Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjadi bangsa yang besar dan maju merupakan cita-
cita besar yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia.
Pendidikan adalah salah satu tonggak yang menentukan
berhasil atau tidaknya cita-cita tersebut. Dari pendidikan
diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang
berkualitas yang dapat memajukan bangsanya.

Indonesia adalah salah satu negara berkembang di


dunia yang masih mempunyai masalah besar dalam
pendidikannya. Mulai dari sarana fisik yang belum
mendukung, kualitas para guru yang belum memadai,
rendahnya prestasi para siswa, malahnya pendidikan, hingga
masalah serius yang akhir-akhir ini sedang marak terjadi
seperti tindakan kekerasan di sekolah yang dilakukan oleh
guru maupun siswa.

Banyak kekerasan yang dilakukan oleh guru kepada


muridnya, ironisnya kelakuan ini semakin mencoreng
pendidikan di Indonesia yang tak kunjung membaik.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis akan membahas


mengenai kekerasan oleh guru yang dilakukan pada siswanya.
2

1.2 Rumusah Masalah


Berdasarkan uraian diatas,maka dikemukakan permasalahan
sebagai berikut :

1. Bagaimana kekerasan dapat terjadi di dalam dunia


pedidikan?
2. Bagaimana dampak dari kekerasan antara siswa dan
guru?
3. Bagaimana cara mengatasi kekerasan dalam dunia
pendidikan?

1.3 Tujuan
Sesuai permasalah yang ada diatas maka didapatkan tujuan
sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi kekerasan yang terjadi di dalam


dunia pendidikan.
2. Untuk mengatasi dampak dari kekerasan antara siswa dan
guru.
3. Untuk memberikan solusi mengenai kekerasan dalam
dunis pendidikan.

1.4 Maanfaat
Manfaat dari penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Supaya dapat meminimalisir kekerasan yang terjadi di


lingkungan Sekolah
2. Supaya dapat menanggulangi dampak kekerasan yang
terjadi
3

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penggertian Psikologi


Definis Psikologi Sosial

Psikologi sosial terdiri dari 2 kata, psikologi dan sosial.


Psikologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mana
memiliki fokus pada perilaku dan fungsi mental manusia yang
dikaji secara ilmiah. Sedangkan sosial adalah segala perilaku
yang berkaitan dengan hubungan antar individu. Sehingga dapat
disimpulkan jika psikologi sosial merupakan bidang keilmuan
yang mempelajari mengenai mental dan perilaku manusia yang
mana berkaitan dengan hubungan yang terjadi antar invididu di
dalam masyarakat.

Menurut Gordon Allport (1985), psikologi social adalah ilmu


pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan
bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang
dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara:

1. Secara nyata atau actual.


2. Dalam bayangan atau imajinasi.
3. Dalam kehadiran yang tidak langsung (implied).
4

Menurut David O Sears (1994), psikologi social adalah ilmu


yang berusaha secara sistematis untuk memahami perilaku
social, mengenai:

1. Bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi social.


2. Bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita.
3. Bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi social.
Menurut Sherif & Musfer (1956), psikologi social adalah
ilmu tentang pengalaman dan perilaku individu dalam kaitannya
dengan situasi stimulus social. Dalam defenisi ini, stimulus social
diartikan bukan hanya manusia, tetapi juga benda-benda dan
hal-hal lain yang diberi makna social.

Menurut Show & Costanzo (1970), psikologi social adalah


ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai
fungsi stimulus-stimulus social. Defenisi ini tidak menekankan
stimulus eksternal maupun proses internal, melainkan
mementingkan hubungan timbale balik antara keduanya.
Stimulus diberi makna tertentu oleh manusia dan selanjutnya
manusia bereaksi sesuai dengan makna yang diberikannya itu.

Menurut Baron & Byrne (2006), psikologi social adalah


bidang ilmu yang mencari pemahaman tetnang asal mula dan
penyebab terjadinya pikiran serta perilaku individu dalam
situasi-situasi sosial. Defenisi ini menekankan pada pentingnya
pemahaman terhadap asal mula dan penyebab terjadinya
perilaku dan pikiran.
5

Urutan Kronologi Perkembangan Psikologi Sosial

1. 1898: Gabriel de Tarde mempublikasikan Etudes de


Psychologie Sociale ( Studies of Social Psychology ) yang
banyak membahas tentang imitasi, dasar teori belajar
sosial dan konformitas. Dan dalam American Journal of
Psychology , Norman Triplett menggambarkan
eksperimen yang berkaitan dengan fasilitasi sosial.
2. 1908 : Edward Ross dan William McDougall
mempublikasikan buku teks Psikologi Sosial
3. 1918 – 1920 : para psikolog sosial (W. I. Thomas dan F.
Znaniecki’s) mulai mendefinisikan ranah mereka. Sikap
menjadi konsep utama.
4. 1921 : The Journal of Abnormal Psychology menjadi The
Journal of Abnormal and Social Psychology
5. 1924: Floyd Allport mempublikasikan pengaruh social
6. 1934 : George Herbert Mead mempublikasikan bukunya
yang berjudul Mind, Self and Society yang menekankan
pada interaksi antara diri (self) dan orang lain
7. 1935 : Buku pegangan Psikologi Sosial untuk pertama
kalinya diterbitkan dengan Carl Murchinson sebagai
editornya.
8. 1936 : Muzafer Sherif menjelaskan proses konformitas
dalam The Psychology of Social Norms
9. 1939 : Kurt Lewin, bersama dengan muridnya Ronald
Lippit dan Ralph White, melaporkan studi eksperimental
6

mengenai gaya-gaya kepemimpinan. Pada tahun yang


sama, Dollar-Miller mengenalkan teori frustasi-agresi
10. 1941 : Dalam Social Learning and Imitation, Neal Miller
dan Jhon Dollar mengemukakan teori yang perluasan dari
prinsip-prinsip behavioristik dalam perilaku social.
11. 1945 : Kurt Lewin mengemukakan penelitian tentang
Dinamika Kelompok
12. 1954 : Buku pegangan Psikologi Sosial edisi modern
diterbitkan dengan Gardner Linzey sebagai editornya.
13. 1957 : Leon Festinger mempublikasikan A Theory of
Cognitive Dissonance, yang menampilkan suatu model
yang menekankan pada konsistensi antara pemikiran dan
perilaku
14. 1958 : Fritz Heider memberikan pondasi awal bagi teori
atribusi melalui publikasi pada The Psychological of
Interpersonal Behavior.
15. 1959 : Jhon Thibaut dan Harold Kelley mempublikasikan
The Social Psychology of Group yang merupakan pondasi
bagi teori pertukaran social
16. 1965 : The Journal of Abnormal and Social Psychology
terbagi dalam dua publikasi yang terpisah, The Journal of
Abnormal Psychology menjadi The Journal of Personality
and Social Psychology
17. 1985 : Edisi Ketiga buku pegangan Psikologi Sosial
dipublikasikan dengan sebagai editornya.
7

Objek Psikologi Sosial

Yang menjadi objek studi dari ilmu psikologis sosial adalah


tentang gerak-gerikatau tingkah laku individu yang timbul di
dalam lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, masalah pokok
yang dipelajari di dalamnya adalah mengenai pengaruh sosial
(perangsang sosial). Hal ini dikarenakan pengaruh sosial lah yang
menjadi pengaruh penting dalam tingkah laku yang dilakukan
seseorang. Berdasarkan hal ini, psikologi sosial memiliki batasan
diri dengan hanya mempelajari dan menyelidiki tentang tingkah
laku seseorang yang berkaitan dengan situasi perangsang sosial.

Objek pembahasan di dalam psikologi sosial tidak jauh


berbeda dengan ilmu psikologi lain secara umum. Hal ini dapat
dipahami karena memang ilmu psikologi sosial menjadi salah
satu cabang di dalam ilmu psikologi. Jika objek pembahasan
psikologi adalah pada manusia serta kegiatannya.

Maka untuk psikologi sosial terletak pada kegiatan-kegiatan


dilingkungan sosial. Masalah yang dikupas di dalam ilmu
psikologi umum adalah tentang gejala-gejala jiwa,semusal
kemauana, perasaan, dan cara berpikir yang tidak berkaitan
dengan alam sekitar.Sedangkan untuk psikologi sosial,
permasalahan yang dibahas mengenai manusia sebagai anggota
di dalam masyarakat, semisal hubungan antar individu satu sama
lainnya.
8

Manfaat Psikologi Sosial

1. memberikan gambaran kepada manusia, tentang


bagaimana menjalin kehidupan bermasyarakat yang
ideal. Hal ini terkait antara kodrat manusia sebagai
makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial.
2. Mencegah terjadinya konflik ditengah kehidupan
masyarakat. Sebab, dengan memahami psikologi sosial
bisa mengatasi kesenjangan ego yang muncul dari setiap
individu dalam hubungannya dengan masyarakat.
3. Memberikan solusi ketika muncul konflik di tengah
masyarakat. Dengan memahami konsep yang ada dalam
psikologi sosial, kita bisa mengetahui karakter suatu
masyarakat. Sehingga ketika muncul sebuah konflik di
tengah masyarakat akan mudah ditemukan solusi sebagai
jalan tengah dari permasalahan yang ada tersebut.
4. Sebagai pedoman masyarakat, dalam mengelola setiap
perbedaan yang muncul di tengah masyarakat. Dengan
demikian, pada nantinya setiap perbedaan yang ada
tersebut bisa digunakan sebagai modal untuk mencapai
tujuan bersama. Bukan sebaliknya, menjadikan
perbedaan yang ada untuk memicu perselisihan di antara
sesama anggota masyarakat.
9

2.2 Pengertian Kekerasan


Definisi Kekerasan

Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan,


pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau
dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang
lain.

Menurut kamus sosiologi, kekerasan yaitu suatu ekspresi yang


dilakukan oleh individu maupun kelompok di mana secara fisik atupun
verbal dapat memperlihatkan tindakan agresi dan penyerangan
kepada kebebasan atau martabat.

Faktor Penyebab Kekerasan

1. Pertentangan dan persaingan kebudayaan

Hal ini dapat memicu suatu tindakan kriminal yang mengacu pada
kekerasan bermotif SARA (Suku, Agama, Ras, Aliran) seperti yang
terjadi pada kerusuhan di Sampit antara orang Madura dan orang
Kalimantan

2. Kepadatan dan komposisi penduduk

Seperti yang terjadi di kota Jakarta, karena kepadatan dan


komposisi penduk yang sangat padat dan sangat padat di suatu
tempat mengakibatkan meningkatnya daya saing, tingkat strees, dan
lain sebagianya yang berpotensi mengakibatkan seseorang atau
kelompok untuk berbuat tindakan kriminal dan kekerasan.

3. Perbedaan distribusi kebudayaan

Distribusi kebudayaan dari luar tidak selalu berdampak positif bila


diterapkan pada suatu daerah atau negara. Sebagai contoh budaya
orang barat yang menggunakan busana yang mini para kaum wanita,
hal ini akan menggundang untuk melakukan tindakan kriminal dan
kekerasan seperti pemerkosaan dan perampokan.
10

4. Mentalitas yang labil

Seseorang yang memiliki mentalitas yang labil pasti akan


mempunyai jalan pikiran yang singkat tanpa memikirkan dampak yang
akan terjadi. Layaknya seorang preman jika ingin memenuhi
kebutahannnya mungkin dia hanya akan menggunakan cara yang
mudah, seperti meminta pungutan liar, pemerasan dan lain
sebagainya.

