5/Jul/2018
1 3
Artikel Skripsi ST Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku.I Bina Cipta,
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Bandung, 1998, hal.46.
4
14071101573 Emil Salim, op-cit, Hal. 81
50
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
1945.5 Sehubungan dengan upaya perlindungan Beragam cara ini memberikan kesempatan dan
kelestarian lingkungan hidup beserta fungsinya, pilihan kepada warga negara untuk
salah satu instrumen yang dapat menentukan proses hukum terkait dengan
dilakukan melalui sanksi hukum, seperti hukum berbagai bentuk kegiatan pencemaran dan
administrasi, sanksi perdata, serta sanksi pengrusakan lingkungan.
pidana. Salah satu hal yang paling penting dari
Bila telah terjadi kerusakan tentu banyak penerapan UU No 32 tahun 2009 ini adalah
yang merasa dirugikan sedang dalam Pasal 65 pada konteks penyelesaian sengketa
ayat (1) UU PPLH, dijelaskan bahwa : setiap pencemeran dan pengrusakan Lingkungan
orang berhak atas lingkungan hidup yang baik Hidup, tentang bagaimana bentuk
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi penyelesaiannya sampai dengan berbagai
manusia, dan Pasal 67 menjelaskan bahwa : ancaman pidana terhadap para pelanggarnya.
setiap orang berkewajiban memelihara Masalah pencemaran dan pengerusakan
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta lingkungan hidup ini sesungguhnya merupakan
mengendalikan pencemaran dan/atau masalah yang dialami oleh hampir seluruh
kerusakan lingkungan hidup. negara-negara di dunia, baik yang disebabkan
Kondisi ini disebabkan karena pada oleh alam maupun karena ulah tidak
kenyataannya masih banyak sekali ditemukan bertanggung jawab manusia diyakini
berbagai pencemaran dan pengrusakan dapat mengganggu jalannya proses ekologi
Lingkungan Hidup yang terjadi di negara kita ini. yang berujung pada hancurnya rantai
Untuk menyelesaikan permasalahan- ekosistem dimuka bumi ini. Kondisi ini
permasalahan terhadap pihak yang telah disebabkan karena pada kenyataannya masih
melakukan pencemaran dan pengrusakan banyak sekali ditemukan berbagai pencemaran
Lingkungan Hidup tersebut dilakukan melalui dan pengrusakan Lingkungan Hidup, termasuk
jalur hukum sesuai dengan peraturan yang terjadi di negara kita ini. Untuk
perundang-undangan yang ada dan berlaku menyelesaikan permasalahan-permasalahan
di negara Indonesia. terhadap pihak yang telah melakukan
Kasus-kasus pencemaran dan perusakan pencemaran dan pengrusakan lingkungan
lingkungan tidak hanya terjadi antara pelaku hidup tersebut dilakukan melalui jalur hukum
usaha dan msyarakat, tetapi juga antara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
sesama pelaku usaha dalam hal interaksi usaha yang ada dan berlaku di negara Indonesia.
yang berakses lingkungan dan sumberdaya, Berdasarkan latar belakang uraian diatas,
antara pengusaha dan pemerintah, antara penulis tertarik menulis Skripsi ini dengan judul
masyarakat dengan pemerintah, bahkan antara : “ Alternatif Penyelesaian Sengketa
sesama masyarakat itu sendiri bisa terjadi Lingkungan Menurut Undang-Undang N0. 32
sengketa lingkungan. Semuanya ini merupakan Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
aspek sosio-emvironmental yang mekanisme Pengelolaan Lingkungan Hidup”.
penyelesaiannya masuk kepada institusi-
institusi penyelesaian sengketa.6 B. Perumusan Masalah
Dalam hukum negara Indonesia sendiri, 1. Bagaimanakah Bentuk - Bentuk
masalah sengketa lingkungan hidup dapat Gugatan Sengketa Perusakan dan
diselesaikan dengan beragam cara. Dimulai dari Pencemaran Lingkungan ?
penyelesaian melalui jalur peradilan maupun 2. Bagaimanakah Pengaturan Hukum
diluar jalur peradilan, mulai dari pelanggaran Mengenai Alternatif Penyelesaian
secara Pidana sampai dengan bentuk-bentuk Sengketa Lingkungan ?
pelanggaran yang dilakukan secara Perdata.
C. Metode Penelitian
5
Dalam melaksanakan suatu penelitian ilmiah
D.K Tulenan, Proses Penyelesaian Sengketa Tindakan diperlukan suatu metode yang tepat dan sesuai
Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009,
dengan permasalahan yang telah ditetapkan.
Jurnal, Lex Et Societatis , Vol. I/no. 3/juli/2013. Hal,198 Jenis Penelitian yang dilakukan ini adalah
6
N H T, Siahaan, Hukum Lingkungan, Pancuran Alam, Penelitian Hukum Normatif dengan pendekatan
Jakarta, 2005, hal. 203
51
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
52
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
(3) Organisasi lingkungan hidup dapat kepentingan hukum secara langsung, yaitu
mengajukan gugatan apabila kepentingan yang dilandasi dengan adanya
memenuhi persyaratan: hubungan hukum antara penggugat dan
a. Berbentuk badan hukum; tergugat dan hubungan hukum itu langsung
b. Menegaskan di dalam anggaran dialami sendiri secara konkrit oleh penggugat.
dasarnya bahwa organisasi tersebut Asas penting lainnya dalam hukum acara
didirikan untuk kepentingan perdata adalah asas actori incumbit
pelestarian fungsi lingkungan hidup; probatio yang berarti barangsiapa mempunyai
dan sesuatu hak atau mengemukakan suatu
c. Telah melaksanakan kegiatan nyata peristiwa harus membuktikan adanya hak atau
sesuai dengan anggaran dasarnya peristiwa itu (Pasal 163 HIR). Penggugat harus
paling singkat 2 (dua) tahun. membuktikan adanya hubungan antara dirinya
Dengan demikian, pasal ini mengakui dengan hak atau kepentingan.Menurut
eksistensi dan peranan Lembaga Swadaya Syahdeini, yang dimaksud dengan actio
Masyarakat (LSM) atau organisasi lingkungan popularis adalah prosedur pengajuan gugatan
sebagai manifestasi kelompok orang atau yang melibatkan kepentingan umum secara
badan hukum, apalagi peranan LSM dikaitkan perwakilan.
dengan Pasal 70 ayat (1) UUPPLH, bahwa Setiap
orang mempunyai hak dan kewajiban untuk B. Penerapan Undang-Undang No. 32 Tahun.
berperanserta dalam rangka perlindungan dan 2009 Mengenai Alternatif Penyelesaian
pengelolaan lingkungan hidup. Sengketa Lingkungan
Secara garis besar terdapat 2 (dua) cara atau
3. Hak Gugat Pemerintah bentuk penyelesaian sengketa lingkungan.
Hak gugat pemerintah diatur dalam Pasal 90 Selain penyelesaian sengketa lingkungan yang
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan diselesaikan di Pengadilan (in court), maka
dan Pengelolaan Lingkungan dikenal pula penyelesaian sengketa diluar
Hidup. Pemerintah dapat mengajukan hak Pengadilan (out court). Terdapat beberapa
gugat ini apabila terdapat usaha atau kegiatan bentuk penyelesaian sengketa lingkungan di
yang merugikan lingkungan hidup. Amanat dan luar Pengadilan, seperti melalui Alternatif
peletakan landasan mengenai kedudukan dan Penyelesaian Sengketa (APS) atau Mekanisme
kepentingan hukum pemerintah dan/atau Alternatif Penyelesaian Sengketa (MAPS) atau
pemerintah daerah dalam mengajukan gugatan alternative dispute resolution (ADR), yaitu
perdata untuk kepentingan lingkungan berupa mediasi atau konsilasi.11
sangatlah penting. Hal ini telah dijamin dalam undang-undang
yang mengatur tentang perlindungan dan
4. Citicen Lawsuit (Hak Gugat Warga Negara)10 pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia,
Citizen Lawsuit merupakan jenis standing yakni UU No. 32/2009 tentang Perlindungan
selain bentuk legal standing. Citizen Lawsuit dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).
atau dapat pula disebut action popularis ini Dalam Bab. XIII Undang-Undang No. 32
sebenarnya tidak dikenal dalam system hukum Tahun 2009 tentang penyelesaian sengketa
keperdataan Indonesia, karena yang dituntut lingkungan, menurut Pasal 84 menentukan
dalam Citizen Lawsuit adalah ganti rugi, namun bahwa :
merupakan adaptasi dari hukum perdata asing. (1) penyelesaian sengketa lingkungan dapat
Asas dasar utama yang penting dalam hukum ditempuh melalui pengadilan atau diluar
acara perdata kita adalah asas point d'interet pengadilan
point d'action , yang berarti bahwa barangsiapa (2) Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan
mempunyai kepentingan dapat mengajukan hidup dilakukan secara sukarela oleh para
tuntutan hak atau gugatan. Kepentingan di sini pihak yang bersengketa
bukan asal setiap kepentingan, tetapi (3) gugatan melalui pengadilan hanya dapat
ditempuh apabila upaya penyelesaian
10
Baca, Alfridal Darmi, Mengenal Gugatan Warga Negara
(Citicen Lawsuit). Dalam Syahrul Mahmud, Penegakan
11
Hukum Lingkungan Indonesia, 2012, hal. 204 Syahrul Machmud, Op-Cit ha. 215
53
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
54
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
55
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
56
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
Bintoro Wasi ahadi, Tututan Hak Dalam Perkara Institut Hukum dan Sumberdaya
Persidangan Perdata, Jurnal Alam,
Dinamika Hukum Vol. 10 no. 2 M Hukum. Husseyn Umar, “ Beberapa Masalah
mei 2010 Dalam Penerapan ADR”, Makalah
Christoper Stone, 1972, Dalam NHT Siahaan, disampaikan pada Lokarnya
Hukum Lingkungan, Pancuran Nasional Menyonsong
Alam, 2006, Pembangunan Tahun 2000,
Danusaputro Munadjat, Hukum Lingkungan, diselenggarakan oleh Fakultas
Binacipta, Bandung, 1982 Hukum Universitas Padjadjaran
Darmi Alfridal, Mengenal Gugatan Warga dengan BAPENAS tanggal 2-3
Negara (Citicen Lawsuit). Dalam desember 1996, (Bandung, 1996)
Syahrul Mahmud, Penegakan Salim Emil, Lingkungan Hidup dan
Hukum Lingkungan Indonesia, Pembangunan, Mutiara, Jakarta, 1983
2012 Santosa Mas Achmad, 2001.Good Governance
Erwin Muhamad, Hukum Lingkungan Hidup & Hukum Lingkungan, Jakarta :ICEL
Dalam Sistem Kebijaksanaan Soemarwoto Otto, Analisis Mengenai Dampak
Pembangunan Lingkungan Hidup, Lingkungan, Cetakan Kesebelas,
Cetakan Kedua, PT. Refika Aditama, Gadjah Mada University
April 2009. Pressjjrfogyakarta, Oktober
Fuady Munir, Perbuatan Melawan Hukum 2005.
(pendekatan kontemporer), Suyud Margono, S.H., ADR(alternative dispute
(Bandung: Citra Aditya Bakti), 2002 resolution) & Arbitrase, cet
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum II(Bogor :Ghalia Indonasia, 2004)
Arbitrase, (Jakarta :Rajawali Pers,2003) Sundari E, 2002, Pengajuan Gugatan secara
Suyud Margono, S.H., ADR(alternative dispute Class Action.
resolution) & Arbitrase, cet II(Bogor Susanti adi Nugroho, Class Action Dan
:Ghalia Indonasia, 2004 Perbandingannya Dengan Negara
H. Abrar Saleng., Hukum Pertambangan, Lain, (Jakarta : Kencana), 2010
(Yogyakarta : UII PRESS), 2004 Otto Soemarwoto.1986. Permasalahan
Hamdan M, 2000. Tindak Pidana Pencemaran Lingkungan Hidup, Jakarta:BPHN
Lingkungan Hidup, Jakarta: Mandar Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia
Maju Sebuah Pengantar, Cetakan
Hardjasoemantri Koesnadi, Hukum Tata Kedua, Sinar Grafika, Jakarta April
Lingkungan, Edisi Kedelapan, 2008.
Cetakan Kedelapanbelas, Gajah Sutamiharja RTM. 1978. Kualitas dan
Mada University Press, Pencemaran Lingkungan,
Yogyakarta, 2005. Institut Pertanian Bogor:
Husein M. Harun, Lingkungan Hidup, Masalah Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan
Pengelolaan dan Penegakan Kebijaksanaan Lingkungan
Hukumnya, PT Bumi Aksara, Dalam Proses Pembangunan
Jakarta, 1998 Hukum Nasional Indonesia,
Kusumaatmadja Mochtar . 1970. Pengaturan Disertasi Gelar Doktor,
Masalah Lingkungan Hidup Surabaya, 1986
Manusia, Majalah Ekologi Dan Bambang Sutiyoso SH, M.Hum, Hukum
Pembangunan. Arbitarasi Alternatif
Machmud Syahrul, Penegakan Hukum Penyelesaian Sengketa,
Lingkungan Indonesia, Graha Ilmu, (Yogyakarta: Gamamedia), 2008
Yokyakarta, 2012 Syahrizal Abbas, Mediasi , (jakarta : kencana
Mohamad Nasir, Rahmina, Moch. Fadly, Heri ), 2009
Dermanto, Pendekatan ILEA Santosa dan Sembiring, Konsep dan Penerapan
(Studi Kasus PT.Tunggul Buana Gugatan Perwakilan (class
Perkasa, di Kalimantan Timur), action), ICEL, 1997,
57
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 5/Jul/2018
Sumber-sumber lain :
58