Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“ GIZI BURUK PADA BALITA AKIBAT ADANYA COVID-19 “

OLEH:

DIAH AYU LESTARI

(2102380)

DOSEN PEMBINA

ULFA FADILLA R.SKM.MPH

PROGAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BINACIPTA HUSADA

PURWOERTO

2021

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Gizi Buruk Terhadap Balita Akibat Adanya Covid-19" dengan tepat waktu tanpa
adanya suatu halangan apapun.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar Kesehatan
Masyarakat. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang masalah
kesehatan gizi pada balita yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya bagi dan
Tindakan para pembacadan juga bagi saya sendiri.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ulfa Fadilla Rudatiningtyas SKM,MPH,
selaku dosen dari mata kuliah Ilmu Kesehatan Msyarakat. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwokerto,03 Oktober 2021

Diah Ayu Lestari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH......................................................5
1.3 TUJUAN PENELITIAN.......................................................6
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................6
1.4 MANFAAT PENELITIAN...................................................6
BAB II PEMBAHASAN......................................................................7
2.1 PENDEKATAN PERI APPROACH....................................7
2.2 PROBLEM(APA MASALAH KESEHATANNYA)...........7
2.3 ETIOLOGI (GEJALA GIZI BURUK)................................8
2.4 CARA PENCEGAHAN GIZI BURUK................................8
2.5 REKOMENDASI ( UPAYA UNTUK MENGATASI GIZI
BURUK)......................................................................................9
2.6 IMPLEMENTASI (UPAYA KITA UNTUK
MENYELESAIKAN GIZI BURUK).......................................12
KESIMPULAN................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................15

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masalah gizi buruk pada balita merupakan masalah kesehatan masyarakat sejak
dahulu. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat
ditanggulangi dengan baik. Hal ini menyebabkan jumlah keluarga miskin semakin
banyak dan daya beli terhadap pangan menurun terutama pada saat ini di wilayah
Indonesia. Lebih lanjut, ketersediaan bahan makanan dalam keluarga menjadi terbatas
yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan terjadinya gizi kurang, bahkan gizi
buruk,terutama pada masa pandemi saat ini ,karna akses transportasi pun terbatas karna
adanya kendala akses transportasi yang banyak tertutup dan memungkinkan adanya
pasokan makanan sedikit terhambat dan menyebabakan penaikan harga.
Kekurangan gizi merupakan faktor utama yang menyebabkan kematian bayi dan
balita,masalah gizi umumnya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni infeksi penyakit
dan rendahnya asupan gizi akibat kekurangan ketersediaan pangan ditingkat rumah
tangga atau pola asuhan yang salah. Masalah gizi buruk dan gizi kurang pada anak
balita merupakan masalah yang perlu ditanggulangi (Depkes RI, 2020).Balita
merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan, terutama
masalah gizi kurang atau buruk.
Hal ini disebabkan karena pada saat fase balita akan terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat.Terlebih dengan adanya pandemi Covid -19,yang
sangat berpengaruh terhadap pendapatan setiap penduduk ,terutama bagi kalangan kecil
seperti pedagang yang berjualan dengan waktu yang terbatas,terlebih dengan jumlah
pendapatan yang tidak seimbang dengan kebutuhannya.Seperti halnya seperti salah satu
diantara pedagang yang mengemukakan jika harus memenuhi biyaya pembelian paket
data yang mereka utamakan demi sekolah anaknya,yang sampai saat ini masih dilaukan
secara daring online,dari pada untuk membeli bahan pokok makanan yang bergizi
(empat sehat lima sempura).

4
Jakarta, 30 Juni 2020 – Fasilitas kesehatan yang terbebani, rantai pasokan makanan
yang terganggu, dan hilangnya pendapatan karena COVID-19 dapat menyebabkan
peningkatan tajam dalam jumlah anak-anak yang mengalami masalah gizi di Indonesia,
kecuali jika tindakan cepat diambil, kata UNICEF hari ini bahkan sebelum COVID-19,
Indonesia sudah menghadapi masalah gizi yang tinggi. Saat ini, lebih dari dua juta anak
menderita gizi buruk dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami
stunting.Estimasi UNICEF baru-baru ini menunjukkan bahwa dengan tidak adanya
tindakan yang tepat waktu, jumlah anak yang mengalami wasting atau kekurangan gizi
akut di bawah 5 tahun dapat meningkat secara global sekitar 15 persen tahun ini karena
COVID-19. Ini berarti ada peningkatan risiko wasting, suatu kondisi yang ditandai
dengan berat badan rendah jika dibandingkan dengan tinggi badan, juga di Indonesia
banyak keluarga yang kehilangan pendapatan rumah tangga sehingga menjadi kurang
mampu membeli makanan sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka. Pada saat yang
sama, ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami wasting
akan lebih cenderung mengalami stunting, atau memiliki tinggi badan yang rendah
untuk usia mereka, dan dapat mengakibatkan lebih banyak anak stunting di negara ini.
Anak-anak dengan stunting dan wasting akan rentan terhadap gangguan perkembangan
jangka panjang.
COVID-19 memukul keluarga yang paling rentan,” kata Perwakilan UNICEF
Debora Comini. “Jika kita tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan
perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, kita berisiko melihat
peningkatan penyakit dan kematian anak terkait dengan masalah ini.Anak-anak yang
menderita wasting memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan menghadapi hampir 12
kali peningkatan risiko kematian dibandingkan anak-anak dengan gizi cukup, terutama
ketika wasting sangat parah. Jika dampak stunting tidak dapat dikembalikan, dan hanya
dapat dicegah, wasting dapat dicegah dan diobati. Ketika pencegahan gagal, pengobatan
harus tersedia secara rutin dan dapat diakses.Deteksi dini wasting anak adalah kunci
keberhasilan pencegahan dan pengobatan. Pengukuran sederhana lingkar lengan atas
anak menunjukkan apakah seorang anak membutuhkan dukungan gizi tambahan.
Seringkali, solusi berbasis rumah yang sederhana termasuk obat-obatan dasar dan
konsumsi makanan terapi yang siap santap, adalah solusi yang diperlukan bagi seorang
anak untuk menjadi sehat Kembali.Dalam merespon COVID-19, UNICEF bekerja
dengan pemerintah untuk melanjutkan layanan gizi untuk anak-anak dan keluarga yang
rentan, termasuk pemantauan pertumbuhan, distribusi gizi mikro, dukungan bagi para
ibu untuk pemberian makan bayi dan anak secara memadai, dan penapisan serta
perawatan anak balita karena gizi buruk,sama halnya pada pencegahan stunting sejak
dalam kandungan .
Tindakan Untuk Mencegah Dan Mengurangi masalah gizi anak termasuk:
1. Meningkatkan pendekatan pencegahan berbasis bukti untuk mengatasi stunting
dan wasting pada anak, dan pendekatan kuratif untuk mengobati
wasting(imunisasi sejak bayi lahir,memberikan vitamin,rutin melakukan
posyandu demi mengetahui perkembangan dan pertumbuhan pada balita.

5
2. Menghasilkan data dan informasi berkualitas tentang stunting dan wasting pada
anak,supaya para ibu bisa menjaga anaknya agar tetap sehat dan memperhatikan
tumbuh kembangnya.
3. Meningkatkan akses ke komoditas esensial yang diproduksi secara lokal untuk
perawatan wasting anak.
4. Memberikan pemahaman mengenai dampak yang terjadi ketika anak mengalami
gizi buruk yang memnghambat pertumbuhan dan perkembangannya
5. Memberikan motivasi atau pemahaman kepada ibu hamil dan kepada ibu balita
mengenai asupan gizi makanan pendamping asi yang tepat dan mengenai
pemberian ASI yang kaondusif hingga balita berumur 2 tahun
Dalam merespon COVID-19, UNICEF bekerja dengan pemerintah untuk melanjutkan
layanan gizi untuk anak-anak dan keluarga yang rentan, termasuk pemantauan
pertumbuhan, distribusi gizi mikro, dukungan bagi para ibu untuk pemberian makan
bayi dan anak secara memadai, dan penapisan serta perawatan anak balita karena gizi
buruk.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa yang menyebabkan gizi pada anak balita terus meningkat?
2) Bagaimana tindakan yang harus dilakukan agar jumlah balita yang terkena gizi
buruk bisa terobati dan jumlahnya bisa berkurang?
3) Bagaimana gejala balita disaat terkena gizi buruk akibat kekurangan asupan
gizi?
4) Bagaimana upaya yang dapat kita lakukan untuk menyelesaikan dampak
penyakit kekurangan gizi pada balita

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor - faktor yang melatar belakangi
kejadian malnutrisi pada tumbuh kembang balita dan pertumbuhannya sesuai dengan
usianya,sehingga kita bisa memantau tentang kesehatan balita apakah terkena gizi
buruk atau tidak

