Anda di halaman 1dari 15

MANAGEMENT PENGATURAN MIKROTIK

Mata Kuliah : Jaringan Komputer 2


Pengampu : Danang.,S.Kom, M.Kom

DISUSUN OLEH :

Nama : Kurnia Fitra Deviandrianto

NPM : 888740910190048

Kelas : TIS 19-2

S1-TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS KOMPUTER BISNIS

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI KOMPUTER

WELERI 2021
BAB I PENDAHULUAN

 1.1. Latar Belakang Masalah

Mikrotik saat ini banyak digunakan oleh Internet Service Provider maupun para system
administrator yg lain, seperti warnet, game center, perkantoran, sekolahan, kampus, dan lain lain.
Mikrotik OS menjadikan komputer router yang handal yang di lengkapi dengan berbagai fitur dan
tool, baik untuk jaringan kabel maupun wireless. Routing memegang peranan penting dalam suatu
network terutama dalam mengatur jalur data dari satu komputer ke komputer lain. Komputer yang
bertugas mengatur routing di sebut Router

Hotspot, kata ini sering kita dengar baik disekolah, kampus, seminar, ataupun menjadi bahan
perbincangan oleh banyak orang akhir – akhir ini. Secara bahasa Hotspot adalah daerah atau wilayah
atau area dimana client dapat terkoneksi dengan jaringan internet melalui media wireless
(nirkabel/tanpa kabel) menggunakan perangkat Personal Computer (PC), ataupun menggunakan
perangkat bergerak (mobile) seperti Notebook, PDA ataupun Handphone yang memiliki fasilitas
Wireless LAN, dalam jangkauan tertentu.

Hotspot merupakan salah satu pemanfaatan dari teknologi Wireless LAN. Dengan
menggunakan Perangkat wireless LAN ini memungkinkan adanya hubungan antara para pengguna
informasi walaupun pada saat kondisi mobile (bergerak), sehingga memberikan kemudahan pada
pengguna informasi dalam melakukan aktivitasnya. .

Bandwidth (pemakaian jalur data) yang digunakanmembutuhkan suatu pengaturan untuk


mengontrol kapsitas bandwidth. Program pengaturan kontrol kapasitas akses data didalam jaringan
komputer sering disebut dengan shaping bandwidth ataubandwidth management. Didalam Mikrotik
OS terdapat fitur Queue untuk memudahkan pengaturan tersebut.

Permasalahan bandwidth, adalah permasalahan yang paling sering kita temui dalam
teknologi jaringan komputer. Banyaknya jumlah komputer dalam sebuah laboratorium yang
menginginkan terkoneksi ke internet tidak diimbangi dengan ketersediaan bandwidth yang cukup.
Minimnya bandwidth yang tersedia, sangat berpengaruh dengan kecepatan akses ke internet. Oleh
karena itulah harus ada suatu manajemen bandwidth yang tepat dalam mengoptimalisasi
keterbatasan bandwidth tersebut.

Bandwidth (pemakaian jalur data) yang digunakanmembutuhkan suatu pengaturan untuk


mengontrol kapsitas bandwidth. Program pengaturan kontrol kapasitas akses data didalam jaringan
komputer sering disebut dengan shaping bandwidth ataubandwidth management. Didalam Mikrotik
OS terdapat fitur Queue untuk memudahkan pengaturan tersebut. Permasalahan bandwidth, adalah
permasalahan yang paling sering kita temui dalam teknologi jaringan komputer. Banyaknya jumlah
komputer dalam sebuah laboratorium yang menginginkan terkoneksi ke internet tidak diimbangi
dengan ketersediaan bandwidth yang cukup. Minimnya bandwidth yang tersedia, sangat
berpengaruh dengan kecepatan akses ke internet. Oleh karena itulah harus ada suatu manajemen
bandwidth yang tepat dalam mengoptimalisasi keterbatasan bandwidth tersebut.
Bandwidth (pemakaian jalur data) yang digunakanmembutuhkan suatu pengaturan untuk
mengontrol kapsitas bandwidth. Program pengaturan kontrol kapasitas akses data didalam jaringan
komputer sering disebut dengan shaping bandwidth ataubandwidth management. Didalam Mikrotik
OS terdapat fitur Queue untuk memudahkan pengaturan tersebut. Permasalahan bandwidth, adalah
permasalahan yang paling sering kita temui dalam teknologi jaringan komputer. Banyaknya jumlah
komputer dalam sebuah laboratorium yang menginginkan terkoneksi ke internet tidak diimbangi
dengan ketersediaan bandwidth yang cukup. Minimnya bandwidth yang tersedia, sangat
berpengaruh dengan kecepatan akses ke internet. Oleh karena itulah harus ada suatu manajemen
bandwidth yang tepat dalam mengoptimalisasi keterbatasan bandwidth tersebut. .

1.2.   Perumusan Masalah

 Berdasarkan permasalahan yang telah kami uraikan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang dihadapi sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang dan membuat jaringan Local Area Network (LAN) untuk
mempermudah dalam melakukan sharing data ?
2. Bagaimana penggunaan topologi yang berkaitan dengan hardware dan software?
3. Bagaimana perancangan skema jaringan dan setting jaringan yang dibutuhkan?

