RESUME JURNAL
“Vitamin D Modulation Of Innate Immune Responses to
Respiratory Viral Infections ”
Dosen pengampu:
dr. Aryu Candra, M.Kes(Epid)
dr. Etisa Adi Murbawani, M.Si.SpGK
dr. Martha Ardiaria, M.Si.Med
Disusun oleh:
Sabela Nadhira Rakhmatika 22030118130054
Kelas Genap
Infeksi pernapasan sering di artikan sebagai flu bagi orang yang sehat, terutama
bagi anak-anak, lansia dan pasien yang menderita eksaserbasi asma.Vitamin D (1α,25
(OH) dihydroxyvitamin D) dalam bentuk aktif berinteraksi dengan reseptornya sendiri
dan memiliki kapasitas untuk memediasi proliferasi sel epitel,diferensiasi dan
apoptosis. Selain itu Vitamin D dapat meningkatkan potensi antivirus selama infeksi
virus pernapasan dengan mendorong peningkatan ekspresi peptida antimikroba seperti
cathelicidin,defensin dan interferon bawaan.
Saat musim dingin,terjadi peningkatan kerja virus karena peka terhadap peptide
antimikroba. Oleh karena itu,vitamin D diperlukan sebagai pertahanan tubuh meawan
virus. Vitamin D dapat ditingkatkan selama musim panas dengan berjemur sehingga
radiasi UV-B dapat memicu produksi bentuk aktif vitamin D, 1,25 (OH) 2D, yang
mengarah ke peningkatan produksi antivirus peptida seperti cathelicidin dan defensins.
Defisiensi Vitamin D dan infeksi saluran penapasan pada orang sehat. Bayi
baru lahir dengan 25(OH)D < 20 microgram/Ml 6 kali lebih besar kemungkinan infeksi
saluran pernapasan RSV pada tahun pertama kehidupan. Konsentrasi 25(OH)D yang
tinggi saat kehamilan dapat menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan bagian
Kadar serum 25 (OH) D48 di bawah 75 nmol / L ditambah risiko RTI virus sebesar
50%, dan tingkat <50 nmol / L sebesar 70% bawah pada tahun pertama kelahiran
namun tidak dengan asma dan sesak napas pada anak. Sedangkan pada orang
dewasa,sebuah studi memaparkan konsentrasi ≥38 ng / mL 25 (OH) D dapat dikaitkan
dengan pemulihan yang jauh lebih cepat pada orang dewasa sehat berusia 45 - 47 tahun.
Setiap peningkatan 10 nmol/L 25(OH)D dapat menurunkan risiko 7% ISPA. Studi lain
memaparkan kadar 25(OH)D <30 micrgram/Ml memiliki risiko 58% lebih tinggi
terkena ISPA. Konsentrasi plasma cathelicidin berkorelasi positif berhubungan dengan
konsentrasi 25(OH)D.
Defisiensi Vitamin D dengan kondisi asma. Dimana pada saat kehamilan dngan
kadar vitamin D tinggi dapat melindungi bayi dari ISPA atau sejenisnya pada tahun
pertama kehidupan. Sedangkan pada anak dengan memiliki riwayat asma jika kadar
vitamin D rendah memiliki risiko yang lebih parah dan akan berujung pada bronkiolitis
akut. Begitu halnya dengan orang dewasa,dimana kadar 25(OH)D yang rendah dapat
meningkatkan kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Bawah(ISPB) dan penyakit kronik
paru obstruktif. Pada orang dewasa , kadar 25 (OH) D di bawah 30 ng / mL sering
terjadi terutama pada pasien dengan asma berat dan / atau tidak terkontrol. Kekurangan
vitamin D pada lansia berefek buruk pada penderita asma karena dapat meningkatkan
morbiditas. Asupan harian 1000 IU akan menghasilkan > 50nmol/L kadar
25(OH)D71,asupan tersebut aman dikonsumsi dan dapat mengoptimlakan kekebalan
nonspesifik dan mencegah infeksi.