Anda di halaman 1dari 81

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT (PHBS) DALAM MASA PENDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN BALANDETE KECAMATAN KOLAKA
KABUPATEN KOLAKA

ARNIS
P.2017.01.036

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena izin-

Nyalah sehingga penulis proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan

semoga segala aktivitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya Aamiin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada Bapak Tasman. SKM., M.Kes sebagai pembimbing I dan Ibu Islaeli.

S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah

diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

hasil proposal ini.

Ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Ketua Yayasan Mandala Waluya.

2. Rektor Universitas Mandala Waluya.Para Wakil Rektor (Akademik, Non

Akademik dan kemahasiswaan) Universitas Mandala Waluya.

3. Para Kepala Lembaga (LPM,LPJM,LPKA) Universitas Mandala Waluya.

4. Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas Mandala Waluya.

5. Semua Staf Dosen dan Pengelola pada Prodi Ilmu keperawatan yang telah banyak

memberikan sumbangsih selama penyusunan proposal ini.

6. Kepada kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang memberi dorongan

selama penulis mengikuti pendidikan pada Universitas Mandala Waluya.

7. Teman-teman mahasiswa Universitas Manda Waluya yang tercinta, demi sebuah

pencerahan dan perubahan, lanjutkan perjuangan.

iii
8. Penguji I Drs. H. La Ode Hamiru M.Sc Penguji II Lodes Hadju, SKM., M.Kes.

Penguji III Wa Ode Rahmadania, S.Kep., Ns., M.Kep.

Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya

karena kepada-Nya jugalah tempat kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka bagi

saran dan kritikan yang konstruksi demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat-

Nya kepada kita semua, khusunya teman-teman mahasiswa Universitas Mandala

Waluya tercinta aamiin.

Kendari, Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................v

DAFTAR GAMBAR...............................................................................vii

DAFTAR TABEL..................................................................................viii

DAFTAR SINGKATAN..........................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................7

C. Tujuan Penelitian...........................................................................7

D. Manfaat Penelitian.........................................................................8

E. Kebaruan Penelitian.......................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang PHBS.................................................16

B. Tinjauan Umum Tentang Covid.................................................24

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan.......................................29

D. Tinjauan Umum Tentang Sikap..................................................34

E. Tinjauan Umum Tentang Sarana Dan Prasarana........................38

F. Kajian Empiris.............................................................................42
BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir........................................................................................45

B. Kerangka Konsep..............................................................................46

C. Variabel Penelitian............................................................................47

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif......................................47

E. Hipotesis Penelitian..........................................................................51

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian...............................................................53

B. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................54

C. Populasi dan Sampel.........................................................................54

D. Sumber dan Cara Pengolahan Data..................................................56

E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data........................................57

F. Etika Penelitian.................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2. Desain Penelitian cross sectional study


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebaruan Penelitian


DAFTAR SINGKATAN

1. PHBS : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

2. Dinkes : Dinas Kesehatan

3. Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

4. SPSS : Statistical Package For The Social Science.

5. WHO : World Health Organization


DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi responden.

2. Lembar permohonan menjadi responden.

3. Kuisioner.

4. Jadwal penelitian
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakanjenis virus baru yang

menyebabkan keluhan pada gangguan saluran pernafasan, diketahui bahwa

proses penyebaran virus ini sangat cepat karena ditularkan dari manusia satu

kemanusia lain droplet (percikan ludah) secara langsung ketika penderita batuk

atau bersin, menempel pada tempat-tempat tertentu. Berdasarkan proses

penularan, Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi kenaikan angka

penularan dengan menjalankan program cuci tangan dengan sabun, pemakaian

masker dan jaga jarak minimal 1 meter (Irawati., et al, 2021).

Menurut WHO (2020), kasus COVID-19 dimulai pada tanggal 31

Desember 2019 di kota Wuhan Provinsi Hubei China terdapat kasus kluster

pneumonia dengan etiologi yang belum jelas. Angka kejadian pada bulan Januari

sampai 28 Maret 2020 kasus infeksi Covid 19 yang terkonfirmasi mencapai

571.678 kasus. Awalnya kasus terbanyak terdapat di Cina, namun saat ini kasus

terbanyak terdapat di Italia dengan 86.498 kasus, diikuti oleh Amerika dengan

85.228 kasus dan Cina 82.230 kasus. Angka kejadian COVID-19 pada tanggal 30

Maret 2020, dilaporkan 693.224 kasus dan 33.106 kematian. Amerika Serikat

menduduki peringkat pertama terbanyak dalam penambahan kasus COVID-19,

yaitu sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020. Angka kejadian

1
penyakit akibat Covid-19 di dunia pada tanggal 8 Mei 2020 mencapai 3.679.499

orang dengan angka kematian 254.199 orang di 215 negara (WHO, 2020).

Awalnya, penyakit ini disebut sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV).

COVID-19 ini memiliki kemiripan seperti virus SARS (Severe Acute

Respiratory Syndrome) dan MERS (Middle-East Respiratory r41c Syndrom)

Kemudian pada tanggal 11 Februari 2020, WHO mengumumkan secara resmi

nama baru yaitu corona virus disease (COVID-19). Kasus ini terus berkembang

hingga adanya laporan kematian dan terjadi importasi di luar China. Walaupun

tingkat kematian yang disebabkan oleh Covid-19 ini relative rendah

dibandingkan SARS dan MERS, namun penyebarannya termasuk cepat dan luas

(Sari.,et al, 2021).

Di Indonesia prevalensi Covid 19 cukup tinggi, pertama kalinya

dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 pasien yang terkonfirmasi virus ini hanya

berjumlah dua orang yang diduga tertular dari orang asing yang berkunjung ke

Indonesia. Namun hingga saat ini jumlahnya sudah mencapai ribuan dan negara

Indonesia merupakan negara tertinggi diwilayah Asia Tenggara dengan kasus

Covid 19. Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 (2020) dalam Sari.,et al (2021).

Di Indonesia angka kejadian pada tanggal 31 Maret 2020 dilaporkan 1.528 kasus

dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia menduduki

peringkat tertinggi di Asia Tenggara sebesar 8,9%. Angka penyebaran di

Indonesia naik setiap harinya sampai dengan tanggal 16 Juli 2020 total penduduk

Indonesia yang positif COVID-19 sebanyak 81.668 orang. Tren peningkatan


jumlah penduduk yang positif COVID-19 menjadikan negara Indonesia urutan ke
26 dari 216 negara di dunia (I. Satgas Covid-19, 2020 dalam Mulyani., et al,

2019).

Hingga saat ini kasus penderita virus covid-19 terus mengalami

peningkatan. Konfirmasi positif sebanyak 363, sembuh sebanyak 234, dan

meninggal sebanyak 6 sampai tanggal 11-07-2020 terkonfirmasi 509 kasus

terdiri dari 170 orang dalam perawatan, sembuh 330 orang dan 9 orang

meninggal. Hingga saat ini kasus di Sulawesi Tengara mencapai 3.568 kasus

terkonfirmasi positif, kasus sembuh mencapai 2.348 orang dan kasus meningal

66 orang ( Media Indonesia dalam covid-19, 2020). Kasus ini di juga akan terus

mengalami peningkatan jika kesadaran masyarakat dalam pematuhan protocol

kesehatan yang telah di sampaikan tidak dilaksanakan (Athena., et al, 2020

dalam Nurlila dan La Fua, 2020).

Salah satu cara pencegahan penyebaran Covid-19 adalah dengan cara

penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).PHBS adalah semua

perilaku yang bertujuan memberikan edukasi bagi individu dan kelompok untuk

meningkatkan pengetahuan dan perilaku sehingga sadar dan mampu

mempraktikkan PHBS. Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat mengenali

dan mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya

(Notoadmodjo,2017). Menurut Razi et al (2020), penerapan PHBS dalam

pencegahan virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan
benar, cara menerapkan etika batuk, cara melakukan physical distancing

(menjaga jarak fisik), dan cara menjaga kebersihan diri. Terdapat 10 indikator pola

hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diterapkan Depertemen Kesehatan Indonesia

yaitu mencuci tangan mengunakan sabun, menggunakan air bersih, olahraga yang

teratur, makan sayur dan buah, tidak merokok dalam rumah, memberantas jentik

nyamuk, menggunakan jamban sehat, pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berkaitan erat dengan

pencegahan penyebaran COVID-19. Beberapa cara mencegah risiko terinfeksi

COVID-19, yaitu dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau

gunakan cairan pembersih tangan (minimal 70% alkohol), mencuci tangan

merupakan salah satu indikator PHBS. Selain itu protokol yang harus

dilaksanakan antara lain menggunakan masker bila bepergian, jaga jarak

minimal 1 meter dengan orang lain, tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat

saat batuk atau bersin atau gunakan tisu, hindari menyentuh wajah karena mulut,

hidung, mata dapat menjadi pintu masuk virus, bersihka benda, permukaan, dan

alat-alat yang sering digunakan, khususnya yang berada atau digunakan secara

umum, mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak merokok, istirahat

secara teratur, berolahraga serta berpikir positif. Selalu pantau perkembangan

penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi

dari petugas kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat (Kemenkes RI,2020).

Menurut data who (World Health Organization) pada tahun 2018, bahwa
salah satu factor resiko meningkatnya kematian adalah dengan tidak

menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti kebersihan air yang

tidak memadai, tidak mencuci tangan dengan baik, tidak mengkomsumsi

makanan yang sehat.


Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi criteria PHBS baik

tahun 2015 sebesar 27% meningkat menjadi 36,3% ditahun 2016

kemudianmeningkat lagi menjadi sebesar 38,7% ditahun 2017. Sementara itu

target nasional tahun 2019 diharapkan penduduk Indonesia yang memenuhi

criteria PHBS baik dapat mencapai angka 80% (Kemenkes RI, 2016). Data

Kemenkes RI (2018) menunjukan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat dalam

mengkonsumsi makanan sehat masih buruk dikarenakan terdapat 83,5%

penduduk yang kurang mengkonsumsi sayur atau buah, 87,3% masih

mengkonsumsi bumbu penyedap dan 73,1% mengkonsumsi makanan dan

minuman manis (Kemenkes RI, 2018). PHBS perlu diterapkan dalam

berbagai tatanan tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain

dan berinteraksi. Penerapan di berbagai tatanan berguna untuk meningkatkan

derajat kesehatan sehingga meningkatkan produktifitas dari penghuni berbagai

tatanan tersebut karena masing-masing penghuni dari tatanan memiliki resiko

terkena penyakit. Ada lima tatanan PHBS yaitu Rumah tangga, Institusi

Pendidikan, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan, Tempat-Tempat Umum dan

Pesantren (DepKes RI:2020).

Di Sulawesi Tenggara data PHBS pada tahun2017 mencapai 48,77%,

pada tahun 2018 PHBS mengalami penurunan yakni menjadi 46,36% pada tahun

2019 PHBS mengalami penurunan yakni 45% (Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tenggara, 2019).

PHBS pada tahun 2018 PHBS di kota Kolaka dengan prevalensi sebesar
1.982 kasus dari 49.847 penduduk atau 59%, pada tahun 2019 PHBS di kota
Kolaka dengan prevalensi sebesar 20.140 kasus dari 50.726 penduduk atau

68,83% serta tahun 2020 PHBS di kota Kolaka dengan prevalensi sebesar 22.646

kasus dari 50.737 penduduk atau 69,06% (Dinas Kesehatan Kota Kolaka, 2020).

PHBS pada tahun 2018 1.898 kasus dari 7.419 penduduk atau 49,40%,

PHBS pada tahun 2019 mengalami penurunan yakni 1.797 kasus dari 7.419

penduduk atau 52,57%, PHBS pada tahun 2020 mengalami penurunan yakni

1.698 kasus dari 7.419 penduduk atau 54,60% (Puskesmas Kolaka, 2020).

Berdasarkan data awal yang di dapatkan pada tempat penelitian yakni

kantor Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka yaitu pada

tahun 2021 jumah warga sebanyak 5.837 yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki

2.954 dan jumlah jenis kelamin perempuan sebanyak 2.883. Dari hasil observasi

yang dilakukan Selama 1 hari didapatkan hasil bahwa di Daerah Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka masih kurang pengetahuan

tentang melakukan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam masa

pandemic Covid-19 dikarenakan 8 dari 10 orang tidak mengetahui apa itu

PHBS, dan 6 dari 10 orang tidak menunjukkan sikap perilaku hidup bersih dan

sehat karna tidak membuang sampah pada tempatnya, dan 8 dari 10 orang tidak

menyediakan tempat mencuci tangan contohnya di depan rumah makan dan

tempat perbelajaan.

Alasan peneliti yang membuat tertarik untuk meneliti tentang perilaku

hidup bersih dan sehat yakni peneliti beranggapan bahwa perilaku hidup bersih

dan sehat merupakan hal yang mempengaruhi derajat kesehatan yang dimiliki
oleh seseorang baik secara individual maupun secara kelompok dalam

bermasyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka saya mengajukan rencana penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam

masa pandemi covid-19 di Kelurahan Kabupaten Kolaka, faktor-faktor yang

dimaksud yaitu pengetahuan, sikap dan sarana prasana.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan

Kolaka Kabupaten Kolaka?

2. Apakah ada pengaruh sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka?

3. Apakah ada pengaruh sarana prasarana dengan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.


2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

b. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

c. Untuk diketahui pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

D. Manfaat

1. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

informasi bagi institusi pendidikan.

2. Bagi profesi perawat

Memberikan sumbangsi pengetahuan dibidang keperawatan dalam

rangka pengembangan dan kemandirian keperawatan.

3. Bagi tempat penelitian

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman

bagi petugas kesehatan maupun tenaga pendidik untuk meningkatkan derajat

kesehatan.
4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat memberikan gambaran dan menambah sumber informasi bagi

peneliti selanjutnya.

E. Kebaruan Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam

masa pandemi covid-19 sudah dilakukan sebelumnya, tetapi sejauh penulusuran

yang telah dilakukan peneliti, belum ada penelitian yang sama dengan penelitian

yang peneliti lakukan. Peneliti yang pernah lakukan sebelumnya, antara lain

sebagai berikut:
NO Nama Judul Desain Peneliti Variabel Persamaan Perbedaan

peneliti

1 1. Ika fitriani Faktor-faktor yang Desain penelitian ini Hubungan pengetahuan Variabel dependen Tempat penelitian di

2. Nisiawaty berhubungan adalah analitik dengan PHBS, pada penelitian ini desa pulau rambi di

3. Endang dengan PHBS di dengan Rancangan Hubungan status adalah pengetahuan wilya kerja

Mayasari desa Pulau Rambi cross sectional. ekonomi dengan tentang PHBS. puskesmas Kembar

wilaya kerja PHBS, Hubungan Timur

Kampar Timur peran tenaga kesehatan

2021. dengan

PHBS.

2 Ni Putu Perilaku hidup Desain penelitian Perilaku hidup bersih Variabel dan metode Penelitian ini

Udayana bersih dan sehat diambil secara cross dan sehat, covid 19. penelitian kuantitatif menggunakan

Antari Mahasiswa sectionaldan diolah yang menggunakan sampel Mahasiswa

Universitas mengunakan metode kuesioner sebagai yang dijadikan

Mahasaraswati analik dengan intrumen penelitian responden.

Denpasar selama membandingkan

13
pandemi Covid-19 perilaku antar

2020. kelompok.

3 1. Udin Perilaku dan peran Penelitian ini Tokoh masyarakat dan Penelitian ini Penelitian ini

Rosidin tokoh masyarakat menggunakan perannya dan perilaku menggunakan mengunakan sampel

2. Laili dalam pencegahan motode kualitatif- hidup bersih dan sehat pendekatan tokoh masyarakat

Rahayuwati dan deskriptif (PHBS). kuantitatif. dan perannya dalam

3. Erna penaggulangan eksploratoris dengan pencegahan dan

Herawati pandemi covid-19 model studi kasus. penaggulangan

di Desa Jayaraga, pandemi covid-19.

Kabupaten Garut

2020.

4 1.Eka Analisis prilaku Jenis penelitian ini Analisis perilaku hidup Penelitian ini Sampel dalam

Suci hidup bersih dan adalah kuantitatif bersih dan sehat menggunakan tehnik penelitian ini adalah

Daniyanti sehat dalam dengan desain (PHBS) dan pengambilan data dosen.

2. Enggal Sari pencegahan deskeptif analik. pencegahan penuaran dengan menggunakan

Maduratna penularan covid- covid-19. kuesioner.


19pada dosen

Stikes Ngudia

Husada Madura

2021.

5 1. Cucu Aktivitas edukasi Jenis penelitian ini edukasi penanaman Variabeldependen Metode yang

Hidayat penanaman menggunakan perilaku hidup bersih pada penelitian ini digunakan dalam

2. Aang perilaku hidup metode perencanaan, dan sehat (PHBS) dan adalah pe ngetahuan penelitian ini adalah

Rohyana bersih dan sehat edukasi dan evaluasi. pandemic covid-19. tentang PHBS. peren canaan, edukasi

3. Ucu (PHBS) di dan evaluasi.

Muhammad lingkungan

Afif pondok pesantren

4. Agus serta dewan

Arief kemakmuran

Rahmad masjid Al-munir

selama pandemi

covid-19, 2021.
6 1. Aini Sosialisasi Peneliti Sosialisasi perilaku Varibel independen Tempat penelitian

2. Made perilaku hidup menggunakan hidup bersih dan sehat dalam penelitian ini dilakukan ditempat

Sriasih bersih dan sehat metode cerama dan (PHBS) dan upaya adalah pengetahuan kerja.

(PHBS) di tempat diskusi. pencegahan penularan .

kerja sebagai covid 19.

upaya pencegahan

penularan covid

19, 2020.

7 1.Nurhayati Penyuluhan Peneliti Penyuluhan tentang Sasaran pada Menggunakan

2. Nurlina tentang hidup menggunakan hidup bersih dan sehat kegiatan ini adalah metode cerama,

Akbar bersih dan sehat metodecerama, (PHBS) dan cuci masyarakat. diskusidan simulasi.

3. Linda (PHBS) dan cuci diskusi dan simulasi. tangan.

Hardianti tangan sebagai

langka awal

menuju

peningkatan
kualitas kesehatan

masyarakat, 2020.

8 1. Aisyah Pemberdayaan Metode yang Penerapan PHBS dan Sasaran pada Pelaksanaan

Nur masyarakat di digunakan adalah pencegahan covid-19. kegiatan ini adalah kegiatan pengabdian

2. kampong Kroyo, upaya masyarakat. kepada masyarakat

Makhabbah Karangmalang penanggulangan dan selama 4 hari.

Sragen dalam edukasi PHBS.

penerapan PHBS

sebagai upayapen

cegahan covid-19,

2021.

9 1. Acivrida Implementasi Metode yang Implementasi sadar Kegiatan ini dan Dilakukan metode

Mega sadar covid-19 digunakan adalah covid-19 dan PHBS di dilakukan oleh pemecahan berupa

2. Farida berbasis cipta penyuluhan dan era new normal. masyarakat. penyuluhan dan

Anwari karya masyaraka pelatihan. pelatihan dimana

3. Geo tdalam PHBS di hasil pengabdian ini


Firnanda era new normal, agar masyarakat

4. Prafita 2020. mengerti tentang

5. penyuluhan yang

FifinAristian diberikan.

10 1.Marlina Peningkatan Peneliti mengunakan Kesadaran pola hidup Tujuan kegiatan ini Sararan pada

kesadaran pola metode psrtisipatif. bersih dan sehat dan untuk meningkatkan kegiatan ini adalah

hidup bersih dan kelompok lanjut usia kesadaran pola hidup lansia dan

sehat dalam dengan mencuci tangan bersih dan sehat. menggunakan

menghadapi covid- memakai sabun diair metode psrtipatif

19 pada kelompok yang mengalir. yaitu dengan

lanjut usia dengan melibatkan orang

mencuci tangan terdekat.

memakai sabun

diair yang

mengalir, 2021.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang PHBS

1. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

kegiatan- kegiatan kesehatan dimasyarakat. Mencegah lebih baik dari pada

mengobati, prinsip kesehatan inilah yang menjadi dasar pelaksanaan program

PHBS. Tujuan utama dar igerakan PHBS adalah meningkatkan kualitas

kesehatan melalui proses menyadarkan masyaraka tdengan pengetahuan yang

menjadi awal dari kontribusi individu dalam menjalani perilaku kehidupan

sehari-hari yang bersih dan sehat. Manfaat PHBS yang paling utama adalah

terciptanya masyarakat yang sadar kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan

dan kesadaran untuk menjalani perilaku hidup dengan menjaga kebersihan

yang memenuhi standar kesehatan(Kemenkes RI, 2016).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup

keluarga yang senang tiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh

anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga dan keluarganya dapat menolong dirinya sendiri

dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan.

19
2. Tatanan PHBS

Menurut Atika & Eni 2016 hal 13. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

berada di lima tatanan yakni sebagai berikut:

a. Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:

1) Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.

2) Memberi bayi ASI eksklusif.

3) Menimbang bayi dan balita.

4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

5) Menggunakan air bersih.

6) Menggunakan jamban sehat.

7) Memberantas jentik di rumah.

8) Makan sayur dan buah setiap hari.

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

10) Tidak merokok di dalam rumah.

b. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :

1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

2) Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

4) Olahraga yang teratur dan terukur.

5) Memberantas jentik nyamuk.

6) Tidak merokok.

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.


8) Membuang sampah pada tempatnya.

c. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Kerja :

1) Kawasan tanpa asap rokok.

2) Bebas jentik nyamuk.

3) Jamban sehat.

4) Kesehatan dan keselamatan kerja.

5) Olahraga teratur.

d. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :

1) Menggunakan jamban sehat.

2) Memberantas jentik nyamuk.

3) Menggunakan air bersih.

e. Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :

1) Menggunakan air bersih.

2) Menggunakanjamban yang bersih dan sehat.

3) Membuang sampah pada tempatnya.

4) Tidak merokok.

5) Meludah sembarangan.

6) Memberantas jentik nyamuk.

Namun yang akan dibahas disini adalah “Penerapan PHBS Ditatanan

Pelayanan Kesehatan.
3. PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan

Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh

pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.

PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu

mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Pelayanan

Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah

penularan penyakit, infeksinosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan

yang sehat. (Atika& Eni 2016 hal 17) Syarat institusi sehat yaitu :

a. Menggunakan air bersih

b. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

c. Menggunakan jamban

d. Membuang sampah pada tempatnya

e. Tidak merokok di Institusi Kesehatan

f. Tidak meludah sembarangan

g. Memberantas jentik nyamuk

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat-Tempat Umum

Penularan penyakit dapat terjadi ditempat-tempat umum karena kurang

tersedianya air bersih dan jambang, kurang baiknya pengololaan sampah dan

air limbah, kepadatan vector berupa lalat dan nyamuk, kurangnya pentilasi
dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang tidak

sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit yang selanjutnya dapat

menurunkan kualitas sumberdaya manusia, penyakit yang banyak terjadi

ditempat-tempat umum antaralain diare, demam berdarah, keputihan, infeksi

saluran pernafasan akut, serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap

rokok seperti penyakit paru-paru, jantung dan kanker. (Atika& Eni 2016 hal

18)

PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan

masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu mau

dan mampu mempraktikkan PHBS dan peran aktif dalam mewujudkan

tempat-tempat umum yang sehat. Tempat-tempat umum adalah saran yang

diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau pun perorangan yang digunakan

untuk kegiatan masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, saran

ibadah, sarana perdagangan, dan olahraga. Ada beberapa indikator yang

dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS ditempat-tempat umum (Atika&

Eni 2016 hal 18) yaitu sebagai berikut:

a. Menggunakan air bersih

b. Menggunakan jamban

c. Membuang sampah pada tempatnya

d. Tidak merokok ditempat umum

e. Tidak meludah sembarangan.

f. Memberantas jentik nyamuk


Sasaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di tempat-tempat umum

yaitu sebagai berikut:

a. Masyarakat pengunjung atau pembeli

b. Pedagang

c. Petugas kebersihan, keamanan pasar

d. Konsumen

e. Pengelolah

f. Jamaah

g. Pemelihara tempat ibadah

h. Remaja tempat ibadah

i. Penumpang

j. Awak angkutan umum

k. Pengolah angkutan umum

Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat di tempat-tempat umum bagi

masyarakat:

a. Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit

b. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat serta mampu

mangatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah

PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

pesertadidik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah


penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan yang sehat. (Atika& Eni 2016 hal 21).

Menurut Atika& Eni 2016 hal 21. Ada beberapa indikator yang

dipakai sebagai ukuran untuk menilai perilaku hidup bersih dan sehat di

sekolah yaitu sebagai berikut:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk

f. Tidak merokok disekolah

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

h. Membuang sampah pada tempatnya

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,

ditingkatkan dan dilindungikesehatannya. Jumlahusiasekolah yang cukup

besar yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa

kecemasan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga anak

sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS

baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Beberapa kegiatan

peserta didik dalam menerapkan PHBS disekolah disekolah antara lain jajan

diwarung atau dikantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya, memcuci

tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan jamban, mengikuti


kegiatan olahraga dan aktifitas fisik sehingga meningkatkan kebugaran dan

kesehatan peserta didik, memberantas jentiknyamuk disekolah secara rutin,

tidak merokok, memantau pertumbuhan peserta didik melalui pengukuran

berat badan dan tinggi badan, serta membuang sampah pada tempatnya.

(Atika & Eni 2016 hal 22).

Dengan menerapkan PHBS disekolah oleh peserta didik, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk

memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berparan aktif dalam mewujudkan

kesehatan, serta berparan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat.

(Atika & Eni 2016 hal 23).

Menurut Atika & Eni 2016 hal 23. Ada beberapa indikator PHBS di

sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang sehat dan bersih

d. Memberantas jentik nyamuk

e. Tidak merokok disekolah

f. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap sebulan

g. Membuang sampah pada tempatnya.

Menurut Atika & Eni 2016 hal 23. Ada beberapa sasaran pembinaan

perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah yaitu sebagai berikut:


a. Siswa

b. Warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite

Sekolah dan Orang Tua Siswa)

c. Masyarakat lingkungan sekolah( Satpam dan Penjaga Kantin).

Menurut Atika & Eni 2016 hal 23. Ada beberpa manfaat pembinaan

perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancaman penyakit.

b. Meningkatkan semangat belajar mengajar yang berdampak pada prestasi

belajarsiswa.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua.

d. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

B. Tinjauan Umum Covid-19

1. Pengertian covid

Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah virus RNA dengan

ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan,

termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Selain pada hewan,virus ini

diketahui dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui air liur, lendir atau
dahak yang keluar dari hidung orang yang telah terinfeksi. Percikan dahak

yang mengandung corona virus masuk melalui hidung atau tenggorokan dan

mata (WHO, 2020 dalam Parawansah, 2020).

2. Etiologi

Corona virus umumya ditularkan melalui hewan seperti unta, ular,

hewan ternak, kucing dan kelelawar . Manusia dapat tertular virus ini apabila

tedapat riwayat kontak dengan hewan tersebut. Hal ini diduga berasal dari

pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang

yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar dan berbagai jenis tikus

(WHO, 2019 dalam Charpilova, 2020).

3. Manifestasi Klinis

Covid-19 bisa sulit di diagnosis berdasarkan gejala-gejala karena

kemunculannya sangat mirip dengan pilek biasa atau flu. Penyakit-penyakit

yang dilaporkan memiliki gejala ringan sampai penyakita berat dan kematian

untuk kasus-kasus covid-19 yang terkonfirmasi.

Gejala-gejala bisa muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar:

a. Demam

b. Batuk

c. Sesak napas

d. Pneumonia (dibeerapa kasus)

e. Tubuh terasa pegal-pegal

f. Mual dan atau muntah


g. Diare

(Parawansah, 2020).

4. Patofisiologi

Virus ini menginfeksi sistem pernapasan bagian bawah dan berlipat

ganda. Virus ini menyerang dua sel paru-paru tertentu. Dimana sel-sel tersebut

yaitu sel yang memproduksi mucus (melindungi paru-paru dari patogen-

patogen) dan sel ciliated (membersihkan kotoran, termasuk virus dari paru-

paru). Sel-sel ciliated dianggap menjadi sel-sel yang lebih disukai untuk

diserang virus corona. Ketika sel-sel ini diserang dan mati, mereka membasahi

paru-paru, yang penuh dengan kotoran dan cairan. Akibatnya, banyak pasien

yang terinfeksi virus ini akhirnya mengalami pneumonia (Parawansah, 2020).

Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap paru-paru, hal ini

mengakibatkan paru-paru meradang. Meskipun peradangan ini adalah hal

biasa dalam melawan infeksi, akan tetapi didalam paru-paru peradangan ini

bisa terasa tidak nyaman. Dibeberapa kasus dimana sistem kekebalan tubuh

yang sedang melawan virus corona ini, terjadi reaktivitas yang hiper dari

sistem kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan jaringan yang lebih sehat

mati dalam paru-paru dan memperburuk kondisi pneumonia-nya (Parawansah,

2020).

Peradangan yang terjadi juga menghasilkan alveoli yang lebih bisa

ditembus air. Alveoli adalah kantong-kantong udara kecil didalam paru-paru.

Alveoli ini dipenuhi cairan dan menekan udara sehingga tidak ada cukup
oksigen yang bisa mencapai aliran darah. Dikasus-kasus yang berat, cairan ini

membanjiri paru-paru sehingga membuat penderitanya tidak bisa bernapas.

Kerusakannya juga bisa menyebabkan cytokine storm (reaksi imun yang

berlebihan terhadap virus), yang bisa mengakibatkan kegagalan multiorgan

(Parawansah, 2020).

Ketika kerusakan pada paru-paru bertambah, kehancuran paru-paru

meningkat dengan cepat. Pasien-pasien yang mencapai tahap ini dalam

serangan virus corona bisa mengalami kerusakan paru-paru yang permanen

berupa goresan-goresan yang mengeraskan paru-paru, atau bahkan dapat

membuat penderitanya bisa sampai meninggal (Parawansah, 2020).

5. Cara Penularan Covid-19

Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain

di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat menular

melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau bersin penderita

Covid-19. Orang lain yang menyentuh benda-benda terkontaminasi tersebut

lalu menyentuh mata, hidung dan mulut mereka dapat tertular penyakit ini

(WHO, 2020 dalam Sari, 2020).

Virus penyebab Covid-19 dapat bertahan di udara sekitar satu jam,

sedangkan di permukaan benda-benda dapat bertahan selama beberapa jam.

Di permukaan berbahan plastik dan besi tahan karat virus dapat bertahan

hingga 72 jam, pada cardboard selama 24 jam dan pada tembaga bertahan

selama 4 jam (Van Doremalen, 2020 dalam Sari, 2020).


6. Cara pencegahan Covid-19

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari

penularan COVID-19 (Kemkes RI, 2020 dalam Charpilova, 2020) :

a. Cara menghindari penularan Corona Virus

b. Menerapakan Physical Distancing atau menjaga jarak minimal 1 (satu)

meter dari orang sekitar, tidak kelur rumah kecuali ada keperluan yang

mendesak.

c. Selalu menggunakan masker saat keluar rumah atau beraktivitas di tempat

umum.

d. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan Hand

Sanitizer yang mengandung 60% alkohol terutama saat beraktivitas diluar

rumah.

e. Jangan menyentuh wajah, mata hidung dan mulut sebelum mecuci tangan.

f. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup yang sehat, makan

makanan sehat dan olahraga secara teratur.

g. Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit atau dicurigai

positif terinfeksi Corona Virus seperti orang yang sedang batuk, deman dan

pilek.

h. Tutup mulut dan hidung dengan tissu saat batuk dan bersin kemudian

buang tissu pada tempat sampah.

i. Jaga selalu kebersihan benda disekitar anda dan lingkungan sekitar rumah

anda.
7. Komplikasi

Pada kasus ini infeksi Corona virus yang sudah parah dapat menyebabkan

beberapa kompikasi sebagai berikut (WHO, 2020).

a. Pneumonia (infeksi paru-paru), Corona virus yang masuk kedalam paru

dan menyebabkan pneumonia.

b. Infeksi sekunder pada organ lain, berupa komplikasi neurologis seperti

kejang, stroke, ensefalitis dan sindrom Guillain-Barre.

c. Acute Cardiac Injury, berupa komplikasi kardiovaskular seperti gagal

jantung, aktivitas listrik yang tidak teratur, peradangan jantung serta

pembekuan darah.Acute Respiratory Distress Syndrome, biasanya mereka

yang terinfeksi parah oleh COVID-19 akan sangat cepat dapat berkembang

menjdi sindrom ganguan

C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang diteliti

1. Tinjaun Tentang Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas

penggabungan atau kerja sama antara suatu subyek yang mengetahui dan

objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek

tertentu (Suria sumantri 2017). Menurut Notoatmodjo dalamYuliana

(2017), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung,


telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal

yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.

Pengetahuan adalah informasi yang telah diolah sedemikian rupa

sehingga akhirnya dapat menjadi keahlian. Ia adalah pengolahan informasi

untuk suatu tujuan agar berguna.

b. Tingkat Pengetahuan

Sedangkan menurut Daryanto Yuliana (2017), pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan

menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai

berikut:

1. Pengetahuan (Knowledg)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut

untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui.

3. Penerapan (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek tersebut

dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada

situasi yang lain.


4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu objek.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu

hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki.

6. Penilaian (evaluation)

Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu criteria atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c. Unsur Pengetahuan

1. Pengamatan (menanamkan) yaitu penggunaan indra lahir dan indra

batin untuk menangkap objek.

2. Sasaran (objek) yaitu sesuatu yang menjadi bahan pengamatan

3. Kesadaran (jiwa) salah satu dari alam yang ada pada diri manusia.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Fitriani dalam Yuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalahs ebagai berikut:


1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin

tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut

untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi dapatd iperoleh

juga pada pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang terhadap

suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek

tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan

menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. Pendidikan

tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

2. Media massa/ sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek

(immediatee impact), sehingga menghasilkan perubahan dan

peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi

seperti televisi, radio, suratkabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain

yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan


kepercayaan orang.

3. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status social ekonomi

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam

individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi

karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai

pengetahuan.

5. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya

tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperolehakan semakin


banyak.

e. Cara mengukur pengetahuan

Menurut Notomoatmodjo (2017), untuk mengetahui tingkat

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi tiga tingkatan,

yaitu:

1) Pengetahuan baik: 76-100%

2) Pengetahuan cukup: 56-75%

3) Pengetahuan kurang: <56%

D. Tinjauan Tentang Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Dalam pengertian lain yakni sikap adalah respon

seseorang terhadap apa yang dialaminya atau yang dialami oleh orang lain

yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. (A. wawan dkk, 2011, h 22).

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (Infavorable) pada

objek tersebut. Secara spesifik memformulasikan sikap sebagai derajat afek

positif atau afek negative terhadap suatu objek psikologi. (Dr. Azwar, S,

2016).
b. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahun sikap juga terdiri dari beberapa

tingkatan diantaranya:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuai yang

diperintahkan atau yang diajarkan, yang diberikan adalah suatu indikasi

dari sikap, karena dengan suatu dengan suatu usaha menjawab pertanyaan

dan mengerjakantugas yang diberikanterlepasdaripekerjaanitubenaratau

salah, itu sudah mengambarkan bahwa seseorang itu dapat melakukan yang

sudah diberikan.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segalah resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Sikap itu

sendiri dapat berupa positif dan negative. Sikap positif kecendrungan

tindakannya adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek


tertentu, sedangkan sikap negative terdapat kecendrungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.

c. Factor-faktor yang mempengaruhi sikap

1) Pengalaman pribadi

Untuk mendapat dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan factor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu mempunyai sikap yang konformosi atau

searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting. Kecendrungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pegaruh budaya

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakat karena kebudayaanlah yang member corak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar, radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang sebenarnya factual disampaikan secara objek


tifcemoning dipengaruhi oleh sikap penulisnya akibat berpengaruh oleh

sikap konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan system kepercayaan. Tidak lahmengherankan

kalau pada gilirannya konsep tersebut berpengaruh terhadap sikap.

d. Ciri-ciri sikap

1) Sikap bukan bawaan sejak lahir melainnya bentuk yang dipelajari selama

berkembang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini

membedakannya dengan sifat motif-motif biogenesisi seperti lapar, haus

dan kebutuhan makan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

pada orang-orang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap terhadap orang lain.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senang tiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap terbentuk dipelajari

atau berubah pada suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan

jelas.

4) Objek Sikap itu merupakan suatu hal tertentu atau juga suatu kumpulan

hal-hal tertentu tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi

perasaan sifat alami yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan

atau pengetahuan yang dimiliki orang


e. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling mempengaruhi satu

sama lainnya.

1) Komponen kognitif merupakan representa siapa yang dipercaya oleh

individu pemilik sikap.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Emosional ilmiah yang paling bercakar paling dalam sebagai komponen

sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-

pengaruh yang ada.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu

dengan sikap yang dimiliki seseorang.

E. Tinjauan Tentang Sarana Prasarana

a. Pengertian Sarana Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala

sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

Sedangkan prasarana adalah segalah sesuatu yang merupakan penunjang

utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk

lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk

benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan

prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti

gedung.
Menurut Ketentuan Umum Permendiknas (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional) No. 24 tahun 2017. Sarana adalah perlengkapan

pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah

fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sarana pendidikan

antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media

pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasarana antara lain seperti

halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-lain.

Secara Umum, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai

alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.

(contohnya: sabit, cangkul, dll.) Prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi. (contohnya: lahan,

jalan, parit, pabrik, tempatkerja, dll.) Misalnya, dalam bidang transportasi

darat kita dapat menyebut mobil, motor, bis, taksi sebagai sarana transportasi

karena digunakan secara langsung oleh orang. Sedangkan fasilitas pendukung

seperti jalan, rambu-rambu, lampu lalu lintas dapat kita sebut sebagai

prasarana. ( Martin & Nurhattati, 2017).

b. Fungsi Sarana dan Prasarana.

Fungsi sarana dan prasarana dapat berbeda sesuai lingkup dan

penggunaannya, misalkan sarana dan prasarana pendidikan berbeda dengan

transportasi, wisata dan sebagainya, namun memiliki tujuan yang sama yaitu

untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.


Fungsi utama sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki tujuan :

1) Menciptakan kenyamanan.

2) Menciptakan kepuasan.

3) Mempercepat proses kerja.

4) Memudahkan proses kerja.

5) Meningkatkan produktivitas.

6) Hasil lebih berkualitas. (Achmad M, 2017).

c. Tujuan sarana dan prasarana

1) Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentukan dan menyusun

rencana kebutuhan barang.

2) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman

dalam pengarahan pengandaan barang

3) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman

dalam penyaluran barang

4) Memberikan data dan informasi dalam menetukan keadaan barang (tua,

rusak atau kebih) sebagai dasar sebagai dasar ditambah atau dikuranginya

barang

5) Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan

dan pengendalian barang

6) Memberikan data dan informasi dalam rangka pengontrolan dan

pengevaluasian saran prasarana dalam lembaga tersebut.


d. Manfaat Prasarana

Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana adalah

memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana

dalam rangka terselenggaranya proses pelayanan secara efektif dan efisien

Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui system

perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan

ini, melalui manajemen sarana dan prasarana diharapkan semua

perlengkapan yang didapatkan oleh masyarakat adalah sarana dan

prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

dan dengan dana yang efisien.

2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan

efisien.

3) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana, sehingga

keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan

oleh semua personel

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan masyarakat yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan

kondisi yang menyenangkan baik bagi masyarakat yang berada di sekolah

Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas kesehatan

yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan


serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pelayanan

kesehatan.

F. Kajian Empiris

Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah

1. Muh. Fajaruddin Natsir (2019). Judul penelitian : Pengaruh hidup bersih dan

sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Parang Baddo.

Hasil penelitian : menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat dalam

indicator kurangnya ketersediaan tempat sampah berhubungan dengan

kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti diare, kurang olahraga

berhungan dengan kesehatan tubuh seperti meningkatkan funsi organ tubuh

yaitu jantung, pembuluh darah, paru-paru, otot,dan tulang. dan kebiasaan

merokok berhubungan dengan kesehatan sehingga mengakibatkan tekanan

darah meningkat dan bronchitis kronis.

2. Henico Putri Lina (2016). Judul penelitian : Perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) siswa di SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Hasil

penelitian : Bahwa masih terdapat siswa yang berpengetahuan rendah tentang

indikator PHBS di Sekolah, terutama pada penggunaan jamban bersih dan

sehat. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa siswa masih ada yang belum

mau bersikap menerima dan tidak melaksanakan jajan sehat dikantin sekolah.

Hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas kantin di sekolah ini.
3. Rusman Efendi, dkk (2019). Judul penelitian : Status kesehatan pasar ditinjau

dari aspek sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pasar

Ciputak dan Pasar Modern BSD Kota Tanggerang Selatan. Hasil penelitian :

Didapatkan bahwa skor sanitasi pasar Ciputak yaitu 1484 dengan kategori

kurang sedangkan pasar moderen BSD skor yang diperoleh adalah 2500

dengan kategori baik. Masalah pada pasar Ciputak terletak pada tidak terdapat

toilet tidak tersedia tempat cuci tangan dan sabun serta tempat sampah yang

tidak tertutup. Didapatkan bahwa hasil PHBS pasar ciputak masih terbilang

kurang hal ini terlihat dari opservasi peneliti menunjukkan bahwa pedagang

membuang sampah sembarangan, meludah sembarangan,sehingga pasar

semakin terlihat kumuh serta tidak melakukan cuci tangan pakai sabun

prasarana pasarpun tidak tersedia terpat mencuci tangan hal ini tentu saja

dapat memudahkan terjadinya penyebaran penyakit.

4. Aini, dkk (2020). Judul penelitian : Sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di tempat kerja sebagai upaya pencegahan penularan covid-19. Hasil

penelitian : menyatakan bahwa terdapat beberapa karyawan yang belum

paham cara menerapkan PHBS dan cuci tangan yang benar hal itu dapat

dilihat pada saat karyawan diminta untuk mempraktikan cara mencuci tangan.

Hasil evaluasi di PT Narmada awet muda menunjukan bahwa hanya sekitar

10,2% karyawan di area pengolahan yang melakukan cuci tangan sesuai

aturan sehingga setelah dilakukan pengapdian atau sosialisasi tingkat


pengetahuan dan pemahaman karyawan terhadap PHBS dalam upaya

pencegahan covid-19 di tempat kerja meningkat sebesar 80,8%.

5. Azasah Saleh, dkk (2018). Judul penelitian : Pengaruh penyuluhan dan

pelatihan melalui media leaflet terhadap pengetahuan kader PHBS di

Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una. Hasil penelitian : Masih

rendahnya cakupan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan belum banyak

masyarakat yang benar-benar menerapkan PHBS di Kecamatan Ratolindo,

untuk itulah perlu dilakukan peningkatan pengetahuan keluarga dan

pembinaan kader dengan memberikan penyeluhan dan latihan pemberdayaan.

Hasilnya memperlihatkan bahwa pengetahuan kader tentang PHBS

mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi dalam bentuk penyuluhan

dan pelatihan melalui media leaflet.


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi

sehingga mampu menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup bersih dan

sehat kepada keluarga, kelompok ataupun masyarakat luas sehingga mampu

menolong dirinya sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam

aktivitas masyarakat. Didalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ada lima

tatanan didalamnya. Yaitu tatanan di rumah tangga, tatanan di institusi

kesehatan, tatanan di tempat umum, tatanan di sekolah dan tatanan di tempat

kerja.

Penularan virus Covid-19 yang sangat cepat menyebabkan bertambahnya

jumlah kasus setiap harinya yang terkonfirmasi. Virus Covid-19 menyebar

melalui percikan dorplet saat batuk ataupun bersin, pencegahan penularan virus

Covid-19 bisa dilakukan dengan menggunakan masker saat berada diluar rumah,

mencuci tangan menggunakan sabun, menggunkan hand sanitizer setelah

menyentuh benda di tempat – tempat umum. Penerapan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) dimasa pandemi juga sangat dianjurkan guna memutus

rantai penularan dari virus tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan

sarana prasarana. Pengetahuan adalah informasi yang telah diolah sedemikian

rupa sehingga akhirnya dapat menjadi keahlian. Sikap adalah respon seseorang
terhadap apa yang dialaminya atau yang dialami oleh orang lain yang ada di

sekitar lingkungan hidupnya. Sedangkan sarana prasarana adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

B. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini ada sebagai berikut:


Pengetahuan

PELAKSANAAN PHBS DALAM


MASA PANDEMI COVID 19
Sikap

Sarana Prasarana

Keterangan:

: Variabel Dependen (Variabel Terikat)

: Variabel Yang Diteliti

: Independen (Variabel bebas)


C. Variabel Peneliti

1. Variabel Penelitian

Variable bebas (Independen) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau

variabel terikat (Nikmatur Ridha, 2017). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan sarana prasarana.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (Dependen ) merupakan variabel yan g dipengaruhi

atau yang menjadi akibat, Karena adanya variabel independen atau variabel

bebas (Nikmatur Ridha, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat contohnya mencuci tangan memakai

sabun, mengkomsumsi makanan sehat, olah raga yang teratur, membuang

sampah pada tempatnya adalah perilaku kebiasaan individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat menjaga, meningkatkan derajat kesehatannya dalam

masa pandemic covid-19. Diukur menggunakan skala Guttman dengan jumlah

pertanyaan 10 nomor dengan nilai 1 untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk

jawaban Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 10 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)


Rumus : I 𝑅
𝐾
Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlah kategori 2 ( cukup dan kurang )

Jadi, untuk I= 𝑅
𝐾

100%
=
2

= 50 %

Kriteria Objektif :

Cukup : bila jawaban responden adalah ≥ 50% dari total skor pertanyaan.

Kurang : bila jawaban responden adalah < 50% dari total skor pertanyaan.

2. Pengetahuan

Adapun yang perlu diketahui adalah pengetahuan tentang PHBS, cara mencuci

tangan yang baik dan benar, menggetahui indikator PHBS contohnya mencuci

tangan mengunakan sabun, menggunakan air bersih, olahraga yang teratur, makan

sayur dan buah, tidak merokok dalam rumah, memberantas jentik nyamuk,

menggunakan jamban sehat, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi

diberi ASI eksklusif. Diukur menggunakan skala Guttman dengan jumlah

pertanyaan 10 nomor dengan nilai 1 untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk jawaban

Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 5 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)


Rumus : I 𝑅
𝐾

Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlah kategori 2 ( cukup dan kurang )

Jadi, untuk I= 𝑅
𝐾

100%
=
2

= 50 %

Kriteria Objektif :

Cukup : bila jawaban responden adalah ≥ 50% dari total skor pertanyaan.

Kurang : bila jawaban responden adalah < 50% dari total skor pertanyaan.

3. Sikap

Sikap responden yang dimaksud adalah Mencuci tangan sebelum makan,

membuang sampah pada tempatnya, makan sayur dan buah, Berolahraga.

Menggunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan terdiri dari 10 nomor

dengan nilai 1 untuk jawaban setuju dan nilai 0 untuk jawaban tidak setuju.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 10 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)


Rumus : I 𝑅
𝐾

Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlahkategori 2 ( baik dan kurang )

Jadi, untuk I= 𝑅
𝐾

100%
=
2

= 50 %

Kriteria opjektif:

Sikap baik : apabila melaksanakan inkator PHBS ≥ 50%

Sikap kurang : apabila tidak melaksanakan indikator PHBS < 50%

4. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah terdapat tempat untuk mencuci

tangan, ada penyuluhan tentang kesehatan dari pihak instansi kesehatan. Diukur

mengunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan 6 nomor dengan nilai 1

untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 6 × 1 = 6 (100%)

Skor terendah : 6 × 0 = 0 (0%)


Rumus : I 𝑅
𝐾

Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlah kategori 2 ( baik dan kurang )

Jadi, untuk I= 𝑅
𝐾

100%
=
2

= 50 %

Kriteria opjektif:

Sarana prasarana baik : apabila responden menjawab diatas ≥ 50%

Sarana prasarana kurang baik: apabila responden menjawab dibawah > 50%

E. Hipotesis

Hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan

Ho : Tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

Ha : Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Maasyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.


2. Sikap

Ho : Tidak ada pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

Ha : Ada pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

3. Sarana Prasarana

Ho : Tidak ada pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

Ha : Ada pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain

penelitian sebagai acuan bagi peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik

korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana variabel

independent dan variabel dependent dilakukan pengukuran sekaligus dalam

waktu bersamaan (Sugiyono,2017) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam masa

pandemi covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten

Kolaka. Adapun rancangan penelitian cross sectional study adalah sebagai

berikut ( Notoadmojo, 2012)


Populasi

Sampel

Faktor Risiko + Faktor Risiko -

Efek - Efek + Efek - Efek +

Gambar 2. Rancangan Desain Penelitian Cross Sectional Study


B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2021

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Balandete

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting

dan menentukan keakuratan hasil penelitian (Sumantri, 2016). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Balandete yang

berjumlah 5.837.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Rise D.P, 2019). Besar sampel adalah

banyaknya anggota yang dijadikan sampel. Besar sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Yamane adalah sebagai berikut (Riduwan, 2015).

N
n=
1 + N(𝑑2)
Keterangan :

n = Besarnya sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketetapan (5%) sehingga,

5.837
n =1+5.837(0,052)

5.837
n = 1+5.837(0,0025)

5.837
n = 1+14,59

5.837
n = 15,59

n = 374

a. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pada masyarakat di kelurahan Balandete

b. Penelitian ini dilakukan kepada responden yang berusia 15-25

c. Dapat membaca dan menulis.

d. Bersedia mengisi angket yang diberikan sesuai fakta


2) Kriteria Esklusi

Adapun Adapun kriteria eskluasi dalam penelitian ini adalah :

a. Tidak dapat membaca dan menulis.

b. Tidak bersedia mengisi angket yang diberikan sesuai fakta

D. Sumber Data dan Pengumpulan Data

1) Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden dengan

menggunakan kuisioner.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan di Kantor Kelurahan Balandete

2) Cara Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada masyarakat di Kelurahan Balandete dengan

jumah 374 orang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random

sampling instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.

Sebelum diberikan kuisioner, peneliti mengadakan pendekatan atau

penjaringan sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian

memberikan penjelasan pada calon responden mengenai penelitian ini,

selanjutnya calon responden yang bersedia menjadi responden penelitian

dapat membaca lembar kuisioner yang ada, peneliti memberikan kesempatan

pada responden untuk mengajukan pertanyaan. Setelah itu, mengumpulkan


kuisioner dan segera diperiksa kelengkapan datanya. Untuk memperoleh data

tentang pengetahuan, sikap, sarana prasarana mengenai PHBS.

E. Pengolahan, Analisa dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi. Dalam penelitian ini proses pengolahan

data melalui empat langkah yaitu :

1) Editing, yaitu suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau data terkumpul.

2) Coding, yaitu kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberiam kode ini sangat penting

bila pengolahan data dan analisis data menggunakan computer.

3) Entri Data, yaitu kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel data base computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

2. Analisa Data

Setelah semua data terkumpulkan data diolah dengan uji statistic

deskriptif kemudian data dianalisa dengan komputer SPSS yang meliputi:

1. Analisa Univariat

Dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas yaitu

pengetahuan, sikap, lingkungan dan variabel terikat yaitu perilaku hidup


bersih dan sehat terhadap penelitian untuk melihat tampilan distribusi

frekuensi dan presentase.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel yang

meliputi variabel independent terhadap variabel dependent. Uji statistic

pada analisa bivariat menggunakan chi-square dan data diolah

menggunakan program SPSS.

3. Penyajian Data

Setelah diolah, data disajikan dalam bentuk tabel, diagram narasi untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat

dalam masa pandemi covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka..

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan ijin kepada Kepala

Kelurahan Balandete dengan tembusan Rektor Universitas Mandala Waluya

Kendari untuk mendapatkan persetujuan. Masalah etika ini meliputi :

a. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar persetujuan, diberikan kepada subyek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan, serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar


persetujuan tersebut. Jika responden tersebut menolak untuk diteliti, maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati responden tersebut.

b. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar kuisioner, cukup dengan memberi nomor kode pada

masing-masing lembar tersebut.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah didapatkan oleh peneliti dari

responden akan dijamin kerahasiaannya.


DAFTAR PUSTAKA

Acivrida Mega Charisma, Farida Anwari, et al. (2020). Implementasi Sadar Covid-19
Berbasis Cipta Karya Masyarakat Dalam PHBS Di Era New Normal.
Jurnal Ilmiah Kesehatan., Vol 5, No 9. Diakses Pada 19
Februari 2021
https://ocs.machung.ac.id/index.php/senam/article/wiew/45
Ahmad M, (2017). Info Sarana Dan Prasarana. Diakses Pada 24 Juni 2021
https://www.kanalinfo.web.id/2016/07/sarana-dan-prasarana.html

Aini, Madi Sriasi. (2020). Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di
Tempat Kerja Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Covid-19. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA, Vol 3, No 2. Diakses Pada 12
Juni 2021
https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jpmpi/article/view/466

Atika & Eni, (2016). ‘’ Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)’’. Jakarta , Nuha
Medika

Dinas Kesehatan Kota Kolaka. (2020). Profil Dinas Kesehatan Kota Kolaka

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. (2019). Profil Dinas Kesehatan


Provinsi Sulawesi Tenggara

Eka Danianti, Enggal Sari Maduratna. (2021). Analisis Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Dalam Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Dosen Stikes
Ngudia Husada Madura. Jurnal Nursing Update, Vol 12, No 1. Diakses
Pada 20 Mei 2021
http://stikes-e-jurnal.id/NU/article/view/325

Ika Fitriani, Nislawaty, et al. (2020). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan PHBS
Di Desa Pulau Rambi Wilaya Kerja Puskesmas Kampar Timur. Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan, Vol 1, No 1. Diakses Pada 20 Mei 2021
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jiik/article/view/1461

Kemenkes RI. (2018). Profil Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI. (2020). Profil Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Nurlila, Ratna U & Jumardin,La Fua. (2020). Jahe Peningkat Sistem Imun Tubuh Di
Era Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Kadia Kota Kendari. Jurnal
Mandala Pengabdian Masyarakat,Vol. 1, No. 2. Akses Pada 24 Maret
2021
http://jurnal- pharmaconmw.com/jmpm/index.php/jmpm/article/view/12

Puskesmas Kolaka. (2019). Profil Puskesmas Kolaka.

Penington, Tes. (2020). Panduan Kesiapsiagaan Hadapi Virus Corona Jakarta : PT


Elex Media Komputindo

Sabarudin, et al. (2020). Efektifitas Pemberian Edukasi Secara 0nline Melalui Media
Vidio Dan Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Pencegahan Covid-19 Di
Kota Baubau. Jurnal Farmasi Genetika, Vol 6, No 2. Diakses Pada 13 april
2021

https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Galenika/article/view/15253

Sari, Nanik A, et al. (2021). Pendidikan Kesehatan Tentang Bijak Menyikapi Covid-
19 Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona Pada Siswa Smk
Roudlotul Hikma Gersik. Jurnal Pengabdian Kesehatan, Vol 4, No. 1.
Diakses Pada 11 april 2021
https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/jpk/article/dow
nload/109/65

Sri Putu Udayana Antari, et al. (2020). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Mahasiswa
Universitas Mahasaraswati Denpasar Selama Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Madicamento, Vol 6, No 2. Diakses Pada 02 April 2021 https://e-
journal.unmas.ac.id/index.php/Medicamento/article/download/1056/954

Sari, Melani K. (2020). Sosialisasi Tentang Penjegahan Covid-19 Di Kalangan Siswa


Sekolah Dasar Di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
Jurnal Karya Abdi, Vol.4, No 1. Diakses Pada 01 April 2021
https://online- journal.unja.ac.id/JKAM/article/view/9821

Udin Rosidin, Laily Rahayuwati, et al. Perilaku Dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam
Pencegahan Dan Penanggulangan pandemi Covid-19 Di Desa Jayaraga
Kabupaten Garut.Jurnal Indinesia Antropology, Vol 5, No 1. Diakses Pada
18 April 2021

https://jurnal.unpad.ac.ad/umbara/article/view/28187
Wulandari, Tri S, et al. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Leaflet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku Dalam
Upaya Menerapkan Protokol Kesehatan Pada Pedagang di Car Free
Day Temanggung. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Diakses Pada 01 April
2021
https://ojs.uniq.ac.id/index.php/jik/article/download/1521/924/
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI

RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Dengan ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden dalam

penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan

Universitas Mandala Waluya dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Masa Pandemi Covid-

19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka’’

Untuk itu saya menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian ini

dengan suka rela tanpa adanya paksaan dan memberikan jawaban yang sebenar-

benarnya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa paksaan

dari pihak manapun.

Kendari, Juni 2021

Responden
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan

Universitas Mandala Waluya.

Nama : Arnis

Nim : P201701036

Akan melaksanakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Masa Pandemi Covid-

19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka”. Penelitian

ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi semua responden. Kerahasiaan

semua responden akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan

penelitian. Apabila saudari menyetujui maka saya mohon kesediaannya untuk

menjawab semua pertanyaan yang saya berikan dan bersedia mengisi kuisioner.

Atas perhatian dan ketersediaan saudari sebagai responden, saya ucapkan

terimakasih.

Hormat Saya

(Arnis)
KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP

BERSIH DAN SEHAT (PHBS) KELURAHAN BALANDETE

KECAMATAN KOLAKA KABUPATEN KOLAKA

No. Responden :

Tanggal :

A. Petunjukpengisian :

1. Isi terlebih dahulu identitas anda pada tempat yang telah disediakan

2. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan, sebelum anda menjawab

3. Berikan tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar

B. Identitas Responden

1. Nama (inisial) :

2. Umur :

3. Jeniskelamin :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :

C. Daftar Pertanyaan

1. Pertanyaan tentang PHBS

N Pertanyaan Ya Tidak
o
1 Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah
beraktivitas dirumah?
2 Apakah anda mencuci tangan sebelum makan?
3 Apakah anda meembersihkan jamban 1 kali
seminggu?
4 Apakah anda memberntas jentik jamuk disekitar
rumah?
5 Apakah anda mengkomsumsi sayur dan buah setiap
hari?
6 Apakah anda sering mengadakan kegiatan olahraga?
7 Apakah anda tidak merokok dalam rumah?
8 Apakah anda menjaga kebersihan lingkungan rumah
setiap hari?
9 Apakah anda mengikuti kerja bakti membersihkan
lingkungan sekali seminggu?
10 Apakah anda rutin mengikuti penyuluhan kesehatan
yang dilakukan pihak puskesmas?

D. Pertanyaan Pengetahuan

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda tahu tentang PHBS?
2 Apakah anda tahu indikator PHBS?
3 Apakah anda tahu cara mencuci tangan yang baik dan
benar?
4 Apakah anda tahu apa yang dilakukan sebelum dan
sesudah makan?
5 Apakah anda tahu apa yang dimaksud rumah sehat ?
6 Apakah anda tahu cara memberantas jentik nyamuk?
7 Apakah anda tahu mediator perkembang biakang jentik
nyamuk?
8 Apakah anda tahu bahaya merokok didalam rumah bagi
anggota keluarga?
9 Apakah anda tahu syarat air yang bersih dan sehat untuk
dikomsumsi?
10 Apakah anda tahu cara memilah sampah organic dan
non organic?

E. Pertanyaan Sikap

No Pertanyaan Setuju Tidak Setujua


1 Mencuci tangan sebelum makan.
2 Mencuci tangan setelah makan
3 Membuang sampah pada tempatnya
4 Memberantas jentik nyamuk minimal 1x seminggu
5 Berolahraga minimal 1x seminggu
6 Tidak merokok di dalam rumah
7 Menggunakan jamban sehat
8 Makan sayur dan buah setiap hari
9 Mencuci tangan menggunakan sabun
10 Mencuci tangan menggunakan air mengalir

F. Pertanyaan Sarana prasarana

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah dirumah terdapat wastapel untuk cuci tangan?
2 Apakah dilingkungan bapak/ibu ada penyuluhan
tentang kesehatan dari pihak instansi kesehatan?
3 Apakah sampah rumah tangga dipisahkan antara
sampah organic dan non organik?
4 Apakah di dapan rumah terdapat tempat sampah
organic dan non organic?
5 Apakah dilingkungan bapak/ibu ada petugas
pengangkut sampah?
6 Apakah dilingkungan bapak/ibu sampah yang
dikumpulkan diangkut setiap hari oleh petugas?

Anda mungkin juga menyukai

  • Turnitin Fela
    Turnitin Fela
    Dokumen56 halaman
    Turnitin Fela
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Absen Ners
    Absen Ners
    Dokumen3 halaman
    Absen Ners
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Inter - Eval
    Inter - Eval
    Dokumen13 halaman
    Inter - Eval
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Lembar Acc
    Lembar Acc
    Dokumen2 halaman
    Lembar Acc
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen6 halaman
    Kerangka Konsep
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat