Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN VI

PERCOBAAN 2: ANALISA ASAM AMINO

I. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengoperasikan atau melakukan analisis
karbohidrat dan menerjamahkan hasil praktikum dari analisa asam amino.

II. Tata Tertib dan Etika Praktikum


- Praktikan diwajibkan datang 15 menit sebelum sesi yang telah dijadwalkan
- Praktikan diwajibkan menggunakan atribut praktikum seperti masker, jas laboraturium,
sarung tangan, penutup kepala dan berpakaian rapi, serta dilarang menggunakan sandal.
- Selama praktikum, praktikan harus menjaga ketenangan dan kebersihan laboratorim.
- Selama kegiatan praktikum praktikan tidak diperbolehkan makan dan minum di dalam
laboratorium.
- Praktikan harus mengisi dan menandatangani daftar hadir yang telah disediakan.
- Praktikan mengisi daftar inventaris alat dan bahan dengan menceklis alat-alat dan bahan-
bahan yang dibutuhkan selama praktikum. Jika terdapat alat dan bahan yang masih belum
tersedia di meja praktikum, segera laporkan ke asisten atau petugas laboraturium untuk
segera disediakan.
- Laporan sementara merupakan syarat wajib praktikan untuk dapat mengikuti praktikum
yang harus dikerjakan dirumah bukan di laboraturiuam pada waktu sesi dilaksanakan.
- Sterilkan atau cucilah setiap peralatan yang telah digunakan selama praktikum oleh
masing-masing praktikan.
- Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat seperti HCl, H2SO4,
NH4OH, dan NaOH.
- Apabila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif, atau beracun, segera bilas
dengan air sebanyak-banyaknya selama ± 15 menit dan segera lapor kepada asisten atau
dosen.
- Praktikan diwajibkan membuat laporan akhir praktikum yang sistematikanya telah
ditentukan dan akan dikumpulkan sesuai tenggang waktu yang telah ditentukan
III. Alokasi Waktu
Pada praktikum ini menggunakan pembelajaran luring dan daring. Alokasi pembelajaran
praktikum luring selama 150 menit dan alokasi praktikum daring selama 20 menit.

IV. Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada laboratorium kimia.

V. Teori Dasar Praktikum


Asam amino adalah molekul organik dengan massa molekul rendah (antara 100-200)
yang mengandung setidaknya satu gugus karboksil (COOH) dan satu gugus amino (NH2)
dan merupakan suatu komponen penting untuk biosintesa protein. Di dalam protein terdapat
sekitar 20 asam amino. Semuanya merupakan suatu asam 𝛼-amino dengan pengecualian
prolin. Variasi yang terjadi antara asam-asam amino terletak pada gugus R atau rantai
sampingnya (Gambar 6.1). Dari sifat kimia gugus R, sifat asam amino dapat diramalkan.
Sebaliknya, pengetahuan tentang sifat asam amino akan membantu dalam mengidentifikasi
gugus R.

Gambar 6.1 Struktur umum asam 𝛼-amino. Bagian asam amino yang ditunjukkan dalam
kotak merupakan bagian yang umum untuk semua asal 𝛼-amino, sedangkan
R, mewakili rantai samping yang memiliki struktur yang berbeda-beda untuk
setiap asam amino. Gugus karboksil dan amino dapat dimanfaatkan untuk
menganalisis asam amno secara umum dalam suatu campuran, sedangkan
gugus R dimanfaatkan dalam menganalisis asam amino secara spesifik.
Ditinjau dari segi struktur, asam amino diklasifikasikan ke dalam tujuh kelompok (Tabel
6.1). Klasifikasi ini didasarkan atas sifat kimia dari gugus R, sehingga akan memudahkan
dalam mengingat sifat-sifat umum dari setiap asam amino. Dengan klasifikasi berdasarkan
gugus R ini, maka dapat dirancang metoda analisis suatu asam amino tertentu (Tabel 6.2).

Tabel 6.1 Klasifikasi Asam Amino Berdasarkan Struktur Kimia


Sifat Kimia Gugus R Contoh
Alifatik Gly, Ala, Val, Leu
Aromatik Phe, Tyr, Trp
Hidroksil Ser, Thr
Karboksil Asp, Glu
Mengandung Sulfur Cys, Met
Imino Pro, Hyp
Amino Lys, Arg
Amida Asn, Gln

Tabel 6.2 Beberapa reaksi untuk mendeteksi asam amino berdasarkan gugus R
Nama Reaksi Asam Amino yang Dideteksi Warna
Reaksi Millon HgNO3 dalam asma nitrat Tirosin Merah
dengan sedikit asam nitrit
Reaksi Xanthoproteik Pendidihann dalam asam Tyr, Trp, Phe Kuning
nitrat pekat
Reaksi Hopkin-Cole Asam gliokasilat dalam Triptofan Ungu
H2SO4 pekat
Reaksi Sakaguci 𝛼-naftol dan natrium Arginin Merah
hipoklorit
Reaksi Nitroprusia Natrium nitroprusida dalam Sisteina Merah
NH3 encer
Reaksi Pauly Asam sulfanilat terdiazotasi Histidin dan tirosin Merah
dalam basa
Reaksi Folin-Ciocalteu Asam fosfomolibdat Tirosin Biru

5.1 Uji Millon


Reaksi ini tergantung pada hadirnya turunan monohidroksibenzen, seperti tirosin dan
fenol. Reagen yang digunakan dalam uji Millon adalah larutan merkuri dan ion mercuro
dalam asam nitrat dan asam nitrit. Warna merah yang terbentuk adalah garam mercuri dari
tirosin yang ternitrasi.

