Oleh :
Nama : Witri Muetia
NIM : B1A020087
Rombongan : C1
Kelompok :1
Asisten : Alfira Rahmalia F
dipelajari dengan metode analitik mikroskopik dan kimia. Zat-zat kimia di dalam
jaringan dan sel dapat dikenali dengan reaksi kimia yang menghasilkan senyawa
berwarna tak dapat larut, diamati dengan mikroskop cahaya atau penghamburan
Disamping reaksi kimia yang terjadi dalam jaringan, metode lain misalnya metode
memungkinkan penentuan jumlah DNA dan RNA dalam sel (Harjana, 2011).
bagian dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki
dirinya sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self-repairing) dan
dengan dalam tubuh). Lapisan kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan merupakan organ
esensial dan vital serta cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit memiliki variasi
mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang elastis dan tebal terdapat pada
palpebra, bibir dan preputium. Kulit yang tebal dan teagang terdapat paada telapak
kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, kulit yang lembut
terdapat pada leher dan badan, kulit yang berambut kasar terdapat pada kepala. Kulit
tipis dan kulit tebal mempunyai perbedaan yaitu pada kulit tipis memiliki ketebalan
lapisan epidermal yang bervariasai dari 75-150 mikrometer sedangkan pada kulit
tebal ketebalan lapisan epidermal berkisaran dari 400-1400 mikrometer (Djuanda,
2007).
Epithelium berasal dari kata epi yang berarti di atas dan thele berarti punting
(nipple). Istilah persebut untuk pertama kali digunakan terhadap suatu lapisan pada
permukaan bibir yang tembus cahaya. Dibawah lapisan tersebut terdapat punting-
Jaringan epitel tidak berdiri terlepas, tetapi melekat erat pada jaringan di bawah
deretan sel, jaringan ini dinamakan membrana basalis. Membrana basalis ini
merupakan tempat sel epitel melekat. Jaringan epitel dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan atas bentuk dan jumlah lapisan sel-selnya. Untuk
penamaan epitel banyak lapis umumnya berdasarkan bentuk sel permukaannya tanpa
memperhatikan bentuk sel yang ada pada lapisan di bawahnya. Jaringan epitel dapat
epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah permukaan epitel yang kebanyakan
berbentuk poligonal. Namun yang penting bentuk pada potongan tegak lurus
permukaannya. Epitel Pipih/ Gepeng/ Squamous Karena berbentuk sebagai sisik ikan
maka disebut sel squamuos. Dengan demikian ukuran tinggi atau tebal kurang dari
ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang),
epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti
tampak lebih menonjol sehingga bagian tersebut terlihat lebih tebal. bila
KEGIATAN PRAKTIKUM 1
Histologi 1 (Sistem Integumen dan Jaringan Epitel)
1. Tuliskan 4 perbedaan yang dapat diamati pada kulit tipis dan kulit tebal!
Parameter Kulit Tipis Kulit Tebal
Pili Ada Tidak ada
Kelenjar minyak Ada Tidak ada
Stratum corneum Ada, namun lebih tipis Ada dan lebih tebal
Letak Telapak kaki dan
Seluruh tubuh
yangan
2. Mengapa pili dan kelenjar minyak hanya ditemukan pada kulit tipis tidak
ditemukan pada kulit tebal? Berikan argumentasi anda!
Jawab: pili dan kelenjar minyak hanya ditemukan pada kulit tipis karena kulit
tipis memiliki folikel rambut sebagai tempat tumbuhnya rambut dan tempat
menempelnya kelenjar minyak.
3. Apakah epitel yang terdapat pada kulit tipis dan esofagus memiliki struktur yang
sama? Tuliskan masing-masing epitelnya dan jelaskan!
Epitel kulit tipis Squamous complex dengan keratin
Epitel esofagus Squamous complex tanpa keratin
Argumen Squamous complex terdapat pada
daerah yang sering terkena pengaruh
mekanik dan kimiawi. Ada yang
terkeratinisasi dan ada yang tidak
terkeratinisasi. Yang terkeratinisasi
contohnya pada permukaan kulit
tepatnya pada epidermis. Fungsi
utama keratin sebagai stem cell,
selanjutnya sel epitel berkeratin yang
meliputi perkembangan derivat kulit
seperti rambut dan kuku (Telford dan
Brigman, 1990). Sedangkan pada
esofagus yaitu squamous complex
tanpa keratin.
5. Mengapa kelenjar tiroid memiliki struktur epitel berbentuk kubus hanya selapis?
Jawab: kelenjar tiroid memiliki struktur epitel yang berbentuk kubuh dan hanya
selapis karena kelenjar tiroid memiliki foliker berisi thyroglobulin.
5
8
6
2
10
11
9
12
13
Keterangan Gambar:
1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis
4. Pili
5. Stratum corneum
6. Glandula sebacea
7. Cervix pili
8. Glandula sudorifera
9. Radix pili
10. Papilla dermis
11. Korpuskula Meissner
12. Panniculus adiposus
13. Pembuluh darah
4
Keterangan Gambar:
1. Epidermis
2. Dermis
3. Hipodermis
4. Stratum corneum
5. Glandula sudorifera
6. Panniculus adiposus
7. Pembuluh darah
2
Keterangan Gambar:
1. Lumen
2. Epitel Squamous Complex tanpa keratin
3. Stratum mucosa
4. Muscularis mucosa
5. Muscularis externa
6. Nukleus
7. Membrana basalis
2
Keterangan Gambar:
1. Folikel
2. Lumen
3. Epitel cuboid simplex
4. Nukleus
5. Membrana basalis
4
Keterangan Gambar:
1. Lumen
2. Spermatozoa
3. Epitel columnar pseudostratified dengan stereosilia
4. Otot polos
5. Stereosilia
6. Nukleus
7. Sel Goblet
8. Sel silindris
9. Sel basal
10. Membrana basalis
2
4 9 36
7
Perbesaran Gambar: 40 X
Keterangan Gambar:
1. Stratum corneum
2. Stratum granulosum
3. Stratum spinosum
4. Grandula sebaceae
5. Panniculus adiposus
6. Epidermis
7. Dermis
8. Folikel
9. Pili
2134
Keterangan Gambar:
1. Grandula sudorifera
2. Panniculus adiposus
3. Epidermis
4. Dermis
5. Pembuluh darah
1
3
4
Keterangan Gambar:
1. Folikel
2. Epitel Cuboid simplex
3. Nukleus
4. Jaringan ikat
5. Lumen
1
2
5
6
Perbesaran Gambar:400X
Keterangan Gambar:
1. Lumen
2. Epitel Squamous complex without cerathin
3. Mukosa
4. Muscularis mucosa
5. Lamina propia
6. Sukmukosa
7. Muscularis externa
1
3
Keterangan Gambar:
1. Lumen
2. Spermatozoa
3. Epitel columnar pseudostratified dengan stereosilia
4. Otot polos
5. Stereosilia
6. Nukleus
7. Jaringan ikat
DAFTAR REFERENSI
Andriyani, R., Triana, A. & Juiarti, W., 2015. Buku Ajar Biologi Reproduksi dan
Perkembangan. Edisi 1. Yogyakarta: Deepublish.
Djuanda, Adhi., 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakata : Balai
Penerbit FKUI.
Pedersen, S. F. & Ho, Y. C., 2020. SARS-CoV-2: A Storm is Raging. The Journal
of
Clinical Investigation, CXXX(5), pp. 2202-2205.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/ec8398f80eeacfed7d9087b558
3e4c3c.pdf diakses pada tanggal 6 Oktober 2021