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi masalah yang melatar belakangi kejadian malnutrisibalita
2. Mengidentifikasi umur anak yang melatar belakangi kejadian malnutrisi balita.
3. Mengidentifikasi interval kelahiran yang melatar belakangi kejadian malnutrisi
balita

6
4. Mengidentifkasi pengetahuan ibu yang melatar belakangi kejadian malnutrisi
balita.
5. Mengidentifikasi usia ibu saat melahirkan yang melatar belakangi kejadian
malnutrisi balita
6. Mengidentifikas statuss ekonomi yang melatar belakangi kejadian
malnutrisibalita
7. Mengidentifikasi faktor maternal yang melatar belakangi kejadian malnutrisi
balita.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1. Mengetahahui perkembangan dan penerapan program gizi seimbang berdasarkan


Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
2. Mengetahui progam gizi yang tepat bagi balita
3. Dapat membantu mengatasi dan mengurangi permasalahan gizi agar tercapai
masyarakat sehat dengan progam gizi seimbang sesuai Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS)
4. Dapat mengetahui ciri-ciri gejala balita yang mengalami gizi buruk dan cara
pencegahannya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENDEKATAN PERI APPROACH

Pendekatan Evidence Based (PERI Approach)


Pendekatan Evidence Based (PERI Approach) dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat adalah suatu cara kerja yang digunakan oleh ahli kesehatan
masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan dalam masyarakat. Cara
kerja ini adalah untuk memastikan bahwa setiap intervensi (program kesehatan
masyarakat) dapat didukung dengan bukti yang menunjukkan bahwa intervensi
mungkin akan efektif dan sukses

7
2.2 PROBLEM(APA MASALAH KESEHATANNYA)

Gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi serius yang terjadi ketika asupan makanan
seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi yang didapat bisa
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak masalah
kesehatan seperti stunting, gangguan mata, diabetes, dan penyakit jantung.Menurut data
Riset Kesehatan Dasar 2018, jumlah balita dengan gizi buruk di Indonesia adalah
sebanyak 3,9% dan gizi kurang adalah 13,8%.Gizi buruk dapat disebabkan oleh pola
makan yang kurang baik, status ekonomi yang rendah, sulit medapatkan makanan, serta
berbagai kondisi medis dan kesehatan mental. Bila seseorang tidak mendapatkan nutrisi
dalam jumlah yang seimbang, malnutrisi dapat terjadi. Pasien obesitas mungkin
mengalami malnutrisi.Gejala gizi buruk dapat berupa rasa lelah, pusing, dan penurunan
berat badan. Gizi buruk juga dapat tidak bergejala. Untuk menentukan penyebab gizi
buruk, dokter dapat melakukan tes darah dan penilaian nutrisi. Pengobatan gizi buruk
dilakukan dengan mengganti nutrisi yang kurang dan mengobati penyebab yang
mendasarinya.
JENIS -JENIS GIZI BURUK
Secara umum, terdapat 2 jenis gizi buruk yaitu:
1. Kurang gizi
Gizi kurang berarti tidak cukup mendapatkan nutrisi. Pada kondisi ini, seseorang
tidak mencukupi asupan protein, kalori, vitamin, atau mineral yang dibutuhkannya.
Efek dari kekurangan asupan ini adalah gizi kurus atau wasting, stunting, dan berat
badan kurang.
2. Gizi berlebih
Gizi lebih berarti mendapatkan nutrisi tertentu yang berlebihan. Konsumsi protein,
lemak atau kalori yang berlebihan juga dapat menyebabkan kepada malnutrisi. Pada
kondisi ini, yang terjadi adalah berat badan berlebih atau obesitas

2.3 ETIOLOGI (GEJALA GIZI BURUK)


Gejala gizi buruk tergantung pada jenisnya. Berikut penjelasaannya:
 Gejala kurang gizi
Pada pasien dengan gizi kurang yang berat, tampilan fisik akan sangat kentara.
Secara umum gejala gizi kurang meliputi:
1) Penurunan berat badan.
2) Kehilangan 5-10% berat tubuh dalam waktu 6 bulan merupakan tanda
utama dalam gizi buruk.
3) Berat badan rendah, orang dengan indeks massa tubuh (IMT) dibawah
18,5 kg/m2 berisiko malnutrisi. (IMT) adalah rasio antara berat badan
(kg) dan tinggi badan (m) kuadrat
4) Kurang nafsu makan dan minum