5.2 Uji Hopkins-Cole


Reagen yang digunakan dalam uji Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat
(CHO.COOH) (Gambar 2.2). Uji ini menunjukkan adanya triptofan dalam protein karena
triptofan berkondensasi dengan aldehid dalam suasana asam kuat dan membentuk kompleks
berwarna.

Gambar 6.2 Asam 2,3,4,5-tetrahidro 𝛽-karbolin-4-karboksilat

5.3 Uji Ninhidrin


Apabila ninhidrin (triketohidrinden hidrat) dipanaskan dengan asam amino, maka akan
terbentuk kompleks berwarna. Untuk salah satu asam amino dapat ditentukan secara
kuantitatif dengan cara mengamati intensitas warna yang terbentuk yang sebanding dengan
konsentrasi dari asam amino tersebut. Dalam hal ini, NH3 dan CO2 dikeluarkan sehingga
kemungkinan dapat diukur secara kuantitatif. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan
kompleks berwarna yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi
dengan amonia setelah asam amino dioksidasi.
Gambar 6.3 Reaksi Ninhidrin

Keseluruhan reaksi asam amino dengan ninhidrin adalah sebagai berikut:


1. Dekarboksilasi oksidatif dari asam amino dan produksi ninhidrin tereduksi, amoniak, dan
karbon dioksida
2. Reaksi ninhidrin tereduksi dengan molekul ninhidrin lain serta amoniak yang dibebaskan
3. Kompleks berwarna biru ungu terbentuk

VI. Prosedur Kerja Praktikum


6.1 Alat Praktikum
1. Gelas ukur
2. Batang pengaduk
3. Tabung reaksi
4. Beaker glass
5. Pipet tetes
6. Pipet ukur
7. Timbangan analitis
8. Kertas saring
9. Kaca corong penyaring
10. Penangas air

6.2 Bahan Praktikum


5.2.1 Pereaksi Uji Millon
1. Reagen Millon: larutkan 100 g Merkuri dalam 140 mL asam nitrit pekat (s.g: 1,42)
di lemari asam. Larutkan menjadi 2x volum dengan aquadest
2. Larutan albumin 2%, gelatin 2%, casein 2%
3. Larutan asam amino tirosin, glisin
5.2.2 Pereaksi Uji Hopkins-Cole
4. Reagen Hopkins-Cole: tempatkan 10 g magnesium dalam erlenmeyer, kocok
dengan sedikit aquadest. Perlahan-lahan tambahkan 250 mL larutan asam oksalat
dingin jenuh (25 g asam oksalat dalam 250 mL air). Larutan akan mengeluarkan
panas, dinginkan pada ari mengalir, saring, asamkan filtrat dengan penambahan
asam asetat (25 mL asetat glasial), cukupkan volume menjadi 1 L dengan air.
5. Larutan asam amino triptofan, tirosin
6. Larutan albumin 2%, gelatin 2%, casein 2%
7. H2SO4 pekat
5.2.3 Pereaksi Uji Ninhidrin
8. Buffer asetat pH 5: campurkan 59 mL asam asetat 0,1 N dengan 141 mL natrium
asetat 0,1 N
9. Larutan ninhidrin dalam aseton: larutkan 0,1 g ninhidrin dalam 100 mL aseton
10. Larutan yang mengandung protein: albumin 2%, casein 1%, susu dengan
pengenceran 1/5 kali. Larutkan asam amino: prolin, glisin, dll

6.3 Prosedur Kerja Praktikum


6.3.1 Uji Millon
Tambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 3 mL larutan protein, panaskan
campuran baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan
hilang pada pemanasan.
Pertanyaan pengamatan:
Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein? Mengapa
larutan albumin terkoagluasi? Larutan protein mana yang memberikan uji negatif?
Mengapa?
6.3.2 Uji Hopkins-Cole
Ke dalam 2 mL larutan protein tambahkan 2 mL reagen Hopkins-Cole. Tambahkan
sedikit demi sedikit kira-kira sebanyak 5 mL H2SO4 pekat melalui sisi tabung.
Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu putar
perlahan-lahan tabung tersebut sampai terbentuk cincin berwarna.
Pertanyaan pengamatan:
Larutan protein mana yang tidak memberikan uji positif dan mengapa?
6.3.3 Uji Ninhidrin
1. Ke dalam 2 mL larutan yang mengandung protein tambahkan 1 mL 0,1 N
larutan burffer asam asetat pH 5 dan kemudian ditambahkan 20 tetes larutan
ninhidrin
2. Panaskan campuran tersebut dalam penangas air mendidih selama beberapa
menit, perhatikan warna yang terjadi
Pertanyaan pengamatan:
a. Warna apa yang terjadi dan senyawa apa yang terbentuk?
b. Gugus apa yang memberikan uji positif?
c. Bagaimana persamaan reaksinya?
VII. Lembar Kerja Percobaan
Topik : Nama :
Tanggal : NIM :
Asisten : Kelompok :

Percobaan Pengamatan
VIII. Referensi
Shabarni G. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung:
Bandung.
Ratayani K., Laksmiwati M.A.A. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana: Bali.
Mathew C.K., and van Holde K.E. 1991. Biochemistry. The Benyamin/Cummings
Publishing Company Inc: California.
Boyer R.F. 1993. Modern Experimental Biochemistry, 2nd ed. The Benyamin/Cummings
Publishing Company Inc: California.

Anda mungkin juga menyukai