Latifah - Witri Muetia - B1A020087 - K1 - C1 - Acara 1
Latifah - Witri Muetia - B1A020087 - K1 - C1 - Acara 1
A. Latar Belakang
A. Materi
3. Gelas stainless berisi putih telur dimasukkan kedalam panci lalu diamati saat
4. Dicatat waktu saat koagulasi terjadi dan diulangi perlakuan dari awal sampai
akhir
3. Ditambahkan air sebanyak 2 kali sendok teh diaduk dan diamati yang terjadi
A. Hasil
I 95 Sangat Irreversible
menggumpal
II 313 menggumpal Irreversible
Keterangan:
Gambar:
Pengaruh pH perlakuan 1
Pengaaruh pH perlakuan 2
Gambar 3.8 gelas di dalam air yang didiamkan 10 menit setelah mendidih
B. Pembahasan
dengan flok-flok yang berukuran besar sehingga mudah mengendap. Pada proses
flokulasi kontak antar partikel dapat terjadi melalui beberapa cara yaitu kontak
karena gerak brown, kontak karena gerak cairan serta kontak yang dihasilkan dari
partikel yang mengendap dengan adanya tumbukan antar partikel. Secara garis
besar ada 4 tahapan proses pembentukan flok, yaitu tahap destabilisasi koloid,
tahap pembentukan mikro flok, tahap penggabungan mikro flok serta tahap
Pembentukan makro flok. Koloid merupakan partikel yang sangat halus, yang
menyebabkan campuran tidak jenuh, tetapi juga sangat sulit untuk mengendap,
adapun ciri-ciri koloid yaitu tidak jernih, antara homogen dan heterogen, diameter
partikel antara 10-7 cm – 10-5 cm, tak dapat disaring serta sulit untuk mengendap
air baku dengan maksud mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid,
detensi, komposisi zat kimia dalam air, jenis koagualan dan flokulan, zeta
dan water solid interface (Metcalf dan Eddy, 1991). Pada saat pemanasan enzim
atau protein pada putih telur makan akan mengalami koagulasi karena telah
semaki panas suhu viskositas makin kecil. Waktu detensi yang melebuhi kriteria
sedangkan jika kurang akan terbentuk flok yang relatif kecil sehingga sukar untuk
perubahan viskositas, semaki panas suhu viskositas makin kecil. Waktu detensi
system kontinyu sedangkan jika kurang akan terbentuk flok yang relatif kecil
proses koagulasi dan flokulasi, karena itu pemilihan pH yang tepat akan
mempengaruhi dosis optimum dari koagulan. Hal ini disebabkan sifat kimia
pengaruh jenis koagulan yang dipakai dan komposis zat kimia yang ada dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
Degremont. (1991). Water Treatment Handbook. 9th edition. Vol 1: New York.
Estiasih, T., dkk. 2016. Kimia dan Fisik Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.
Stryer, Lubert, Berg, Jeremy M., Tyomoczko, John L., 2002, Biochemistry, Fifth
Susanti, Enny dan Hartati, Ati., 2003. Koagulasi Flokulasi Untuk Menurunkan