Anda di halaman 1dari 9

276

ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

KARAKTERISTIK AIR KOLAM PASCA TAMBANG BATUBARA


YANG DIMANFAATKAN UNTUK BUDIDAYA PERAIRAN

(Characteristics Of Water Quality Of Coal Post-Mining Pool Which Used For Fish Cultivation)

Henny Pagoray, dan Ghitarina


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman
Email : pagoray.henny@gmail.com

ABSTRACT
Utilization of after the coal mine pool for the cultivation need to know the quality, so it can be
known whether the appropriate media for fish life. The purpose of this study was to determine the
characteristics of water quality of coal post-mining pool used for fish cultivation. The sampling
method was in situ and ex situ, and then analyzed in the laboratory. The water were analyzed were
temperature, pH, O2, NH3-N, NO3, NO2-N, PO4, -P, and H2S. Analysis of water quality compared to
the quality of standard regulation of Province of Kalimantan Timur No. 02 / 2011 on Water Quality
Management and Water Pollution Control. The results of the analysis showed that pH, NH3 and H2S
exceed the quality standards.

Keywords: Water quality, after the coal mine pool, fish cultivation

PENDAHULUAN Tujuan dari peneltian yaitu untuk


mengetahui karakteristik kualitas air kolam
Kegiatan penambangan batubara
pasca tambang batubara yang dimanfaatkan
merupakan salah satu kegiatan yang menjadi
untuk budidaya ikan.
perhatian, dimana kolam bekas penambangan
batubara sudah dimanfaatkan untuk
pemeliharaan ikan (budidaya ikan). Usaha ini METODE PENELITIAN
sudah banyak dilakukan oleh sebagian Lokasi Penelitian
masyarakat, khususnya di Kabupaten Kutai Penelitian dilaksanakan lahan pasca
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Di penambangan batubara yang digunakan untuk
wilayah tersebut masyarakat memanfaatkan budidaya ikan di Kabupaten Kutai
kolam bekas penambangan yang berasal dari Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
perusahaan batubara. Diketahui bahwa lahan Adapun lokasi yang digunakan untuk daerah
bekas penambangan mengalami perubahan penelitian yaitu lahan pasca tambang batubara
akibat tereksposnya lapisan batuan yang Loa Ipuh Kelurahan Loa Ipuh Kutai
tersusun atas senyawa sulfida, misalnya firit. Kartanegara.
Lapisan ini akan teroksidasi sehingga
melepaskan ion sulfat dan ion hidrogen yang Alat dan Bahan Penelitian
dapat menurunkan pH air dan tanah yang dapat Bahan yang digunakan yaitu: H2SO4,
meningkatkan kelarutan unsur-unsur mikro, HNO3, HCL, NaOH, HCLO4, standar nitrat,
sehingga lingkungan tidak sesuai lagi dengan standar fosfat, standar nitrit.
peruntukannya (Marschner, 1995; Havlin, et Alat yang digunakan pada penelitian
al., 1999). Berdasarkan hal tersebut, maka ini yaitu: Thermometer, pH meter, DO meter,
kolam pasca tambang yang dimanfaatkan alat-alat untuk titrasi (pipet, gelas ukur),
untuk budidaya perlu diketahui kualitas airnya kamera, plankton net, water sampler,
sebagai habitat dari ikan yang dibudidayakan. timbangan, botol flakon, freezer, kantong
277
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

plastik, cold box, Spektofotometer, AAS, HASIL DAN PEMBAHASAN


mikroskiop, alat pemanas (hot plate).
Suhu
Kualitas air adalah sifat air dan
Pengambilan Sampel dan Analisis Data kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
Pengambilan sampel air untuk komponen lain dalam air yang dinyatakan
mengetahui gambaran secara umum kualitas dengan parameter kualitas air meliputi
air baik secara in situ (langsung) maupun parameter fisik dan kimia. Secara
secara ex situ (di laboratorium). Parameter keseluruhan, dari 10 parameter kualitas air
yang dianalisis secara in situ yaitu: suhu, pH, yang dianalisa pada kolam pasca tambang, ada
oksigen terlarut; sedangkan parameter yang beberapa parameter yang berada di luar
dianalisis di laboratorium yaitu: kekeruhan, kisaran yang diperkenankan berdasarkan baku
NH3-N, NO3-N, NO2-N, PO4-P, H2S. mutu yang ditetapkan dalam Perda Provinsi
Hasil analisis kualitas air di Kaltim No.02 Thn 2011 Lampiran V tentang
laboratorium dibandingkan dengan standar Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
baku mutu Perda Provinsi Kaltim No. 02 Pencemaran Air. Hasil analisis kualitas air
Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kualitas Air (suhu) dapat di lihat pada pada Gambar 1.
dan Pengendalian Pencemaran air

30.4
30.5 30.2 30.2

30
29.4 29.5
29.5
Suhu (° C)
29

28.5
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 1. Hasil analisis kualitas air parameter suhu

Suhu perairan merupakan salah satu metabolisme organisme yang hidup di perairan
faktor yang sangat penting dalam mengatur dan semakin meningkat kebutuhan oksigen,
metabolisme serta penyebaran organisme, dan tetapi kemampuan haemoglobin untuk
mempengaruhi sifat fisik kimia perairan. mengikat oksigen semakin berkurang. Walk et
Kenaikan temperatur dapat menurunkan al., (2000) menyatakan bahwa suhu tinggi
kandungan oksigen serta menaikkan daya akan berpengaruh langsung terhadap proses
toksik yang ada dalam suatu perairan tertentu. fisiologis pada beberapa jenis ikan dan
Setiap perubahan suhu cenderung untuk menurunkan kelimpahannya di perairan.
mempengaruhi banyak proses kimiawi yang Suhu air pada kolam pasca tambang
terjadi secara bersamaan pada jaringan batubara berada pada kisaran 29,4 - 30.4 oC,
tumbuhan dan hewan, karenanya juga kisaran suhu ini masih memenuhi standar baku
mempengaruhi biota secara keseluruhan. mutu yang dipersyaratkan standar baku mutu
Semakin tinggi suhu maka semakin meningkat Perda Prov. Kaltim No. 02 Tahun 2011
278
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan tinggi yang menyebabkan terjadinya


Pengendalian Pencemaran air. peningkatan daya penguapan dan metabolisme
organisme air yang berarti peningkatan
Total Suspended Solid (TSS) penggunaan oksigen.
Total Suspended Solid (TSS) dan Kandungan total padatan tersuspensi
Kekeruhan yang tinggi dapat menghalangi (TSS) di semua titik sampling pada kolam
sinar matahari untuk masuk ke dalam perairan pasca tambang batu bara Loa Ipuh masih
sehingga proses fotosintesa tidak dapat menuhi standard baku mutu, dimana kadar
berjalan normal (terhambat) yang TSS di lokasi tersebut berkisar antara 7 mg/L
menyebabkan rendahnya kadar oksigen – 12 mg/L. Kadar TSS pada kolam yang diberi
terlarut yang dihasilkan. Disamping itu, aerasi sama dengan kadar TSS di bagian luar
kekeruhan dan TSS yang tinggi juga dapat Kolam, yaitu 7 mg/L. Hasil analisis dapat pada
menyebabkan suhu perairan menjadi tinggi Gambar 2.
karena proses penyerapan panas juga menjadi

15 12
10
9
10 7 7
TSS (mg/l)
5

0
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 2. Hasil analisis kualitas air parameter TSS


Kekeruhan penetrasi cahaya matahari masuk ke dalam
Kekeruhan dapat disebabkan oleh kolom air, sehingga mempengaruhi proses
kehadiran bahan-bahan organik ataupun fotosintesa.
anorganik, baik yang tersuspensi maupun Pengaruh meningkatnya kekeruhan
terlarut, seperti serpihan, partikel halus, tanah, adalah berkurangnya penetrasi cahaya yang
plankton, dsb. Hal ini bisa bersumber dari hasil berdampak pada menurunnya produktivitas
kegiatan pelapukan batu, limpasan dari tanah primer seperti phytoplankton dan makrophyta
(erosi), dan pengaruh antropogenik (sampah, bentik dan menurunnya efisiensi pakan dari
limbah domestik, industri atau air rawa yang ikan-ikan predator akibat kesulitan melihat.
kaya akan bahan organik). Pagoray et al. 2015, menyatakan bahwa
Tingkat kekeruhan air pada kolam kondisi plankton baik jumlah,
pasca tambang batu bara berkisar antara 42 keanekaragaman dan kelimpahan sangat
NTU – 271 NTU, dimana kisaran ini dianggap rendah pada kolam pasca tambang batubara.
dapat mempengaruhi pasokan oksigen terlarut Hasil analisis kekeruhan dapat di lihat pada
yang berasal dari hasil fotosintesa karena Gambar 3.
kekeruhan dianggap dapat mengurangi
279
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

271 266
300

200
Kekeruhan
100 42 63 53

0
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 3. Hasil analisis kualitas air parameter kekeruhan

pH Kisaran pH air pada titik sampling di


Besarnya nilai pH dalam suatu perairan kolam pasca tambang batubara berkisar antara
dapat dijadikan indikator adanya 7.63 – 9.1, dimana kisaran ini masih melebihi
keseimbangan unsur-unsur kimia dan unsur standard baku mutu yang dipersyaratkan.
hara yang sangat bermanfaat bagi kehidupan Nilai pH di bagian luar Kolam lebih rendah
biota perairan. Pada perairan dengan pH jika dibandingkan pada bagian dalam kolam.
rendah, senyawa ammonium yang dapat Hal ini disebabkan karena pada kolam bagian
terionisasi banyak ditemukan (ammonium dalam pemberian kapur lebih terkontrol,
tidak bersifat toksik). Pada suasana alkalis sehingga sedikit ada perbedaan. Hasil analisis
(pH tinggi) lebih banyak ditemukan ammonia pH dapat dilihat pada Gambar 4.
yang tidak terionisasi dan bersifat toksik.

9.1 9.1
9.5
9
8.5 7.95
7.83
7.63
8 pH
7.5
7
6.5
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 4. Hasil analisis kualitas air parameter pH

Oksigen Terlarut suatu perairan sangat ditentukan oleh laju


Oksigen terlarut (O2) adalah fotosintesis. Kelarutan gas (terutama oksigen)
konsentrasi gas oksigen yang terlarut dalam ke dalam air dipengaruhi oleh suhu, tekanan
air, dimana konsentrasi oksigen terlarut dalam parsial dan gas-gas yang ada di udara maupun
280
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

di air, salinitas dan senyawa yang mudah biota perairan lainnya. Hasil analisis
teroksidasi. Oksigen sangat esensial bagi kandungan oksigen terlarut pada kolam pasca
pernafasan dan merupakan satu diantara tambang batubara berada pada kisaran 3,84 –
komponen utama bagi metabolisme ikan dan 4,1 mg/l. Dapat dilihat pada Gambar 5.

4.1
4.1
3.98
4 3.93
3.89
3.9 3.84
Oksigen
3.8 terlarut
(mg/l)
3.7
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 5. Hasil analisis kualitas air parameter Oksigen terlarut (O 2)

Ammonia mengambil ammonia, nitrat dan nitrit (Riley


Ammonia (NH3) di perairan berasal dan Chester, 1971).
dari hasil pemecahan nitrogen organik (protein Konsentrasi ammonia pada kolam
dan urea) dan nitrogen anorganik yang pasca tambang batubara di Loa Ipuh berada
terdapat dalam tanah dan air; dapat pula pada kisaran 0,02 – 0.08 mg/l. Kadar
berasal dari dekomposisi bahan organik ammonia yang terdeteksi pada kolam pasca
(tumbuhan dan biota akuatik yang telah mati) tambang batubara Loa Ipuh melebihi standar
yang dilakukan oleh mikroba dan jamur. Pada baku mutu Perda Prov. Kaltim No. 02 Tahun
umumnya dalam memanfaatkan nitrogen, 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
organisme akuatik mempunyai kecenderungan Pengendalian Pencemaran air. Hasil analisis
untuk secara bertahap dan berturut-turut dapat di lihat pada Gambar 6.

0.08 0.08
0.08
0.06
0.06

0.04 0.03
NH3 (mg/l)
0.02
0.02

0
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 6. Hasil analisis kualitas air parameter NH3


281
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Nitrat Kadar nitrat pada kolam pasca


Nitrat (NO3) adalah bentuk utama tambang batubara berada pada kisaran 4,29 –
nitrogen di perairan alami dan merupakan 7.38 mg/l Kisaran nilai ini masih memenuhi
nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan standard baku mutu yang ditetapkan yaitu 10
algae. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan mg/l (standar baku mutu Perda Prov. Kaltim
bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari No. 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses air). Kehadiran nitrat dalam perairan dapat
oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat berasal dari pembusukan sisa tanaman dan
adalah proses yang penting dalam siklus hewan air. Kadar nitrat yang sangat tinggi
nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. dapat menyebabkan penurunan kualitas air,
Oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh rendahnya oksigen terlarut, penurunan
bakteri Nitrobacter. Nitrat secara langsung populasi ikan, bau busuk, dan rasa tidak enak.
tidak membahayakan bagi ikan. Hasil analisis kadar Nitrat dapat dilihat pada
Gambar 7.

7.38
8
6.01 5.93
6 5.3
4.29
4 NO3-N

0
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 7. Hasil analisis kualitas air parameter NO3 (Nitrat)

Nitrit baku mutu yang ditetapkan. Hasil analisis


Nitrit (NO2), keberadaan nitrit kadar Nitrit dapat dilihat pada Gambar 8.
menggambarkan berlangsungnya proses Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh
biologis perombakan bahan organik di Wang et al. (2004), kadar nitrit yang tinggi
perairan, dimana nitrogen dalam bentuk dapat mengganggu keseimbangan antara
ammonia dirombak oleh bakteri nitrosomonas antioksidan dan prooksidan pada udang
menjadi nitrit. Kadar nitrit yang tinggi dapat Macrobrium nipponense. Selain itu nitrit juga
menyebabkan kekebalan tubuh (immunitas) dapat bereaksi dengan hemoglobin yang
organisme menurun sehingga organisme menyebabkan terbentuknya methemoglobin
gampang terinfeksi penyakit. sehingga darah tidak dapat mengikat dan
Kisaran nilai nitrit ini masih berada mentrasport oksigen ke tissue (jaringan
pada batas yang diperbolehkan berdasarkan tubuh).
282
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

0.002 0.002
0.002

0.0015
0.001 0.001 0.001
NO2 mg/l
0.001

0.0005

0
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 8. Hasil analisis kualitas air parameter Nitrit (NO2)

Fosfat tambang batubara yang dimanfaatkan untuk


Fosfatt adalah bentuk fosfor yang budidaya perairan berada pada kisaran 0.166 –
dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dan 0,77 mg/L. Hasil analisis dapat dilihat pada
merupakan unsur esensial bagi tumbuhan Gambar 9. Hasil analisis dengan nilai fosfat
tingkat tinggi dan alga sehingga dapat yang demikian, ikan masih dapat mentolerir
mempengaruhi tingkat produktivitas perairan. kadar tersebut.
Hasil analisis kadar fosfat pada kolam pasca

0.77
0.8

0.6

0.4 PO4 mg/l


0.272
0.214 0.214
0.166
0.2

0
Non Aerasi Aerasi Luar kolam Dalam Luar kolam
kolam 2

Gambar 9. Hasil analisis kualitas air parameter Pospat (PO 4)

H2S No. 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan


Kadar H2S pada kolam pasca tambang Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
batubara di lokasi Loa Ipuh berada pada air). Hasil analisis sulfida pada kolam pasca
kisaran 0,22 – 0,27 mg/L. Kisaran nilai H2S ini tambang batu bara termasuk parameter yang
telah melebihi ambang baku mutu yang berpengaruh terhadap keberlanjutan dari
diperkenankan, yaitu tidak melebihi 0.002 budidaya yang dilakukan di kolam pasca
mg/L (standar baku mutu Perda Prov. Kaltim tambang batubara (Pagoray et al, 2014).
283
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

Terdeteksinya Sulfida pada lokasi Senyawa ini bersifat mudah larut, dan dapat
sampling mengindikasikan adanya proses menimbulkan bau busuk serta bersifat toksik
dekomposisi bahan organik, yaitu proses jika kadarnya tinggi.
reduksi sulfat oleh bakteri pada kondisi aerob.

0.3 0.27
0.24
0.25 0.22 0.22
0.19
0.2
0.15 H2S mg/l

0.1
0.05
0
Non Aerasi Luar Dalam Luar
Aerasi kolam kolam kolam 2

Gambar 10. Hasil analisis kualitas air parameter Asam Sulfida (H2S)

KESIMPULAN DAN SARAN Jurnal Dinamika Pertanian Vol. XXIX


No. 2 : 191 – 198.
Kesimpulan
Hasil analisis kualitas air secara fisik,:
Pagoray, H. Ghitarina, Udayana D., 2015.
suhu masih sesuai dengan standar sedangkan
Kualitas Plankton Pada Kolam Pasca
kekeruhan cukup tinggi. Hasil analisis kualitas
Tambang Batubara Yang dimanfaatkan
air secara kimia ada parameter yang melebihi
Untuk Budidaya Perairan. Jurnal
standar baku mutu yaitu pH, NH3 dan H2S.
Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, Vol.
40 No. 2: 108 – 113.
Saran
Saran perlu dilakukan monitoring
Perda Kaltim, 2011. Standar Baku Mutu
terhadap kolam pasca tambang batubara yang
Provinsi Kalimantan Timur No. 02 Tahun
digunakan untuk usaha budidaya ikan
2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
sehingga hasil budidaya dapat berkelanjutan.
dan Pengendalian Pencemaran,
DAFTAR PUSTAKA
Riley JP, Chester R. 1971. Introduction to
Marschner H., 1995. Mineral Nutrition of Marine Chemistry. Academic Press.
Higher Plants. 2nd ed. Academic Press, London dan New York
London.
Walks DJ, Li HW, Reeves GH. 2000. Trout.
Pagoray, H., Ghitarina, Maidie A., Udayana Summer flows and irrigation canals: A
D., Ita Z., 2014. Pemnafaatan Lahan study of habitat condition and trout
Pasca Tambang Batubara Untuk Usaha population within A complex system.
Budidaya Ikan Yang Berkelanjutan.
284
ZIRAA’AH, Volume 41 Nomor 2, Juni 2016 Halaman 276-284 ISSN ELEKTRONIK 2355-3545

management and ecology of river Wang, Y., Xia H., Fu, J. Sheng, G. 2004.
fisheries. University of Hull. United Science of the Total Environment 328
Kingdom. p 115-126 (2004) 195–206

Anda mungkin juga menyukai