1.3.   Tujuan

 Tujuan dari perancangan jaringan komputer ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan tentang merancang dan membuat jaringan Local Area


Network (LAN).
2. Mengetahui jenis hardware dan software yang dibutuhkan pada topologi yang akan
digunakan.
3. Mengetahui perancangan tentang skema jaringan dan setting jaringan.

1.4.   Manfaat

 Manfaat dari perancangan jaringan komputer ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat merancang dan membuat jaringan Local Area Network (LAN).


2. Dapat membuat topologi yang tepat dengan menentukan jenis hardware dan software
yang dibutuhkan.
3. Mengetahui keuntungan dari skema jaringan dan setting jaringan yang dibuat.

1.5.   Batasan Masalah


 Batasan masalah dari perancangan jaringan komputer ini adalah sebagai berikut :

1. Perancangan jaringan dengan menggunakan metode jaringan Local Area Network


(LAN).
2. Perancangan dan pembuatan jaringan dengan memilih topologi yang tepat.
3. Memprogram komputer agar dapat digunakan untuk sharing data, internet dan printer.
BAB II
ISI

2.1. Deskripsi Client Server

Dalam model klien/server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang terpisah,
tapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen klien dan komponen server. Hanya
ada satu server & yang lainnya adalah sebagai client. Komponen client juga sering disebut
sebagai front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen client
dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan menerima masukan data dari
pengguna. Komponen client tersebut akan menyiapkan data yang dimasukkan oleh pengguna
dengan menggunakan teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen
server yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request terhadap
beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan menerima request dari
client, dan langsung memprosesnya dan mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada
client. Client pun menerima informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan
menampilkannya kepada pengguna, dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan
pengguna. Jadi intinya, client sebagai penerima dan server sebagai pengirim.

2.2 Hardware dan Software yang digunakan

A. Hardware

Perangkat jaringan:

1. Switch 24 Port 10/100 Mbps


2. Router
3. Access Point
4. Kabel UTP
5. Modem

Spesifikasi Server:

Processor: Intel Core i5 4460 3.20Ghz Box (socket 1150).

Mother Board: Gigabyte GA G41M-Combo.

Harddisk: WD 3.5" 160Gb /7200rpm Sata.

Memory: V Gen DDR-2 1Gb pc 5300.

Casing: Power Up Micro Base.

Kipas/Fan Processor: Fan Processor P4-LGA 775 Intel Varro.


PCI Card: PCI Ethernet card /LAN 10/100Mbps TPLink TF-3200.

UPS: ICA CE-600 / CP700 600VA.

Optical Drive: Samsung DVD-RW External Slim USB.

Spesifikasi Client:

Processor: Intel Corei3 2310 3.10Ghz Box (socket 1155).

Motherboard: ECS G41-M16.

VGA: Forsa FX5500/5600 256mb AGP.

Harddisk: WD 3.5" 320Gb /7200rpm Sata.

Memory: V Gen DDR-2 1Gb pc 5300.

Casing: Power Up Micro Base.

Kipas/Fan Processor: Fan Processor P4-LGA 775 Intel Varro.

Monitor: Samsung LED 19" LS19D300NY.

UPS: ICA CE-600 / CP700 600VA.

PCI Card: PCI Ethernet card /LAN 10/100Mbps TPLink TF-3200.

Keyboard: Logitec K120 USB.

Mouse: Optik Logitec USB B100.

Optical Drive: Samsung DVD-RW External Slim USB.

Lainnya:

Printer Canon IP 4200.

B. SOFTWARE (Operating System)

OS Server: Ms. Windows Server 2003.

OS Client: Ms. Windows-7 Home Premium OEM 32Bit.


2.3 DAFTAR RENCANA ANGGARAN BARANG

Perangkat Jaringan:
No Nama Barang Harga Jumlah Harga Total

1. Switch 24 Port 10/100 Mbps DLINK Rp 623,000 2 Rp 1,246,000

2. Router Dlink DI704P Rp 460,000 1 Rp 920,000


3. Access Point TPLink TL-WA5110G Rp 325,000 2 Rp 325,000

4. Kabel UTP Cat 6 Belden [7814A] Rp 5,100/meter 500 Rp 2,550,000


meter
5 Modem Rp.200.000 1 Rp.200.000

Server:
5. Processor Intel Core i5 4460 Rp 2,562,000 2 Rp 5,124,000
3.20Ghz Box (socket 1150)
6. Gigabyte GA G41M-Combo Rp 1,192,000 2 Rp 2,384,000
7. WD 3.5" 160Gb /7200rpm Sata Rp 487,000 2 Rp 974,000
8. V Gen DDR-2 1Gb pc 5300. Rp 231,000 2 Rp 462,000
9. Casing Power Up Micro Base Rp 180,000 2 Rp 360,000
10. Fan Processor P4-LGA 775 Intel Rp 50,000 2 Rp 100,000
Varro
11. PCI Ethernet card /LAN Rp 54,000 2 Rp 108,000
10/100Mbps TPLink TF-3200
12. UPS ICA CE-600 / CP700 600VA Rp 465,000 2 Rp 930,000

13. Samsung DVD-RW External Slim USB Rp 295,000 2 Rp 590,000

Client:
14. Processor Intel Corei3 2310 Rp 2.050,000 12 Rp 24,100,000
2.10Ghz Box (socket 1155)
15. ECS G41-M16 Rp 1,084,000 12 Rp 12,168,000
16. Forsa FX5500/5600 256mb AGP Rp 314,000 12 Rp 3,768,000

17. WD 3.5" 320Gb /7200rpm Sata Rp 610,000 12 Rp 7,320,000


18. V Gen DDR-2 1Gb pc 5300 Rp 231,000 12 Rp 2,772,000
19. Casing Power Up Micro Base Rp 180,000 12 Rp 2,160,000
20. Fan Processor P4-LGA 775 Intel Rp 50,000 12 Rp 600,000
Varro
21. Samsung LED 19" LS19D300NY Rp 1,070,000 12 Rp 12,840,000
22. UPS ICA CE-600 / CP700 600VA Rp 465,000 12 Rp 5,580,000

23. PCI Ethernet card /LAN Rp 54,000 12 Rp 648,000


10/100Mbps TPLink TF-3200
24. Keyboard Logitec K120 USB Rp 107,000 12 Rp 1,214,000
25. Mouse Optik Logitec USB B100 Rp 50,000 12 Rp 600,000
26. Samsung DVD-RW External Slim USB Rp 295,000 12 Rp 3,540,000

Lainnya:
27. Printer Canon IP 4200 Rp 1,463,000 2 Rp 2,926,000
TOTAL Rp.96,509,000
2.4. Rancangan Skema Jaringan
2.5. Setting Jaringan

Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil
dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih
kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP
Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

1. Alasan Melakukan Subnetting

1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas
oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau
16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan
jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang
ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki
lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan
menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device,
mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan
memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan
network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical
network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network
harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network
biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih
kecil – dari Class C address.

2. Tujuan Subnetting

Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai


10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang
tidak terpakai).
2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu
kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4. Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa
memaksimalkan penggunaan IP Address.
6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan
media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya
host dalam suatu network.

8. Fungsi Subnetting

Fungsi subnetting antara lain sebagai berikut:

 Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan    
bertabrakan (collision) atau macet.
 Teroptimasinya unjuk kerja jaringan. Pengelolaan yang disederhanakan.
 Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,

3. Proses Subnetting

Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :

1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.


2. Menentukan jumlah host per subnet.
3. Menentukan subnet yang valid.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
6. Mengenal Teknik Subnetting

Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting
maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal
dengan perincian sebagai berikut:

Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:

Network Perusahaan

Alamat Jaringan                    : 192.168.1.0

Host Pertama                         : 192.168.1.1

Host Terakhir                         : 192.168.1.254

Broadcast Address                : 192.168.1.255

Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah
network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan
menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung
berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet,
dengan perincian sebagai berikut:

Network Divisi A

Alamat Jaringan / Subnet A     : 192.168.1.0

Host Pertama                               : 192.168.1.1

Host Terakhir                               : 192.168.1.126

Broadcast Address                      : 192.168.1.127

Network Divisi B

Alamat Jaringan / Subnet B    : 192.168.1.128

Host Pertama                              : 192.168.1.129

Host Terakhir                              : 192.168.1.254

Broadcast Address                     : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-
masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari
subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan
security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer
dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus
menggunakan Router.

4. Subnet Mask

Subnet mask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi
network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan
mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT
ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

Class Oktet Pertama Subnet Mask Default Private Address


A 1 – 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B 128 – 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255
C 192 – 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255

Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud
adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.

Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-
masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang
menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP
BIT SUBNET (Default) SUBNETMASK (Default)
Address
A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask
tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk
menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID.
Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255,
oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

-Gedung A
Ruang Informan:
*Default Gateway/IP router: 192.168.2.2
*IP Server: 192.168.2.1 (kelas c)
*IP Client:192.168.2.3 - 192.168.2.8
*IP Printer: 192.168.2.9
*Subnetmask: 255.255.255.0
*Bineri: 11111111.11111111.11111111.0
*DNS: 172.100.10.1

-Gedung B
*Default Gateway/IP router: 192.168.10.50
*IP Server: 192.168.10.1 (kelas c)
*IP Client: 192.168.10.2 - 192.168.10.7
*IP Printer: 192.168.10.8
*Subnetmask: 255.255.255.0
*Bineri: 11111111.11111111.11111111.0
*DNS: 172.100.10.1

2.6. Pengujian

1. Memastikan apakah semua komputer sudah saling terhubung dengan cara ping ke
seluruh
2. Mencoba untuk melakukan share data antar
BAB III PENUTUP

3.1 Penutup

 Demikian perencanaan jaringan komputer yang saya buat, semoga ini dapat diterima
sehingga program yang sudah tersusun dapat memberi manfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dalam merancang jaringan komputer.

Anda mungkin juga menyukai