Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN IV

PRAKTIKUM 1: ANALISA KARBOHIDRAT

I. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengoperasikan atau melakukan analisis
karbohidrat dan menerjamahkan hasil praktikum dari analisa karbohidrat.

II. Tata Tertib dan Etika Praktikum


- Praktikan diwajibkan datang 15 menit sebelum sesi yang telah dijadwalkan
- Praktikan diwajibkan menggunakan atribut praktikum seperti masker, jas laboraturium,
sarung tangan, penutup kepala dan berpakaian rapi, serta dilarang menggunakan sandal.
- Selama praktikum, praktikan harus menjaga ketenangan dan kebersihan laboratorim.
- Selama kegiatan praktikum praktikan tidak diperbolehkan makan dan minum di dalam
laboratorium.
- Praktikan harus mengisi dan menandatangani daftar hadir yang telah disediakan.
- Praktikan mengisi daftar inventaris alat dan bahan dengan menceklis alat-alat dan bahan-
bahan yang dibutuhkan selama praktikum. Jika terdapat alat dan bahan yang masih belum
tersedia di meja praktikum, segera laporkan ke asisten atau petugas laboraturium untuk
segera disediakan.
- Laporan sementara merupakan syarat wajib praktikan untuk dapat mengikuti praktikum
yang harus dikerjakan dirumah bukan di laboraturiuam pada waktu sesi dilaksanakan.
- Sterilkan atau cucilah setiap peralatan yang telah digunakan selama praktikum oleh
masing-masing praktikan.
- Dilarang menghisap pipet dengan mulut untuk asam dan basa kuat seperti HCl, H2SO4,
NH4OH, dan NaOH.
- Apabila terjadi kontak dengan bahan-bahan berbahaya, korosif, atau beracun, segera bilas
dengan air sebanyak-banyaknya selama ± 15 menit dan segera lapor kepada asisten atau
dosen.
- Praktikan diwajibkan membuat laporan akhir praktikum yang sistematikanya telah
ditentukan dan akan dikumpulkan sesuai tenggang waktu yang telah ditentukan
III. Alokasi Waktu
Pada praktikum ini menggunakan pembelajaran luring dan daring. Alokasi pembelajaran
praktikum luring selama 150 menit dan alokasi praktikum daring selama 20 menit.

IV. Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada laboratorium kimia.

V. Teori Dasar Praktikum


5.1 Uji Molish
Pereaksi Molisch sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat didehidratasi
oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural atau senyawa furfural tersubstitusi, seperti
hidroksimetil-furfural.

Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau derivatnya dengan 𝛼-naftol
menghasilkan senyawa berwarna ungu kemerahan. Selain itu furfural dapat berkondensasi
dengan bermacam-macam senyawa fenol atau amin memberikan turunan senyawa berwarna.
Uji ini adalah uji umum untuk karbohidrat walaupun hasilnya bukan merupakan reaksi yang
spesifik untuk karbohidrat. Hasil yang negatif merupakan petunjuk yang jelas tidak adanya
karbohidrat.

5.2 Uji Benedict


Uji benedict berdasarkan atas reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Larutan-larutan tembaga dalam
keadaan alkalis bila direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton
bebas akan membentuk endapan kupro oksida (Cu2O) yang berwarna merah bata.
Disakarida, seperti maltosa dan laktosa dapat mereduksi Cu2+ karena mempunyai gugus
keton bebas. Pada proses reduksi dalam suasana basa biasanya ditambahkan zat
pengompleks, seperti sitrat untuk mencegah terjadinya endapan CuCO3 dalam larutan
natrium karbonat yang ada dalam reagen benedict. Uji benedict juga dapat dipakai untuk
menaksir konsentrasi karbohidrat bebas karena berbagai konsentrasi karbohidrat akan
memberikan intensitas warna yang berlainan.

5.3 Glukosa Dalam Urin


Adanya glukosa dalam urin dapat diperiksa dengan teknik yang berdasarkan atas sifat
dari glukosa yang dapat mereduksi ion-ion logam tertentu dalam larutan alkalis, misalnya
Cu, Bi, Hg dan Fe. Metode yang berdasarkan reduksi ion-ion Cu (uji Gula Reduksi) antara
lain adalah Uji Fehling dan Uji Benedict. Dari kedua cara ini Uji Benedict ternyata lebih
baik untuk pemeriksaaan urine oleh karena tidak banyak zat yang mengganggu. Uji yang
berdasarkan metode ini tidak spesifik terhadap glukosa artinya gula-gula lain ataupun zat-
zat lain yang mempunyai daya mereduksi, juga akan juga menghasilkan hasil pemeriksaan
yang positif. Percobaan ini dilakukan dua kali dengan sampel, yaitu:
1. Urin patologis yang disediakan oleh lab
2. Urin mahasiswa sendiri

