Klasifikasi PPOK
a. Klasifkasi ppok
Gold 1 : ppok ringan, tanpa batuk kronik
Gold 2 : sedang, napas pendek, disertai batuk, sputum produktif
Gold 3 : kemampuan latihan menurun, eksaserbasi berulang
Gold 4 : sangat berat, gagal jantung kanan
b. Klasifikasi ppok mempunyai hasil spirometri yg normal,
Derajat 1: fev 1 atau fec >70%, Fev 1 >80%
Derajat 2 : fev 1 <70%, 50%, kurang dari 80%
Derajat 3 : fev 1/ fec < 70% ; 30%, <50%
c. Klasifikasi berdasarkan gold 2019
Gold 2 : 50%, <80%
Gold 4 : fev 1 <30%
Masuk pada gold 2 karena disertai batuk
d. Ppok akseserbasi terbagi 3
1. Tipe 1 atau berat, ada 3 gejala
2. Tipe 2 atau sedang, ada 2 gejala
3. Tipe 3 ringan, ada 1 gejala. Disertai ISPA
(TABEL)
PNEUMONIA
Definisi
Suatu peradangan paru yang disebabkan oleh :
1. mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Mycobacterium
tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan
oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-
obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis.
2. Infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Tipe Pneumonia
1. Community acquired pneumonia (CAP)à + (penisilin) & atypical makrolida
dan tetrasiklin)
2. Hospital acquired pneumonia (HAP)à - (sefalosporin generasi 3,
aminoglikosida, &quinolon
3. Aspirationpneuomoniaàanaerob(metronidazol)
4. Pneuomonia in immunocomprised patient
5. Reccurent pneumonia
Patogenesis
a. Ketdakseimbangan daya tahan tubuh
b. Resiko infeksi tergnt kemampuan bakteri merusak permukaan epitel sal
nafas.
c. Rute infeksi:
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah
3. Inhalasi bahan aerosol
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa
Patologi
1. Basil yang masuk bersama sekret bronkus àalveoli àreaksi radang berupa
edema seluruh alveoli à fagositosis sebelum terbentuknya antibodi.
2. Sel-sel PMN mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan bantuan
leukosit yang lain melalui psedopodosis sitoplasmik mengelilingi bakteri
tersebut kemudian dimakan.
3. Pada waktu terjadi peperangan antara host dan bakteri maka akan tampak
4. Zona pada daerah parasitik terset yaitu :
a. Zona luar : alveoli yang tersisi dengan bakteri dan cairan edema.
b. Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari PMN dan beberapa
eksudasi sel darah merah
c. Zona konsolidasi yang luas : daerah tempat terjadi fagositosis yang
aktif dengan jumlah PMN yang banyak.
d. Zona resolusiE : daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak
bakteri yang mati, leukosit dan alveolar makrofag.
(TABEL)
Terapi Farmakologi
a. Ppok
1. Bronkodilator : terapi awal SABA dengan atau tanpa antikolergik
kerja singkat. Tidak direkomendasikan metilsantin intravena
2. Kortikosteroid : prednisone 4mg selama 5 hari Kortikosteroid oral
sama aktifnya dengan intravena
3. Budesonid : mempercepat kekambuhan, mengurangi lama rawat
4. Antibiotic : bila sesak nafas memberat, peningkatan jumlah sputum
durasi 5-7 hari. Penggunaan disesuaikan resistensi bakteri local
5. Terapi adjuvant balance cairan , terapi gizi dan stop merokok
6. Terapi eksaserbasi : short acting beta 2 antagonis (SABA) inhalasi
contohnya : Salbutamol, Sistemik kortikoteroid, Short acting
antikolinergik : ipratropium bromide Aminofilin intavena, Antibiotic
jika ada indikasi infeksi, Oksigenasi.
7. Terapi stabil :
a. Inhalasi antikolinergik aksi panjang : ipratropium bromide,
b. Inhalasi beta agonis aksi panjang,
c. Teofilin sustained release : inhalasi kortikosteroid, hanya
untuk pasien tertentu
d. Oksigen > 15 jam/hari : gagal respirasi kronik.
b. Pneumonia
1. Terapi disarankan untuk menggunakan amoksisilin oral 500 mg,
klaritromicin oral 500 mg yg harganya terjangkau
2. Terapi antibiotic dapat dihentikan apabila memenuhi kriteria
- Bebas demam, tidak ditemukan lebih dari 1 tanda
ketidakstabilan klinik akibat CAP.
- Suhu tubuh normal, respiratory normal
- Berdasarkan hasil kultur darah bakteri resisten terhadap
penisilin. Tetapi suspectible dengan seftriaxon
- Tetap diberikan seftriaxon, dikombinasi dengan asitromicin
sesuai dengan yg diresepkan di IGD
Terapi pasien rawat jalan :
a. Sebelumnya sehat terapi empiric makrolida/azalide,
tetrasiklin: disebabkan bakteri. Disebabkan virus : oceltamivir,
b. Memiliki riwayat penyakit lain : klorokuinolon/ beta laktam +
makrolida.
- Pasien elderly : piperacilin/tazobactam/ sefalosforin, atau
karbapenem,
florokuinolon atau beta laktam + makrolida/ tetrasiklin
- Disebabkan Bakteri : Doksisiklin 2x 100mg/ hari
- Makrolida : contohnya azitomicin 500mg/hari
Terapi Rawat inap :
a. Non icu : florokuinolon, atau beta laktam + makrolida/
tetrasiklin
b. ICU : beta laktam + makrolida/ florokuinolon
- Piperacilin/tazobactam atau meropenem atau cepepime +
kuinolon / aminoglikosida/ azitromicin atau beta laktam +
aminoglikosida + azitromicin / respiratory florokuinolon
cukuuuuuuuppppp
(TABEL)
Analisis masalah