Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 3

RPP 1

Pendekatan. Model dan Metode yang digunaakan yaitu:

Pertemuan Ke- 1,2, dan 3

1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : I CARE berbantuan praktikum, (guided discovery)
3. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Presentasi dan Penugasan

Pertemuan Ke-4

1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning (PBL) dan OIDDE
3. Metode : Ceramah, Diskusi dan Penugasan

RPP 2

Pendekatan. Model dan Metode yang digunaakan yaitu:

1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Problem Based Learning (PBL)
3. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Penugasan, dan Praktikum

ANALISIS

Dari kedua RPP tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan


pendekatan saintifik yang dirasa cocok dengan mata pelajaran, diserta penggunaan model dan
metode yang harus sesuai permendikbud No 22 Tahun dimana metode yang digunakan oleh
pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai KD yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta
didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat
disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).

Menurut Lazim (2013: 2), ada beberapa karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik,
yaitu sebagai berikut:
1). Berpusat pada siswa. 
2). Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau
prinsip. 
3). Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan
intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. 
4). Dapat mengembangkan karakter siswa.
Namun, dalam  memilih dan menganalisis metode pembelajaran, terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:

- Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,


kematangan, perbedaan individu lainnya.
- Tujuan yang hendak dicapai, jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode
driil kurang tepat digunakan.
- Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila
jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan apalagi bila
ruangan yang tersedia kecil. Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain
jangkauan suara guru.
- Alat-alat yang tersedia akan mempengaruhi pemilihan metode yang akan digunakan.
Bila metode eksperimen yang akan dipakai, maka alat-alat untuk eksperimen harus
tersedia, dipertimbangkan juga jumlah dan mutu alat itu.
- Kemampuan pengajar tentu menentukan, mencakup kemampuan fisik, keahlian.
Metode ceramah memerlukan kekuatan guru secara fisik. Guru yang mudah payah,
kurang kuat berceramah dalam waktu yang lama. Dalam hal ini ia sebaiknya
menggunakan metode yang lain yang tidak memerlukan tenaga yang banyak. Metode
diskusi menuntut keahlian guru yang agak tinggi, karena informasi yang diperlukan
dalam metode diskusi kadang-kadang lebih banyak daripada sekedar bahan yang
diajarkan
- Sifat bahan pengajaran. Ini hampir sama dengan jenis tujuan yang dicapai seperti pada
poin 2 diatas. Ada bahan pelajaran yang lebih baik disampaikan lewat metode
ceramah, ada yang lebih baik dengan metode driil, dan sebagainya. Demikianlah
beberapa pertimbangan dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam
proses interaksi belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai