Anda di halaman 1dari 12

KOREOGRAFI TARI

DAN

PEMBUATAN DANCE SCRIP


Koreografi /komposisi tari adalah pengetahuan tentang penyusunan tari.Sedangkan seniman atau
actor pelaku kegiatan kreatif bidang tari disebut koreografer. Jika dikembalikan dari sumbernya
istilah tersebut ternyata mempunyai kaitan yang erat dengan catatan tari yang dikenal dengan
istilah Dance Scrip,sedangkan dibidang sastra disebut Manuskrip.

Kedudukan Dance Scrip yang lebih dikenal dengan catatan tari, ternyata lebih diesensialkan.
Sebab yang tertuang didalamnya tentunya tidak sekedar catatan/laporan tetapi juga memuat
konsep-konsep dan metode penggarapan atau penyusunan. Untuk itu sudah selayaknya perlu
dimasyarakatkan suatu bentuk penulisan yang disebut dengan naskah tari.

Kehadiran naskah tari dipandang dari urgensinya akan tampak keilmiahannya karena dengan
naskah tari secara rasional tertuang maksud dan tujuan yang melatar belakangi penuangan ide
serta adanya pendeskripsian berbagai hal secara sistematis, dengan demikian akan terhindar
suatu kerja spekulatif yang lebih mengandalkan kekuatan intuisi ( perasaan ) artistik.

Setiap karya tari yang akan diajarkan kepada peraga/penari terlebih dahulu akan melalui
sejumlah proses.proses penciptaan karya tari dikenal dengan istilah tahap produksi. Secara garis
besar urutan tahap-tahap produksi adalah :

1. Kontemplasi/perenungan ( penggalian ide )


2. Penyusunan konsep
3. Penentuan metode
4. Penulisan deskripsi

TAHAPAN PROSES KOREOGRAFI DAN URUTAN PEMBUATAN DANCE SCRIP

Setiap koreografi selalu melalui sejumlah proses,proses ini dikenal dengan tahap produksi kreatif
Secara garis besar tahap produksi kreatif dimulai dari :

1. penulisan naskah tari / dance scrip/deskripsi tari yang terdiri dari penggalian
ide,penyusunan konsep,penentuan metode penyajian.
2. Proses Kreatif,eksplorasi,improvisasi,dan pembentukan/forming
3. Penyajian/presentasi

1. PENGGALIAN IDE/KONSEP GARAP


Penyusunan koreografi diawali dari dasar pemikiran atau konsep garapan. Biasanya disini
diuraikan latar belakang yang berisi keinginan koreografer mengangkat obyek,kondisi,
situasi,dsb yang secara kuat mendorong/memotivasi dia berkarya.Rangsang pencipta ide
dasar yang bersifat mempertegas kedalaman ide garapan yang menggambarkan : Apa
yang mendorong anda menciptakan sebuah koreografi ?
a. Cerita yang akan disajikan
b. Penataan materi lakon,yang melibatkan jumlah penari dan kekuatan penari atau
casting
c. Pemilihan materi gerak berdasarkan model penyajian yang direncanakan serta
menentukan jenis atau warna music sebagai penentu karakteristik gerak
d. Merancang pembagian adegan per adegan
e. Merancang pendukung seperti : tata rias dan busana ,property,setting dan panggung
serta penataan cahaya.
Garap bentuk pada karya tari sepenuhnya tergantung pada kreatifitas sang
koreografer,baik pada garap gerak ,garap organisasi gerak maupun garap agregasi
sehingga karya tari tersebut menjadi utuh/kempel ,demikian juga pada garap musik
tarinya ,serta memberi kebebasan pada performer untuk menafsirkan koreografi yang
diaktualisasikan dalam bentuk gerak yang ekspresif lewat kecerdasan tubuh sebagai
sarananya.

a. GARAP ISI

Isi dari karya tari yang berupa nilai rohani yang wigati/nilai kehidupan digarap menjadi
nilai artistik sehingga dapat mempunyai potensi untuk komunikasi estetik.Isi karya tari
yang berupa nilai dalam alur garap cerita mempunyai beberapa nilai sebagai pendukung
nilai pokoknya sehingga nilai induk akan terasa mantap/indah.Nilai pada alur garap cerita
biasanya merupakan serentetan rasa yang digarap yang memperhatikan sambung
rapet/harmoni antara unsur-unsur dalam tari.

Ide garapan dapat muncul dari hasil apresiasi karya tari tradisi, kreasi, maupun
modern, atau dasar pengalaman dalam kegiatan kehidupan dan aktivitas lainnya.
Aktivitas tersebut, mengamati, menghormati, menghayati karya tari, pada dasarnya
adalah suatu proses komunikasi antara seniman sebagai kreator dan penikmat sebagai
apresiator melalui karya seni tari yang indah ( estetis ).

b. GARAP KOREOGRAFI

Garap koreografi pada karya tari merupakan penjabaran dari ide estetik yang berupa nilai
pokok menjadi kerangka ide estetik pada alur garap medium tari yang berupa gerak –
gerak ekspresif yang diaktualisasikan oleh performer lewat kecerdasan tubuh sebagai
sarana ekspresi dengan mengeksplor,interpretasi, intuisi untuk mereaktualisasikan
isi/nilai yang ingin disampaikan lewat karya tari

Contoh ide garap karya tari


1) Legenda Desa Manggie Sukorejo
Di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo, ada desa yang bernama Desa
Mangie. Di desa ini ada sebuah gunung bernama Gunung Mangge. Menurut kepercayaan
orang disekitarnya, didasar Gunung Manggie itu terdapat sebuah kerajaan roh halus.
Yang menjadi roh halus itu adalah Ageng Dongos dan keluarganya.
Ceritanya adalah sebagai berikut:
Dahulu Desa Manggie itu bernama Widodaren. Desa Widodaren ini dikepalai oleh
seorang kepala desa yang bernama Ki Ageng Dongos. Ki Ageng Dongos mempunyai dua
orang anak gadis yang cantik, namanya Rara Srikandi dan Rara Srikanti. Pada suatu saat
Desa Widodaren mengalami kemarau yang sangat panjang. Warga desa kesulitan
mencari air untuk perluan sehari-hari dan untuk mengairi sawah. Widodaren pun menjadi
desa yang tandus dan kering kerontang. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga desa
harus mengambil dari Sungai Galok yang sangat jauh tempatnya. Ki Ageng Dongos
sangat sedih melihat keadaan yang menimpa desanya. Dia mengajak pembantunya yang
bernama Patra Singa untuk bertapa disebuah gunung. Ditempat itulah Ki Ageng Dongos
mendapat petunjuk dari Tuhan. Menurut petunjuk Tuhan ,Ki Ageng Dongos harus
mengadakan sayembara. Isi sayembara itu adalah siapa saja yang dapat membuat
trowongan dari Sungai Galok ke Desa Widodaren dalam waktu semalam, akan diberi
hadiah. Hadiahnya jika ada yang bisa membuat trowongan itu, apabila perempuan akan
diangkat menjadi anaknya dan jika laki-laki akan dikawinkan dengan Rara Srikan. Di
gunung tempat Ki Ageng Dongos manggeh (mendapat) petunjuk itu kemudian diberi
nama Gunung Mangge. Ki Ageng Dongos segera mengumumkan sayembara itu setiba
dirumah. Namun lama ditunggu tak satupun orang yang mengikuti sayembara itu.
Hampir saja Ki Ageng Dongos putus asa, kemudian datang laki-laki bertubuh
menyerupai raksasa ingin mengikuti sayembara. ‘Nama saya Jaka Dolok dari Jurang
Ambang. Saya ingin mengikuti sayembara yang Ki Ageng Dongos adakan”, kata laki-
laki raksasa itu. ”Baiklah, waktumu satu malam untuk membuat trowongan dari Sungai
Galok ke Desa Widodaren ini. Mulailah nanti sore dan harus selesai besok sebelum
matahari besinar”, kata Ki Ageng Dongos. Jaka Dolok menyangupi dan siap-siap pergi
ke Sungai Galok. Rara Srikandi yang akan dijadikan hadiah jika pemenangnya lelaki
menangis sejadi-jadinya. Dia telah melihat kalu yang mengikuti sayembara tadi seorang
laki-laki raksasa.melihatnya saja dia sudah ketakutan, apalagi kalau menjadi istrinya, Ki
Ageng Dongos segera menenangkan hati anaknya.”Jangan bersedih anakku ayah akan
mencari cara untuk menggagalkan pekerjaan Jaka Dolok tadi, ayahpun tak rela kamu
menjadi istri laki laki raksasa itu”!kata Ki Ageng Dongos .
Tangis Rara Srikandi pun terhenti setelah mendengar perkataan ayahnya itu.Ki
Ageng Dongos bersama Patrasinga segera mencari cara untuk menggagalkan pekerjaan
Joko Dolok tadi. Akhirnya ditemukan sebuah cara. Ki Ageng Dongos menyuruh
Patrasinga menemui orang Desa Widodaren diminta untuk menumbuk padi dan melepas
binatang piarakanya. Hari telah menginjak petang ,Jaka Dolok telah bersiap-siap ditepi
Sungai Galok untuk segera memulai pekerjaannya membuat terowongan, Dengan
kesaktian yang dimilikinya ,Jaka Dolok mengeduk tanah dengan tanganya ,sedikit demi
sedikit terowongan telah dibuatnya ,namun baru mendapat separo jalan terdengar ayam
jantan berkokok, Joko Dolok kaget kemudian dia menghentikan pekerjaannya ,dia ingin
tahu apakah benar hari telah pagi. Jaka Dolokpun muncul dipermukaan tanah. Dilihatnya
hari masih tegah malam ,Jaka Dolokpun masuk lagi ke dalam tanah dan mengeruk tanah
dengan kedua tanganya. Tak berapa lama terdengar olehnya orang menumbuk
padi ,konsetrasi Joko Dolokpun buyar ,dia kembali muncul kepermukaan tanah,ternyata
hari masih gelap Jaka Dolok pun kembali masuk kedalam tanah. Sekarang Jaka Dolok tak
berkonsentrasi mengeruk tanah. Suara ayam jantan berkokok dan suara orang menumbuk
padi telah menggangunya, Pekerjaan membuat terowongan pun tak secepat tadi. Ketika
terowongan itu berhasil diselesaikan hari telah siang ,itu berarti dia telah gagal membuat
terowongan dengan waktu semalam, Dengan rasa marah Jaka Dolok melemparkan sisa
sisa tanah yang menempel ditangannya kearah mulut terowongan, Sisa sisa tanah yang
mengelantung itu kemudian dinamakan Watu Glantung . Jaka Dolok melihat sebentar air
mengalir deras dari terowongan yang dibuatnya itu mengalir kesawah-sawah. Warga desa
bersorak-sorak menyambut datangnya air ,timbul keinginan Jaka Dolok untuk tetap
meminta Rara Srikandi menjadi istrinya. Segera saja Jaka Dolok menjumpai Ki Ageng
Dongos .

2) Ramayana

Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat
pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat
di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang
panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan
Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan
kembali Rama-Sinta.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para
penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Tak ada dialog yang terucap dari
para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat
lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan
pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya.
Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama
Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin
memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang
telah lama dicarinya.
Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang
bernama Marica menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta
Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali
sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar
Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah
Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok
kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak
mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan
kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena
raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya
menerimanya kembali sebagai istri.
Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya menjadi sinar yang bisu,
tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam cerita. Begitu pula riasan pada
tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga mampu menggambarkan watak tokoh
yang diperankan sehingga penonton dapat dengan mudah mengenali meski tak ada
dialog. adegan menarik seperti permainan bola api dan kelincahan penari berakrobat.
Permainan bola api yang menawan bisa dijumpai ketik Hanoman yang semula akan
dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana.
Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanoman berperang dengan para pengikut
Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk
disaksikan.

2. PEMILIHAN TEMA TARI

Tema dapat digali dari fenomena sehari-hari, kondisi,situasi, atau apapun yang telah
dipastikan sebagai “sesuatu” yang mendorong perasaan untuk diungkap. Setelah itu dicari
masalah utama/pokok yang disebut premise.
Premise adalah rumusan yang mengetengahkan masalah utama yang hendak
disampaikan.Setiap karya tari harus selalu memiliki landasan ideal ini guna menentukan
arah dan tujuan pokok lakon. Pada aspek teknis, fungsi premise merupakan landasan
untuk membentuk pola konstruksi.Premise dapat dideskripsikan sbb:Cerita Adik yang
Nakal,Cerita burung-burung di taman,Cerita Bawang Merah- Bawang Putih.
Tema dapat digali dari fenomena sehari-hari, kondisi, situasi apapun yang telah
dipastikan sebagai “sesuatu” yang mendorong perasaan untuk diungkap. Setelah itu dicari
masalah utamanya atau “pokok” yang disebut premise.

Setelah premise dirumuskan, kemudian tahap menentukan tema.Tema berfungsi me-


rumuskan premise dengan cara menguraikannya secara mendalam. Dengan demikian
Tahap perumusan premise menjadi tema sangat bergantung kepada sudut pandang
koreografer. Tema dapat berupa pendeskripsian premise yang mampu mendorong
terbangunnya sebuah jalinan pemikiran yang konstruktif dan terarah. Misalnya premise
cerita “Adik Yang Nakal”. Adik adalah saudara yang usianya lebih muda,belum mengerti
tentang berbagai hal,belum mampu berfikir jadi tingkahnya semaunya,maka adik
membutuhkan bimbingan dan kasih sayang.Premise ada yang mengartikan dengan istilah
moral cerita. Sebagai contoh Bawang Merah – Bawang Putih memiliki moral cerita
bahwa kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan,yang salah akan mendapatkan
balasan dari perbuatannya sendiri.

Tema tari merupakan gagasan yang dapat di ambil berdasarkan pengalaman dari hidup,
musik, drama, legenda, upacara, agama, kondisi – kondisi sosial, atau mengambil
gagasan berdasarkan sumber – sumber kehidupan primitif yang berkaitan dengan alam
maupun lingkungannya.
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam memilih tema adalah sebagai berikut
a. Keyakinan penata terhadap ide yang dipilih
b. Apakah dapat di tarikan ?
c. Dapat di komunikasikan
d. Perlengkapan teknik penata tari.
e. Tersedianya fasilitas untuk kebutuhan tari, seperti alat tari, musik,kostum dsb

Keunikan dalam ide – ide garapan dapat di lihat dari hal – hal sebagai berikut :
1. Dasar Pijakan
Dasar pijakan adalah sumber pengayaan dalam proses penciptaan. Dasar Pijakan terbagi
menjadi dua sebagai berikut :
 Pijakan tradisi
Pijakan tradisi adalah segala bentuk tari tradisi dapat merupakan sumber, dapat merupakan
bahan untuk di pikirkan, diolah, dan di garap sehingga melahirkan bentuk – bentuk baru.
Suatu bentuk tari terkadang di garap berdasarkan pijakan tari tradisi sehingga akan
menghasilkan bentuk tari yang baru setelah melalui proses berkarya.
 Pijakan Gaya
Pijakan Gaya adalah keseluruhan hal yang di jadikan dasar bagi orang untuk menandai
identitas mereka terdiri dari sesuatu yang di sebutkan dengan gaya (style).
Gaya dalam tari tersusun dari simbol – simbol, bentuk – bentuk, dan orientansi – orietansi
nilai yang mendasarinya. Pijakan gaya terkadang digunakan sebagai pijakan dalam
menggarap suatu bentuk tari.
2. Spesifikasi
Spesifikasi dalam tari mempunyai batasan lebih kepada sesuatu yang khusus / unik yang
tidak dimiliki daerah lain dan atau orang lain. Pada tari tradisi terungkap ciri – ciri tertentu
khas daerah yang bersangkutan, yang berbeda dengan daerah lainnya. Umumnya, suatu
tarian di bentuk melalui pilihan – pilihan kreatif untuk memperagakan gaya – gaya tertentu
bahkan dalam prosesnya terkadang menambahkan atau membuang beberapa item sehingga
mengubah suatu gaya dan membentuk gaya yang baru.

Ide gagasan yang dapat di jadikan tema meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. Tema Lingkungan dan alam sekitar.
Seperti gerak – gerak anginnya bertiup, pohon bergoyang, air yang mengalir di sungai,
berkaitan dengan perburuan, mata pencaharian.
2. Tema seperti gerak tubuh atau menggunakan pola cerita rakyat.
3. Tema kehidupan sehari – hari.
Seperti bermain peran, jenis permainan anak yang biasa di lakukan (dolanan).
4. Tema dengan menggunakan properti
Dimana properti dapat sebagai pendukung tari untuk mengekspesikan gerak seperti
bermain tali / pita, kentongan, tempurung, payung, topeng dan sebagainya.
5. Tema binatang/fauna dan tumbuhan/flora

Macam – macam sumber gagasan tari


Seniman dalam menciptakan sebuah karya seni tari langkah awal dengan menentukan
gagasan tari. Seniman dalam menentukan gagasan tari haruslah berdasarkan konsep tertentu
yang di dalamnya terdapat aspek kehidupan manusia dan unsur – unsur estetis. Contoh –
contoh sumber gagasan antara lain bersumber dari manusia dalam bentuk cerita rakyat,
kehidupan sehari – hari, dongeng dan legenda.
1. Cerita rakyat
Gagasan tari dapat bersumber dari cerita rakyat. Cerita rakyat biasanya bersifat turun –
temurun dan diceritakan dari mulut ke mulut (oral) dan jarang diceritakan secara tertulis.
Cerita rakyat beraneka ragam di setiap daerah menjadi karya tari yang beragam. Gagasan tari
yang bersumber pada cerita rakyat merupakan jenis tari yang susunan gerak tarinya tidak
mengacu pada pola, norma keindahan, atau kaidah yang pasti. Contohnya tarian sacral yaitu
tari baris, gabor dari bali. Tarian profan seperti tari pencak silat, suntrep, tarawangsa, jatilan,
panah. Jaran kepang, kuda lumping, jaipongan, banyumasan, payung, lilin, saman, topeng
betawi, punan leto.
2. Kehidupan sehari – hari
Kegiatan dan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari juga dapat dijadikan
sebagai sumber gagasan dalam penciptaan seni tari. Cita – cita menjadi motivasi dan
dinamika gerak, sedangkan idealisme menjadi bobot yang kreatif. Pengalaman akan
membawa bentuk sendirinya, terwujud atas keseimbangan segala keunsurannya Yang
terpadu dalam kemantapan, pilihan dan rasa. Daur kehidupan yang dapat dijadikan sumber
untuk gagasan tari antara lain peristiwa kelahiran, potong gigi, potong rambut yang pertama,
turun tanah, kematian, berburu, menanam padi, panen, pembangunan tempat suci, persiapan
perang dan lain sebagainya. Contoh tari hudog dari kaltim, tari rejang, tari sang hyang dedari.

3. Dongeng
Tiap – tiap daerah memiliki kekayaan dongeng dengan beragam nilai. Hal ini dapat dijadikan
sumber gagasan / tema tari. Contoh tarian yang bersumber gagasan dari dongeng antara lain
tari kecak dari bali, tari mahabarata dan Ramayana, tari kuncaran, tari topeng, tari samba, tari
kecak.
4. Legenda
Legenda yang mengakar pada kehidupan masyarakat juga merupakan sumber pembentuk
tema karya seni tari. Legenda berasal dari legend yang berarti cerita rakyat pada zaman
dahulu yang ada hubungan dengan peristiwa sejarah. Contoh tarian adalah reog ponorogo.

Contohtema tari
1. Contoh tari bertema kehidupan sehari-hari

Tari Pomonte adalah salah satu tari daerah yang telah merakyat di Provinsi Sulawesi Tengah,
yang merupakan simbol dan refleksi gerak dari salah satu kebiasaan gadis-gadis suku Kaili
pada zaman dahulu dalam menuai padi, yang mana mayoritas penduduk suku Kaili adalah
hidup bertani. Tari Pomonte telah dikenal sejak tahun 1957 yang di ciptakan oleh seorang
seniman besar, putra asli Sulawesi tengah yaitu (alm) Hasan. M. Bahasyuan, beliau
terinspirasi dari masyarakat Sulawesi Tengah yang agraris. Tari Pomonte melambangkan
sifat gotong-royong dan memiliki daya komunikasi yang tinggi, hidup dan berkembang
ditengah masyarakat yang telah menyatu dengan budaya masyarakat itu sendiri. Kata
POMONTE berasal dari bahasa Kaili Tara ; - PO artinya = Pelaksana - MONTE artinya =
Tuai (menuai) - POMONTE artinya = Penuai Tari Pomonte menggambarkan suatu kebiasaan
para gadis-gadis suku Kaili di Sulawesi Tengah yang sedang menuai padi pada waktu panen
tiba dengan penuh suka cita, yang dimulai dari menuai padi sampai dengan upacara
kesyukuran terhadap sang Pencipta atas keberhasilan panen. Dan sebelum menuai setiap
pekerjaan didahului oleh seorang Penghulu yang dalam bahasa Kaili disebut TADULAKO.
TADULAKO pada tarian ini berperan sebagai pengantar rekan-rekannya mulai dari menuai,
membawa padi kerumah, membawa padi ke lesung, menumbuk padi, menapis serta
membawa beras ke rumah yang kemudian disusul dengan upacara selamatan yakni No’rano,
Vunja, Meaju dan No’raego mpae yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan pada
upacara panen suku Kaili di provinsi Sulawesi Tengah. Tari Pomonte memiliki daya pikat
yang kuat karena dalam penampilannya mampu menimbulkan suasana gembira terhadap
penonton, baik dalam gerak maupun lagu yang dinyanyikan dalam berhasa daerah yaitu
bahasa Kaili, sehingga tari Pomonte dapat dimengerti langsung oleh yang menyaksikannya
khususnya masyarakat di lembah Palu.

2. Bertema dongeng

Tari Baksa Kembang berasal dari daerah Banjar, Kalimantan Selatan sebagai tarian
untuk menyambut tamu. Tari ini biasanya ditarikan oleh wanita, baik tunggal dan dapat juga
ditarikan oleh beberapa penari wanita. Awal mulanya sekira abad 15 sebelum masehi,
seorang pangeran bernama Suria Wangsa Gangga di kerajaan Dipa dan Daha di pulau
Kalimantan mempunyai seorang kekasih bernama putri Kuripan. Satu peristiwa di waktu
yang lain adalah saat putri Kuripan memberikan setangkai bunga teratai merah kepada
pangeran. Peristiwa itu merupakan cikal bakal lahir tarian Baksa Kembang di Banjar provinsi
Kalimantan Selatan.

Menurut Yurliani Johansyah, pakar tari klasik Banjar. Tari Baksa Kembang ada sejak
sebelum pemerintahan Sultan Suriansyah raja pertama Kerajaan Banjar. Tarian ini diciptakan
satu masa dengan tari Baksa lainnya, Baksa Dadap, Baksa Lilin, Baksa Panah dan Baksa
Tameng pada zaman Hindu sebelum Islam datang.
Tarian Baksa Kembang adalah Tarian untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau
kerabat-kerabat kerajaan. Tarian ini juga dilakukan oleh masyarakat umum dalam acara-
acara pernikahan atau acara-acara adat. Awalnya tarian ini adalah tarian yang berada di
lingkungan kerajaan. Pada satu waktu, kerajaan membuka akses kerajaan bagi masyarakat
sehingga kebudayaan di kerajaan terbawa sampai masyarakat umum. Saat ini, tarian Baksa
Kembang masih dipakai acara-acara untuk menyambut tamu-tamu yang dihormati meskipun
masih banyak penari-penari tari Baksa Kembang belum memahami arti dan nilai Tarian
Baksa Kembang. Baksa memiliki arti kelembutan. Tarian Baksa kembang adalah bentuk
kelembutan tuan rumah dalam menyambut tamu yang dihormati. Sambutan tersebut
dilakukan dengan cara Penari tari Baksa Kembang memberikan rangkaian bunga kepada
tamu yang dihormati. Nilai-nilai tersebut merupakan transformasi dari cinta sepasang kekasih
pangeran Suria Wangsa Gangga dengan putriKuripan.Penari tari Baksa Kembang mesti
ganjil. Selain itu, rangkaian bunga yang diberikan kepada tamu kehormatan merupakan
rangkaian bunga perpaduan dari bunga mawar dan melati yang disebut oleh masyarakat
setempat kembang Bogam.

3. Tema Kepahlawanan

Tari kepahlawanan adalah tari yang mengandung unsur cerita heroik atau kepahlawanan.
Pada tema ini sering diungkapkan atau diceritakan tentang perjuangan dan kegagahan suatu
tokoh tertentu. Di dalam tema ini juga diceritakan kronologis suatu tragedi yang menuntut
suatu tokoh atau sekelompok untuk memperjuangkan sesuatu yang ditujunya. Tujuan dari tari
dengan tema pahlawan ini adalah agar penontonnya dapat termotivasi dan terdorong untuk
bersemangat dalam menjalani hidup. Di Indonesia tema ini muncul ketika bangsa Indonesia
memperjuangkan kemerdekaannya dan berjuang menghadapi penjajah.
Contohnya adalah: Tari Kuda Kepang ,Tari Seudati ,Tari Menak Jinggo Ranggalawe,Tari
Anoman Rahwana , Tari Ranggalawe Gugur

3. JUDUL KOREOGRAFI

Judul adalah buah hasil dari gagasan tema yang direncanakan sehingga dapat menjelaskan
tema dari karya tariJudul karya tari disebut juga nama karya tari.Judul dapat dipakai untuk
menyiratkan secara pendek isi/maksud dari karya tari.Judul hendaknya dinyatakan dengan
singkat, cukup menarik, dan yang paling penting harus sesuai dengan tema. Oleh karena itu
koreografer perlu memaparkan pengertian dan merumuskan alasan pemilihan judul secara
singkat. Judul yang baik adalah yang mampu memberikan bekal bagi penonton untuk segera
menangkap ruang lingkup masalah. Hal ini untuk menghindari adanya gangguan yang
mengakibatkan ketidaktenangan penonton dalam menikmati penyajian koreografi.
Judul hendaknya dinyatakan dengan singkat, cukup menarik, dan yang paling penting harus
sesuai dengan tema. Oleh karena itu koreografer perlu memaparkan pengertian dan
merumuskan alasan pemilihan judul secara singkat. Judul yang baik adalah yang mampu
memberikan bekal bagi penonton untuk segera menangkap ruang lingkup masalah. Hal ini
untuk menghindari adanya gangguan yang mengakibatkan ketidaktenangan penonton dalam
menikmati penyajian koreografi.

4. ALUR CERITA ( LAKON )


Semua bentuk penyajian tari memiliki alur, yaitu bagian-bagian yang saling berkaitan
satu dengan yang lain. Jalinan alur tersebut dapat ditangkap sebagai sebuah rangkaian
perjalanan semacam awal, perkembangan, dan akhir. Ungkapan yang menekankan pada
aspek naratif dapat nampak jelas seperti cerita.

5. JENIS / BENTUK TARI


A. JENIS TARI
Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru.
Tari modern,tari kontemporer.
TARI TRADISIONAL
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini
diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai
filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi,
busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
TARI TRADISIONAL KLASIK
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana.
Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan
busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan
tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa
Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)
TARI TRADISIONAL KERAKYATAN
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama
juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan
sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin
(Sumatera Barat)
TARI KREASI BARU
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi
penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari
kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus
berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari
modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
- Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun
ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

-Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)


Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini
tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-
unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan
penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin
“modo” yang berarti baru saja.
TARI MODERN / KONTEMPORER

Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik
dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya.
iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana
hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops

A. BENTUK PENYAJIAN KARYA TARI


Bentuk Tari berkaitan satu sama lain, misalnya bentuk tunggal bisa menjadi bentuk
massal apabila dilakukan oleh banyak penari, tetapi bentuk tari tunggal yang
menggambarkan tokoh dari suatu cerita tidak tepat untuk tari massal, misalnya Tari
Gatutkaca, Tari Gambiranom.Demikian juga bentuk tari berpasangan bisa menjadi
bentuk massal apabila dilakukan oleh beberapa pasang penari.

A. Tari Tunggal
Tari tunggal adalah tari yang dilakukan oleh satu orang penari. Pada bentuk tunggal ini,
gerak tarinya bisa merupakan penggambaran dari suatu obyek tertentu (binatang,
kegiatan manusia), bisa juga penokohan dari suatu cerita (penggambaran seorang
tokoh dalam cerita tertentu). Dalam membawakan tari tunggal, seorang penari dapat
lebih bebas mengungkapkan ekspresinya, tanpa harus menyesuaikan penari lainnya dan
dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi serta harus dapat mengisi ruang pentas yang
disediakan untuk menari. Adapun materi yang perlu dipersiapkan dalam membawakan
tari tunggal antara lain :
a. Memahami karakter dan isi tema tari
b. Manguasai ragam gerak sesuai susunan gerak tarinya (koreografinya)
c. Manguasai irama dan ruang pentas
d. Rasa percaya diri yang tinggi

B. Tari Berpasangan / Duet


Tari Berpasangan adalah tari yang dilakukan oleh dua oang penari dengan karakter
tidak selalu sama, tetapi yang terpenting adalah gerakannya saling berhubungan atau
ada keterpaduan jalinan gerak antara keduanya. Sebagai persiapan dalam membawakan
bentuk tari berpasangan sama dengan persiapan dalam membawakan tari tunggal
ditambah yang penting adalah keterlatihan dengan patner / pasangan tari untuk
mewujudkan keserasian atau keharmonisan.

C. Tari Kelompok
Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh beberapa penari dimana antara satu
penari dengan penari yang lain gerakannya berbeda, meskipun geraknya tidak sama
tetapi gerakan tersebut ada hubungan yang merupakan jalinan untuk mencapai
keterpaduan. Jadi dalam tari kelompok ini penyajiannya berbeda sekali dengan tari
tunggal, maupun tari massal. Tari yang banyak melibatkan penari dibedakan menjadi 2
yaitu :

1) Tari kelompok non cerita artinya tari dengan bentuk koreografi. Susunan gerak tari
kelompok yang bertemakan ( nondramatik)
Contoh tari tunggal gambyong, jaranan, tayub, tari dolanan anak
2) Tari kelompok yang menggunakan cerita ( dramatik) dapat berwujud fragmen atau
cerita singkat. Tari kelompok menggunakan dialog dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Berdialog Prosa
Contoh : Wayang Orang
b. Berdialog tembang
Contoh : Langendriyan

D. Tari Massal
Tari massal adalah tari yang dilakukan oleh banyak penari dengan ragam gerak yang
sama, dan antara penari satu dengan penari yang lain, tidak ada jalinan gerak yang
saling melengkapi. Dalam tari massal ini busana / kostum bisa sama / seragam, bisa
juga berbeda dan mungkin juga ada pembagian penari dengan pola lantai yang
berlainan. Contoh : Tari Gambyong, Tari Golek, Tari Jaranan, Tari Wanara dan lain
sebagainya.

6. SINOPSIS
Sinopsis adalah rangkaian penjelasan dari tari yang akan ditampilkan yang ditulispada
naskah tari yang biasanya dibacakan sebelum pertunjukan dimulai. Tujuannya untuk
membantu penonton dalam mengikuti sajian pertunjukan.

Sinopsis tari adalah ringkasan alur gerak mulai dari bagian awal suatu tarian hingga
akhir suatu tarian.Jadi synopsis adalah ringkasan cerita dari satu tarian sebagai gambaran
alur cerita yang dibacakan di awal pementasan tari.
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat sinopsis tari adalah sebagai berikut :
a. Kronologi cerita tersusun dengan jelas
b. Bahasa yang digunakan adalah bahasa peringkas yang mengutamakan aspek persuasif.
c. Sinopsis harus memberikan rangsang kepada pembaca untuk melihat dan menyaksi
kan pertunjukan tari.

Langkah membuat synopsis tari

a. Mengadakan pengamatan
Mengadakan pengamatan terhadap pertunjukan tari yang akan dibuatkan
sinopsisnya.Untuk mempermudah langkah ini seorang penulis/penyusun synopsis harus
mengetahui karya tarinya,judul tarian,tema, penari, dan koreografer tari tersebut.
b. Membuat catatan alur gerak dan pola lantai
Mencatat alur gerak yang dilengkapi juga dengan urutan pola lantai.Untuk itu penulis
synopsis harus mengikuti tarian itu hingga berakhir untuk membuat catatan singkat
tentang tari tersebut.
c. Reproduksi
Membuat reproduksi dengan menggunakan catatan hasil dari pengamatan (langkah 1 dan
2) ke dalam bentuk karangan synopsis dengan singkat dan bahasa yang indah,menarik,
dan komunikatif.

Selain melakukan langkah-langkah diatas, apabila ingin menulis synopsis tari harus
memperhatikan unsur-unsur yang ada dalam seni tari.Unsur-unsur tersebut adalah tenaga,
ruang, waktu dan tempo yang ada hubungannya dengan seni lainnya seperti musik, tata rias
dan busana, seting /tata panggung.

CONTOH SINOPSIS
1. Sesanti Martapura
Tanah airku, tumpah darahku, tempat pijakku,
adalah harga mati kehormatanku….
Bumiku loh jinawi, negeriku tenteram nan damai…….
Aku MARTOPURO…,
takkan ku biarkan siapapun merampasnya, termasuk kau….!!!
bangsa penjajah yang tak punya hati
Rakyatku penuh derita, rakyatku penuh duka
Martabat istri dan keluargaku telah kau hina…
Penjajah…. Kamu tidak akan kubiarkan, sekalipun sembunyi di balik awan.
Demi rakyatku, demi bangsaku… negeriku….. martabatku,
Aku relakan darahku…tumpah di bumi pertiwi

2. Saman
Tari Saman adalah salah satu tari yang sangat terkenal di Aceh, yang berasal dari dataran
tinggi Gayo, tari ini hanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam
adat dan masyarakat aceh. Saman adalah nama salah satu ulama besar aceh, syech saman.
Tari ini biasanya dilakukan berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk
berlutut/berjajar dan bersyaf, tanpa menggunakan alat musik pengiring. Awalnya dilakukan
oleh pria saja namun karena perubahan zaman pengaruh pergaulan antara lelaki dan
perempuan akhirnya tari ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Dan biasanya dilakukan
antara 8-10 orang penari, tari saman adalah salah satu tari yang cukup unik karena tingkat
kesulitannya harus mengimbangi pernafasannya untuk syair lagu dan geraknya. Serta gerak
tepuk tangan dan kepalanya.

3. Tari Ondel-ondel
Tarian ini adalah kesenian yang ada di Betawi, entah mengapa diberi nama Ondelondel.
Yang pasti, setiap ada gelaran hajatan di kalangan warga Betawi, arak-arakan ondel-ondel
seperti tak pernah ketinggalan. Baik hajatan besar maupun sekedar pesta sunat anak.Berbeda
dengan kesenian kraton yang merupakan hasil karya para seniman di lingkungan
istanadengan penuh pengabdian terhadap seni, kesenian Betawi justru tumbuh dan
berkernbang dikalangan rakyat secara spontan dengan segala kesederhanaannya. Oleh karena
itu kesenianBetawi dapat digolongkan sebagai kesenian rakyat. Salah satu bentuk
pertunjukan rakyat Betawiyang sering ditampilkan dalarn pesta-pesta rakyat adalah ondel-
ondel. Nampaknya ondel-ondelmemerankan leluhur atau nenek moyang yang senantiasa
menjaga anak cucunya atau penduduk suatu desa.Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu
tingginya sekitar ± 2,5 m dengan garis tengah ± 80cm, dibuat dari anyarnan barnbu yang
disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul daridalarnnya. Bagian wajah berupa topeng
atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk.Wajah ondel-ondel laki-laki di cat dengan
warna merah, sedang yang perempuan dicat denganwarna putih Bentuk pertunjukan ini
banyak persamaannya dengan yang terdapat di beberapadaerah lain

4. Tari Keser Bojong


Keser berarti bergerak dari tempat asal ketempat lain atau perubahan dari suatu posisi ke
posisi yang lebih tepat. Bojong adalah nama tempat diciptakannya tarian, yakni di
Bojongloa. Isi tarian ini termasuk berkaitan dengan kehidupan kita, dan intisari gambarannya
mengungkapkan tentang pergeseran nilai-nilai kehidupan dalam upaya mencapai suatu
tujuan.Tarian ini merupakan jenis putri tunggal, namun bisa juga digarap khusus pola
lantainya untuk keperluan pertunjukan dalam bentuk tari kelompok.Mengenai ciri-ciri khas
atau identitas tersendiri lainnya adalah dari ketiga medium ungkapnya, Antara lain dari
koreografi, nampak adanya rangkaian gerak yang dinamakan : adeg-adeg angin-angin, selut
Sentus, dan kepret jedag. Busana bagian badan memakai kebaya yang dililit dengan ikat
pinggang. Adapun karawitan ditata dengan lagu khusus yang dinyanyikan juru sinden dan
diberi judul Daun Pulus Keser Bojong

5. Tari Setrasari
Setra berarti putih, dan sari adalah indah atau inti. Isi tarian ini pun tetap berkaitan dengan
kehidupan kita, dan intisari gambarannya mengungkapkan proses pelurusan atau pembenaran
dari perilaku yang negatif menuju ke arah yang positif atau kesempurnaan, Tarian ini
merupakan jenis tari putri tunggal, tetapi dapat pula dipertunjukkan dalam bentuk tari
kelompok dengan secara khusus digarap pola lantainya. Selain nama dan isi tarian
beridentitas tersendiri, juga koreografi, busana, dan karawitannya. Dari segi koreografi
terdapat penonjolan khusus dengan visualisasi bentuk-bentuk beraneka dengan menggunakan
properti soder(olah soder) yang dililitkan di kebaya bagian pinggang. Begitu juga
karawitannya pada tarian ini, sengaja ditata dengan lagu khusus yang dinyanyikan juru
sinden dan diberi judul Serat salira

6. Tari Rawayan
Rawayan adalah jembatan gantung yang terbuat dari kayu atau bambu, dan biasanya kalau
diinjak akan bergoyang, Isi tarian ini berkaitan erat juga dengan fenomena budaya kita,
seperti tertuang dalam gambaran tariannya yang bermuara untuk menjembatani peralihan dari
era tradisional ke era kreasi baru.Tarian ini merupakan jenis tari putri tunggal, namun bisa
dipertunjukkan dalam bentuk tari kelompok bila. secara khusus digarap pola lantainya.
Selain uraian di atas untuk menunjukkan pula ciri khasnya, juga termasuk koreografi, busana,
dan karawitan tarian ini. Seperti koreografinya terdapat motif-motif langkahan beritme relatif
lambat derigan jangkauannya yang panjang dan pengaturan tenaganya relatif halus yang
disebut lengkah maung. Busananya memakai baju kaos lengan panjang yang di luarnya
memakai rompi, celana panjang ketat dari bahan yang elastis dan ditambah dengan sinjang
dodot agak lebar, serta "konde-nya" hiasan sanggul berbentuk daun awi(daun bambu).
Adapun yang menjadi ciri khas karawitannya, antara lain diawali dengan gending sekar
ageung berbentuk opat wilet dalam lagu Tablo.

7. SUMBER PENDUKUNG
Bertujuan untuk memperkuat keyakinan koreografer akan objek yang dipilihnya.Sumber
pendukung dapat berupa literature,nara sumber,pengalaman atau apa saja yang dapat
memperkuat ide dan gagasannya.Disebutkan juga sumber materi garapan meliputi
sumber materi penyusunan tari dan sumber materi musik.
8. IRINGAN MUSIK
Kemampuan memilih dinamisasi iringan musik yang sesuai dengan tema dan suasana.
Kemampuan menuliskan notasi iringan dan penggambaran suasana. Ide/dasar pemikiran
yang dapat membuat koreografi memiliki daya hidup, dinamika, dan penyuasanaan
tertentu.

9. TATA BUSANA
Konsep kostum tari yang akan digunakan dengan mempertimbangkan unsur kegunaan
maupun simbolis tari,artinya paduan warna yang dipakai mempunyai arti/symbol dan
tidak mengganggu gerak,termasuk didalamnya asesoris dan property yang dipakai.

10. TATA RIAS


Makna simbolis juga dapat diterapkan pada bentuk rias wajah.Karena rias dapat
menunjukkan ekspresi/isi gerakan,memperhalus dan mempertegas serta merubah wajah
sesuai penokohan.

11. DESKRIPSI
Berisi urutan ragam gerak,uraian gerak,hitungan dan denah/gambar pola lantai yang
digunakan pada koreografi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai