DESKRIPSI TARI
“Tari Pasambahan”
Disusun Oleh :
XII MIPA 3
SMA NEGERI 3 SRAGEN
Asal usul
Sinopsis
Tari ini tercipta tahun 1962 sebagai buah karya seorang maestro tari
Minangkabau, yakni Syofyani Yusaf. Pasambahan ditampilkan untuk pertama
kalinya pada saat acara penyambutan kedatangan Raja Belgia (Belanda) di
Bukittinggi pada tahun 1962. Secara khusus, tari ini dibuat untuk menyambut
tamu di dalam ruangan.
Umum diketahui, sebelum adanya Tari Pasambahan di Tanah Minang telah ada
Tari Galombang yang juga difungsikan untuk menyambut tamu kehormatan.
Dalam banyak hal kedua tari ini sama, ditarikan oleh sejumlah pemuda yang
membawakan gerakan pencak silat dan sejumlah gadis yang salah satunya
membawa carano.
Deskripsi
A. Busana yang di pakai
Tata busana untuk para penari laki-laki biasanya memakai celana galembong
dengan baju taluak balango, sesamping, ikat pinggang dan destar. Empat
penari perempuan mengenakan sarung atau kodek, baju kurung dan sunting
rendah atau penutup kepala busana Minangkabau yang telah
dimodifikasi.Untuk busana pembawa carano digunakan suntiang gadang dan
para pendampingnya memakai tengkuluk tanduk. Sementara itu, alat musik
yang digunakan untuk mengiringi Tari Pesembahan adalah seperangkat alat
musik diatonis. Memadukan musik dari seperangkat talempong, gadang,
bansi, dan sarunai.
Tata rias menggunakan rias atau make up panggung yaitu menonjolkan lekuk-
lekuk dan garis-garis wajah agar tampak segar dan cantik, karena fungsi rias
yang utama adalah untuk mempercantik wajah.Tata rias dalam tari
persembahan menggunakan rias panggung seperti fungsi yang telah
disebutkan di atas, yaitu untuk mempercantik wajah
Dalam prosesnya, Carano menjadi media yang khas dan khusus. Carano
sendiri adalah sejenis cangkir kecil berkaki empat yang terbuat dari kuningan,
didalamnya diisi pinang, daun sirih, sadah dan gambir. Uniknya, para tamu
boleh mengambil, memakan ataupun hanya menyentuh saja, sebagai tanda
saling menghormati.Selain Carano yang berisi berbagai hasil alam tadi, para
penari pria terkadang juga memegang Karih, sejenis keris yang merupakan
senjata Tradisional Sumatera Barat, seraya memperagakan gerakan-gerakan
Silek Minangkabau. Gerakan silat yang dimainkan juga dinamis dan kencang
mengikuti irama musik pengiring.