Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Keperawatan Sebagai Suatu Profesi

DOSEN PENGAMPU :
Reni

OLEH KELOMPOK 5 :
1. MUTIARA SUCI (211101050)
2. ROIBOTO BR MANULLANG (211101051)
3. DWITA SIREGAR (211101053)
4. MICAH KORNELLA HALAWA (211101054)
5. MURNI MALIKA IGLESIAZ (211101055)
6. MAYA RIBKA AURORA PANJAITAN (211101056)
7. LAMRO ULI DESTINY NABABAN (211101057)
8. SYAFIRAH TURRAHMA (211101058)
9. SRI PUTRI ERIANI (211101059)
10. ESTERYINA RAHMAWATI SIMARMATA (211101060)
11. MARCELLINA PUTRI SIRAIT (211101061)

ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan. Sholawat dan salam ditujukan juga kepada Rasulullah SAW. karena
dengan upaya beliau kami dapat menikmati alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Makalah yang berjudul “KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI” ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “KONSEP DASAR KEPERAWATAN”.
Semoga dengan makalah ini kami dapat membantu pembaca untuk menambah
wawasannya. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu Ibu Reni Asmara Tarigan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 oktober 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………..………….…………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………..…………….. 1

C. Tujuan …………………………………………………………………………………………..………. 1

BAB II ISI …………………………………………………………………………………………………..…..….. 2

A. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi ………………..………………..…………………… 2


B. Standar Praktik Keperawatan Profesional ………………………………………………..

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………………………………..

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………..…..

B. Saran ………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………..

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perawat dikatakan sebagai sebuah profesi apabila meliputi beberapa hal yaitu: ...
Perawat memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan teori yang
telah dipelajarinya. 2. Perawat juga melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu
dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu masalah yang harus mendapat respons segera dari perawat. Respons
yang dimaksud adalah dengan meningkatkan kemampuan diri dalam hal belajar lebih
banyak tentang peran perawat profesional dan langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya dalam melakukan tindakan kepada pasien,serta standar praktik
keperawatan professional yang harus dipelajari dan dipahami mahasiswa
keperawatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Hal ini sangat
berkaitan dengan tuntutan profesi maupun tuntutan global tentang kualitas
pelayanan keperawatan, sehingga diperlukan pengelolaan secara profesional,
khususnya kemampuan peran perawat profesional dan standar praktik keperawatan
profesional

B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana peran perawat profesional dalam melakukan tindakan kepada pasien?
2) Apa saja yang perlu dilatih agar bisa menjadi perawat yang profesional?
3) Seperti apa standar praktik keperawatan profesional?
4) Hal apa saja yang perlu dilakukan oleh calon perawat agar bisa memenuhi
standar praktik keperawatan profesional?

C. TUJUAN
1) Mengetahui apa saja peran perawat profesional
2) Mengetahui bagaimana peran perawat profesional dalam implementasinya
kepada klien
3) Mengetahui apa saja standar praktik keperawatan profesional
4) Mengetahui aspek – aspek apa apa saja yang terkandung dalam standar praktik
keperawatan profesional
5) Mengetahui hal apa saja yang perlu dilakukan oleh calon perawat agar bisa
memenuhi standar praktik keperawatan profesional
BAB II
ISI

A. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi


1. Pengertian profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi,
kode etik, serta prosessertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, pendidikan,
keuangan, militer, dan teknik.Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu,
disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu
aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan katadari amatir. Contohnya adalah
petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingantinju yang dilakukannya,
sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagaisuatu profesi.Pada
umumnya orang memberi arti yang sempit teradap pengertian profesional.
Profesionalsering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang dimilki seseorang.
Misalnya seorangguru dikatakan guru profesional bila guru tersebut memiliki
kualitas megajar yang tinggi.Padahal pengertian profesional tidak sesempit itu,
namun pengertiannya harus dapatdipandang dari tiga dimensi, yaitu : expert [ahli],
responsibility [rasa tanggung jawab] baiktanggung jawab intelektual maupun moral,
dan memiliki rasa kesejawatan.Pengertian profesi menurut beberapa ahli
diantaranya sebagai berikut :
a. Secara leksikal, perkataan profaesi itu ternyata mengandung berbagai makna
dan pengertian. Pertama profesi itu menunjukkan dan mengungkapkan suatu
kepercayaan (to profess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in) atas
suatu kebenaran (ajaranagama) atau kredibilitas seseorang (Hornby,1962). Kedua,
profesi itu dapat pulamenunjukkan dan mengungkapkan suatu pekerjaan atau
urusan tertentu (a particular business, Hornby, 1962).
b. Webster’s New World Dictionary menunjukkan bahwa profesi merupakan
suatu pekerjaan
yang menuntut pendidikan tinggi (kepada pengembannya) dalam liberal arts atau
science ,dan biasanya meliputi pekerjaan mental dan bukan pekerjaan manual,
seperti mengajar ,keinsinyuran, mengarang, dan sebagainya; terutama kedokteran,
hukum dan teknologi.
c. Good’s Dictionary of Education mengungkapkan bahwa profesi merupakan
suatu pekerjaan yang meminta persiapan specialisasi yang relatif lama di perguruan
tinggi (pada pengembannya) dan diatur oleh suatu kode etika khusus.d. Vollmer
(1956) menjelaskan pendekatan kajian sosiologik, mempersepsikan bahwa profesiitu
sesungguhnya hanyalah merupakan suatu jenis model atau tipe pekerjaan ideal
saja,karena dalam realitasnya bukanlah hal yang mudah untuk mewujudkannya.
Namun demikian, bukanlah merupakan hal yang mustahil pula untuk mencapainya
asalkan ada upaya yangsungguh-sungguh kepada pencapaiannya. Proses usaha
menuju kearah terpenuhinya persyaratan suatu jenis model pekerjaan ideal itulah
yang dimaksudkan dengan profesionalisasi.Berdasarkan pernyataan Vollmer yang
mengimplikasikan bahwa pada dasarnya seluruh pekerjaan apapun memungkinkan
untuk berkembang menuju kepada suatu jenis model profesi tertentu. Dengan
mempergunakan perangkat persyaratannya sebagai acuan, maka kitadapat
menandai sejauh mana suatu pekerjaan itu telah menunjukkan ciri-ciri atau
sifat-sifattertentu atau seseorang pengemban pekerjaan tersebut juga telah memiliki
dan menampilkanciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pula yang dapat
dipertanggungjawabkan secara professional(memadai persyaratan sebagai suatu
profesi). Berdasarkan indikator-indikator tersebut makaselanjutnya kita dapat
mempertimbangkan derajat profesionalitasnya (ukuran kadarkeprofesiannya). Jika
konsepsi keprofesian itu telah menjadi budaya, pandangan, paham, dan pedoman
hidup seseorang atau sekelompok orang utau masyarakan tertentu, maka hal
itudapat mengandung makna telah tumbuh-kembang profesionalisme dikalangan
orang ataumasyarakat yang bersangkutan. Suatu profesi umumnya berkembang dari
pekerjaan yangkemudian berkembang makin matang.

2. Prinsip Etika Profesi


1) Tanggung jawab
 Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya
 Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2) Keadilan.
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya.
3) Otonomi.
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.

3. Professionalisme
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S.
Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk
yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata
profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan
karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua criteria
pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian
(kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.

4. Keperawatan Sebagai Profesi


Profesi keperawatan telah memenuhi sebagai suatu profesi, salah satunya
cirinya bahwa profesi keperawatan telah menyelenggarakan program pendidikan
keprofesian bertujuan menghasilakan “perawat” yang bertanggung jawab,
mempunyai kemampuan dan kewenangan melaksanakan pelayanan keperawatan
dalam segala aspek dengan selalu berpedoman pada “Kode Etik
Keperawatan“ dalam memberikan setiap layanan keperawatan kepada pasien.
Keperawatan suatu bentuk pelayanan profesional yang sepenuhnya terintegrasi ke
dalam pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang
komprenhensif didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada
individu, keluarga dan komunitas baik sakit maupun sehat mencakup seluruh aspek
kehidupan.
Berdasarkan pengertian di atas, jelas keperawatan merupakan suatu bentuk
profesi, karena keperawatan mempunyai ciri-ciri sebagai profesi. Berdasarkan
definisi oleh para ahli menganai profesi, maka keperawatan layak dianggap sebagai
profesi, karena telah memenuhi syarat-syarat sebagai profesi, yaitu:
1.Mempunyai Body Of Knowledge
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan
(nursing science) yang mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu
biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan
klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
2.Pendidikan Berbasis Keahlian pada Jenjang Pendidikan Tinggi
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan
mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai
dengan S3 akan dikembangkan.
3.Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik dalam Bidang Profesi
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan
Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian
integral dari system pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Pelayanan/askep yang
dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien,
berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
4.Memiliki Perhimpunan/Organisasi Profesi
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat
menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai
profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan
profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia. Saat
ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI, dengan
aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi keperawatan di
dunia dengan nama International Council Of Nurse (ICN).
5.Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu
menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik
keperawatan.
6.Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk
mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan
menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan,
penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam
bentuk legislasi keperawatan (KepMenKes No. 1239 Tahun 2001).
7.Motivasi Bersifat Altruistik
Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina
dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional
dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat
keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan
masyarakat.

Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam


menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.Perawat dikatakan sebagai sebuah
profesi apabila meliputi beberapa hal yaitu
1. Perawat memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan teori
yang telah dipelajarinya.
2. Perawat juga melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan keterampilan
serta kode etik keperawatan.
3. Perawat diakui sebagai profesi ketika ia telah menyelesaikan pendidikan dari suatu
perguruan tinggi sehingga diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan
profesional.
4. Perawat juga melakukan pengelolaan ruang lingkup keperawatan sesuai dengan
kaidah profesi.
Adapun Klasifikasi keperawatan sebagai profesi adalah :
1. Scientific Nursing (Landasan ilmu pengetahuan), Mempunyai cabang ilmu yang
terdiri dari
a. Ilmu keperawatan dasar
b. Ilmu keperawatan klinik
c. Ilmu keperawatan komunitas
d. Ilmu keperawatan penunjang
2. Code of etik
Kode keperawatan pada tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada prinsipnya
adalah sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya. Dalam hal ini
terdapat 5 tanggung jawab perawat, yaitu :
a. Perawat dan klien
b. Perawat dan praktik
c. Perawat dan masyarakat
d. Perawat dan teman sejawat
e. Perawat dan profesi
3. Lingkup dan wewenang / otonomi. Lingkup dan wewenang praktek keperawatan
berdasarkan standar praktek keperawatan yang bersifat dinamis antara lain terdiri
dari
a. Falsafah keperawatan
b. Tujuan askep
c. Pegkajian keperawatan
d. Diagnosa keperawatan
e. Perencanaan keperawatan
f. Intervensi keperawatan
g. Evaluasi
h. Catatan asuhan keperawatan
4. Nursing organization
Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama PPNI,
dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan organisasi
keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse (ICN)
5. Ciri-Ciri Keperawatan Profesi
Ciri-ciri keperawatan sebagai profesi (prof Mc. Rifin Husin)
1. Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai dengan kaidah
ilmu dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik keperawatan

2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang mapan
demikian tenaga tersebut dapat :
a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan

3. Pengelolaan keperawatan oleh tenaga keperawatan (NERS) sesuai dengan


kaidah-kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan
a. Sistem pelayanan / asuhan keperawatan
b. Pendidikan keperawatan / pelatihan keperawatan yang berjenjang berlanjut
c. Perumusan standar keperawatan asuhan keperawatan , pendidikan keperawatan
registrasi / legislasi.
d. Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah sesuai
dengan pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk peningkatan
keperawatan.

6. Analisis Keperawatan di Indonesia


Situasi keperawatan di indonesia saat ini dikaitkan dengan definisi , ciri dan
kriteria profesi adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan di indonesia telah memiliki paham ilmu pohon ilmu (Body of
Knowledge) dan telah diakui secara undang-undang oleh pemerintah Indonesia
melalui UU No. 23 Th.1992 tentang kesehatan.
2. Di indonesia telah ada institusi pendidikan jenjeng perguruan tinggi yakni AKPER /
DIII keperawatan , DIV keperawatan , fakultas ilmu kesehatan keperawatan (SI) ,
program pasca sarjana keperawatan (S2)
3. Keperawatan di indonesia telah memiliki kode etik keperawatan , standar profesi ,
standar praktek keperawatan , standar pendidikan keperawatan , standar asuhan
keperawatan
4. Keperawatan di indonesia telah mempunyai legislasi keperawatan (sedang di
proses menjadi undang-undang)
5. Keperawatan di indonesia telah mempunyai organisasi profesi keperawatan yakni
persatuan perawat nasional indonesia (PPNI)
6. Telah memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan
7. Telah melaksanakan riset keperawatan

B. Standar Praktik Keperawatan profesional


1. Defenisi
Menurut (Gilly, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan diskriptif
yangmenguraikan penampilan kerja yang dapat ukuran melalui kualitas struktur,
proses dan hasil.Sedangkan menurut (ANA, 1992, hl.1), standar merupakan
pernyataan yang mencakupkegiatan-kegiatan panti asuhan yang mengarah untuk
praktek 1000 profesional. (Sumber :Khotimah,
Standar Praktek Keperawatan
Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983), 1000 adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakanbagian integral dari pelayanan
kesehatan yangberdasarkan pada ilmu dan tip 1000, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritualyang komprehensif (dikutip oleh Priharjo, 1995).
pelayanannya juga ditujukan untukindividu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh sikluskehidupan manusia. (Sumber : pembuat
tembikar, PA, dan Perry, AG (2009).
Mendasar dari Perawatan.Tujuh Edisi.)
Menurut ( Gilli, 1989, H. 121), standar praktek 1000 adalah suatu
pernyataanyang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan
1000 yangdiberikan untuk klien. (Sumber : . (Sumber : Khotimah,
Standar Praktek Keperawatan
Jadi dapat Kata kunci, bahwa standar praktek 1000 adalah batas ukuran
bakuminimal yang harus dilakukan perawat dalam melaksanakan panti asuhan
2000.Karena 1000 telah meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi, jumlah
standar praktek 1000 telah ditetapkan. Standar untuk prak teksangat penting
sebagai petunjukyang obyektif untuk perawat memberikan perawatan dan sebagai
kriteria untuk melakukanevaluasi panti asuhan ketika standar telah didefinisikan
secara jelas, klien dapat diyakinkan bahwamereka mendapatkan panti asuhan 1000
yang berkualitas tinggi, perawat mengetahui secara pasti apakah yang penting d
alammempersembahkan askep dan staf administrasi dapat menentukanapakah panti
asuhan yang diberikan memenuhi standar yang berlaku.

2. Klarifikasi Praktek Keperawatan


1) Perawat dan pelaksana praktek keperawatan
Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan
standar praktek keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan
standar pendidikan Keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat
mempertahankan sikap sesuai dengan standart profesi keperawatan.
2) Nilai-nilai pribadi dan praktek professional
Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup praktek
keperawatan dan bidang teknologi medis akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang memiliki perawat dengan
pelaksana praktek yang dilakukan sehari-hari selain itu pihak atasan membutuhkan
bantuan dari perawat untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu,
dilain pihak perawat mempunyai hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut
sesuai dengan nilai-nilai pribadi

3. Ciri-Ciri Praktek Keperawatan


1. Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak melakukann
tugasnya tanpa campur tangan dari luar.
2. Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia kerjakan. Misal
dalam hal member suntikan harus sesuai waktu dan dosisnya. Perawat juga harus
berhati-hati dan jujur serta teliti dalam melakukan kegiatan keperawatan.
3. Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan keperawatan tanpa
kendali dari luar. Seorang perawat dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang
perawat, karena telah memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai
perawat profesional.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus melakukan kolaborasi
dengan disiplin ilmu lain. Misal ada orang kecelakaan dan patah tulang, perawat
membutuhkan tenaga radiologi untuk melakukan rongent.
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak demi hak klien
untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk
kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan
dengan pihak – pihak lain yang lebih luas (system at large).
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien.
Tujuan Praktik Keperawatan Professional diantaranya adalah untuk membantu
individu agar mandiri, selain itu mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi
dalam bidang kesehatan, kemudian membantu individu mengembangkan potensi
untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain
dalam memelihara kesehatan, serta membantu individu memperoleh derajat
kesehatan secara optimal.

4. Tipe Standar Praktek Keperawatan


Beberapa tipe standar telah digunakan untuk mengarahakan dan mengontrol
praktek keperawatan. Standar dapat berbentuk ‘normatif’ yaitu menguraikan
praktek keperawatan yang ideal yang menggambarkan penampilan perawat yang
bermutu tinggi, standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu menggambarkan praktek
keperawatan berdasarkan hasil observasi pada sebagaian besar sarana pelayanan
keperawatan (Gillies 1989,h.125).
a. Standar Praktek
Meliputi kebijakan (Police),uraian tugas(job describtion),dan standar
kinerja(performance standar).Ia menuntun perawat dalam melaksanakan perawatan
pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh perawat untuk
memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan dan menggambarkan definisi
institusi tantang apa yang dapat dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan
sumber-sumber atau kondisiyang harus tersedia untuk menfasilitasi pemberian
asuhan.Uraian tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan pengalaman yang
diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai
perawat.Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan menyediakan
ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan atas
pengetahuan,ketrampilan, dan pencapaian aktifitas kemajuan profesional
b. Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana
asuhan(care plans). Itu merupakan alat untuk memastikan perawatan pasien yang
aman dan memastikan hasil yang berasal dari fasien ini. Prosedur merupakanuraian
tahap pertahap tentang bagaimana melakukan keterampilan spikomotor dan
bersifat orientasi tugas. Protokol meliputi lima kategori utama:manajemen pasien
dengan peralatan invasi, manajemen pasien dengan invatif; manajemen status
psiologis dan psikologis; dan diagnosa keparawatan tertentu. Standar asuhan generik
menguraikan harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien dimana
pun pasien dirawat.Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan
dengan diagnosa medis pasien dan diagnosa keperawatan pasien.

5. Tujuan Standar Praktek Keperawatan


Tujuan umum dari Standar Praktek keperawatan adalah meningkatkan asuhan
atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada
usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan.
Namun secara spesifik tujuan standar praktek keperawatan dapat dijabarkan seperti
berikut :
1.Untuk perawat : Sebagai pedoman dalam penentuan tindakan keperawatan pada
pasien.
2.Untuk Rumah sakit : Pedoman untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pelayan dalam rumah sakit.
3.Untuk klien : Dapat menerima pelayanan kesehatan terbaik dari perawat dan
Rumah sakit
4.Untuk Tenaga Kesehatan lain : Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain
sehingga dapat saling menghargai dan menghormati.

6. Manfaat Praktek Keperawatan


Manfaat praktik keperawatan sebagai berikut :
1. Praktek Klinis Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep
dan merupakan alat mengukur mutu penampilan kerja perawat guna memberikan
feeedback
untuk perbaikan.
2. Administrasi Pelayanan Keperawatan Memberikan informasi kepada
administrator yang sangat penting dalam perencanaan polastaf, program
pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.3. Pendidikan
KeperawatanMembantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi
penampilan kerjamahasiswa.4. Riset KeperawatanHasil proses evaluasi merupakan
penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki danmeningkatkan kualitas askep.5.
Sistem Pelayanan KesehatanImplementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja
tim kesehatan dalam mengembangkanmutu askep dan peran perawat dalam tim
kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik dan memberikan kepuasan
bagi anggota tim kesehatan

7. Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan


Metode yang digunakan untuk menyusun standar keperawatan : 1. Proses
Normatif : Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli profesional dan pola
praktek klinis perawat di dalam suatu badan/institusi tertentu. 2. Proses Empiris :
Standar dirumuskan berdasarkan hasil penelitian dan praktek keperawatan yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Implementasi dalam standar praktek keperawatan :


A. Hubungan Standar dan Legislasi
Legislasi diperlukan untuk menopang, melaksanakan, membina dan memberi
pemantauan standar praktek Keperawatan untuk melindungi pasien dan perawat.

B. Lisensi Praktik
Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggungjawab
terhadap pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan
pelanggaran etis.Hukum, atau undang – undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja,
akan tetapi akan menjamin keselamatan pelaksanaan standar praktik keperawatan
secara minimal.
Undang – undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3
menyebutkan : Ayat 2 : Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan
dengan pengobatan dan atau perawatan. Ayat 3 : Pengobatan dan atau perawatan
dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain
yang dapat dipertanggung jawabkan. Isi undang-undang tersebut, dapat diartikan
bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat profesional dalm melakukan kegiatan
praktik secara bertanggung jawab. Pengertian lisensi adalah kegiatan administrasi
yang dilakukan oleh profesi atau departemen kesehatan berupa penerbitan surat ijin
praktek bagi perawat profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan.
Lisensi diberikan bagi perawat sesuai keputusan menteri kesehatan RI
No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrasi dan praktik perawat. Whasington
State Nursing Practice Act (The State Nurses Association) menyatakan bahwa orang
yang terdaftar secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap
individu untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. American
nurse association (ANA) membut pernyataan yang sama dalam undang-undang
lisensi institusional menjadi lisensi individual, keperawatan secara konsisten dapat
mempertahankan: 1) Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung
jawab maupun tanggung gugat perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.
2) Bila perawat meyakini bahwa profesi serta konstribusinya terhadap asuhan
kesehatan adalah penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan penuh
tanggung jawab.

C.UU Praktek Keperawatan


Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek
keperawatan, tetapi sebagian besar memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang
praktek keperawatan dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955 mencakup beberapa
definisi yang mewakili cakupan praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan
dalam sebagian besar negara bagian dan provinsi. Namun demikian pada dekade
terakhir beberapa negara bagian merevisi UU praktek keperawatan mereka untuk
menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam
praktek keperawatan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perawat dikatakan sebagai sebuah profesi apabila meliputi beberapa hal yaitu: ...
Perawat memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan teori yang
telah dipelajarinya. 2. Perawat juga melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu
dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
Keperawatan bisa merupakan suatu profesi atau semi profesi. Untuk bisa
mencapai profesi, harus penuhi semua kriteria dengan suatu tekad untuk berjuang
– Meningkatkan pengetahuan dengan belajar di Universitas
– Mendapatkan legalisasi praktek keperawatan untuk bisa merumuskan wewenang
dan tanggungjawab, fungsi dan peran keperawatan yang terpisah dan berbeda
dengan profesi lain
– Menerapkan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah dalam merawat
pasien secara tepat dan benar
– Mengembangkan area penelitian keperawatan
Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi menurut
Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu
norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di masyarakat. Hughes
(1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan mengetahui yang lebih baik
tentang sesuatu hal dari orang lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang
apa yang terjadi pada kliennya. Dan Wilensky (1964) berpendapat bahwa profesi
berasal dari perkataan profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan body of knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori yang
sistematis meghadapi banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani (alturism)
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, karena
profesi memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya
yaitu Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis, Asosiasi
professional, Pendidikan yang ekstensif, Ujian kompetensi, Pelatihan institusional,
lisensi, Otonomi kerja, kode etik, Mengatur Diri, Layanan publik dan altruism, Status
dan imbalan yang tinggi.
Profesi mempunyai ciri ciri tersendiri yang menurut wilensky (1964) yaitu :
Pekerjaan profesi didukung oleh pohon ilmu (body of knowledge) yang jelas wilayah
garapan keilmuannya (anto loger) yang jelas wilayah garapan keilmuan
(epistomology) , serta pemanfaatan keilmuannya (axiology), Keahlian profesi
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan profesi yang
terarah,terencana,terus-menerus dan berjenjang (life long education), Pekerjaan
profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan, Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan
kehidupan profesi standar pendidikan dan pelatihan (standar pelayanan dan kode
etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut
dilakukan sendiri oleh warga profesi.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasar pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya

B. SARAN
Dalam menulis makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna baik materi maupun secara penulisan. Dengandemikian, penulis sangat
mengharapakna saran dan kritik untuk mengembangkan dan menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi para pembaca dan
dapat dijadikan sebagai sumber ilmu baru yang dapat dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/peran-dan-fungsi-perawat-profesional/

https://www.academia.edu/24006374/makalah_keperawatan_sebagai_profesi

http://macrofag.blogspot.com/2013/03/makalah-keperawatan-sebagai-profesi.html?
m=1

http://nizaraharja92.blogspot.com/2013/04/bab-i-pendahuluan-a.html?m=1

https://www.academia.edu/28798276/MAKALAH_STANDAR_PRAKTEK_KEPERAWAT
AN_PROFESSIONAL

Budiono. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai