Anda di halaman 1dari 2

Jadi Diri Sendiri

Di sebuah desa di Tiongkok, hiduplah seorang gadis yang cantik jelita bernama Mey-mey. Mey-mey
menjadi bunga desa. Semua pemuda di sana mengaguminya. Meskipun ia sangat cantik, Mey-mey
memiliki kebiasaan yang buruk. Ia suka mengerutkan keningnya. Tapi, kebiasaan itu justru membuat
para pemuda semakin tertarik kepadanya.

"Mey-mey sungguh gadis yang sangat cantik, seperti titisan dewi," ucap salah satu pemuda yang
tengah duduk di sebuah warung. Pemuda yang lain setuju dengan temannya itu.

Namun, gadis lain yang juga sedang berbelanja di warung itu, merasa heran. Mengapa semua
pemuda mengagumi Mey-mey? Padahal, menurutnya Mey-mey biasa saja. Justru, menurutnya Mey-
mey aneh, karena mempunyai kebiasaan mengerutkan kening.

Gadis itu pun pulang dari warung sambil terus berpikir. Ia juga ingin menjadi perhatian para pemuda.

"Apa aku mengikuti gaya Mey-mey saja?" pikir gadis itu.

Sejak saat itu, si gadis mengikuti gaya Meymey yang suka mengerutkan kening.

Suatu hari, gadis itu hendak pergi ke warung. Di jalan, ia bertemu dengan seorang pemuda. Dengan
penuh percaya diri, ia mengerutkan kening, persis seperti Mey-mey. Tapi, bukannya pemuda itu
tertarik kepadanya, pemuda itu justru berbalik badan dan bergegas meninggalkannya.

"Apakah kerutan keningku kurang?" pikir gadis itu, bingung.

Sesampainya di warung, ada banyak pemuda di sana. Gadis itu pun kembali mengerutkan keningnya.
Tapi, para pemuda justru berlari tunggang-langgang. Olala, mereka takut kena marah gadis itu.
Melihat hal tersebut, pemilik warung menjadi marah. Ia menganggap jika gadis itu telah membuat
takut pembelinya.

Gadis itu pun menjadi sedih. Ia lalu pergi ke rumah temannya, dan menceritakan apa yang baru
dialaminya.

Mendengar cerita gadis itu, temannya justru tertawa terbahak-bahak. Ia pun memberi penjelasan
kepada gadis itu.

"Jadilah diri sendiri. Itu jauh lebih baik, daripada meniru orang lain. Lagi pula, Mey-mey memang
sangat cantik. Mau seperti apa pun dia, tetap saja ia sangat cantik," ucap temannya.

Gadis itu pun sadar, memang lebih baik menjadi diri sendiri. Ia tak perlu repot-repot menjadi orang
lain, karena orang yang tulus akan menyukai diri kita yang sesungguhnya.

Pesan moral yang dapat diambil dari Dongeng Cerita Pendek Bahasa Indonesia : Jadi Diri Sendiri
adalah jadilah diri sendiri. Orang yang tulus pasti akan menerima kita apa adanya.
        Kupu-Kupu Berhati Mulia

Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman. Ia sangat bahagia
karena bisa berjalan-jalan melihat taman yang indah. Sang semut berkeliling taman sambil menyapa
binatang-binatang yang berada di taman itu.       

Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon. Sang semut mengejek bentuk kepompong yang jelek
dan tidak bisa pergi ke mana-mana.       

“Hei, kepompong alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-
jalan, lihat dunia yang luas ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?”

Sang semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke tempat ia suka. Bahkan, sang semut
kuat mengangkat beban yang lebih besar daripada tubuhnya. Sang semut merasabahwa dirinya
adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya diam saja mendengar ejekan tersebut.

Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena hujan, genangan lumpur terdapat
di mana-mana. Lumpur yang licin membuat semut tergelincir dan jatuh ke dalam lumpur. Sang
semut hampir tenggelam dalam genangan lumpur itu. Semut berteriak sekencang mungkin untuk
meminta bantuan.

“Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam, tolong....., tolong.....!”

Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-kupu menjulurkan
sebuah ranting ke arah semut.

“Semut, peganglah erat-erat ranting itu. Nanti aku akan mengangkat ranting itu.” Lalu, sang semut
memegang erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat
yang aman.

“Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan
nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji.

Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.        

“Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-kupu.       

Ternyata, kepompong yang dulu diejek sudah menyelamatkan dirinya.       

Akhirnya, sang semut berjanji pada kupu-kupu bahwa ia tidak akan menghina semua makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di taman itu

Anda mungkin juga menyukai