Anda di halaman 1dari 35

Pertemuan 8 dan 9

Parasitologi dan Virologi


“virus”
nurihardiyanti@wdh.ac.id
Virus

Sejarah Penemuan Ciri-ciri Tubuh


Cara Klasifikasi Peranan Pembiakan Viroid
Hidup
Pencegahan dan dan Prion
Ukuran Pengobatan
Reproduksi Infeksi VIrus
Bentuk
Menguntung
kan Pada Sel
Struktur Parasit Hidup
Intraseluler Vaksin
Obligat Interveron
Definisi Fase
Merugikan

Kemoterapi
Virus merupakan :

• Partikel yang bersifat parasit obligat pada


sel/makhluk hidup.
• Aseluler (bukan merupakan sel).
• Berukuran sangat renik.
• Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri
makhluk hidup, sedangkan di luar sel
menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.
UKURAN VIRUS

Virus berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
Ukuran virus sekitar 20 – 300 milimikron, jauh lebih kecil dari ukuran bakteri, yaitu 10 mikron.
Untuk membuktikan bahwa ukuran virus sangat kecil, Iwanovski dan M. Beijerinck melakukan
eksperimen dengan penyaringan. Ternyata virus tetap lolos dari saringan keramik, sedangkan bakteri
tersaring karena ukurannya lebih besar daripada virus.
Sel bakteri
Virus (berwarna hijau) (berwarna biru) Sel Eukariotik

Perbandingan ukuran
Virus Berselubung

Reseptor Virus

Materi Genetik (DNA / RNA)

Selubung Protein (Kapsid)

Kapsul virus
Virus Kompleks

Kapsid / Kepala

Selubung
Ekor

Serabut Ekor
Virus Telanjang
Ada beragam bentuk tubuh virus, diantaranya :

Bulat Batang

Seperti huruf T
Polihidris
• Bertujuan untuk memperbanyak partikel virus.

Replikasi virus terjadi hanya bila virus berada di dalam sel makhluk hidup.
Secara umum replikasi terjadi melalui 5 tahapan, yaitu :
1. Absorpsi
2. Penetrasi
3. Sintesis
4. Pematangan / Perakitan
5. Lisis
REPRODUKSI VIRUS
Adalah kemampuan virus untuk berkembang biak yang memerlukan lingkungan sel yang hidup. Dalam hidupnya,
virus juga mengalami siklus/daur hidup yang akan dibagi menjadi 2 yaitu daur litik dan daur lisogenik.
DEFINISI TIAP DAUR

Daur Litik Daur Lisogenik


Daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel
Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah reproduksi, tapi berintegrasi dengan
induk setelah berhasil melakukan reproduksi. DNA sel induk. Jadi, virus akan bertambah banyak
pada saat sel inang membelah.
Daur litik terdiri dari beberapa fase, antara lain
fase adsorpsi, injeksi, sintesis, assembling, dan litik Fase – fase dalam daur lisogenik antara lain
fase penggabungan, replikasi, sintesis, perakitan dan
litik.
DAUR LITIK

a. Fase adsorpsi b. Fase injeksi atau


(penempelan) penetrasi
Fase adsorpsi ditandai dengan melekatnya ekor Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri, virus akan
virus pada sel bakteri. Setelah menmpel, virus memasukkan materi genetic (DNA) kedalam tubuh
mengeluarkan enzim lisozim (enzim sel bakteri. Jadi, kapsid virus tetap berada di luar sel
penghancur) sehingga terbentuk lubang pada bakteri dan berfungsi lagi
dinding bakteri untuk memasukkan materi
genetic virus.

c. Fase ekliptase dan d. Fase perakitan e. Fase litik (pemecahan


sintesis (assembling) sel)
DNA virus akan memengaruhi DNA bakteri. Bagian – bagian virus yang telah terbentuk, Ketika perakitan selesai , virus akan
DNA bakteri akan mereplikasi bagian – bagian oleh bakteri akan dirakit menjadi virus menghancurkan dinding sel bakteri dengan
virus sehingga terbentuklah bagian – bagian sempurna. Jumlah virus yang terbentuk enzim lisozim, akhirnya virus keluar dan siap
virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya sekitar 100 – 200 buah dalam satu daur litik. mencari liiang baru.
itu disintetis virus dan protein yang dijadikan
sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
DAUR LISOGENIK

a. Fase penggabungan b. Fase replikasi


Fase penggabungan ditandai dengan DNA virus yang Setelah menyisip DNA virus tidak aktif yang disebut
memutuskan DNA bakteri, kemudian DNA virus profage. Kemudian DNA bakteri mereplekasikan
menyisip diantara benang DNA bakteri yang terputus untuk melakukan pembelahan. Akibatnya, tiap kali
tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri sel membelah karena DNA-nya telah menyatu
terdiri materi genetic virus. Materi genetic virus
dengan DNA virus dan membentuk profage maka
bergabung dengan materi genetic sel inang,
kemudian membentuk profage. DNA virus akan terus tergandakan.

