Anda di halaman 1dari 9

Lex Et Societatis Vol. VI/No.

5/Jul/2018

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA lingkungan di luar Pengadilan, seperti melalui


LINGKUNGAN MENURUT UNDANG-UNDANG Alternatif Penyelesaian Sengketa atau
N0. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN Mekanisme Alternatif Penyelesaian Sengketa
DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP1 atau alternative dispute resolution (ADR), yaitu
Oleh : Prisky S. Sasuwuk2 berupa mediasi atau konsilasi.Tata cara
Dosen Pembimbing: penyelesaian sengketa lingkungan hidup
Henry R. Ch. Memah, SH, MH melalui arbiter tunduk pada ketentuan
Liju Z. Viany, SH, MH arbitrase. Para pihak yang bersengketa berhak
untuk memilih dan menunjuk mediator, atau
ABSTRAK pihak ketiga lainnya dari lembaga penyedia
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk jasa.
mengetahui bagaimanakah Bentuk - Bentuk Kata kunci: Alternatif Penyelesaian, Sengketa,
Gugatan Sengketa Perusakan dan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Pencemaran Lingkungan dan bagaimanakah Hidup.
Pengaturan Hukum Mengenai Alternatif
Penyelesaian Sengketa Lingkungan. Dengan PENDAHULUAN
menggunakan metode penelitian yuridis A. Latar Belakang Masalah
normatif, disimpulkan: 1. Bentuk-bentuk Hukum lingkungan hidup merupakan
gugatan yang dapat diterapkan dalam sengketa instrumen yuridis yang memuat kaedah-
perusakan dan pencemaran lingkungan hidup, kaedah tentang pengelolaan lingkungan
menurut ketentuan Undang-Undang no 32 hidup yang bertujuan untuk mencegah
tahun 2009 adalah mengenai hak gugat penyusutan dan kemerosotan mutu
masyarakat dan organisasi lingkungan hidup. lingkungan, sebagaimana yang dikatakan
Kedua jenis gugatan ini merupakan penerapan oleh Danusaputro bahwa hukum lingkungan
langsung dari unsur kepentingan hukum yang hidup adalah konsep studi lingkungan hidup
menciptakan sebuah hubungan hukum secara yang mengkhususkan pada ilmu hukum,
tidak langsung. Hak gugat masyarakat (class dengan objek hukumnya adalah tingkat
action) serta hak gugat organisasi Lingkungan perlindungan sebagai kebutuhan hidup. 3
Hidup (legal standing), kedua jenis gugatan ini Terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
baru dikenal dekat sejak dikeluarkannya PERMA lingkungan, kebanyakan dilakukan dalam
No 1 tahun 2002 . Kemudian pada undang- konteks menjalankan suatu usaha ekonomi
undang no 32 tahun 2009 hal ini ditegaskan lagi dan sering juga merupakan sikap penguasa
melalui pasal 91 dan pasal 92. Disamping itu maupun pengusaha yang tidak menjalankan
terdapat bentuk gugatan yang disebut hak atau melalaikan kewajiban-kewajibannya
gugat pemerintah (Pasal.90) dan hak gugat dalam perlindungan dan pengelolaan
warga negara atau citisen lawsuit. 2. Menurut lingkungan hidup. Sumber-sumber alam diolah
Pasal. 84 Undang-Undang No. 32 Tahun. 2009 dan ditundukkan untuk memenuhi kebutuhan
yang mengatur tentang Alternatif Penyelesaian materil manusia. Sebaliknya kebutuhan
Sengketa Lingkungan, dapat dilaksanakan baik manusia semakin meingkat dan terdorong oleh
melalui pengadilan (in court) atau di luar kemungkinan-kemungkinan baru dalam
pengadilan (out court). Penyelesaian ini mengolah dan menguras sumber-sumber
merupakan pilihan para pihak dan bersifat alam.4
sukarela, para pihak juga bebas untuk Salah satu hal yang di bahas dalam undang –
menentukan alternative penyelesaian lainnya undang no 32 tahn 2009 adalah mengenai cara
melalui lembaga penyedia jasa yang membantu penyelesaian sengketa masalah pencemaran
penyelesaian sengketa lingkungan hidup dan perusakan lingkungan hidup undang –
apabila cara ini tidak berhasil, misalnya undang ini secara filosofi memberikan jaminan
menggunakan mekanisme arbitrase atau atas hak lingkungan yang baik dan sehat seperti
menggunakan mediator. Penyelesaian sengketa apa yang di cantumkan dalam pasal 28 H UUD

1 3
Artikel Skripsi ST Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku.I Bina Cipta,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Bandung, 1998, hal.46.
4
14071101573 Emil Salim, op-cit, Hal. 81

50
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

1945.5 Sehubungan dengan upaya perlindungan Beragam cara ini memberikan kesempatan dan
kelestarian lingkungan hidup beserta fungsinya, pilihan kepada warga negara untuk
salah satu instrumen yang dapat menentukan proses hukum terkait dengan
dilakukan melalui sanksi hukum, seperti hukum berbagai bentuk kegiatan pencemaran dan
administrasi, sanksi perdata, serta sanksi pengrusakan lingkungan.
pidana. Salah satu hal yang paling penting dari
Bila telah terjadi kerusakan tentu banyak penerapan UU No 32 tahun 2009 ini adalah
yang merasa dirugikan sedang dalam Pasal 65 pada konteks penyelesaian sengketa
ayat (1) UU PPLH, dijelaskan bahwa : setiap pencemeran dan pengrusakan Lingkungan
orang berhak atas lingkungan hidup yang baik Hidup, tentang bagaimana bentuk
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi penyelesaiannya sampai dengan berbagai
manusia, dan Pasal 67 menjelaskan bahwa : ancaman pidana terhadap para pelanggarnya.
setiap orang berkewajiban memelihara Masalah pencemaran dan pengerusakan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta lingkungan hidup ini sesungguhnya merupakan
mengendalikan pencemaran dan/atau masalah yang dialami oleh hampir seluruh
kerusakan lingkungan hidup. negara-negara di dunia, baik yang disebabkan
Kondisi ini disebabkan karena pada oleh alam maupun karena ulah tidak
kenyataannya masih banyak sekali ditemukan bertanggung jawab manusia diyakini
berbagai pencemaran dan pengrusakan dapat mengganggu jalannya proses ekologi
Lingkungan Hidup yang terjadi di negara kita ini. yang berujung pada hancurnya rantai
Untuk menyelesaikan permasalahan- ekosistem dimuka bumi ini. Kondisi ini
permasalahan terhadap pihak yang telah disebabkan karena pada kenyataannya masih
melakukan pencemaran dan pengrusakan banyak sekali ditemukan berbagai pencemaran
Lingkungan Hidup tersebut dilakukan melalui dan pengrusakan Lingkungan Hidup, termasuk
jalur hukum sesuai dengan peraturan yang terjadi di negara kita ini. Untuk
perundang-undangan yang ada dan berlaku menyelesaikan permasalahan-permasalahan
di negara Indonesia. terhadap pihak yang telah melakukan
Kasus-kasus pencemaran dan perusakan pencemaran dan pengrusakan lingkungan
lingkungan tidak hanya terjadi antara pelaku hidup tersebut dilakukan melalui jalur hukum
usaha dan msyarakat, tetapi juga antara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
sesama pelaku usaha dalam hal interaksi usaha yang ada dan berlaku di negara Indonesia.
yang berakses lingkungan dan sumberdaya, Berdasarkan latar belakang uraian diatas,
antara pengusaha dan pemerintah, antara penulis tertarik menulis Skripsi ini dengan judul
masyarakat dengan pemerintah, bahkan antara : “ Alternatif Penyelesaian Sengketa
sesama masyarakat itu sendiri bisa terjadi Lingkungan Menurut Undang-Undang N0. 32
sengketa lingkungan. Semuanya ini merupakan Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
aspek sosio-emvironmental yang mekanisme Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
penyelesaiannya masuk kepada institusi-
institusi penyelesaian sengketa.6 B. Perumusan Masalah
Dalam hukum negara Indonesia sendiri, 1. Bagaimanakah Bentuk - Bentuk
masalah sengketa lingkungan hidup dapat Gugatan Sengketa Perusakan dan
diselesaikan dengan beragam cara. Dimulai dari Pencemaran Lingkungan ?
penyelesaian melalui jalur peradilan maupun 2. Bagaimanakah Pengaturan Hukum
diluar jalur peradilan, mulai dari pelanggaran Mengenai Alternatif Penyelesaian
secara Pidana sampai dengan bentuk-bentuk Sengketa Lingkungan ?
pelanggaran yang dilakukan secara Perdata.
C. Metode Penelitian
5
Dalam melaksanakan suatu penelitian ilmiah
D.K Tulenan, Proses Penyelesaian Sengketa Tindakan diperlukan suatu metode yang tepat dan sesuai
Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009,
dengan permasalahan yang telah ditetapkan.
Jurnal, Lex Et Societatis , Vol. I/no. 3/juli/2013. Hal,198 Jenis Penelitian yang dilakukan ini adalah
6
N H T, Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran Alam, Penelitian Hukum Normatif dengan pendekatan
Jakarta, 2005, hal. 203

51
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

perundang-undangan dan pendekatan kepentingan dan kebijakan public , bukan saja


konseptual, dimana engan pendekatan tersebut dalam masalah lingkungan, tetapi juga dalam
peneliti akan mendapatkan informasi dari masalah-masalah yang menyangkut kebijakan
berbagai aspek mengenai isu hukum yang politik, penetapan harga , pemecatan buruh,
sedang diteliti, yang dicoba untuk dicari periklanan, konsumen, pemadaman listrik, dan
jawabannya.7 lain-lain.9
Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun
PEMBAHASAN 2002 merumuskan gugatan Perwakilan
A. Bentuk - Bentuk Gugatan Sengketa Kelompok adalah suatu tata cara pengajuan
Perusakan dan Pencemaran Lingkungan gugatan, dalam mana satu orang atau lebih
Didalam pengadilan dalam sengketa yang mewakili kelompok mengajukan gugatan
lingkungan menurut Undang-Undang No. 32 untuk diri atau diri-diri mereka sendiri dan
Tahun 2009 terdapat beberapa bentuk gugatan sekaligus mewakili sekelompok orang yang
: jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan
1. Gugatan Kelompok (Class Action). fakta atau dasar hukum antara wakil kelompok
Gugatan class action dijelaskan dalam pasal dan anggota kelompok dimaksud.
91 UU no 32 tahun 2009 Dalam Perma No.1 Tahun 2002, dirumuskan
Masyarakat berhak mengajukan gugatan per adanya Wakil kelompok, satu orang atau lebih
wakilan kelompok untuk yang menderita kerugian yang mengajukan
kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk k gugatan dan sekaligus mewakili kelompok
epentingan masyarakat orang yang lebih banyak jumlahnya. Anggota
apabila mengalami kerugian akibat pencemar kelompok adalah sekelompok orang dalam
an dan/atau kerusakan lingkungan hidup. jumlah banyak yang menderita kerugian yang
Gugatan dapat diajukan apabila terdapat kepentingannya diwakili oleh wakil kelompok di
kesamaan fakta atau peristiwa, pengadilan. Sub kelompok adalah
dasar hukum, serta jenis tuntutan di antara pengelompokan anggota kelompok ke dalam
wakil kelompok dan anggota kelompoknya. kelompok yang lebih kecil dalam satu gugatan
Class action berasal dari bahasa inggris yaitu berdasarkan perbedaan tingkat penderitaan
gabungan dua kata dari class dan action, class dan/atau jenis kerugian.
adalah sekelompok dan action dala pengertian
hukum adalah tuntutan yang diajukan 2. Legal Standing.
kepengadilan.8 Hak gugat organisasi lingkungan hidup
Secara rinci, Pasal. 91 menentukan : diatur dalam Pasal 92 UU No.32 Tahun 2009,
(1) Masyarakat berhak mengajukan dan merupakan salah satu jenis standing selain
gugatan perwakilan kelompok untuk citizen suit. Dalam legal standing, kecakapan
kepentingan dirinya sendiri dan/atau LSM tampil dimuka pengadilan didasarkan pada
kerusakan lingkungan hidup. suatu asumsi bahwa LSM sebagai wali
(2) Gugatan dapat diajukan apabila (guardian) dari lingkungan.
terdapat kesamaan fakta atau Pasal. 92 menentukan :
peristiwa, dasar hukum, serta jenis (1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung
tuntutan di antara wakil kelompok dan jawab perlindungan dan pengelolaan
anggota kelompoknya. lingkunga hidup, organisasi lingkungan
(3) Ketentuan mengenai hak gugat hidup berhak mengajukan gugatan
masyarakat dilaksanakan sesuai dengan untuk kepentingan pelestarian fungsi
peraturan perundang-undangan. lingkungan hidup.
Belakangan ini class action sering digunakan (2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada
dalam berbagai gugatan yang menyangkut tuntutan untuk melakukan tindakan
tertentu tanpa adanya tuntutan ganti
7
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum rugi, kecuali biaya atau pengeluaran ril.
Normatif, Surabaya, Jawa Timur. 2005, hal. 17
8
Dr. Susanti adi Nugroho, Class Action Dan
Perbandingannya Dengan Negara Lain, (Jakarta : 9
N H T Siahaan, Hukum Lingkungan, Penerbit Pancuran
Kencana), 2010, hal 6. Alam, Jakarta, 2006, hal. 215