8
5) Lelah sepanjang waktu
6) Merasa lebih lemah
7) Sering sakit dan membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh
8) Rambut dan kulit kering
9) Pada anak, tidak tumbuh seperti yang diharapkan atau tidak
menambah berat badan seperti yang diharapkan

Pada beberapa tipe gizi kurang, ada gejala khas yang ditunjukkan.Pada kasus
defisiensi protein yang parah atau dikenal sebagai busung lapar, maka perut akan
membesar oleh karena cairan yang terperangkap di tubuh. Tipe lainnya, yaitu
marasmus terjadi ketika kekurangan asupan kalori sehingga otot serta lemak
menyusut drastis dan wasting.
 Gejala kelebihan gizi
Ciri-ciri utama gizi lebih adalah kelebihan berat badan dan obesitas. Namun, berat
badan berlebih bukan berarti kebutuhan vitamin dan mineral terpenuhi. Ini karena
makanan yang sering dikonsumsi orang dengan gizi lebih adalah makanan yang
dikategorikan sebagai junk food. Makanan ini meskipun mengandung banyak
kalori, namun sebenarnya tidak bergizi.

2.4 CARA PENCEGAHAN GIZI BURUK

Pada pasien dengan tanda dan gejala malnutrisi, dokter akan mencari tahu penyebab yang
mendasarinya. Bila dokter mencurigai penyakit Crohn atau kondisi medis lainnya
menjadi penyebab gizi buruk, pemeriksaan laboratorium akan dilakukan untuk
menegakkan diagnosis. Dengan mengobati penyebab, gizi buruk dapat
diatasi.Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis gizi buruk antara
lain:
1) Tes darah untuk skrining dan pemantauan umum
2) Tes kadar nutrisi spesifik, seperti vitamin atau zat besi
3) Tes protein prealbumin, karena malnutrisi biasanya mempengaruhi kadar protein ini
4) Tes protein albumin yang dapat mengindikasikan adanya penyakit ginjal atau hati
Dokter juga akan menggunakan pemeriksaan Malnutrition Universal Screening Tool
(MUST) untuk mengidentifikasi risiko gizi buruk. MUST terdiri atas 5 tahap:
1) Tahap 1
Dokter akan melakukan pengukuran tinggi dan berat badan sertai indeks massa tubuh
pasien (IMT)
2) Tahap 2

9
Dokter akan menghitung persentase berat badan yang hilang dan memberi skor
sesuai persentase tersebut. Misalnya, skor 1 bila berat badan yang hilang mencapai 5-
10% dan skor 2 bila berat badan yang hilang mencapai 10%
3) Tahap3 Dokter akan mengidentifikasi kondisi kesehatan fisik dan mental pasien.
Skor diberikan tergantung pada kondisi kesehatan pasien
4) Tahap 4
Skor ditambah dari tahap 1-3 untuk memperoleh total skor risiko gizi buruk
5) Tahap 5
Dokter akan menentukan rencana perawatan tergantung pada skor yang
diperoleh.Pasien dengan skor 0 memiliki risiko rendah gizi buruk, skor 1 memiliki
risiko sedang, dan skor 2 atau lebih memiliki risiko tinggi.

2.5 REKOMENDASI ( UPAYA UNTUK MENGATASI GIZI BURUK)

Pengobatan gizi buruk tergantung pada kondisi kesehatan seseorang dan tingkat
keparahan gizi buruk. Dokter akan menyarankan perubahan pola makan berupa:
1. Konsumsi makanan yang kaya akan kalori dan protein
2. Makan cemilan diantara waktu makan
3. Minuman tinggi kalori

Jika pola makan yang disarankan tidak membantu, dokter akan menyarankan untuk
mengonsumsi nutrisi tambahan dalam bentuk minuman atau suplemen. Selain itu,
pengobatan lain yang akan dilakukan meliputi:
1. Skrining dan pemantauan terus menerus.
2. Mengobati gejala spesifik, seperti mual.Mengatasi infeksi yang mungkin terjadi
3. Memeriksa kemungkinan masalah menelan atau penyakit gigi dan mulut
4. .Menyarankan alternatif peralatan makan.
5. Pada gizi buruk yang berat, pasien mungkin perlu dirawat inap, menggunakan selang
makan, dan mendapatkan bahan makanan melalui selang infus.

Komplikasi gizi buruk dapat melibatkan semua sistem di dalam tubuh.Kompilasi


diantara lain:
a. Lebih rentan mengalami penyakit infeksi

10
b. Penurunan massa otot dapat menyebabkan pasien tidak aktif bergerak dan memicu
pressure ulcer dan pembentukan gumpalan darah
c. Gagal jantung
d. Gangguan ginjal
e. Depresi, apatis, gangguan interaksi sosial
f. Gangguan kesuburan (infertilitas)Hipotermia
g. Gangguan pertumbuhan dan stunting
h. Meningkatkan risiko osteroporosis
Berkonsultasilah dengan dokter apabila Anda mengalami kondisi berikut ini
1. Jika secara tidak sengaja kehilangan berat badan selama lebih dari 3–6 bulan
2. Memiliki gejala lain dari gizi buruk

Sebelum pemeriksaan, anda dapat mempersiapkan beberapa hal di bawah ini:

1) Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.


2) Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
3) Catat riwayat bepergian yang baru-baru ini Anda lakukan.
4) Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
5) Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat
berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun
membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter.
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

1. Apa saja gejala yang Anda rasakan?


2. Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait gizi buruk?
3. Apakah ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda dengan gejala yang sama?
4. Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Jika iya, apa saja
pengobatan yang telah Anda coba?

11
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis gizi buruk. Dengan ini, penanganan bisa
diberikan secara tepat. ebelum pemeriksaan, Anda dapat mempersiapkan beberapa hal
di bawah ini:

 Buat daftar seputar gejala yang Anda rasakan.


 Catat riwayat penyakit yang pernah dan sedang Anda alami.
 Catat riwayat bepergian yang baru-baru ini Anda lakukan.
 Catat semua obat, suplemen, obat herbal, atau vitamin yang Anda konsumsi.
 Catat pertanyaan-pertanyaan yang ingin Anda ajukan pada dokter.

Anda juga dapat meminta keluarga atau teman untuk mendampingi Anda saat
berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa memberikan dukungan moral maupun
membantu Anda dalam mengingat informasi yang disampaikan oleh dokter. 
Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan berikut:

 Apa saja gejala yang Anda rasakan?


 Apakah Anda memiliki faktor risiko terkait gizi buruk?
 Apakah ada anggota keluarga atau orang di sekitar Anda dengan gejala yang
sama?
 Apakah Anda sudah mencari pertolongan medis sebelumnya? Jika iya, apa saja
pengobatan yang telah Anda coba?

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan
penunjang untuk memastikan diagnosis gizi buruk. Dengan ini, penanganan bisa
diberikan secara tepat.

2.6 IMPLEMENTASI (UPAYA KITA UNTUK MENYELESAIKAN GIZI


BURUK)
Melakukan kunjungan rumah dan memantau pertumbuhan balita serta memberikan
konseling pemberian makanan bayi dan anak kepada keluarga ,meskipun dimasa
pandemi dapat dilakukan dengan tetap menerapkan prokes,agar kita bisa memantau
kesehatan balita.Serta memberikan bantuan makanan bayi ,vitamin ,serta susu
formula.Serta membantu dan juga memantau kegiatan imunisasi,penimbangan berat
badan pada balita,pengukuran tinggi badan dalam kegiatan posyandu,agar kita bisa
mengetahui kesehatan pada balita

1. PENGUKURAN TINGGI BADAN

12
2.PENGUKURAN BERAT BADAN

3.PEMBA

13
KESIMPULAN

Gizi buruk atau malnutrisi adalah kondisi serius yang terjadi ketika asupan makanan
seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi yang didapat bisa
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak masalah
kesehatan seperti stunting, gangguan mata, diabetes, dan penyakit jantung.Berikut
sedikit table ringkasa tentang data mengenai gizi buruk:

Dokter spesialis Gizi


Gejala Penurunan berat badan, lelah sepanjang

14
waktu, sering sakit
Faktor risiko Tinggal di negara berkembang, anak-
anak, ibu hamil atau menyusui
Metode diagnosis Tes darah, tes kadar nutrisi spesifik, tes
protein prealbumin
Pengobatan Perubahan pola makan, mengatasi
penyebab, rawat inap
Obat Suplemen zat besi, zinc, dan yodium
Komplikasi Rentan terkena infeksi, gagal jantung,
gangguan pertumbuhan, dan stunting
Kapan harus ke dokter? Mengalami gejala gizi buruk, penurunan
berat badan lebih dari 3-6 bulan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.sehatq.com/penyakit/gizi-buruk

https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/angka-masalah-gizi-pada-anak-di-
indonesia-akibat-covid-19-dapat-meningkat-tajam

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20180228/1625067/atasi-gizi-
buruk-tim-kesehatan-pantau-berat-bad

15

Anda mungkin juga menyukai