I. Latar Belakang
pemecahan masalah siswa tentu saja tidak langsung dapat baik begitu saja.
dalamnya ada hubungan timbal balik antara guru dan siswa yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini ditegaskan
siswa yaitu beranjak dari hal yang konkret ke hal yang memerlukan daya
nalar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nanang (2012: 18) “ Proses
mulai bahan ajar yang mudah diamati secara nyata (konkret) menuju proses
2
prospektif”.
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini sesuai dengan Majid (2014: 87) “
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hal ini ditegaskan
diterima siswa menjadi bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman
(2015: 139) yaitu “Tema merupakan wadah atau wahana untuk mengenalkan
satuan yang utuh sehingga membuat pembelajaran sarat akan nilai, bermakna
dan pada hari Selasa tanggal 03 November 2015 (tema 3: Peduli terhadap
(RPP) seperti yang diharapkan oleh kurikulum 2013. Guru masih berpedoman
kelas dan siswa untuk memulai pembelajaran. Setelah semua siap, guru
tema, subtema, dan pembelajaran yang akan dipelajari pada hari itu. Pada
kegiatan inti, guru meminta siswa membuka buku siswa halaman 47. Guru
halaman 49. Siswa kemudian mengerjakan latihan yang diminta oleh guru.
buku latihannya di meja guru. Setelah itu, guru meminta siswa untuk
membaca buku siswa halaman 51. Guru menjelaskan bahwa manusia harus
dalam lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari lima atau enam
meminta siswa untuk membaca teks halaman 84-85. Setelah itu, guru meminta
siswa mengerjakan soal yang terdapat pada halaman 86. Seanjutnya guru
pembelajaran yang diterima siswa tidak bermakna, (2) siswa tidak terlibat
aktif dalam memecahkan masalah, (3) siswa tidak berlatih untuk berpikir
kritis, (4) inisiatif siswa dalam bekerja tidak tumbuh, (5) siswa tidak
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan, dan (7) siswa menjadi tidak
ditegaskan oleh Imas (2014: 76) “Problem Based Learning adalah model
memecahkan masalah, dan siswa menjadi mandiri dan dewasa dalam proses