VI. Prosedur Kerja Praktikum


6.1 Alat Praktikum
1. Gelas ukur
2. Batang pengaduk
3. Tabung reaksi
4. Beaker glass
5. Pipet tetes
6. Pipet ukur
7. Timbangan analitis
8. Kertas saring
9. Kaca corong penyaring
10. Penangas air

6.2 Bahan Praktikum


1. Larutan glukosa 0,3%; 1%; 5%
2. Larutan fruktosa 1%
3. Larutan sukrosa 1%
4. Larutan laktosa 1%
5. Larutan maltosa 1%
6. Larutan galaktosa 1%
7. Larutan pati
8. Pereaksi Molisch (larutan 5% 𝛼-naftol dalam alkohol 95%)
9. H2SO4 pekat
10. Reagen Benedict: Campurkan 173 gram natrium sitrat dan 100 gram Na2CO3
anhidrat dalam kira-kira 800 mL air, aduk, lalu saring. Kemudian tambahkan 17,3
gram CuSO4 yang telah dilarutkan dalam 100 mL aquades. Selanjutnya volume total
dibuat menjadi 1 L dengan aquades
11. 0,1 M galaktosa : larutkan 18 gram galaktosa dalam 1 L air
12. 0,1 M fruktosa : larutkan 18 gram fruktosa dalam 1 L air
13. Larutan Glukosa 0,1 M , Larutan sukrosa 0,1 M , dan Larutan pati 1%
14. Urin patologis

6.3 Prosedur Kerja Praktikum


6.3.1 Uji Molisch
1. Ke dalam tabung reaksi masukkan 5 mL bahan percobaan dan 2-3 tetes
pereaksi Molisch, aduk dengan baik
2. Tambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung 3 mL asam sulfat pekat.
Perhatikan warna yang terjadi pada batas larutan.
Pertanyaan Pengamatan :
1. Warna apa yang terlihat di antara permukaan dua larutan tersebut?
2. Mengapa banyak protein juga memberikan uji molisch yang positif?

6.3.2 Uji Benedict


1. Tambahkan 2-3 tetes larutan glukosa pada tabung reaksi yang telah mengandung
1-2 mL reagen Benedict, lalu dikocok. Tempatkan tabung reaksi ke dalam penangas
air mendidih selama 5 menit, biarkan dingin, amati perubahan warnanya.
Pembentukan endapan hijau, kuning atau merah menunjukkan reaksi positif.
2. Lakukan percobaan tahap (1) untuk larutan 0,1 M galaktosa, maltosa, sukrosa,
fruktosa dan larutan pati 1%.
3. Ulangi percobaan tahap (1) untuk larutan 0,1 M glukosa yang diencerkan 2 kali, 10
kali, 50 kali, dan 100 kali. Bagaimanakah hasil pengenceran tersebut?

Pertanyaan Pengamatan :
1. Berapa kadar karbohidrat terendah yang masih dapat diamati dengan uji
benedict?
2. Senyawa apalagi selain tembaga yang dapat direduksi ? Apa fungsi berbagai
bahan dalam reagen benedict ?

6.3.3 Glukosa dalam Urin


1. Siapkan lima buah tabung reaksi
2. Masukkan 2,5 ml larutan benedict ke dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Tambahkan empat tetes larutan yang akan diperiksa,
Urin patologis yang terdiri dari :
Tabung I : Glukosa 0,3 %
Tabung II : Glukosa 1 %
Tabung III : Glukosa 5%
Tabung IV : Galaktosa 1%
Tabung V : Urin mahasiswa
4. Campur dengan baik
5. Didihkan selama 3 menit, kemudian dinginkan. Catat warna yang terjadi.
6. Penafsiran
Warna Penilaian Warna Endapan Kadar Glukosa
Biru - - 0
Hijau/hijau kuning + ± < 0,5%
Kuning/kuning orange + ++ 0,5 – 1%
Jingga + +++ 1 – 2%
Merah bata + ++++ > 2%
VII. Lembar Kerja Percobaan
Topik : Nama :
Tanggal : NIM :
Asisten : Kelompok :

Percobaan Pengamatan

VIII. Referensi
Shabarni G. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia. Sekolah Tinggi Farmasi Bandung:
Bandung.
Ratayani K., Laksmiwati M.A.A. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana: Bali.
Mathew C.K., and van Holde K.E. 1991. Biochemistry. The Benyamin/Cummings
Publishing Company Inc: California.
Boyer R.F. 1993. Modern Experimental Biochemistry, 2nd ed. The Benyamin/Cummings
Publishing Company Inc: California.

Anda mungkin juga menyukai