Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 5 Offering H :
JURUSAN KIMIA
NOVEMBER 2021
I. Tujuan
Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah dengan cara pengukuran
hantarannya menggunakan konduktometer
II. Dasar Teori
Hantaran jenis (x) adalah hantaran suatu larutan yang terletak di dalam suatu
kubus dengan rusuk 1 cm antara dua permukaan yang sejajar. Bila untuk dua
permukaan yang sejajar dengan luas A cm2 dan berjarak l cm satu dengan yang
lain, maka berlaku hubungan:
Dalam pengukuran hantaran diperlukan pula suatu tetapan sel (K) yang
merupakan suatu bilangan bila dikalikan dengan hantaran suatu larutan dalam sel
yang bersangkutan akan memberikan hantaran jenis dari larutan tersebut,
sehingga: x = K.L
Dari persamaan (3) dan (4) jelaslah bahwa K = l /A yang merupakan tetapan bagi
suatu sel.
Dari persamaan (7) bila harga derajat ionisasi suatu elektrolit diketahui maka
tetapan kesetimbangan Ka dapat dihitung. Harga tetapan kestimbangan yang
sebenarnya yaitu tetapan kesetimbangan termodinamik (K) yang merupakan
fungsi dari Ka dan koefisien keaktifan ion-ionnya. Untuk larutan dalam
pengenceran tak hingga koefisien keaktifan sama dengan satu. Dengan demikian
tetapan kesetimbangan sebenarnya dapat dinyatakan sebagai:
Ka = tetapan kesetimbangan
A = tetapan
α = derajat ionisasi
C = konsentrasi
Hasil
Hasil
3.3.3 Penentuan hantaran molar CH3COOH.
Larutan CH3COOH
- Dibuat dengan konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; 0,025 N; 0,0125 N;
0,00625 N; dan 0,00312 N.
- Ditentukan hantaran larutan-larutan tersebut seteliti mungkin
Hasil
Tabel 3.1 Data Suhu dan Hantaran
T (Celcius) X (ohm-1 m-1)
21 1,191
22 1,215
23 1,239
24 1,246
25 1,288
26 1,313
27 1,337
28 1,367
29 1,387
30 1,412
Sumber: tim kimia fisika, 2020
V. Analisa Data
Menghitung Hantaran Molar Larutan CH3COONa, HCl, NaCl, dan
CH3COOH
1. Larutan CH3COONa
a. Konsentrasi 0,05 N
x 2892 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =57840 μS .mol cm
C 0,05 mol/cm3
b. Konsentrasi 0,025 N
x 1720 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =68800 μS . mol cm
C 0,025 mol/cm3
c. Konsentrasi 0,0125 N
x 975 μS . cm−1
Λ= = =78000 μS . mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm
d. Konsentrasi 0,00625 N
x 518 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=82880 μS . mol cm
C 0,00625 mol/cm
e. Konsentrasi 0,00312 N
x 272 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=87179,48718 μS . mol cm
C 0,00312mol /cm
f. Konsentrasi 0,00150 N
x 154,9 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=103266,6667 μS .mol cm
C 0,00150 mol/cm
2. Larutan HCl
a. Konsentrasi 0,05 N
x 9712 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=194240 μS . mol cm
C 0,05 mol/cm
b. Konsentrasi 0,025 N
x 4902 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=196080 μS .mol cm
C 0,025 mol/cm
c. Konsentrasi 0,0125 N
x 2522 μS . cm−1
Λ= = =201760 μS .mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm
d. Konsentrasi 0,00625 N
x 1307 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =209120 μS .mol cm
C 0,00625 mol/cm3
e. Konsentrasi 0,00312 N
x 661 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =211858,9744 μS . mol cm
C 0,00312mol /cm3
f. Konsentrasi 0,00150 N
x 318 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =212000 μS .mol cm
C 0,00150 mol/cm3
3. Larutan NaCl
a. Konsentrasi 0,05 N
x 6102 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=122040 μS .mol cm
C 0,05 mol/cm
b. Konsentrasi 0,025 N
x 3372 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=134880 μS .mol cm
C 0,025 mol/cm
c. Konsentrasi 0,0125 N
x 1912 μS . cm−1
Λ= = =152960 μS .mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm
d. Konsentrasi 0,00625 N
x 1025 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=164000 μS .mol cm
C 0,00625 mol/cm
e. Konsentrasi 0,00312 N
x 572 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=183333,3333 μS . mol cm
C 0,00312mol /cm
f. Konsentrasi 0,00150 N
x 279 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=186000 μS .mol cm
C 0,00150 mol/cm
4. Larutan CH3COOH
a. Konsentrasi 0,1 N
x 728 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=7280 μS . mol cm
C 0,01mol /cm
b. Konsentrasi 0,05 N
x 365 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=7300 μS .mol cm
C 0,05 mol/cm
c. Konsentrasi 0,025 N
x 347 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=13880 μS .mol cm
C 0,025 mol/cm
d. Konsentrasi 0,0125 N
x 245 μS . cm−1
Λ= = =19600 μS . mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm
e. Konsentrasi 0,00625 N
x 158,6 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =25376 μS . mol cm
C 0,00625 mol/cm 3
f. Konsentrasi 0,00312 N
x 102 μS . cm−1
Λ= = =32692,30769 μS .mol−1 cm2
C mol
0,00312 3
cm
Λ = Λ0 – B C1/2
C1/2 = absis
Λ = ordinat
1. Larutan CH3COONa
100000
𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2 ) f(x) = − 214690.46 x + 103527.45
80000 R² = 0.91
60000
40000
20000
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
√C
𝑦 = −214690 𝑥 + 103527
2. Larutan HCl
200000
195000
190000
185000
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
√C
𝑦 = −109524 𝑥 + 216352
3. Larutan NaCl
𝑦 = −361882 𝑥 + 197431
Λ0 HCl = Λ0 H+ + Λ0 Cl-..........................(1)
Λ0 CH3COOH = Λ0 H+ + Λ0 CH3COO-...............(4)
= 122488
ΛC
α=
Λ0
α 2C
Ka=
(1−α )
Ka = tetapan kesetimbangan
A = tetapan
α = derajat ionisasi
C = konsentrasi
Grafik Log Ka terhadap (αC)1/2
-3.25
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
-3.3
-3.35
-3.4 f(x) = 67.95 x − 4.28
R² = 0.73
-3.45
Log Ka -3.5
-3.55
-3.6
-3.65
-3.7
-3.75
αC1/2
Log K = intersept
log K = -4,2826
K = 10-4,2826
K = 5,2167 × 10-5
VI. Pembahasan
Percobaan kali ini merupakan percobaan penentuan tetepan
kestimbangan asam lemah secara konduktometri. Konduktometri
merupakan metode analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar lsitrik
suatu larutan. Daya hantar listrik bergantung pada jenis dan konsentrasi
ion dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion dalam larutan, ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar
listrk yang besar.
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan tetapan
kesetimangan asam lemah dengan cara pengukuran hantarannya
menggunakan konduktometer. Larutan asam lemah yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah larutan asam asetat (CH3COOH) yang
merupakan larutan elektrolit lemah atau asam lemah. Larutan asam asetat
dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadapa kekuatan daya hantar listrik
suatu larutan.
Pada percobaaan kali ini, untuk mengukur daya hantar listrik suatu
larutan, digunakan alat yakni konduktometer. Sebelum digunakan, pada
konduktometer terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan larutan standar.
Setelah dilakukan kalibrasi dapat dilakukan pengukuran hantaran jenis
pada larutan CH3COOH, CH3COONa, NaCl, dan HCl dengan konsentrasi
yang bervariasi. Kemudian dibuat grafik hasil pengukuran hantaran molar
dengan konsentrasi.
Larutan asam asetat merupakan larutan elektrolit lemah yang
memiliki daya hantar yang lemah dan mengalami ionisasi sebagian. Harga
derajat ionisasi (α ¿ pada asam asetat adalah kurang dari satu dan lebih dari
nol (0 < α <1¿. Derajat ionisasi digunakan untuk menentukan kekuatan
elektrolit dari suatu larutan.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai hantaran jenis (x) berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan. Semakin kecil konsentrasi larutan maka
hantaran jenisnya akan semakin kecil juga. Dan berdasarkan hasil
perhitungan nilai hantaran molar ( Λ ¿ dari hantaran jenis (x), dapat
diketahui bahwa semakin kecil konsentrasi larutan maka nilai hantaran
molar ( Λ ¿ yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena
semakin tinggi nilai konsentrasinya maka akan semakin banyak juga ion-
ion di dalamnya sehingga pergerakan ion-ion akan terganggu dan akan
mengakibatkan nilai hantaran molar semakin kecil. Jika konsentrasi
larutan kecil, maka ion-ion yang ada di dalam larutan menjadi lebih sedikit
dan pergerakan ion-ion yang ada di dalam larutan menjadi lebih sedikit
dan pergerakan ion-ionnya mejadi lebih bebas sehingga nilai hantaran
yang diperoleh akan semakin besar.
Semakin kecil konsentrasi larutan maka semakin banyak ion asam
asetat yang terurai dengan derajat ionisasinya yang semakin besar, begitu
juga sebaliknya. Dari nilai derajat ionisasi, dapat ditentukan nilai Ka dari
asam asetat pada konsentrasi yang berbeda-beda. Fungsi dari Ka dan
koefisien keafktifan ion-ionnya merupakan harga kesetimbangan yang
sebenarnya yaitu tetapan kesetimbangan termodinamika (K). berdasarkan
hasil pengamatan diperoleh nilai tetapan kesetimbangan termodinamika
diperoleh dari grafik Log Ka terhadap (α C )1/ 2. Dari grafik tersebut
diperoleh nilai tetapan kesetimbangan termodinamika (K) adalah sebesar
5,2167 x 10−5 .
VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dapat diketahui tetapan
kesetimbangan termodinamika (K) dari asam asetat adalah 5,2167 x 10−5 .