Disusun Oleh :
Nim : 1911102415044
FAKULTAS FARMASI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pembuatan simplisia yang baik dan
dapat menjaga stabilitas, keamanan dan mempertahankan
konsistensi kandungan senyawa aktif yang terkandung dalam
simplisia maupun ekstrak-ekstrak
B. Dasar Teori
Indonesia kaya akan tanaman obat tradisional yang secara
turun-temurun telah digunakan sebagai ramuan obat tradisiona
(Wasita, 2011). Saat ini banyak tumbuhan obat yang
dikembangkan industry farmasi menjadi obat tradisional. Salah satu
tanaman yang potensial dimanfaatkan untuk obat tradisional adalah
tempuyung (Sonchus arvensis L). Tempuyung sebagai salah satu
jenis tanaman obat tradisional yang menggunakan bagian daunnya
untuk pengobatan. Manfaat dari tempuyung bagi kesehatan yaitu
dapat menurunkan tekanan darah tinggi dimana dalam tumbuhan
daun tempuyung memiliki senyawa flaronoid dan kalium. Serta
dapat mengatasi penyakit asam urat dan batu ginjal (Siswantu et al,
2004).
Simplisia adalah bahan kering yang belum mengalami
pengolahan yang dimaksudkan untuk perlakuan (BPOM, 2014).
Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan
lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Untuk menjamin
keseragaman senyawa akti, keamanan maupun kegunaan simplisia
harus memenuhu persyaratan minimal. Ada beberapa factor yang
berpengaruh antara lain bahan baku simplisia, proses pembuatan
simplisia, cara penyimpanan bahan baku simplisia dan cara
pengepakan simplisia (Utami, 2017).
Untuk menjamin bahwa kualitas herbal sama pada setiap
produksinya dan memenuhi standard minimal maka harus ada
penetapan standard. Ada dua parameter yang ditetapkan dalam
proses standarisasi, yakni parameter utama dan parameter
spesifik. Parameter umum (non spesifik) adalah parameter yang
menitik beratkan pada stabilitas dan keamanan material (Saefudi
dkk, 2011). Parameter non spesifik yang diperiksa diantaranya
kadar air, kadar abu, susut pengeringan, cemaran logam berat, dan
lain-lain (Kemenkes, 2008). Sedangkan parameter spesifik adalah
serangkaian tolak ukur yang berfokus pada senyawa yang
bertanggung jawab atas efek farmakologis termasuk organoleptic,
mikroskopis, senyawa yang larut dalam pelarut tertentu (Depkes,
2000). Adapun parameter spesifik yang diperiksa diantaranya
pemeriksaan kadar air, kadar abu total, kadar abu tak larut asam
dan susut pengeringan untuk ekstrak sendiri adalah preparat pekat
yang semuanya / hamper semua pelarut telah menguap dari zat
aktif yang tertarik selama proses ekstraksi (Kemenkes, 2014).
Standarisasi dilakukan untuk menjamin mutu dari suatu bahan baku
obat tradisional masuk ekstrak untuk dijadikan sediaan yang
berpengaruh terhadap kualita sediaan maupun efek terapinya
standarisasi didasarkan pada senyawa aktif, atau senyawa aktif
yang belum teridentifikasi / masih diduga (Purwata, 2017). Apabila
kadar air nantinya yang didapat tinggi maka akan menyebabkan
umur simpan ekstrak yang rendah karena rentan terhadap jamur
(Setyorini dkk, 2016).
C. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Sekat
2. Krus silikat
3. Krematorium
4. Tampah
5. Baskom
6. Timbangan
7. Penjepit
8. Cawan petri
9. Eksikator berisi kapur tohor
10. Penangas air
11. Labu alas bulat
12. Tabung reaksi
13. TLC Scanner
14. Plat KLT
15. Bejana pengembang
16. Ember
17. Pisau
18. Telenan
19. Tambir
20. Kawat strimin
21. Kertas Koran
22. Oven
23. Kertas pembungkus
24. Kertas saring
25. Plastic pembungkus
26. Blender
27. Ayakan
28. Rak pengering
29. Kompor listrik
30. Alat destilasi
b. Bahan
1. Sonchi folium (Sonchus arvensis L)
2. Air
3. Etanol
4. Toluene jenuh air
5. Silica 60F 254
6. Fase gerak etil asetat-etil metil keton-asam formiat-air
(5:3:1:1)
7. Pembanding kuersetin
8. Pereaksi semprot AlCl3
D. Cara kerja
a. Pembuatan Simplisia
1. Sonchi folium
Penimbangan
Sortasi kering
Pencucian
Dititrasikan
Ditimbang
Diberi etiket
b. Standarisasi simplisia
1. Kontrol kualitas susut pengeringan daun tempuyung
Timbang
Timbang petri
Ulangi 1x lagi
Timbang petri
Timbang
Masukkan 1 gr serbuk
Timbang
1 mg serbuk
Tambah 10 ml methanol
Gojok 10 menit
Dinginkan
Totolkan 10 ml
Deteksi
BAB II
HASIL PERHITUNGAN
1. Sortasi basah
Berat awal :
Jenis pencemar : Tanah, abu vulkanik
2. Pencucian
Berat awal :
Berat setelah dicuci : 1,36 kg
Masalah yang dihadapi : Tanah dan abu vulkanik yang masih
menempel sulit untuk dibersihkan.
3. Perajangan
Jenis alat : Mekanik
Tebal :
Hasil : Akar dan lembaran daun
4. Pengeringan
Jenis : Oven, suhu 50oC, 8 jam
Bobot basah bahan : 1,8 kg
Bobot kering simplisia : 0,57 kg
Perhitungan rendemen : 0,57 𝑘𝑔/1,8 𝑘𝑔 × 100% = 31,67 %
Pengujian Sumplisia
1. Mikroskopik
Daun tunggal, tidak bertangkai. Helai daun berbentuk lonjong atau
lanset, berlekuk menjari atau berlekuk tak teratur. Pangkal daun
menyempit atau berbentuk panah sampai berbentuk jantung,
pinggir daun bergerigi tak teratur. Permukaan daun sebelah atas
agak kasar dan berwarna lebih pucat.
2. Organoleptic
Simplisia daun masih kurang kering, berjamur, warna hitam, bau
apek.
1. Susut Pengeringan
Nama bahan : Sonchi folium
Jenis simplisia : kering
Bobot : 10 gram
Bobot wadah kosong : 76,748 gram
Perhitungan
(83,742−76,748)
Persentase susut pengeringan 1 = 1− ( )
(83,973−76,748)
×100 %=
3,2%
Peresentase susut pengeringan 2 =
(1− 83,754−76,748
83,742−76,748 )
×100 %=0,17 %
83,701−76,748
(1− 83,754−76,748 ) ×100 %=0,76 %
Peresentase susut pengeringan 4 =
(1− 83,697−76,748
83,701−76,748 )
×100 %=0,06 %
83,697−76,748
= ×100 %=70,78 %
83,566−76,748
86,566−83,697
= ×100 %
86,566−76,748
Penimbangan 1 24,2401 - -
Penimbangan 2 24,2387 0,0014 1,09%
Penimbangan 3 24,2425 0,0038 2,99%
Penimbangan 4 24,2399 0,0026 1,99%
Penimbangan 5 24,2421 0,0022 1,71%
Penimbangan 6 24,2391 0,0030 2,30%
Penimbangan 7 24,2398 0,0007 0,55%
Perhitungan
( 24,2401−24,1115 )−(24,2387−24,1115)
×100 %= 1,09%
24,2401−24,1115
Persentase kadar abu 2 =
( 24,2387−24,1115 ) −(24,2425−24,1115)
× 100 %= 2,99%
24,2387−24,1115
Persentase kadar abu 3 =
( 24,2391−24,1115 )−(24,2398−24,1115)
×100 %= 0,55%
24,2 391−24,1115
1,9 ml v
Kadar air = ×100 %=1 9 %
9,99 gr b
Setelah Semprot
Keterangan :
P : pembanding kuersetin
A : sampel kelompok A
B : sampel kelompok B
C : sampel kelompok C
D : sampel kelompok D
E : sampel kelompok E
F : sampel kelompok F
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Saefudin, A., Rahayu, A., Tenina, HY. 2011. Standarisasi Bahan Obat
Alam 2. Yogyakarta : Graha ilmu