“TOPENG PANANJUNG”
Properti : 1. Topeng
2. Selendang
3. Kipas
2. Padungdung
Gending Padungdung merupakan gending yang digunakan untuk menggambarkan
berbagai upaya Kalasamudra yang ingin menguasai kerajaan Pananjung. Gending ini
pula menggambarkan upaya Kalasamudra mempersunting Dewi Rengganis sekaligus
berhasil membunuh Anggalarang.
6. Gending Perang
Gending Perang digunakan untuk mengiringi tarian perang antara pasukan
Kalasamudra dengan Dewi Rengganis. Pasukan Kalasamudra termabukan oleh paras
cantik dan gemulai serta alunan gending ketuk tilu. Lupa akan apa yang terjadi pada
dirinya yang ada hanyalah sukacita dalam pesta yang memabukkan. Melihat pasukan
Kalasamdra sudah hilang kendali diri bahkan kekuatannya pun menipis karena rasa
mabuk, satu demi satu musuh dilumpuhkan terbunuh oleh dewi rengganis.
7. Gending Papalayon
Setelah kekuatan pasukan Kalasamudra mampu dikalahkan semakin kuat tergambar
kemenangan menjadi milik dewi rengganis. Akhirnya walau seorang wanita tetapi
dengan semangat kesungguhan dan keyakinan akan perjuangan menghasilkan
kemenangan. Kelembutan elok gemulai bila dimanfaatkan akan menjadi potensi
kekuatan yang tidak terkalahkan. Gending ini menggambarkan kemenangan Dewi
Rengganis sekaligus kembali menguasai kerajaan pananjung. Kemenangan tersebut
disambut dengan pesta meriah.
PROPERTI
1. Topeng / Kedok
Topeng berasal dari kata Taweng yang berarti tertutup atau menutupi. Topeng
adalah benda yang dipakai di atas wajah. Topeng dipakai untuk memperjelas watak
dalam mengiringi tarian. Topeng identik dengan karakter manusia, sebab pada
dasarnya topeng adalah manusia itu sendiri. Dalam topeng tersimpan berbagai watak
manusia, baik buruk, dan warna warni wajah yang terpancar sebagai luapan emosi
manusia.
2. Golok
Golok digunakan oleh para penari pasukan Kalasamudra.
3. Panji Bajo
Digunakan oleh salah satu pasukan Kalasamudra sebagai identitas kelompok
Bajaklaut.
4. Selendang
Selendang digunakan oleh Dewi Rengganis untuk kelengkapan dalam menari.
= Dewi Rengganis
= Bajo 1
= Bajo 2
= Bajo 3
= Bajo 4
1 2
3
4
5 5
6 7
MAKNA TARI
TOPENG PANANJUNG
Alkisah, di pesisir selatan Pulau Jawa sebelah barat terdapat sebuah tanjung,
berdirilah suatu kerajaan di semenanjung tersebut yang dikenal
Kerajaan Pananjung dengan raja Raden Anggalarang salah satu putera Prabu
Haur Kuning raja dari Kerajaan Galuh, beristrikan permaisuri yang cantik jelita yaitu
Dewi Samboja.
Kerajaan nan subur makmur ini terkenal ke berbagai daerah sehingga
menarik minat siapa pun untuk datang mencari kehidupan (pangan). Hadirnya para
Andar-Andar ke negeri loh jinawi mencari kehidupan yang kelak menjadi
PANGANDARAN. Kemakmuran dan kesuburan negeri Pananjung menarik Andar-
Andar yang pada akhirnya ingin menguasai. Salah satu pasukan Andar-Andar yang
dipimpin oleh Kalasamudra terus berupaya menguasai kerajaan Pananjung apalagi
ketika melihat kecantikan Dewi Rengganis, Kalasamudra tertarik dan ingin
mempersuntingnya. Berbagai siasat dilakukan untuk memperdaya Dewi Rengganis
agar mau dipersunting menjadi istrinya.
Dengan segenap kekuatan dan siasat akhirnya para Bajo mampu menguasai
Pananjung dan membunuh Raden Aggalarang. Dewi Samboja sangat bersedih
hatinya karena suami yang dicintainya telah terbunuh dan ia sangat marah kepada
Kalasamudra yang telah membunuh suaminya. Untuk menghilangkan kesedihan dan
sekaligus kemarahan puterinya atas kematian Anggalarang, maka Dewi Rengganis
melakukan tapa brata bersemedi memohon petunjuk hyang widi bagaimana untuk
membalaskan kematian suaminya. Hasil tapabrata Dewi Rengganis mendapat
petunjuk bahwa dirinya harus menyatukan kekuatan melalui sebuah tarian. Tarian
hasil anggitanya tersebut diberi nama KETUK TILU yang lebih dikenal Tari
Ronggeng Gunung. Dengan tarian tersebut Dewi Rengganis terus menarik para
bajo termasuk Kalasamudra untuk bergabung ikut menarikan tarian tersebut.
Singkat cerita, pergelaran ronggeng di tempat Kalasamudra pun terjadi. Dan,
ini berarti kesempatan bagi Dewi Rengganis untuk membalas kematian suaminya.
Konon, ketika sempat menari bersamanya, Dewi Rengganis mewujudkan niatnya,
sehingga perkelahian pun tidak dapat dihindari. Perkelahian itu baru berakhir ketika
Dewi Rengganis dapat mengalahkan Kalasamudra.
Sejak saat itu Pananjung kembali dikuasai oleh Dewi Rengganis. Sebagai
ungkapan rasa syukur maka pesta rakyat menyambut kemenangan pun di gelar.
Hingga saat ini menjadi sebuah budaya masyarakat Pangandaran selalu