Anda di halaman 1dari 8

TARI KREASI BARU

“SELENDANG RENGGANIS”

Ide Kreatif : USEP EPENDI,S.Pd.M.Pd.


(Kepala SMP Negeri 2 Parigi)
Penata Tari : IDA LINDAWATI
Arr. Gending : HADLI SUGIANTO
Penulis Naskah : EFFIS EFENDI
Dimainkan oleh : Sanggar Tari “KRISDUPA” SMPN 2 Parigi Kabupaten Ciamis
Penari : 1. YENI ANDRIANI
2. PRISKA NURAENI
3. PUTRI AYUNINGTIAS

Gending : 1. Selendang
2. Kijang
3. Kuda lumping
4. Kembang Bandung

1. Gending Selendang
Gending selendang dimaksudkan untuk mengiringi tari selendang. Selendang
merupakan suatu alat untuk menarik perhatian. Selendang yang dimaksud adalah
selendang yang digunakan oleh Dewi Rengganis sebagai alat pangirutan. Tabuhan
gending ini memunculkan gerak kelembutan yang memiliki daya tarik. Hal ini
dilakukan berkaitan dengan cerita Dewi Rengganis yang ditinggalkan oleh suami
tercinta Raden Anggalarang yang dibunuh para bajak laut.

2. Gending Kijang
Gending kijang diambil dari tari kijang yang menggambarkan potensi Kerajaan
Pananjung yang subur makmur. Kijang merupakan gambaran keindahan daya tarik
Kerajaan Pananjung yang kelak menjadi wilayah Pangandaran yang masih dan terus
bertahan hingga saat ini.

3. Gending Kuda Lumping


Gending kuda lumping mewakili para pendatang sebagai andar-andar yang mencari
kehidupan(pangan). Hadirnya suku bangsa lain digambarkan oleh hadirnya budaya
lain yang tumbuh, subur, di wilayah kidang pananjung. Kekuatan, ketangguhan
seluruh masyarakat dan Teureuh Galuh Pakidulan yang menyatu dalam kehidupan
bercampur baur dengan budaya lain yang digambarkan oleh pencak silat.

4. Gending Kembang Bandung


Gending Kembang Bandung sengaja ditampilkan dengan warna budaya nusantara.
Pada gending ini tergambarkan suatu harapan akan kemajuan, kemakmuran,
kesejahteraan Kerajaan Pananjung yang kini menjelma menjadi Pangandaran. Bukan
hanya menjadi kebanggaan masyarakat Pangandaran saja melainkan menjadi
kebanggaan secara nasional.
Negeri subur makmur loh jinawi, Pangandaran menjadi pusat kunjungan andar-andar
internasional yang menjelmakan kabupaten pangandaran menjadi pusat pariswisata
sebagai titisan Dewi Rengganis yang mengakar pada budaya.

Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 1


PROPERTI
1. Selendang
2. Kuda Lumping

POLA LANTAI TARI KREASI BARU ”SELENDANG RENGGANIS”

Keterangan :
1 = Penari kesatu
2 = Penari kedua
3 = Penari ketiga

1. Gending Selendang

Stage 1 Stage 2

1 1

2 3 2 3

Stage 3 Stage 4

1
2 3
2 3
1

Stage 5

2 3

Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 2


2. Gending Kijang

Stage 6 Stage 7

1
1
3
3
2
2

Stage 8 Stage 9

2 3
2 3
1
1

Stage 10 Stage 11

2 3
2 3

1 1

Stage 12

2 3
1

Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 3


3. Gending Kuda Lumping
Stage 13 Stage 14

2
3 2 3 1

Stage 15 Stage 16

2 3 1 2 3

Stage 17 Stage 18 (Pencak Silat)

2 3
2 1 3
1

Stage 19 Stage 20

2
2 3 1
1
3

Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 4


4. Gending Kembang Bandung
Stage 21 Stage 22

2 1 2 1 3
3

Stage 23

2 1 3

Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 5


SINOPSIS TARI KREASI BARU
“SELENDANG RENGGANIS”

Kerinduan, kesedihan, bahkan kebencian Dewi Rengganis atas terbunuhnya


suami tercinta Raden Anggalarang oleh Bajo/Bajak Laut terus menghantui. Sebagai
upaya membalaskan dendamnya, Dewi Rengganis dengan selendang dalam tarian
sebagai daya tarik berupaya mencari sang pembunuh.
Pada jamannya, kerajaan Pananjung merupakan daerah subur makmur yang
memiliki kekuatan daya tarik bukan hanya kesuburan tetapi keanekaragaman keindahan
alam dengan segenap isinya menjadi magis yang mengundang para pendatang.
Kijang merupakan daya tarik sejak jaman Dewi Rengganis hingga saat ini yang
terus terjaga sebagai gambaran keindahan dan kemolekan Kidang Pananjung yang kini
menjelma menjadi Pangandaran.
Selendang Regganis yang memiliki gambaran kecantikan dan keluruhan budaya
ditambah dengan kemolekan alam dengan gambaran kijangnya sebagai bentuk
kecantikan dan kemolekan alam semesta Pangandaran, sekaligus menjadi ragam
pengikat hadirnya para ANDAR mencari PANGAN.
Suku bangsa etnis dan budaya dari daerah lain hadir memburu kidang pananjung
sebagai andar-andar yang mencari pangan. Hidupnya budaya lain menyatu menjadi
pelengkap daya tarik daerah titisan Dewi Rengganis. Kuda Lumping menjadi wakil
gambaran menyatunya budaya lain dalam kehidupan Galuh Pakidulan Pananjung
Pangandaran menjadi jelmaan keragaman dan daya tarik luhurnya budaya. Budaya
“LINUHUNG menjadi kekuatan segenap daya upaya, dengan cantik moleknya alam
semesta menyatu dalam diri pananjung galuh pakidulan dengan para andar yang datang
mencari pangan.
Kelinuhungan Pangandaran digambarkan dengan gerak gagah kesatuan dalam
tari pencak silat. Kekuatan, kesatuan, persatuan, dan keagungan budaya akan
mengantarkan Pangandaran yang digjaya.
Titisan Dewi Rengganis tergambarkan dengan selendangnya dengan latar
Pananjung dan Galuh Pakidulan. Selendang dan kijang menyatu dalam diri Pangandaran
dalam budaya nusantara yang tak terpisahkan. Gelora Dewi Rengganis menjadi
kebanggaan dan keagungan bangsa dalam jiwa Bhineka Tunggal Ika. Aura gending
tanah seberang menyatu dalam jiwa selendang rengganis membangun negeri loh jinawi
dengan karya mengantarkan Pangandaran yang digjaya. Gurat jagat jaya digjaya
Pangandaran dilembah yang masih dara menjadi naga raja kehidupan di Bumi Nusantara.

Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 6


Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 7
Tari Kreasi Baru “Selendang Rengganis” 8

Anda mungkin juga menyukai