DISUSUN OLEH :
ABSTRAK
Latar Belakang: Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu,
akibat yang ditimbulkannya dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi adalah
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat hingga ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi merupakan
penyakit tidak menular hal ini terus meningkat dari tahun ke tahun Banyak faktor yang dapat
meningkatkan risiko hipertensi antara lain Faktor gaya hidup seperti pola makan yang buruk dan
perilaku menetap juga dapat berhubungan dengan pengendalian hipertensi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dan pola makan terhadap kejadian
hipertensi.
Metode: Metode pada penelitian ini adalah literature review artikel yang mencari hubungan gaya
hidup dan pola makan sebagai variabel bebas terhadap hipertensi sebagai variabel terikat. Artikel
didapatkan dari penelusuran artikel publikasi pada EBSCO dan penelusuran secara manual
menggunakan Google Search dengan kata kunci yang dipilih. Pencarian hanya dibatasi pada
jurnal yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dan berbahasa Inggris. Jurnal yang dipilih
adalah hasil penelitian yang berupa RCT dan Case Control, pada tahun 2011 sampai dengan
tahun 2021.
Hasil :
Didapatkan 16 artikel yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara gaya hidup dan pola makan terhadap kejadian hipertensi.
A. PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah
meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika dibiarkan,
penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ vital
seperti jantung dan ginjal. Didefinisikan sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis
menderita hipertensi/penyakit tekanan darah tinggi oleh tenaga kesehatan
(dokter/perawat/bidan) atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi. Tetapi saat
diwawancara sedang minum obat medis untuk tekanan darah tinggi (minum obat sendiri)
(RISKESDAS, 2013).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu genetika, usia,
jenis kelamin, pola makan/asupan natrium, riwayat keluarga, aktifitas fisik/olahraga, stres
dan konsumsi alkohol. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam,
sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk
terjadi hipertensi secara konsisten (Anggara, D.H.F., & Prayitno, 2013).
Laki-laki ataupun perempuan sama-sama memiliki kemungkinan beresiko
hipertensi. Namun, laki-laki lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan
perempuan saat usia 65 tahun perempuan lebih beresiko mengalami hipertensi
(Prasetyaningrum, 2014). Pola makan yang salah merupakan salah satu faktor risiko yang
meningkatkan penyakit hipertensi. Faktor makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi (AS, 2010). Pengaruh pola makan dengan kejadian hipertensi pada
penelitian Roumali (2014) diperoleh bahwa responden pada kelompok kasus lebih
banyak dengan pola makan tidak baik, hal ini menunjukkan bahwa responden pada
kelompok kasus banyak yang makan daging, makan yang berlemak, makanan gorengan,
makanan yang mengandung garam = 3 kali seminggu sebesar 70% (Romauli, 2014).
Gaya hidup sehat merupakan salah satu cara untuk meminimalisir kejadian
hipertensi yaitu dengan cara tidak merokok, aktivitas fisik yang cukup dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi. Karena hal itu penulis tertarik untuk melakukan
literature review mengenai “Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Terhadap Kejadian
Hipertensi” dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada
pembaca mengenai gaya hidup dan pola makan yang dapat mencegah untuk terjadinya
hipertensi.
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Gaya hidup dan pola makan terhadap
kejadian hipertensi.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Hubungan Pola makan dengan hipertensi
2. Mengetahui Hubungan pola makan orang dewasa dengan kejadian
hipertensi
3. Mengetahui Aktivitas fisik waktu senggang dan kegiatan kompetisi
olahraga dengan kejadian tekanan darah tinggi/Hipertensi pada anak-
anak dan remaja
4. Mengetahui hubungan perilaku perawatan diri pada orang dewasa
dengan hipertensi.
5. Mengetahui Hubungan antara konsumsi minuman manis terhadap
kejadian hipertensi.
B. Metode
Metode yang dipilih ialah dengan Systematic review, dengan melakukan penelusuran
artikel publikasi EBSCO dan Sciensdirect serta penelusuran secara manual menggunakan
Google Search dengan kata kunci yang dipilih. Responden yang dipilih adalah pasien yang
menagalami hipertensi baik laki-laki atau perempuan dan dengan batas umur tidak ditentukan
Pencarian hanya dibatasi pada jurnal yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dan
berbahasa Inggris. Jurnal yang dipilih adalah hasil penelitian yang berupa RCT dan Case
Control, pada tahun 2011sampai dengan tahun 2021..
C. Hasil
Untuk mendapatkan jurnal yang sesuai, Penulis melakukan pencarian dengan
menggunakan kata kunci Hypertension, dietary hypertension, lifestyle hypertension ,
dietary patterns hypertension. Dari hasil penelusuran jurnal yang dilaksanakan
menggunakan kata kunci tersebut didapatkan 16 jurnal untuk selanjutnya dianalisis secara
deskriptif.
Penelitian pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya, I., Rama, N.K.K.,
dan Hardianto, H dilakukan pada penelitian cross sectional study dan menggunakan
simple random sampling dengan besar sampel 74 orang, 41 orang menderita hipertensi
dan 33 orang tidak menderita hipertensi. Judul penelitian nya yaitu “Hubungan Gaya
Hidup dan Pola Makan terhadap Kejadian Hipertensi diwilayah Kerja Puskesmas Towata
Kabupaten Takalar” hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
kebiasaan merokok, mengkonsumsi garam dapur dan konsumsi makanan berlemak
dengan kejadian hipertensi, sedangkan aktivitas fisik tidak ada hubungan yang signifikan
(Wijaya et al., 2020).
Penelitian kedua Penelitian yang dilakukan oleh Timperio, Anna. Worsley,
Anthony. Naughton, S. pada tahun 2018 dengan judul “Hubungan Antara Pola Makan
Orang Dewasa dengan kejadian hipertensi” Penelitian ini merupakan analisis sekunder,
data yang diambil dari perwakilan nasional, cross-sectional. Sampel analitik pada
penelitian ini yaitu 65% peserta dewasa. yang menyelesaikan kedua recall diet ( n =
6053; Gambar. 1 ). Peserta memenuhi syarat untuk analisis ini jika mereka tidak hamil
pengasuh, menyusui, atau melakukan kerja shift di masa lalu 4 minggu ( n = 5366) dan
dikeluarkan jika mereka melaporkan tidak asupan energi selama ingatan diet ( n = 8 tidak
termasuk) atau tidak melaporkan waktu dimulainya EO atau jenis EO ( n = 116 tidak
termasuk). Dari sisa 5242 peserta, 578 (11%) memiliki data yang hilang untuk BP dan
ada 182 (3,9%) data yang hilang untuk BMI dan kovariat: BMI ( n = 149), aktivitas fisik
( n = 28), dan waktu duduk ( n = 5). Sampel analitik akhir adalah 2.099 pria dan 2383
wanita.
Hasil Deskriptif statistic keseluruhan sampel (n+188) oleh tingkat efikasi diri.
Peserta berkisar antara usia 22 hingga 88 tahun, dengan usia rata-rata 53 tahun. Lebih
dari setengahnya berusia 50 tahun atau lebih dan hampir 70% dari sampel adalah
perempuan. Sedikit lebih dari sepertiga dari sampel sudah menikah. Lebih dari tiga
perempat menilai kesehatan mereka sebagai baik untuk sangat baik. Delapan puluh
persen dari sampel adalah kelebihan berat badan atau obesitas berdasarkan indeks massa
tubuh. Kira- sekitar 11% peserta tidak memiliki asuransi kesehatan. Kepatuhan terhadap
perawatan diri hipertensi berkisar dari 22% untuk kepatuhan diet rendah garam hingga
75% untuk tidak merokok, dengan kepatuhan minum obat sebesar 58%. Peneliti
menemukan bahwa mayoritas peserta dengan hipertensi memiliki efikasi diri yang baik
untuk mengelola penyakit kronis mereka. Individu dengan perawatan diri yang baik
secara statistik yang signifikan meningkatkan kemungkinan mematuhi pengobatan,
menggunakan diet rendah garam, terlibat dalam aktivitas fisik, tidak merokok, dan
memanfaatkan strategi manajemen berat badan umum. Konsisten dengan penelitian lain,
perawatan diri sangat penting untuk hipertensi. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara perilaku perawatan diri dengan hipertensi,
Konsumsi minuman manis dan penilaian diet : Informasi diet yang terdiri dari
103 item makanan termasuk konsumsi minuman manis adalah diperoleh dengan
menggunakan pertanyaan frekuensi makanan semi-kuantitatif- naire (FFQ) yang telah
divalidasi sebelumnya. kuesioner frekuensi konsumsi makanan adalah dikategorikan
menjadi sembilan, sebagai berikut: tidak pernah atau jarang sekali bulan . 2-3 kali
seminggu, 1-2 kali seminggu, 3-4 kali seminggu. eminggu, 5–6 kali seminggu, sekali
sehari, dua kali sehari, atau lebih dari tiga kali sehari. Ukuran porsi setiap item makanan
dikategorikan menjadi kecil, sedang, atau besar. Makanan tertimbang frekuensi dihitung
dengan mempertimbangkan frekuensi juga sebagai respons ukuran porsi. Kami
menghitung total asupan minuman manis, frekuensi dengan menjumlahkan setiap item
minuman, termasuk soft minuman (coke atau sprite) dan minuman manis lainnya (manis-
minuman nasi dan teh jeruk manis). Untuk analisisnya, peserta diklasifikasikan ke dalam
kuartil berdasarkan minuman manis yang mereka konsumsi. Asupan total energi dan
nutrisi harian seperti natrium dan kalium yang berasal dari semi-kuantitatif FQ
D. PEMBAHASAN
Hipertensi terkadang membuat penderita berbahaya karena hipertensi disebut juga
sillent killer yang artinya tidak menimbulkan keluhan dan tidak disadari oleh penderita
sehingga mudah untuk terjadinya komplikasi penyakit lainnya. Hipertensi dapat
menyerang siapa saja baik dari kelompok umur, sosial, dan ekonomi (Poniyah, 2018).
Salah satu penyebab hipertensi yaitu gaya hidup dan pola makan masyarakat, karena
seiring berjalan nya waktu pengaruh globalisasi di semua bidang banyak sekali
perubahan dimulai dari gaya hidup, pola makan bahkan aktivitas fisik yang berpengaruh
terhadap meningkatnya penyakit tidak menular salah satunya yaitu hipertensi (Roza,
2016).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang tidak menular dan bersifat kronis,
akan tetapi hipertensi bisa dicegah dengan pengaturan diet yang sesuai yaitu dengan cara
mempertahankan berat badan ideal, menjaga pola makan (tidak mengkonsumsi lemak
dan garam berlebihan) dan gaya hidup seperti tidak merokok, tidak mengkonsumsi
alkohol, aktivitas fisik (olahraga) dengan rutin, mengatasi stress, dan memeriksakan
tekanan darah rutin. Yang dimaksud dengan diet pada hipertensi yaitu mengatur pola
makan dengan mengurangi kadar natrium, mengurangi konsumsi lemak dan
memperbanyak konsumsi buah – buah, sayuran, biji – bijian dan makanan dengan
kandungan kalsium, magnesium dan kalium yang tinggi. Dalam mengatur berat badan
dapat dilakukan dengan cara melakukan gaya hidup dan pola makan yang baik seperti
aktivitas fisik yang rutin dan membatasi asupan kalori. Disarankan agar pasien
meminimalisir penggunaan bumbu penyedap makanan setiap kali memasak dan makanan
yang sering dihangatkan. Bumbu penyedap masakan memiliki kandungan bahan kimia
yang tidak baik untuk kesehatan sedangkan makanan yang dihangatkan terlalu sering
dapat meningkatkan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah
sehingga dapat menyebabkan plak yang akan membuat pembuluh darah tersumbat dan
peredaran darah tidak lancar (Sunarti et al., 2015).
Kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi, karena rokok mengandung zat nikotin dan karbon monoksida yang
ketika dihisap zat tersebut masuk ke aliran darah dan dapat merusak pembuluh darah
yang dapat menyebabkan aterosklerosis sehingga pembuluh darah menjadi menyempit
dan menyebabkan tekanan dalam arteri meningkat. Zat lainnya yang terdapat dalam
rokok yaitu karbon monoksida. Karbon monoksida yang ada di rokok jika terhisap maka
akan mengalir ke darah dan menggantikan ikatan oksigen, sehingga jantung bekerja
menjadi lebih keras lagi karena kebutuhan oksigen yang kurang. Hal ini mengakibatkan
tingginya tekanan darah dalam tubuh (Furqani, et al., 2020).
Kebiasaan diet yang buruk, obesitas, dan tekanan darah sistolik tinggi adalah tiga
faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap terjadi hipertensi, Karena faktor risiko ini
adalah sangat terkait, maka dapat dikatakan bahwa diet adalah pendorong utama
peningkatan penanganan hipertensi. Penerapan pola makan kaya nabati tetapi rendah,
makanan telah diidentifikasi sebagai strategi penting untuk pencegahan penyakit
kardiovaskular dan hipertensi. Bukti epidemiologis menyarankan bahwa melewatkan
sarapan dan kebiasaan makan yang tidak teratur berhubungan dengan kesehatan
kardiometabolik yang lebih buruk pada orang dewasa, termasuk insiden hipertensi.
Dari beberapa penelitian yang sudah dipaparkan diatas, bahwa Selain pola makan
sehat dan gaya hidup yang baik, aktivitas fisik juga merupakan salah satu cara
penatalaksanaan dalam penyakit hipertensi. Aktifitas fisik dapat berpengaruh pada
tekanan darah. Semakin besar aktivitas fisik yang dilakukan, maka tekanan darah juga
meningkat. Penderita hipetensi atau tekanan darah tinggi perlu rutin berolahraga untuk
mengendalikan tekanan darahnya. Jenis olahraga yang disarankan adalah berjalan kaki,
bersepeda, yoga, senam, dsb. Angkat beban tidak disarankan karena memicu tekanan
yang tidak diperlukan bagi jantung dan pembuluh darah. Olahraga yang baik meliputi
jenis olahraga, cara melakukan olahraga dan waktu melakukan olahraga. Jenis olahraga
yang paling baik yaitu menyesuaikan kondisi pasien. Penyesuaian ini dilakukan agar
menghindari cidera yang mungkin bisa terjadi pada pasien. (Rachael, 2014)
E. Kesimpulan
Terdapat hubungan antara gaya hidup dan pola makan terhadap kejadian hipertensi.
Penyakit hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang bersifat kronis dan tidak
dapat disembuhkan, akan tetapi hipertensi dapat dicegah dengan cara memperbaiki gaya
hidup dan pola makan yang baik seperti mengkonsumsi makanan dengan kandungan
garam dan lemak yang rendah, tidak merokok dan aktivitas fisik yang sesuai dengan
kondisi tubuh.
DAFTAR PUSTAKA