuan
Persyaratan
Mutu Untuk
Bahan Baku BAB II
RUANG
LINGKUP
-Pasal 2- Ketentuan
Persyaratan
Mutu Untuk
Produk Jadi
BAB III
PERSYARATAN
MUTU BAHAN
BAKU
-Pasal 3-

(1) Bahan Baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a wajib memenuhi persyaratan
mutu sebagaimana tercantum dalam:
a. Materia Medika Indonesia; atau
b. Farmakope Herbal Indonesia.

(2) Dalam hal tidak terdapat persyaratan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
digunakan standar persyaratan farmakope negara lain atau referensi ilmiah yang diakui.
BAB IV
PERSYARATAN
MUTU PRODUK
JADI
-Pasal 4-

(1) Produk jadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b berdasarkan penggunaannya dapat
berupa obat dalam atau obat luar.

(2) Obat dalam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:


a. sediaan Rajangan;
b. sediaan Serbuk Simplisia; dan
c. sediaan lainnya yaitu Serbuk Instan, granul, serbuk Efervesen, Pil, Kapsul, Kapsul Lunak, Tablet/Kaplet, Tablet
Efervesen, tablet hisap, Pastiles, Dodol/Jenang, Film Strip dan Cairan Obat Dalam.

(3) Obat luar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:


a. sediaan cair yaitu Cairan Obat Luar;
b. sediaan semi padat yaitu Salep, Krim; dan
c. sediaan padat yaitu Parem, Pilis, Tapel, Koyo/Plester, dan Supositoria untuk wasir.
BAB IV
PERSYARATAN
MUTU PRODUK
JADI
-Pasal 5-

(1) Obat dalam berupa Kapsul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c hanya dapat
berisi Ekstrak.

(2) Obat dalam berisi minyak harus menggunakan:


a. Kapsul Lunak; atau
b. Kapsul yang dibuat dengan teknologi khusus.
BAB IV
PERSYARATAN
MUTU PRODUK
JADI
-Pasal 6-

(1) Persyaratan mutu produk jadi meliputi parameter uji organoleptik, kadar air, cemaran mikroba, aflatoksin
total, cemaran logam berat, keseragaman bobot, waktu hancur, volume terpindahkan, pH, dan Bahan
Tambahan, sesuai dengan bentuk sediaan dan penggunaannya.

(2) Penggunaan Bahan Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

(3) Persyaratan mutu produk jadi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

(4) Pemenuhan persyaratan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan melalui pengujian
laboratorium terakreditasi yang independen.
Pelanggaran
dikenai sanksi
administratif BAB V
SANKSI
-Pasal 7-

Penghentian
sementara
Sanksi Administratif Penghentian sementara

a. peringatan tertulis;
b. penarikan Obat Tradisional dari Penghentian sementara kegiatan
peredaran; produksi dan distribusi sebagaimana
c. penghentian sementara kegiatan dimaksud pada ayat (1) huruf c
produksi dan distribusi; dan/atau dilakukan selama 6 (enam) bulan
d. pencabutan izin edar.
BAB VI
KETENTUAN
PERALIHAN
-Pasal 8-

Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, Obat Tradisional yang telah memenuhi persyaratan mutu
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 661/Menkes/SK/VII/1994 tentang Persyaratan
Obat Tradisional harus dilakukan penyesuaian paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan ini
diundangkan.
LAMPIRAN

 Persyaratan Mutu

Tercantum Mengenai

 Bahan Tambahan
PERSYARATAN MUTU OBAT DALAM

3. Serbuk
1. Rajangan Simplisia yang
yang diseduh diseduh
dengan air dengan air
panas sebelum panas sebelum
digunakan digunakan
2. Rajangan
yang direbus 4. Sediaan
sebelum lainnya
digunakan
1. Rajangan yang diseduh dengan air panas
sebelum digunakan
-- organoleptik
-- kadar air ≤ 10%
-- cemaran mikroba (Lampiran)
-- aflatoksin total (Lampiran)
-- cemaran logam berat (Lampiran)
-- bahan tambahan : tidak boleh mengandung pengawet, pengharum,
dan pewarna
2. Rajangan yang direbus sebelum digunakan

-- organoleptik
-- kadar air ≤ 10%
-- cemaran mikroba (Lampiran)
-- aflatoksin total (Lampiran)
-- cemaran logam berat (Lampiran)
-- bahan tambahan : tidak boleh mengandung pengawet, pengharum,
dan pewarna
3. Serbuk Simplisia yang diseduh dengan air
panas sebelum digunakan
-- organoleptik
-- kadar air ≤ 10%
-- keseragaman bobot
-- cemaran mikroba (Lampiran)
-- aflatoksin total (Lampiran)
-- cemaran logam berat (Lampiran)
-- bahan tambahan : tidak boleh mengandung pengawet, pengharum,
dan pewarna
4. Sediaan lainnya

-- organoleptik
-- kadar air (padat ≤ 10%,
efervesen ≤ 5%)
-- waktu hancur
-- keseragaman bobot
-- cemaran mikroba
-- bahan tambahan
PERSYARATAN MUTU OBAT LUAR

1. Sediaan 3. Sediaan
cair padat

2. Sediaan
semipadat
1. Sediaan cair

-- organoleptik
-- volume terpindahkan (Lampiran)
-- cemaran mikroba (Lampiran)
-- bahan tambahan
2. Sediaan semipadat

-- organoleptik
-- cemaran mikroba (Lampiran)
-- bahan tambahan
3. Sediaan padat

-- organoleptik
-- kadar air ≤ 10%
-- Waktu hancur (Lampiran)
-- keseragaman bobot (Lampiran)
-- cemaran mikroba (Lampiran)
-- bahan tambahan
BAHAN TAMBAHAN

PENGAWET PEWARNA

PEMANIS
Pengawet
• Serbuk dengan Bahan Baku Simplisia tidak boleh mengandung
pengawet.

• Sediaan yang diperbolehkan mengandung pengawet adalah serbuk


dengan Bahan Baku Ekstrak, sediaan obat dalam lainnya dan sediaan obat
luar.

• Untuk Obat Tradisional yang diizinkan mengandung lebih dari satu


macam pengawet, maka perhitungan hasil bagi masing-masing bahan
dengan batas maksimum penggunaannya jika dijumlahkan tidak boleh
lebih dari 1 (satu).
Pemanis
• Dapat menggunakan pemanis alami dan/atau pemanis lainnya
sebagaimana tercantum pada Tabel.

• Pemanis alami (natural sweetener) adalah pemanis yang


dapatditemukan dalam bahan alam meskipun
prosesnya secara sintetik
ataupun fermentasi.
Pewarna
• Dapat menggunakan pewarna alami dan/atau pewarna lainnya
sebagaimana tercantum pada Tabel
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai