Koreografi Dan Pembuatan Dance Script
Koreografi Dan Pembuatan Dance Script
DAN
Kedudukan Dance Scrip yang lebih dikenal dengan catatan tari, ternyata lebih diesensialkan.
Sebab yang tertuang didalamnya tentunya tidak sekedar catatan/laporan tetapi juga memuat
konsep-konsep dan metode penggarapan atau penyusunan. Untuk itu sudah selayaknya perlu
dimasyarakatkan suatu bentuk penulisan yang disebut dengan naskah tari.
Kehadiran naskah tari dipandang dari urgensinya akan tampak keilmiahannya karena dengan
naskah tari secara rasional tertuang maksud dan tujuan yang melatar belakangi penuangan ide
serta adanya pendeskripsian berbagai hal secara sistematis, dengan demikian akan terhindar
suatu kerja spekulatif yang lebih mengandalkan kekuatan intuisi ( perasaan ) artistik.
Setiap karya tari yang akan diajarkan kepada peraga/penari terlebih dahulu akan melalui
sejumlah proses.proses penciptaan karya tari dikenal dengan istilah tahap produksi. Secara garis
besar urutan tahap-tahap produksi adalah :
Setiap koreografi selalu melalui sejumlah proses,proses ini dikenal dengan tahap produksi kreatif
Secara garis besar tahap produksi kreatif dimulai dari :
1. penulisan naskah tari / dance scrip/deskripsi tari yang terdiri dari penggalian
ide,penyusunan konsep,penentuan metode penyajian.
2. Proses Kreatif,eksplorasi,improvisasi,dan pembentukan/forming
3. Penyajian/presentasi
a. GARAP ISI
Isi dari karya tari yang berupa nilai rohani yang wigati/nilai kehidupan digarap menjadi
nilai artistik sehingga dapat mempunyai potensi untuk komunikasi estetik.Isi karya tari
yang berupa nilai dalam alur garap cerita mempunyai beberapa nilai sebagai pendukung
nilai pokoknya sehingga nilai induk akan terasa mantap/indah.Nilai pada alur garap cerita
biasanya merupakan serentetan rasa yang digarap yang memperhatikan sambung
rapet/harmoni antara unsur-unsur dalam tari.
Ide garapan dapat muncul dari hasil apresiasi karya tari tradisi, kreasi, maupun
modern, atau dasar pengalaman dalam kegiatan kehidupan dan aktivitas lainnya.
Aktivitas tersebut, mengamati, menghormati, menghayati karya tari, pada dasarnya
adalah suatu proses komunikasi antara seniman sebagai kreator dan penikmat sebagai
apresiator melalui karya seni tari yang indah ( estetis ).
b. GARAP KOREOGRAFI
Garap koreografi pada karya tari merupakan penjabaran dari ide estetik yang berupa nilai
pokok menjadi kerangka ide estetik pada alur garap medium tari yang berupa gerak –
gerak ekspresif yang diaktualisasikan oleh performer lewat kecerdasan tubuh sebagai
sarana ekspresi dengan mengeksplor,interpretasi, intuisi untuk mereaktualisasikan
isi/nilai yang ingin disampaikan lewat karya tari
2) Ramayana
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat
pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat
di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang
panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan
Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan
kembali Rama-Sinta.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para
penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Tak ada dialog yang terucap dari
para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat
lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan
pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya.
Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama
Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin
memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang
telah lama dicarinya.
Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang
bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta
Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali
sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar
Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah
Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok
kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak
mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan
kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena
raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya
menerimanya kembali sebagai istri.
Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu,
tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada
tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh
yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada
dialog. adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat.
Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan
dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana.
Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut
Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk
disaksikan.
Tema dapat digali dari fenomena sehari-hari, kondisi,situasi, atau apapun yang telah
dipastikan sebagai “sesuatu” yang mendorong perasaan untuk diungkap. Setelah itu dicari
masalah utama/pokok yang disebut premise.
Premise adalah rumusan yang mengetengahkan masalah utama yang hendak
disampaikan.Setiap karya tari harus selalu memiliki landasan ideal ini guna menentukan
arah dan tujuan pokok lakon. Pada aspek teknis, fungsi premise merupakan landasan
untuk membentuk pola konstruksi.Premise dapat dideskripsikan sbb:Cerita Adik yang
Nakal,Cerita burung-burung di taman,Cerita Bawang Merah- Bawang Putih.
Tema dapat digali dari fenomena sehari-hari, kondisi, situasi apapun yang telah
dipastikan sebagai “sesuatu” yang mendorong perasaan untuk diungkap. Setelah itu dicari
masalah utamanya atau “pokok” yang disebut premise.
Tema tari merupakan gagasan yang dapat di ambil berdasarkan pengalaman dari hidup,
musik, drama, legenda, upacara, agama, kondisi – kondisi sosial, atau mengambil
gagasan berdasarkan sumber – sumber kehidupan primitif yang berkaitan dengan alam
maupun lingkungannya.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam memilih tema adalah sebagai berikut
a. Keyakinan penata terhadap ide yang dipilih
b. Apakah dapat di tarikan ?
c. Dapat di komunikasikan
d. Perlengkapan teknik penata tari.
e. Tersedianya fasilitas untuk kebutuhan tari, seperti alat tari, musik,kostum dsb
Keunikan dalam ide – ide garapan dapat di lihat dari hal – hal sebagai berikut :
1. Dasar Pijakan
Dasar pijakan adalah sumber pengayaan dalam proses penciptaan. Dasar Pijakan terbagi
menjadi dua sebagai berikut :
Pijakan tradisi
Pijakan tradisi adalah segala bentuk tari tradisi dapat merupakan sumber, dapat merupakan
bahan untuk di pikirkan, diolah, dan di garap sehingga melahirkan bentuk – bentuk baru.
Suatu bentuk tari terkadang di garap berdasarkan pijakan tari tradisi sehingga akan
menghasilkan bentuk tari yang baru setelah melalui proses berkarya.
Pijakan Gaya
Pijakan Gaya adalah keseluruhan hal yang di jadikan dasar bagi orang untuk menandai
identitas mereka terdiri dari sesuatu yang di sebutkan dengan gaya (style).
Gaya dalam tari tersusun dari simbol – simbol, bentuk – bentuk, dan orientansi – orietansi
nilai yang mendasarinya. Pijakan gaya terkadang digunakan sebagai pijakan dalam
menggarap suatu bentuk tari.
2. Spesifikasi
Spesifikasi dalam tari mempunyai batasan lebih kepada sesuatu yang khusus / unik yang
tidak dimiliki daerah lain dan atau orang lain. Pada tari tradisi terungkap ciri – ciri tertentu
khas daerah yang bersangkutan, yang berbeda dengan daerah lainnya. Umumnya, suatu
tarian di bentuk melalui pilihan – pilihan kreatif untuk memperagakan gaya – gaya tertentu
bahkan dalam prosesnya terkadang menambahkan atau membuang beberapa item sehingga
mengubah suatu gaya dan membentuk gaya yang baru.
Ide gagasan yang dapat di jadikan tema meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. Tema Lingkungan dan alam sekitar.
Seperti gerak – gerak anginnya bertiup, pohon bergoyang, air yang mengalir di sungai,
berkaitan dengan perburuan, mata pencaharian.
2. Tema seperti gerak tubuh atau menggunakan pola cerita rakyat.
3. Tema kehidupan sehari – hari.
Seperti bermain peran, jenis permainan anak yang biasa di lakukan (dolanan).
4. Tema dengan menggunakan properti
Dimana properti dapat sebagai pendukung tari untuk mengekspesikan gerak seperti
bermain tali / pita, kentongan, tempurung, payung, topeng dan sebagainya.
5. Tema binatang/fauna dan tumbuhan/flora
3. Dongeng
Tiap – tiap daerah memiliki kekayaan dongeng dengan beragam nilai. Hal ini dapat dijadikan
sumber gagasan / tema tari. Contoh tarian yang bersumber gagasan dari dongeng antara lain
tari kecak dari bali, tari mahabarata dan Ramayana, tari kuncaran, tari topeng, tari samba, tari
kecak.
4. Legenda
Legenda yang mengakar pada kehidupan masyarakat juga merupakan sumber pembentuk
tema karya seni tari. Legenda berasal dari legend yang berarti cerita rakyat pada zaman
dahulu yang ada hubungan dengan peristiwa sejarah. Contoh tarian adalah reog ponorogo.
Contohtema tari
1. Contoh tari bertema kehidupan sehari-hari
Tari Pomonte adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi Sulawesi Tengah,
yang merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili
pada zaman dahulu dalam menuai padi, yang mana mayoritas penduduk suku Kaili adalah
hidup bertani. Tari Pomonte telah dikenal sejak tahun 1957 yang di ciptakan oleh seorang
seniman besar, putra asli Sulawesi tengah yaitu (alm) Hasan. M. Bahasyuan, beliau
terinspirasi dari masyarakat Sulawesi Tengah yang agraris. Tari Pomonte melambangkan
sifat gotong-royong dan memiliki daya komunikasi yang tinggi, hidup dan berkembang
ditengah masyarakat yang telah menyatu dengan budaya masyarakat itu sendiri. Kata
POMONTE berasal dari bahasa Kaili Tara ; - PO artinya = Pelaksana - MONTE artinya =
Tuai (menuai) - POMONTE artinya = Penuai Tari Pomonte menggambarkan suatu kebiasaan
para gadis-gadis suku Kaili di Sulawesi Tengah yang sedang menuai padi pada waktu panen
tiba dengan penuh suka cita, yang dimulai dari menuai padi sampai dengan upacara
kesyukuran terhadap sang Pencipta atas keberhasilan panen. Dan sebelum menuai setiap
pekerjaan didahului oleh seorang Penghulu yang dalam bahasa Kaili disebut TADULAKO.
TADULAKO pada tarian ini berperan sebagai pengantar rekan-rekannya mulai dari menuai,
membawa padi kerumah, membawa padi ke lesung, menumbuk padi, menapis serta
membawa beras ke rumah yang kemudian disusul dengan upacara selamatan yakni No’rano,
Vunja, Meaju dan No’raego mpae yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan pada
upacara panen suku Kaili di provinsi Sulawesi Tengah. Tari Pomonte memiliki daya pikat
yang kuat karena dalam penampilannya mampu menimbulkan suasana gembira terhadap
penonton, baik dalam gerak maupun lagu yang dinyanyikan dalam berhasa daerah yaitu
bahasa Kaili, sehingga tari Pomonte dapat dimengerti langsung oleh yang menyaksikannya
khususnya masyarakat di lembah Palu.
2. Bertema dongeng
Tari Baksa Kembang berasal dari daerah Banjar, Kalimantan Selatan sebagai tarian
untuk menyambut tamu. Tari ini biasanya ditarikan oleh wanita, baik tunggal dan dapat juga
ditarikan oleh beberapa penari wanita. Awal mulanya sekira abad 15 sebelum masehi,
seorang pangeran bernama Suria Wangsa Gangga di kerajaan Dipa dan Daha di pulau
Kalimantan mempunyai seorang kekasih bernama putri Kuripan. Satu peristiwa di waktu
yang lain adalah saat putri Kuripan memberikan setangkai bunga teratai merah kepada
pangeran. Peristiwa itu merupakan cikal bakal lahir tarian Baksa Kembang di Banjar provinsi
Kalimantan Selatan.
Menurut Yurliani Johansyah, pakar tari klasik Banjar. Tari Baksa Kembang ada sejak
sebelum pemerintahan Sultan Suriansyah raja pertama Kerajaan Banjar. Tarian ini diciptakan
satu masa dengan tari Baksa lainnya, Baksa Dadap, Baksa Lilin, Baksa Panah dan Baksa
Tameng pada zaman Hindu sebelum Islam datang.
Tarian Baksa Kembang adalah Tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau
kerabat-kerabat kerajaan. Tarian ini juga dilakukan oleh masyarakat umum dalam acara-
acara pernikahan atau acara-acara adat. Awalnya tarian ini adalah tarian yang berada di
lingkungan kerajaan. Pada satu waktu, kerajaan membuka akses kerajaan bagi masyarakat
sehingga kebudayaan di kerajaan terbawa sampai masyarakat umum. Saat ini, tarian Baksa
Kembang masih dipakai acara-acara untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati meskipun
masih banyak penari-penari tari Baksa Kembang belum memahami arti dan nilai Tarian
Baksa Kembang. Baksa memiliki arti kelembutan. Tarian Baksa kembang adalah bentuk
kelembutan tuan rumah dalam menyambut tamu yang dihormati. Sambutan tersebut
dilakukan dengan cara Penari tari Baksa Kembang memberikan rangkaian bunga kepada
tamu yang dihormati. Nilai-nilai tersebut merupakan transformasi dari cinta sepasang kekasih
pangeran Suria Wangsa Gangga dengan putriKuripan.Penari tari Baksa Kembang mesti
ganjil. Selain itu, rangkaian bunga yang diberikan kepada tamu kehormatan merupakan
rangkaian bunga perpaduan dari bunga mawar dan melati yang disebut oleh masyarakat
setempat kembang Bogam.
3. Tema Kepahlawanan
Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung unsur cerita heroik atau kepahlawanan.
Pada tema ini sering diungkapkan atau diceritakan tentang perjuangan dan kegagahan suatu
tokoh tertentu. Di dalam tema ini juga diceritakan kronologis suatu tragedi yang menuntut
suatu tokoh atau sekelompok untuk memperjuangkan sesuatu yang ditujunya. Tujuan dari tari
dengan tema pahlawan ini adalah agar penontonnya dapat termotivasi dan terdorong untuk
bersemangat dalam menjalani hidup. Di Indonesia tema ini muncul ketika bangsa Indonesia
memperjuangkan kemerdekaannya dan berjuang menghadapi penjajah.
Contohnya adalah: Tari Kuda Kepang ,Tari Seudati ,Tari Menak Jinggo Ranggalawe,Tari
Anoman Rahwana , Tari Ranggalawe Gugur
3. JUDUL KOREOGRAFI
Judul adalah buah hasil dari gagasan tema yang direncanakan sehingga dapat menjelaskan
tema dari karya tariJudul karya tari disebut juga nama karya tari.Judul dapat dipakai untuk
menyiratkan secara pendek isi/maksud dari karya tari.Judul hendaknya dinyatakan dengan
singkat, cukup menarik, dan yang paling penting harus sesuai dengan tema. Oleh karena itu
koreografer perlu memaparkan pengertian dan merumuskan alasan pemilihan judul secara
singkat. Judul yang baik adalah yang mampu memberikan bekal bagi penonton untuk segera
menangkap ruang lingkup masalah. Hal ini untuk menghindari adanya gangguan yang
mengakibatkan ketidaktenangan penonton dalam menikmati penyajian koreografi.
Judul hendaknya dinyatakan dengan singkat, cukup menarik, dan yang paling penting harus
sesuai dengan tema. Oleh karena itu koreografer perlu memaparkan pengertian dan
merumuskan alasan pemilihan judul secara singkat. Judul yang baik adalah yang mampu
memberikan bekal bagi penonton untuk segera menangkap ruang lingkup masalah. Hal ini
untuk menghindari adanya gangguan yang mengakibatkan ketidaktenangan penonton dalam
menikmati penyajian koreografi.
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik
dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya.
iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana
hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops
A. Tari Tunggal
Tari tunggal adalah tari yang dilakukan oleh satu orang penari. Pada bentuk tunggal ini,
gerak tarinya bisa merupakan penggambaran dari suatu obyek tertentu (binatang,
kegiatan manusia), bisa juga penokohan dari suatu cerita (penggambaran seorang
tokoh dalam cerita tertentu). Dalam membawakan tari tunggal, seorang penari dapat
lebih bebas mengungkapkan ekspresinya, tanpa harus menyesuaikan penari lainnya dan
dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi serta harus dapat mengisi ruang pentas yang
disediakan untuk menari. Adapun materi yang perlu dipersiapkan dalam membawakan
tari tunggal antara lain :
a. Memahami karakter dan isi tema tari
b. Manguasai ragam gerak sesuai susunan gerak tarinya (koreografinya)
c. Manguasai irama dan ruang pentas
d. Rasa percaya diri yang tinggi
C. Tari Kelompok
Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari dimana antara satu
penari dengan penari yang lain gerakannya berbeda, meskipun geraknya tidak sama
tetapi gerakan tersebut ada hubungan yang merupakan jalinan untuk mencapai
keterpaduan. Jadi dalam tari kelompok ini penyajiannya berbeda sekali dengan tari
tunggal, maupun tari massal. Tari yang banyak melibatkan penari dibedakan menjadi 2
yaitu :
1) Tari kelompok non cerita artinya tari dengan bentuk koreografi. Susunan gerak tari
kelompok yang bertemakan ( nondramatik)
Contoh tari tunggal gambyong, jaranan, tayub, tari dolanan anak
2) Tari kelompok yang menggunakan cerita ( dramatik) dapat berwujud fragmen atau
cerita singkat. Tari kelompok menggunakan dialog dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Berdialog Prosa
Contoh : Wayang Orang
b. Berdialog tembang
Contoh : Langendriyan
D. Tari Massal
Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan ragam gerak yang
sama, dan antara penari satu dengan penari yang lain, tidak ada jalinan gerak yang
saling melengkapi. Dalam tari massal ini busana / kostum bisa sama / seragam, bisa
juga berbeda dan mungkin juga ada pembagian penari dengan pola lantai yang
berlainan. Contoh : Tari Gambyong, Tari Golek, Tari Jaranan, Tari Wanara dan lain
sebagainya.
6. SINOPSIS
Sinopsis adalah rangkaian penjelasan dari tari yang akan ditampilkan yang ditulispada
naskah tari yang biasanya dibacakan sebelum pertunjukan dimulai. Tujuannya untuk
membantu penonton dalam mengikuti sajian pertunjukan.
Sinopsis tari adalah ringkasan alur gerak mulai dari bagian awal suatu tarian hingga
akhir suatu tarian.Jadi synopsis adalah ringkasan cerita dari satu tarian sebagai gambaran
alur cerita yang dibacakan di awal pementasan tari.
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat sinopsis tari adalah sebagai berikut :
a. Kronologi cerita tersusun dengan jelas
b. Bahasa yang digunakan adalah bahasa peringkas yang mengutamakan aspek persuasif.
c. Sinopsis harus memberikan rangsang kepada pembaca untuk melihat dan menyaksi
kan pertunjukan tari.
a. Mengadakan pengamatan
Mengadakan pengamatan terhadap pertunjukan tari yang akan dibuatkan
sinopsisnya.Untuk mempermudah langkah ini seorang penulis/penyusun synopsis harus
mengetahui karya tarinya,judul tarian,tema, penari, dan koreografer tari tersebut.
b. Membuat catatan alur gerak dan pola lantai
Mencatat alur gerak yang dilengkapi juga dengan urutan pola lantai.Untuk itu penulis
synopsis harus mengikuti tarian itu hingga berakhir untuk membuat catatan singkat
tentang tari tersebut.
c. Reproduksi
Membuat reproduksi dengan menggunakan catatan hasil dari pengamatan (langkah 1 dan
2) ke dalam bentuk karangan synopsis dengan singkat dan bahasa yang indah,menarik,
dan komunikatif.
Selain melakukan langkah-langkah diatas, apabila ingin menulis synopsis tari harus
memperhatikan unsur-unsur yang ada dalam seni tari.Unsur-unsur tersebut adalah tenaga,
ruang, waktu dan tempo yang ada hubungannya dengan seni lainnya seperti musik, tata rias
dan busana, seting /tata panggung.
CONTOH SINOPSIS
1. Sesanti Martapura
Tanah airku, tumpah darahku, tempat pijakku,
adalah harga mati kehormatanku….
Bumiku loh jinawi, negeriku tenteram nan damai…….
Aku MARTOPURO…,
takkan ku biarkan siapapun merampasnya, termasuk kau….!!!
bangsa penjajah yang tak punya hati
Rakyatku penuh derita, rakyatku penuh duka
Martabat istri dan keluargaku telah kau hina…
Penjajah…. Kamu tidak akan kubiarkan, sekalipun sembunyi di balik awan.
Demi rakyatku, demi bangsaku… negeriku….. martabatku,
Aku relakan darahku…tumpah di bumi pertiwi
2. Saman
Tari Saman adalah salah satu tari yang sangat terkenal di Aceh, yang berasal dari dataran
tinggi Gayo, tari ini hanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam
adat dan masyarakat aceh. Saman adalah nama salah satu ulama besar aceh, syech saman.
Tari ini biasanya dilakukan berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk
berlutut/berjajar dan bersyaf, tanpa menggunakan alat musik pengiring. Awalnya dilakukan
oleh pria saja namun karena perubahan zaman pengaruh pergaulan antara lelaki dan
perempuan akhirnya tari ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Dan biasanya dilakukan
antara 8-10 orang penari, tari saman adalah salah satu tari yang cukup unik karena tingkat
kesulitannya harus mengimbangi pernafasannya untuk syair lagu dan geraknya. Serta gerak
tepuk tangan dan kepalanya.
3. Tari Ondel-ondel
Tarian ini adalah kesenian yang ada di Betawi, entah mengapa diberi nama Ondelondel.
Yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel
seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.Berbeda
dengan kesenian kraton yang merupakan hasil karya para seniman di lingkungan
istanadengan penuh pengabdian terhadap seni, kesenian Betawi justru tumbuh dan
berkernbang dikalangan rakyat secara spontan dengan segala kesederhanaannya. Oleh karena
itu kesenianBetawi dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat. Salah satu bentuk
pertunjukan rakyat Betawiyang sering ditampilkan dalarn pesta-pesta rakyat adalah ondel-
ondel. Nampaknya ondel-ondelmemerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa
menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu
tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80cm, dibuat dari anyarnan barnbu yang
disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul daridalarnnya. Bagian wajah berupa topeng
atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk.Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan
warna merah, sedang yang perempuan dicat denganwarna putih Bentuk pertunjukan ini
banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapadaerah lain
5. Tari Setrasari
Setra berarti putih, dan sari adalah indah atau inti. Isi tarian ini pun tetap berkaitan dengan
kehidupan kita, dan intisari gambarannya mengungkapkan proses pelurusan atau pembenaran
dari perilaku yang negatif menuju ke arah yang positif atau kesempurnaan, Tarian ini
merupakan jenis tari putri tunggal, tetapi dapat pula dipertunjukkan dalam bentuk tari
kelompok dengan secara khusus digarap pola lantainya. Selain nama dan isi tarian
beridentitas tersendiri, juga koreografi, busana, dan karawitannya. Dari segi koreografi
terdapat penonjolan khusus dengan visualisasi bentuk-bentuk beraneka dengan menggunakan
properti soder(olah soder) yang dililitkan di kebaya bagian pinggang. Begitu juga
karawitannya pada tarian ini, sengaja ditata dengan lagu khusus yang dinyanyikan juru
sinden dan diberi judul Serat salira
6. Tari Rawayan
Rawayan adalah jembatan gantung yang terbuat dari kayu atau bambu, dan biasanya kalau
diinjak akan bergoyang, Isi tarian ini berkaitan erat juga dengan fenomena budaya kita,
seperti tertuang dalam gambaran tariannya yang bermuara untuk menjembatani peralihan dari
era tradisional ke era kreasi baru.Tarian ini merupakan jenis tari putri tunggal, namun bisa
dipertunjukkan dalam bentuk tari kelompok bila. secara khusus digarap pola lantainya.
Selain uraian di atas untuk menunjukkan pula ciri khasnya, juga termasuk koreografi, busana,
dan karawitan tarian ini. Seperti koreografinya terdapat motif-motif langkahan beritme relatif
lambat derigan jangkauannya yang panjang dan pengaturan tenaganya relatif halus yang
disebut lengkah maung. Busananya memakai baju kaos lengan panjang yang di luarnya
memakai rompi, celana panjang ketat dari bahan yang elastis dan ditambah dengan sinjang
dodot agak lebar, serta "konde-nya" hiasan sanggul berbentuk daun awi(daun bambu).
Adapun yang menjadi ciri khas karawitannya, antara lain diawali dengan gending sekar
ageung berbentuk opat wilet dalam lagu Tablo.
7. SUMBER PENDUKUNG
Bertujuan untuk memperkuat keyakinan koreografer akan objek yang dipilihnya.Sumber
pendukung dapat berupa literature,nara sumber,pengalaman atau apa saja yang dapat
memperkuat ide dan gagasannya.Disebutkan juga sumber materi garapan meliputi
sumber materi penyusunan tari dan sumber materi musik.
8. IRINGAN MUSIK
Kemampuan memilih dinamisasi iringan musik yang sesuai dengan tema dan suasana.
Kemampuan menuliskan notasi iringan dan penggambaran suasana. Ide/dasar pemikiran
yang dapat membuat koreografi memiliki daya hidup, dinamika, dan penyuasanaan
tertentu.
9. TATA BUSANA
Konsep kostum tari yang akan digunakan dengan mempertimbangkan unsur kegunaan
maupun simbolis tari,artinya paduan warna yang dipakai mempunyai arti/symbol dan
tidak mengganggu gerak,termasuk didalamnya asesoris dan property yang dipakai.
11. DESKRIPSI
Berisi urutan ragam gerak,uraian gerak,hitungan dan denah/gambar pola lantai yang
digunakan pada koreografi tersebut.