52
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

(3) Organisasi lingkungan hidup dapat kepentingan hukum secara langsung, yaitu
mengajukan gugatan apabila kepentingan yang dilandasi dengan adanya
memenuhi persyaratan: hubungan hukum antara penggugat dan
a. Berbentuk badan hukum; tergugat dan hubungan hukum itu langsung
b. Menegaskan di dalam anggaran dialami sendiri secara konkrit oleh penggugat.
dasarnya bahwa organisasi tersebut Asas penting lainnya dalam hukum acara
didirikan untuk kepentingan perdata adalah asas actori incumbit
pelestarian fungsi lingkungan hidup; probatio yang berarti barangsiapa mempunyai
dan sesuatu hak atau mengemukakan suatu
c. Telah melaksanakan kegiatan nyata peristiwa harus membuktikan adanya hak atau
sesuai dengan anggaran dasarnya peristiwa itu (Pasal 163 HIR). Penggugat harus
paling singkat 2 (dua) tahun. membuktikan adanya hubungan antara dirinya
Dengan demikian, pasal ini mengakui dengan hak atau kepentingan.Menurut
eksistensi dan peranan Lembaga Swadaya Syahdeini, yang dimaksud dengan actio
Masyarakat (LSM) atau organisasi lingkungan popularis adalah prosedur pengajuan gugatan
sebagai manifestasi kelompok orang atau yang melibatkan kepentingan umum secara
badan hukum, apalagi peranan LSM dikaitkan perwakilan.
dengan Pasal 70 ayat (1) UUPPLH, bahwa Setiap
orang mempunyai hak dan kewajiban untuk B. Penerapan Undang-Undang No. 32 Tahun.
berperanserta dalam rangka perlindungan dan 2009 Mengenai Alternatif Penyelesaian
pengelolaan lingkungan hidup. Sengketa Lingkungan
Secara garis besar terdapat 2 (dua) cara atau
3. Hak Gugat Pemerintah bentuk penyelesaian sengketa lingkungan.
Hak gugat pemerintah diatur dalam Pasal 90 Selain penyelesaian sengketa lingkungan yang
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan diselesaikan di Pengadilan (in court), maka
dan Pengelolaan Lingkungan dikenal pula penyelesaian sengketa diluar
Hidup. Pemerintah dapat mengajukan hak Pengadilan (out court). Terdapat beberapa
gugat ini apabila terdapat usaha atau kegiatan bentuk penyelesaian sengketa lingkungan di
yang merugikan lingkungan hidup. Amanat dan luar Pengadilan, seperti melalui Alternatif
peletakan landasan mengenai kedudukan dan Penyelesaian Sengketa (APS) atau Mekanisme
kepentingan hukum pemerintah dan/atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (MAPS) atau
pemerintah daerah dalam mengajukan gugatan alternative dispute resolution (ADR), yaitu
perdata untuk kepentingan lingkungan berupa mediasi atau konsilasi.11
sangatlah penting. Hal ini telah dijamin dalam undang-undang
yang mengatur tentang perlindungan dan
4. Citicen Lawsuit (Hak Gugat Warga Negara)10 pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia,
Citizen Lawsuit merupakan jenis standing yakni UU No. 32/2009 tentang Perlindungan
selain bentuk legal standing. Citizen Lawsuit dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).
atau dapat pula disebut action popularis ini Dalam Bab. XIII Undang-Undang No. 32
sebenarnya tidak dikenal dalam system hukum Tahun 2009 tentang penyelesaian sengketa
keperdataan Indonesia, karena yang dituntut lingkungan, menurut Pasal 84 menentukan
dalam Citizen Lawsuit adalah ganti rugi, namun bahwa :
merupakan adaptasi dari hukum perdata asing. (1) penyelesaian sengketa lingkungan dapat
Asas dasar utama yang penting dalam hukum ditempuh melalui pengadilan atau diluar
acara perdata kita adalah asas point d'interet pengadilan
point d'action , yang berarti bahwa barangsiapa (2) Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan
mempunyai kepentingan dapat mengajukan hidup dilakukan secara sukarela oleh para
tuntutan hak atau gugatan. Kepentingan di sini pihak yang bersengketa
bukan asal setiap kepentingan, tetapi (3) gugatan melalui pengadilan hanya dapat
ditempuh apabila upaya penyelesaian
10
Baca, Alfridal Darmi, Mengenal Gugatan Warga Negara
(Citicen Lawsuit). Dalam Syahrul Mahmud, Penegakan
11
Hukum Lingkungan Indonesia, 2012, hal. 204 Syahrul Machmud, Op-Cit ha. 215

53
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

sengketa diluar pengadilan yang dipilih Sedangkan penyelesaian sengketa melalui


dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu peradilan diatur pada bagian ketiga UU No 32
atau pihak yang bersengketa. Tahun 2009 dan terdiri dari :15
Ketentuan pada ayat (1) dimaksudkan untuk 1. Ganti Kerugian dan Pemulihan
melindungi hak keperdataan para pihak yang Lingkungan
bersengketa, sedangkan ketentuan pada ayat 2. Tanggung Jawab Mutlak
(3) dimaksudkan untuk mencegah terjadinya 3. Hak Gugat Pemerintah dan Pemerintah
keputusan yang berbeda mengenai satu daerah
sengketa lingkungan hidup untuk menjamin 4. Hak Gugat Masyarakat
kepastian hukum.12 5. Hak gugat Organisasi Lingkungan Hidup
Proses penyelesaian sengketa lingkungan 6. Gugatan Administratif
hidup akibat pencemaran dan/atau perusakan Berkaitan dengan Ganti Kerugian dan
lingkungan dasar pengaturannya sebagai Pemulihan Lingkungan, Pasal. 87 menentukan :
berikut : (1) Setiap penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang melakukan
1. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup perbuatan melanggar hukum berupa
Melalui Pengadilan (In Court). pencemaran dan/atau perusakan
Hukum Lingkungan Keperdataan terutama lingkungan hidup yang menimbulkan
mengatur perlindungan hukum bagi korban kerugian pada orang lain atau
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan lingkungan hidup, wajib membayar
akibat perbuatan pencemar yang menimbulkan ganti rugi dan/atau melakukan tindakan
kerugian bagi korban dan menyebabkan tertentu.
penderita berhak mengajukan gugatan ganti (2) Setiap orang yang melakukan
kerugian terhadap pencemar. Upaya hukum pemindahtanganan, pengubahan sifat
yang dapat ditempuh berdasarkan Pasal 90 dan dan bentuk usaha, dan /atau kegiatan
Pasal. 91 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 dari suatu badan usaha yang melanggar
(UUPPLH) yang memungkinkan pemerintah hukum tidak melepaskan tanggung
ataupun masyarakat melakukan gugatan jawab hokum dan/atau kewajiban
lingkungan untuk memperoleh ganti kerugian badan usaha tersebut.
dan atau biaya pemulihan lingkungan atau (3) Pengadilan dapat menetapkan
melakukan tindakan tertentu.13 pembayaran uang paksa terhadap
Ganti kerugian pada hakekatnya tidak sertiap hari keterlambatan atas
menghilangkan pencemaran lingkungan, karena pelaksanaan putusan pengadilan
penyebab atau sumber pencemaran tidak (4) Besarnya uang paksa diputuskan
menjadi lenyap. Hal ini dapat pula berdasarkan peraturan perundang-
menimbulkan kesan yang keliru tentang si undangan.
pembayar mencemarkan (de betaler vervuilt). Ketentuan dalam ayat (1) merupakan
Kesan ini berkaitan dengan ajaran Hoge Raad realisasi asas dalam hukum lingkungan yang
yang terdapat dalam Arres sungai Voorste disebut pencemar membayar (Polluter pays
Stroom tahun 1952, yang memutuskan bahwa principle). Selain diharuskan membayar ganti
jika penguasa bertindak untuk kepentingan rugi, pencemar dan/atau perusak lingkungan
umum, maka pembayaran atau tawaran ganti hidup dapat pula dibebani oleh hakim untuk
kerugian merupakan alasan pembenar untuk melakukan tindakan hukum tertentu, misalnya
mencemarkan. Sebagai upaya penanggulangan perintah untuk :
pencemaran lingkungan Arres tersebut tidak a. Memasang atau memperbaiki unit
membawa kemajuan dalam pola berpikir.14 pengolahan limbah, sehingga
limbah sesuai dengan baku mutu
12
lingkungan hidup
Lihat penjelasan pasal-pasal dalam UU NO. 32 Tahun
2009.
13
Lihat, Bahan Ajar Hukum Lingkungan, Fakultas Hukum
Unsrat 2007, hal. 77 Hukum Nasional Indonesia, Disertasi Gelar Doktor,
14
Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Surabaya, 1986, hal. 175
15
Kebijaksanaan Lingkungan Dalam Proses Pembangunan Lihat, Pasal. 90 s/d pasal 93 UU. No. 32/2009

54
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

b. Memulihkan fungsi lingkungan Bentuk-bentuk penyelesaian lingkungan


hidup, dan/atau hidup diluar pengadilan ini menganut konsep
c. Menghilangkan atau memusnahkan Alternative Dispute Resolution (ADR),yang
penyebab timbulnya pencemaran dilakukan dalam wujud mediasi ataupun
dan/atau perusakan lingkungan.16 arbritasi. Dalam penyelesaian sengketa
Setiap orang yang tindakannya, usahanya, lingkungan hidup di luar pengadilan dapat
dan/atau kegiatannya menggunakan B3, digunakan jasa mediator dan atau arbiter yang
menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3, berfungsi untuk membantu menyelesaikan
dan/atau yang menimbulkan ancaman serius sengketa lingkungan hidup itu sendiri hal ini
terhadap lingkungan hidup bertanggung jawab menurut Pasal 85 ayat (3).
mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu Arbiter adalah seorang atau lebih yang
pembuktian unsur kesalahan (Pasal. 88). dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk
memberikan putusan mengenai sengketa
2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup lingkungan hidup yang diserahkan
Diluar Pengadilan (Out Court) penyelesaiannya melalui arbitrase. Mediator
Penyelesaian sengketa lingkungan di luar adalah seorang atau lebih yang ditunjuk dan
Pengadilan diselenggarakan untuk mencapai diterima oleh para pihak yang bersengketa
kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya dalam rangka penyelesaian sengketa
ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu lingkungan hidup yang tidak memiliki
guna menjamin tidak akan terjadinya atau kewenangan mengambil keputusan.
terulangnya dampak negative terhadap Arbitrase sudah lama dikenal di Indonesia
lingkungan hidup. bersamaan dengan diberlakukannya
Secara lengkapa dapat dilihat dalam (Reglement op Deburgelijke Rechtsvordering)
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, dimana arbitrase berasal dri bahasa latin arbitrare yang
dalam Pasal. 85 menentukan : memiliki arti memutuskan atas kebijakan
(1) Penyelesaian sengketa lingkungan arbiter.17 Dan arbitrasi memiliki beberapa
hidup diluar pengadilan dilakukan keunggulan yaitu dijamin kerahasiaan ,
untuk mencapai kesepakatan mengenai dihindari keterlambatan karena prosedural dan
: administratif, dapat emilih arbiter sesuai
a. Bentuk dan besarnya ganti rugi kesepakatan, dapat menentukan pilihan
b. Tindakan pemulihan akibat hukum,putusan arbitrase bersifat mengikat.18
pencemaran dan atau perisakan Mediasi sendiri sudah lama dipakai dalam
c. Tindakan tertentu untuk menjamin kasus bisnis, lingkungan hidup, perburuhan,
tidak akan terulangnya pencemaran pertanahan, perumahan, sengketa konseumen,
dan atau perusakan dan sebagainya. Mediasi berasal dari bahasa
d. Tindakan untuk mencegah latin mediare yaitu berda ditengah tengah.19
timbulnya dampak negatif terhadap Memilih mediator didasarkan atas kepercayaan
lingkungan maka ada persyaratan menjadi mediator dilihat
(2) Penyelesaian sengketa diluar dari sisi eksternal yaitu kemampuan personal
pengadilan tidak berlaku terhadap mediator dalam menjlankan misinya
tindak pidana lingkungan hidup menjembaani dan mengatur proses mediasi
sebagaimana diatur dalam undang- seperti membangu kepercayaan para pihak dan
undang ini. internal mediator adalah peryaratan formal
(3) Dalam penyelesaian sengketa seorang mediator.20
lingkungan hidup diluar pengadilan
dapat digunakan jasa mendiator dan
/atau arbiter untuk membantu 17
Bambang Sutiyoso SH, M.Hum, Hukum Arbitarasi
menyelesaikan sengketa lingkungan Alternatif Penyelesaian Sengketa, (Yogyakarta:
hidup Gamamedia), 2008, hal 107-108
18
Ibid, hal 112
19
Syahrizal Abbas, Mediasi , (jakarta : kencana ), 2009, hal
16
Lihat penjelasan Pasal. 87 Undang-Undang No. 32 Tahun 2
20
2009 Bambang Sutiyoso, op.cit, hal 60

55
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Bentuk-bentuk penyelesaian lingkungan membantu penyelesaian sengketa


hidup diluar pengadilan ini menganut konsep lingkungan hidup apabila cara ini tidak
Alternative Dispute Resolution (ADR), meski berhasil, misalnya menggunakan
ADR relatif baru tapi sebenarnya penyelesaian mekanisme arbitrase atau menggunakan
secara konsensus sudah lama dilakukan mediator. Penyelesaian sengketa
masyarakat ADR mempunyai daya tarik khusus lingkungan di luar Pengadilan, seperti
di indonesia karena keserasiannya dengan melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa
sistem sosial, budaya, dan tradisional yang atau Mekanisme Alternatif Penyelesaian
berdasarkan musyawarah mufakat dan dewasa Sengketa atau alternative dispute
ini dikenal antara lain istilah PPS (pilihan resolution (ADR), yaitu berupa mediasi atau
penyelesaian segketa) kemudian mekaisme konsilasi.Tata cara penyelesaian sengketa
alternatif penyelesaian sengketa (MAPS)21 yang lingkungan hidup melalui arbiter tunduk
dilakukan dalam wujud mediasi ataupun pada ketentuan arbitrase. Para pihak yang
arbritasi. Bentuk-bentuk penyelesaian sengketa bersengketa berhak untuk memilih dan
ini memang memperkenankan untuk hadirnya menunjuk mediator, atau pihak ketiga
orang ketiga sebagai penengah dan bukan lainnya dari lembaga penyedia jasa.
penentu kebijakan.
B. Saran
PENUTUP 1. Dengan diberlakukannya UU No 32 Tahun
A. KESIMPULAN 2009 tentang Perlindungan dan
1. Bentuk-bentuk gugatan yang dapat Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagai
diterapkan dalam sengketa perusakan dan dasar penerapan gugatan melalui
pencemaran lingkungan hidup, menurut pengadilan baik secara class action ataupun
ketentuan Undang-Undang no 32 tahun secara legal standing harus dijadikan
2009 adalah mengenai hak gugat sebagai salah satu cara dalam menempuh
masyarakat dan organisasi lingkungan hidup. keadilan agar setiap elemen masyarakat
Kedua jenis gugatan ini merupakan dan pemerintah untuk dapat terus perduli
penerapan langsung dari unsur kepentingan dan berperan aktif guna menjaga dan
hukum yang menciptakan sebuah hubungan memelihara kelestarian Lingkungan Hidup
hukum secara tidak langsung. Hak gugat dari segala kegiatan dan usaha yang dapat
masyarakat (class action) serta hak gugat menyebabkan terjadinya kerusakan
organisasi Lingkungan Hidup (legal Lingkungan Hidup tersebut yang berujung
standing), kedua jenis gugatan ini baru terjadinya sengketa lingkungan hidup.
dikenal dekat sejak dikeluarkannya PERMA 2. Diharapkan lembaga penyedia jasa
No 1 tahun 2002 . Kemudian pada undang- penyelesaian sengketa lingkungan hidup
undang no 32 tahun 2009 hal ini ditegaskan harus bersifat bebas dan tidak berpihak
lagi melalui pasal 91 dan pasal 92. Disamping difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah
itu terdapat bentuk gugatan yang disebut daerah, yang pada intinya adalah untuk
hak gugat pemerintah (Pasal.90) dan hak melindungi hak keperdataan para pihak
gugat warga negara atau citisen lawsuit. yang bersengketa dengan cepat dan efisien
2. Menurut Pasal. 84 Undang-Undang No. 32 untuk menangani penyelesaian sengketa
Tahun. 2009 yang mengatur tentang lingkungan hidup di luar pengadilan, baik
Alternatif Penyelesaian Sengketa melalui Arbitrase, mediasi, negosiasi,
Lingkungan, dapat dilaksanakan baik konsiliasi dan fact finding.
melalui pengadilan (in court) atau di luar
pengadilan (out court). Penyelesaian ini
merupakan pilihan para pihak dan bersifat
sukarela, para pihak juga bebas untuk DAFTAR PUSTAKA
menentukan alternative penyelesaian Arifin Syamsul, Hukum Perlindungan dan
lainnya melalui lembaga penyedia jasa yang Pengelolaan Lingkungan Hidup
di Indonesia, PT. Sofmedia,
Jakarta, 2012
21
Ibid, hal 19-20

56
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Bintoro Wasi ahadi, Tututan Hak Dalam Perkara Institut Hukum dan Sumberdaya
Persidangan Perdata, Jurnal Alam,
Dinamika Hukum Vol. 10 no. 2 M Hukum. Husseyn Umar, “ Beberapa Masalah
mei 2010 Dalam Penerapan ADR”, Makalah
Christoper Stone, 1972, Dalam NHT Siahaan, disampaikan pada Lokarnya
Hukum Lingkungan, Pancuran Nasional Menyonsong
Alam, 2006, Pembangunan Tahun 2000,
Danusaputro Munadjat, Hukum Lingkungan, diselenggarakan oleh Fakultas
Binacipta, Bandung, 1982 Hukum Universitas Padjadjaran
Darmi Alfridal, Mengenal Gugatan Warga dengan BAPENAS tanggal 2-3
Negara (Citicen Lawsuit). Dalam desember 1996, (Bandung, 1996)
Syahrul Mahmud, Penegakan Salim Emil, Lingkungan Hidup dan
Hukum Lingkungan Indonesia, Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1983
2012 Santosa Mas Achmad, 2001.Good Governance
Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Hidup & Hukum Lingkungan, Jakarta :ICEL
Dalam Sistem Kebijaksanaan Soemarwoto Otto, Analisis Mengenai Dampak
Pembangunan Lingkungan Hidup, Lingkungan, Cetakan Kesebelas,
Cetakan Kedua, PT. Refika Aditama, Gadjah Mada University
April 2009. Pressjjrfogyakarta, Oktober
Fuady Munir, Perbuatan Melawan Hukum 2005.
(pendekatan kontemporer), Suyud Margono, S.H., ADR(alternative dispute
(Bandung: Citra Aditya Bakti), 2002 resolution) & Arbitrase, cet
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum II(Bogor :Ghalia Indonasia, 2004)
Arbitrase, (Jakarta :Rajawali Pers,2003) Sundari E, 2002, Pengajuan Gugatan secara
Suyud Margono, S.H., ADR(alternative dispute Class Action.
resolution) & Arbitrase, cet II(Bogor Susanti adi Nugroho, Class Action Dan
:Ghalia Indonasia, 2004 Perbandingannya Dengan Negara
H. Abrar Saleng., Hukum Pertambangan, Lain, (Jakarta : Kencana), 2010
(Yogyakarta : UII PRESS), 2004 Otto Soemarwoto.1986. Permasalahan
Hamdan M, 2000. Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup, Jakarta:BPHN
Lingkungan Hidup, Jakarta: Mandar Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia
Maju Sebuah Pengantar, Cetakan
Hardjasoemantri Koesnadi, Hukum Tata Kedua, Sinar Grafika, Jakarta April
Lingkungan, Edisi Kedelapan, 2008.
Cetakan Kedelapanbelas, Gajah Sutamiharja RTM. 1978. Kualitas dan
Mada University Press, Pencemaran Lingkungan,
Yogyakarta, 2005. Institut Pertanian Bogor:
Husein M. Harun, Lingkungan Hidup, Masalah Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan
Pengelolaan dan Penegakan Kebijaksanaan Lingkungan
Hukumnya, PT Bumi Aksara, Dalam Proses Pembangunan
Jakarta, 1998 Hukum Nasional Indonesia,
Kusumaatmadja Mochtar . 1970. Pengaturan Disertasi Gelar Doktor,
Masalah Lingkungan Hidup Surabaya, 1986
Manusia, Majalah Ekologi Dan Bambang Sutiyoso SH, M.Hum, Hukum
Pembangunan. Arbitarasi Alternatif
Machmud Syahrul, Penegakan Hukum Penyelesaian Sengketa,
Lingkungan Indonesia, Graha Ilmu, (Yogyakarta: Gamamedia), 2008
Yokyakarta, 2012 Syahrizal Abbas, Mediasi , (jakarta : kencana
Mohamad Nasir, Rahmina, Moch. Fadly, Heri ), 2009
Dermanto, Pendekatan ILEA Santosa dan Sembiring, Konsep dan Penerapan
(Studi Kasus PT.Tunggul Buana Gugatan Perwakilan (class
Perkasa, di Kalimantan Timur), action), ICEL, 1997,

57
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018

Santosa Mas Achmad et al, Hak Gugat


Organisasi Lingkungan
(Environmental Legal Standing),
ICEL, 1997
Siahaan N H T., Hukum Lingkungan, Pancuran
Alam, Jakarta,2006
Silalahi Daud. 1998. Manusia Kesehatan dan
Lingkungan, Bandung: Alumni

Soekanto Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian


Hukum Normatif, Rajawali,
Jakarta, 1985
Syahrizal Abbas, Mediasi , (jakarta : kencana
), 2009

Tulenan D. K, Proses Penyelesaian Sengketa


Tindakan Pencemaran Dan
Perusakan Lingkungan Hidup
Menurut Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009, Jurnal, Lex Et
Societatis , Vol. I/no. 3/juli/2013
TM. Lutfi Yazid, 1999, Penyelesaian Sengketa
Lingkungan (environmental Dispute
Resolution), Surabaya: Airlangga
University Press-Yayasan Adikarya
IKAPI-Ford Foundation
Syahrizal Abbas, Mediasi , (jakarta : kencana
), 2009
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum
Arbitrase, (Jakarta :Rajawali Pers,2003)

Sumber-sumber lain :

- UU No. 32 Tahun 2009 Tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- www.google.com, Di akses Januari 2018
- www.google.com, diakses Februari 2018
- Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun
2002
- Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2000
tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan
Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

58

Anda mungkin juga menyukai