5. Tingkat penganguran yang tinggi

Dikarenakan tingkat penganguran yang tinggi maka pendapatan


pada suatu daerah sangat rendah dan tidak merata. Hal ini sangat
memicu seseorang atau kelompok untuk melakukan jalan pintas dalam
memenuhi kebutahannya dan mungkin dengan cara melakukan tindak
kriminal dan kekerasan.

Bentuk kekerasan

1. Penganiayaan Fisik

Yaitu cedera fisik sebagai akibat hukuman badan di luar batas,


kekejaman atau pemberian racun.

2. Kelalaian

Kelalaian ini selain tidak sengaja, juga akibat dari ketidak tahuan atau
kesulitan ekonomi.

3. Penganiayaan emosional

Ditandai dengan kecaman kata-kata yang merendahkan anak, atau


tidak mengakui sebagai anak. Keadaan ini sering kali berlanjut dengan
melalaikan anak, mengisolasikan anak dari lingkungan atau hubungan
sosialnya atau menyalahkan anak secara terus menerus.

4. Penganiayaan seksual

Mengajak anak untuk melakukan aktivitas seksual yang melanggar


norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat, dimana anak tidak
memahami/tidak bersedia.

Aktivitas seksual dapat berupa semua bentuk oral genital, genital,


anal, atau sodomi. Penganiayaan seksual ini juga termasuk incest
11

yaitu penganiayaan seksual oleh orang yang masih ada hubungan


keluarga.

5. Sindrom Munchausen

Sindrom ini merupakan permintaan pengobatan terhadap penyakit


yang dibuat-buat dan pemberian keterangan palsu untuk menyokong
tuntutan. Hal ini biasanya di lakukan orang tua karena ingin menutupi
kejadian yang sebenarnya (Soetjiningsih, 1998:164).

Dampak kekerasan

Menimbulkan trauma bagi korban, menimbulkan gangguan mental


bagi korban, menyebabkan luka fisik maupun psikis.

Peranan Guru

informator, organisator, motivator, pengarah/direktor, inisiator,


transmitter, fasilitator, mediator dan evaluator.
12

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kekerasan timul
3.2 dikarenakan beberapa faktor
3.3 diantaranya disharmonisasi
13

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 saran
14

DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/Ramipratama/sebab-dan-dampak-
konflik-serta-kekerasan

http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/tugas-dan-peran-guru-
di-sekolah.html?m=1

http://www.sarjanaku.com/2013/05/pengertian-kekerasan-makalah-
bentuk.html?m=1

https://asiaaudiovisualra09gunawanwibisono-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.w
ordpress.com/2009/07/05/pengertian-kekerasan/amp/?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCCAE%3D#referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fasiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wordpress.com
%2F2009%2F07%2F05%2Fpengertian-kekerasan%2F

https://www.muttaqin.id/2016/09/sosiologi-pengertian-kekerasan-
faktor-penyebab-kekerasan.html?m=1

http://biantri.blogspot.com/2012/04/faktor-faktor-penyebab-
terjadinya.html?m=1

https://www.psychologymania.com/2011/09/sejarah-dan-
defenisi-psikologi-sosial.html?m=1

https://dosenpsikologi.com/ruang-lingkup-psikologi-sosial
15

daftar isi

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................1
1.2 Rumusah Masalah...............................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................2
1.4 Maanfaat...............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI.............................................................3
2.1 Penggertian Psikologi..........................................................3
2.2 Pengertian Kekerasan..........................................................9
BAB III PEMBAHASAN.................................................................12
3.1 Kekerasan timul.................................................................12
3.2 dikarenakan beberapa faktor...........................................12
BAB IV PENUTUP...........................................................................13
4.1 Kesimpulan.........................................................................13
4.2 saran....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................14

Anda mungkin juga menyukai