c. Fase sintesis d. Fase perakitan e. Fase litik


DNA virus melakukan sintesis untuk Setelah virus membentuk bagian – bagian Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel
membentuk bagian – bagian virus. virus, kemudian DNA masuk ke dalam tubuh bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan
virus membentuk virus baru. mencari inang baru.
CIRI – CIRI VIRUS

1. Virus hanya dapat hidup pad sel hidup atau bersifat parasit intraseluler obligat
2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi lainnya
3. Nama virus tergantung pada asam nukleat yang menyusun genomnya ( materi atau partikel genetic ) sehingga terdapat virus DNA dan
birus RNA
4. Virus tidak memiliki enzim metabolism dan tidak memiliki ribosom ataupun perangkat atau organel sel lainnya
5. Tiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran
inang
6. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang terdiri dari asam nukleat yang terbungkus dalam lapisan
pelindung
7. Genom virus lebih beragam dari genom konvesional ( DNA untai tunggal atau single heliks ) yang dimiliki oleh organisme lainnya
PERANAN VIRUS
Seperti benda yang lainnya, virus mempunyai sisi baik dan buruknya. Maka dari itu pada
bab ini kita akan mempelajari peranan virus bagi manusia, baik yang menguntungkan
maupun merugikan.
A. Peran Merugikan

1. Menyebabkan penyakit pada tumbuhan


2. Menyebabkan penyakit pada Hewan /Manusia

Herpesvirus

Coronavirus
1. Vaksinasi

Pemberian virus yang telah dilemahkan ke dalam tubuh agar


tubuh membentuk antibodi virus tersebut.

2. Pengobatan
VIRUS YANG MERUGIKAN
VIRUS PADA HEWAN

1. 1. Polyoma, menyebabkan tumor


2. 2. H5N1, menyerang unggas menyebabkan flu burung
3. New Castle Disease (NCD) atau Tetelo, memnyerang system saraf pada ungags
3. 4. Foot and Mouth Disease (FMD), menyerang kuku dan mulut
4. 5. Rabies, menyebabkan rabies pada anjing, kucing, dan monyet
5. 6. RSV (Rous Sarcoma Virus), menyebabkan kanker pada ayam
6. 7. Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tertentu, dan juga penyebab penyakit saluran pernafasan
VIRUS PADA TUMBUHAN

1. Mosaik, penyakit yang menyebabkan bercak kuning pada


daun tumbuhan seperti tembakau, kacang kedelai, tomat
kentang dan beberapa jenis labu.
2. Yellows, penyakit yang menyerang tumbuhan aster.
Penyakit ini disebabkan oleh geminivirus Tomato Yellow
Leaf Curl Virus (TYLCV)
3. Daun menggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan
lobak yang diserang virus Turnip Yellow Mozaic Virus
( TYMV ).
4. Penyakit tungro (virus Tungro) pada tanaman padi.
VIRUS PADA MANUSIA

Beberapa virus dianggap sangat penting karena


menyebabkan penyakit yang fatal. Penyakit yang
menyerang manusia akibat virus, misalnya rabies,
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome),
polio, dan demam kuning.
1. Penyakit sapi gila, juga dikenal sebagai bovine
spongiform encephalopathy.
2. Naegleria, Amoeba kecil ini menyerang jaringan otak
yang di tandai dengan tubuh kejang mulai, diikuti oleh
koma. Hidup pada perairan hangat Amerika masuk ke
tubuh melalui lubang hidung.
3. HIV, Virus yang satu ini menyerang kekebalan tubuh
dan hingga kini belum ada obatnya. Ibarat menunggu
kematian kalau udah terjangkit virus ini.
VIRUS YANG MENGUNTUNGKAN
MEMPRODUKSI VAKSIN
Vaksin merupakan pathogen yang telah dilemahkan
sehingga tidak berbahaya jika menyerang manusia. Vaksin
digunakan sebagai pengenalan virus pada antibody tubuh
sehingga tubuh dapat memproduksi antibody baru untuk
menangkal virus. Jika sewaktu – waktu terserang pathogen yang
sebenarnya, tubuh manusia telah kebal.
MEMBUAT ANTITOKSIN
Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dari gen yang mempunyai
sifat menguntungkan. Langkahnya denga menyisipkan gen yang menguntungkan (gen manusia
dapat mengendalikan produksi antitoksin) ke dalam sel bakteri. Jika sel bakteri diinfeksi
oleh virus, virus yang terbentuk akan memiliki DNA/gen manusia. Jika virus menginfeksi
bakteri lain sehingga bakteru yang terinfeksi memiliki DNA/gen manusia. Sel bakteri
tersebut akan mengandung gen manusia penghasil antitoksin.
MELEMAHKAN BAKTERI
Virus yang menyerang bakteri pathogen merupakan virus
yang menguntungkan. Jika DNA virus lisogenik menginfeksi
DNA bakteri pathogen, bakteri tersebut menjadi lemah atau
tidak berbahaya
VIROID
Viroid merupakan molekul kecil RNA sirkuler telanjang
(tanpa kapsid) yang lebih kecvil dari virus. Viroid hanya
berupa asam nukleat yang terdiri atas beberapa ratus
nukleotida dan tidak mengkode protein, tetapi mampu
bereplikasi didalam sel inang dengan menggunakan enzim
seluler. Virpid biasanya menginfeksi tanaman. Molekul
RNA viroid akan mengganggu metabolisme sel dan
mengacaukan sistem pengendalim pertumbuhan sehingga
meghambat pertumbuhan pertanaman. Pada tahun 1927,
sekitar 10 juta tanaman kelapa mati karena terinfeksi viroid
di Fhilipina.
PRION
Pada tahun 1997, ilmuan amerika , Stanly
Prusiner, mendapatkan Hadiah Nobel atas
penelitiannya terhadap proteinpenginfeksi
yang lebih sederhana dari viroid, yaitu
prion. Berbeda dengan viroid, prion
merupakan protein yang tidak dapat
bereplikasi, tetapi mampu mengubah
protein inang menjadi protein versi prion.
KLASIFIKASI VIRUS
Klasifikasi dan penamaan virus telah dirintis sejak 1966 oleh International Commitee on Taxonomy of
Viruses (ICTV) dan terpisah dari klasifikasi makhluk hidup. Taksonomi virus terdiri atas empat tingkat, yaitu ordo,
famili, genus, dan spesies. Taksonomi adalah ilmu klasifikasi makhluk hidup, mengelompokkannya secara berurut
sesuai dengan derajat persamaan dan perbedaan antara mereka, lalu memberinya nama ilmiah.
Berikut contoh klasifikasi virus ebola berdasarkan ICTV
Ordo         :     Mononegavirales
Famili       :     Filoviridae
Genus       :     Filovirus
Spesies     :     Ebola virus zaire
VAKSIN
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenic yang digunakan untuk mnghasilkan kekebalan aktif
terhaap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”. Vaksin diciptakan oleh Edward Jenner
pada tahun 1796 untuk cacar sapi.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil
– hasil pemurniannya (protein, pepptida, partikel serupa virus,dsb). Vaksin akan mempersiapkan system kekebalan manusia atauu hewan untuk bertahan
terhadap serangan pathogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu system kekebalan untuk melawan sel – sel degenerative
(kanker)
Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang system imunologi tubuh untuk membentuk antibody tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga dapat
melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
INTERFERON
Interferon adalah hormon berbentuk sitokina berupa protein berjenis glikoprotein yang disekrese oleh sel vertebrata
karena akibat rangsangan biologis, seperti virus, bekteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan senyawa lainnya.
Interferon terdiri dari interferon alpha, beta, dan gamma.
KEMOTERAPI
Kemoterapi adalah adalah pemberian obat anti kanker (sitostatika) yang bertujuan untuk membunuh sel kanker atau dapat
juga didefinisikan dengan penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit
Tujuan kemoterapi: dapat sebagai terapi kuratif, bagian dari terapi paliatif atau sebagai radiosensitizer.
Strategi pemberiannya: dapat sebagai terapi ajuvan, konsolidasi, induksi, intensifikasi, pemeliharaan, neoadjuvan, ataupun
paliatif.
Cara pemberiannya: dapat secara oral, intra vena, intraarterial, intraperitoneal, atau intrakavitas
PEMBIAKAN PADA SEL
HIDUP
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel atau jaringan hidup. Oleh karena itu, virus menginfeksi sel bakteri, sel hewan, atau
sel tumbuhan untuk bereproduksi. Cara reproduksi virus disebut proliferasi atau replikasi. 
Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. Pada daur litik, virus akan
menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi, sedangkan pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel
bakteri tetapi virus berintegrasi dengan DNA sel bakteri, sehingga jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut
membelah. 

Anda mungkin juga menyukai