Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA 3. KURASI HERBARIUM

Disusun Oleh:

Nama : Witri Muetia


NIM : B1A020087
Kelompok :1
Rombongan : C2
Asisten : Raina Putri Jayani

PRAKTIKUM SISTEMATIKA TUMBUHAN 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2021
1. Tentukan masalah pengarsipan dari spesimen herbarium di bawah ini serta
berikansolusinya!

Spesimen Herbarium Masalah Pengarsipan Solusi

Berdasarkan gambar Solusi untuk masalah


disamping, spesimen pengarsipan pada
herbarium terlihat gambar disamping
rusak, kotor dan adalah melakukan
berantakan. Kerusakan penyemprotan alkohol
spesimen sebelum 70% sebelum
pembuatan herbarium melakukan pengeringan
dapat dianalisis dan dan membersihkan
dibuktikan dari daun debu spesimen sebelum
yang diremukkan, salah membuat herbarium
satu daun tidak lagi adalah hal yang sangat
menempel pada batang, penting untuk
adanya noda hitam pada menghindari kerusakan
kertas ivory di sekitar dan pertumbuhan jamur
herbarium. Sehingga . Solusinya juga bisa
terlihat berantakan . diperbaiki melalui
masalah kedua yaitu pemanasan atau
terdapat jamur bewarna pengasapan
putih pada kertas ivory menggunakan senyawa
hal tersebut terjadi kimia atau Kertas ivory
karena alkohol tidak diganti dengan yang
disemprotkan pada baru. disemprot dengan
herbarium sebelum alkohol dan
melakukan dikeringkan. jika tidak
pengeringan. Kemudian ada keterangan
tidak adanya keterangan spesimen pada label
spesimesn pada label dan juga label
dan juga tidak dan logo herbarium tidak ada
Unsoed pada label. logo UNSOED di
Selain itu, terlalu kolom, lalu
banyak gambar ditambahkan di
penggaris sehingga deskripsi kolom dan
terlihat berantakan. Selain itu, gambar
peggaris bisa digunakan
satu saja.
Masalah pengarsipan Solusi untuk
pada herbarium permasalahan tersebut
disamping yaitu tidak yaitu menambahkan
adanya bagan warna gambarbagan warna
herbarium yang mana herbarium karena bagan
bagan tersebut warna sendiri sangat
berfungsi sebagai penting untuk menjadi
patokan warna dalam tolak ukur warna
mengamati warna tanaman asli dan
herbarium. tanaman yang telah
menjadi herbarium
Masalah pengarsipan Solusi untuk permasalahan
pada herbarium tersebut yaitu melengkapi
disamping adalah tidak identifikasi ilmiah pada
lengkapnya identifikasi komponen spesimen
komponen spesimen herbarium pada label agar
herbarium pada label dapat menemukan nama
herbarium yaitu tidak lokal yang benar dan
adanya famili, spesies, gunakan jurnal sebagai
nama lokasi yang tepat referensi, kemudian
pada label herbarium ditambahkan juga untuk
(lintang dan bujur). lokasi penemuan spesimen
Selain itu, foto atau denagn menggunakan
dokumentasi tumbuhan aplikasi view ranger untuk
tidak asli. mengetahui garis lintang
dan bujur. Selain itu juga
dapat menggunakan foto
asli tumbuhan.
Masalah pengarsipan Solusi untuk permasalahan
pada herbarium tersebut yaitu
disamping yaitu tidak menambahkan bagan warna
adanya bagan warna di pada herbarium.
herbarium. Bagan
warna berfungsi
sebagai tolak ukurnya
atau patokan warna
dalam mengamati
warna herbarium.

Masalah pengarsipan Solusi untuk permasalahan


pada herbarium tersebut yaitu menata lebih
disamping yaitu daun rapih lagi saat melakukan
pada spesimen tidak herbarium agar tidak
tertata rapih dan telihat terlihat bertumpuk.
berdekatan sehingga Menghubungkan akar agar
tampak menumpuk. sama dengan tanaman
Selain itu akarnya juga contoh. Kemudian
belum menyatu menambahkan identifikasi
sempurna dengan agar lengkap.
tanaman contoh.
Kemudian identifikasi
ilmiah spesimen tidak
lengkap, tidak adanya
famili, spesies, dan
lokalitas tumbuhan.
sos
2. Buatlah review pembahasan selama praktikum kurasi herbarium!

Berdasarkan agenda praktikum Sistematika Tumbuhan 1 yang telah dilaksanakan


pada tanggal 21 Oktober 2021 yaitu kurasi herbarium. Tujuan dari praktikum ini adalah
agar mahasiswa dapat mengumpulkan, menata, memelihara, memelihara, dan
menentukan koleksi herbarium. Herbarium adalah suatu metode pengawetan khusus
dengan menggunakan spesimen berupa tumbuhan dan dilengkapi dengan data yang
digunakan untuk perbandingan dengan tumbuhan lain untuk diamati dan diidentifikasi.
Kurasi herbarium adalah kegiatan mengumpulkan, menata, memelihara, memelihara,
dan menentukan koleksi herbarium yang boleh dimasukkan ke dalam herbarium,
museum, atau pameran seni. Alat yang digunakan dalam percobaan ini stasioner.
Bahan yang digunakan adalah spesimen herbarium dan lembar kerja. Cara pekerjaan
dilakukan. adalah benda uji dikeringkan, pengeringan dilakukan dengan oven, baik
oven listrik maupun oven dengan arang kayu. Pengeringan dengan listrik umumnya
pada suhu 60°C selama 3 hari 2 malam tergantung ketebalan benda uji. Tanaman yang
lebih tinggi dikeringkan dalam oven, sedangkan tanaman yang lebih rendah
dikeringkan dengan tisu dan kemudian dikeringkan dengan udara. Pengeringan
sederhana dapat mengawetkan tanaman selama beberapa dekade. Kemudian spesimen
diidentifikasi, dan diberi label. Kemudian spesimen disimpan dalam folder genus,
kemudian diperiksa secara berkala untuk melihat kondisi spesimen.

Institusi pemilik koleksi dan kuratornya perlu bertanggung jawab untuk


memastikan pelestarian dan perlindungan spesimen, menyediakan spesimen dan
datanya untuk dipelajari, baik secara fisik maupun digital, serta mengembangkan
koleksi berbasis penelitian. Akses ke koleksi dan data biasanya difasilitasi oleh kurator
dalam beberapa cara yang berbeda termasuk, mendigitalkan spesimen dan membuat
data tersedia secara online, meminjamkan spesimen dan menyediakan data secara
online, meminjamkan spesimen kepada ilmuwan yang memenuhi syarat di institusi lain
dengan infrastruktur yang sesuai untuk perawatan yang diperlukan. menyediakan
fasilitas bagi pengunjung, dan menangani permintaan informasi spesimen oleh
pengunjung, mengawetkan spesimen untuk penggunaan di masa mendatang, dan
perlindungan terhadap penyalahgunaan peminjaman spesimen.

Teknik dan pengelolaan konservasi herbarium yang kurator harus dipahami


meliputi:

1. Koleksi harus ditempatkan di lingkungan bebas hama di mana kelembaban dan suhu
dapat dikontrol

2. Spesimen ditempatkan dalam lemari tertutup dan disegel atau dapat juga
menggunakan rak terbuka

3. Faktor lingkungan dipertimbangkan dengan cermat, termasuk suhu, dan kelembaban


untuk mencegah kontaminasi hama. Misalnya suhu antara 60 65 ° F (15-18 ° C) dan
kelembaban relatif sekitar 50%, mencegah timbulnya hama.

Masalah umum yang biasanya terjadi saat kurasi herbarium adalah penggunaan
nama ilmiah yang belum diperbarui, tidak adanya map genus atau spesies, spesimen
tidak sesuai dengan nama spesies, map terlalu banyak isi, spesimen dalam folder dalam
kondisi buruk, dan spesimen tidak muat di kabinet. Solusi dari permasalahan tersebut
yaitu pengecekan dalam memperbarui nama ilmiah spesimen, membuat folder untuk
genus atau spesies, solusi untuk pelabelan spesimen yang tidak sesuai dengan nama
spesies adalah mengirim kembali spesies untuk diidentifikasi. sampai mereka
menemukan nama spesies yang tepat. Untuk mengetahui identifikasi dan pencarian
status nama tumbuhan dengan menggunakan aplikasi plantNet yang dapat diunduh
menggunakan smartphone. Masalah yang biasanya muncul saat pengarsipan adalah
folder tersebut sudah berisi terlalu banyak konten, solusinya adalah dengan membagi
folder menjadi beberapa bagian agar isinya tidak terlalu banyak. Jika spesimen di
folder dalam kondisi buruk, spesimen dapat diperbaiki sesuai dengan jenis
kerusakannya. Kemudian masalahnya bisa berupa spesimen yang tidak muat di lemari,
hal ini bisa diatasi dengan memindahkan map ke kiri atau ke kanan agar ada ruang
yang cukup untuk menyimpan spesimen.

Masuknya spesimen ke dalam herbarium dapat diperoleh dari:

1. Pengumpulan staf dan mahasiswa, biasanya mahasiswa ditugaskan untuk membuat


herbarium sebagai bahan ajar yang digunakan untuk belajar. Staf dan mahasiswa di
institusi yang tidak memiliki herbaria atau hanya koleksi pengajaran atau referensi,
dapat memilih untuk mendokumentasikan studi mereka dengan mengirimkan spesimen
ke institusi lain.

2. Pertukaran, salah satu cara untuk mendapatkan koleksi spesimen lainnya adalah
dengan bertukar dengan instansi lain yang dapat mengefisienkan biaya, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan spesimen yang dibutuhkan oleh kedua belah pihak.

3. Hibah, dalam bentuk bingkisan atau dapat berupa semua spesimen yang dikirimkan
kepada staf spesialis seperti dari negara alumni.

4. Pinjaman, contoh yang diperoleh dari peminjaman bersifat sementara dan tidak
permanen milik lembaga yang diberikan pinjaman misalnya spesimen untuk Studi taksa
khusus untuk penyusunan monografi) atau tidak terbatas (permanen; misalnya pinjaman
seluruh herbarium dari satu institusi ke institusi lain).
5. Pembelian, jenis yang diperoleh dari jual beli. Sebagian besar pembelian melibatkan
barang koleksi dari daerah tertentu (terutama daerah tropis) dengan harga mulai dari
sepuluh sen hingga lebih dari satu dolar per lembar. Saat ini kegiatan jual beli spesimen
herbarium sangat jarang dilakukan.

6. Layanan Identifikasi, spesimen dikirim ke institusi untuk diidentifikasi dan disimpan


oleh institusi penerima. Spesimen yang diserahkan harus berkualitas baik dan tidak
boleh dikirim tanpa persetujuan terlebih dahulu.

Terlepas dari sumbernya, kebanyakan herbarium pertama kali dibongkar dan


dirawat dengan berbagai cara untuk menghilangkan hama serangga yang merupakan
ancaman serius bagi spesimen. Serangga hama adalah ancaman terbesar bagi spesimen
terlepas dari dari mana spesimen itu berasal. Cara-cara yang dapat digunakan untuk
membasmi hama serangga antara lain:

1. Fumigasi, menggunakan senyawa kimia seperti metil bromida, karbon bisulfida,


karbon tetraklorida, etilen diklorida, gas hidrosianat, lindan, strip diklorvos, atau
paradiklorobenzena. Fumigasi memiliki beberapa kelemahan diantaranya, berbahaya
bagi manusia, mudah terbakar, telur, dan kepompong serangga akan bertahan hidup
kecuali jika pengasapan dilakukan dalam ruang hampa.

2. Pemanasan, adalah metode yang baik dan efisien tetapi tidak praktis untuk merawat
seluruh koleksi spesimen. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan ruang yang
dilengkapi dengan elemen pemanas yang mampu mempertahankan suhu spesimen pada
44"C selama beberapa jam agar serangga hama terbunuh.

3. Poisoning, adalah cara mencelupkan atau mengecat benda uji dengan larutan alkohol
merkuri klorida yang bersifat racun dan tidak disukai hama. Spesimen yang
diperlakukan dengan metode ini harus selalu diberi label yang jelas karena senyawa ini
sangat beracun, dapat membuat kertas rapuh, dan mengubah warna label.

Anda mungkin juga menyukai