Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA TERAPAN 

Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Lemah Secara Konduktometri

Dosen Pengampu :

Adilah Aliyatulmuna, S.T, M.T

Endang Ciptawati, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 5 Offering H :

Viona Dinda Alfian (190332622423)

Yemima Thorchi (190332622426)

Zulfikar Wildan Arabillah (190332622494)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

NOVEMBER 2021
I. Tujuan
Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah dengan cara pengukuran
hantarannya menggunakan konduktometer
II. Dasar Teori

Asam didefinisikan sebagai suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam


air akan mengalami disosiasi dan membebaskan ion hidrogen, contohnya adalah
HCl yang membebaskan ion H+ dan membentuk ion Cl-. Disosiasi suatu asam
merupakan proses reversible untuk hukum kekekalan massa dapat diterapkan,
misalnya disosiasi asam asetat menghasilkan ion hidrogen dan asetat sehingga
diperoleh tetapan kesetimbangan (tetapan K). Nilai konstanta disosiasi bergantung
pada konsentrasi dan juga tetapan fisika seperti suhu, derajat disosiasi sama
dengan fraksi mol yang terdisosiasi.

α = jumlah molekul yang terdisosiasi/jumlah molekul total.


Metode yang paling penting untuk menentukan derajat disosiasi yang
didasarkan atas pengukuran konduktivitas merupakan besaran turunan. Untuk
menentukan larutan elektrolit, biasanya dinyatakan dengan konduktivitas molar
(A) yang merupakan konduktan larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut
antara dua elektroda.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
jika dilarutkan didalam ait atau pelarut lainya. Klasifikasi larutan elektrolit
didasarkan pada kemampuan dalam menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit
yang dapat menghantarkan listrik dengan baik diklasifikasikan sebagai larutan
elektrolit kuat, sedangkjan elektrolit yang sifat penghantaran listriknya buruk
diklasifikasikan sebagai lariutan elektrolit lemah (Irsanti, Khaldun and Hanum,
2017).
Aliran listrik dalam suatu elektrolit dinyatakan dalam hukum Ohm yang
berbunyi “Besarnya arus listrik (I, ampere) yang mengalir melaluilarutan sama
dengan perbedaan potensial (V, volt) dibagi dengan tahanan (R, ohm) (Tim Kimia
Fisika, 2020).
V
I=
R
V = tegangan
I = arus
R = hambatan
Larutan Elektrolit dapat diukur konduktannya dengan menggunakan alat bernama
sel konduktan. (Irsanti, Khaldun and Hanum, 2017)
Hantaran suatu larutan (L) didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan:

L = 1/R ………………… (2)

Hantaran jenis (x) adalah hantaran suatu larutan yang terletak di dalam suatu
kubus dengan rusuk 1 cm antara dua permukaan yang sejajar. Bila untuk dua
permukaan yang sejajar dengan luas A cm2 dan berjarak l cm satu dengan yang
lain, maka berlaku hubungan:

L = x.A / l ……………….. (3)

Dalam pengukuran hantaran diperlukan pula suatu tetapan sel (K) yang
merupakan suatu bilangan bila dikalikan dengan hantaran suatu larutan dalam sel
yang bersangkutan akan memberikan hantaran jenis dari larutan tersebut,
sehingga: x = K.L

= K/R …………………. (4)

Dari persamaan (3) dan (4) jelaslah bahwa K = l /A yang merupakan tetapan bagi
suatu sel.

Hantaran molar (Λ) dari suatu larutan didefinisikan sebagai hantaran


larutan antara dua permukaan sejajar yang berjarak 1 cm satu dari yang lain dan
mempunyai luas sedemikian rupa sehingga di antara dua permukaan tersebut
terdapat elektrolit sebanyak 1 mol.

Λ = x / C ….. (C = konsentrasi larutan dalam mol/cm3)

Λ = 1000x /C ….. (C = konsentrasi larutan dalam mol/liter)


Untuk pengenceran tak hingga pada hantaran molar berlaku pula
keaditifan hantaran ion-ionnya sesuai hukum Kohlrusch. Suatu elektrolit lemah
yang terlarut dalam air tidak terionisasi secara sempurna tetapi terdapat
kesetimbangan antara ion-ionnya. Hubungan antara derajat ionisasi (α) dengan
hantaran molar dinyatakan sebagai : α = Λc / Λ0

Λc = hantaran molar pada konsentrasi C

Λ0 = hantaran molar pada pengenceran tak hingga.

Untuk elektrolit biner harga tetapan kesetimbangannya dinyatakan sebagai:

Ka = α2C/(1 – α) …………….. (7)

Dari persamaan (7) bila harga derajat ionisasi suatu elektrolit diketahui maka
tetapan kesetimbangan Ka dapat dihitung. Harga tetapan kestimbangan yang
sebenarnya yaitu tetapan kesetimbangan termodinamik (K) yang merupakan
fungsi dari Ka dan koefisien keaktifan ion-ionnya. Untuk larutan dalam
pengenceran tak hingga koefisien keaktifan sama dengan satu. Dengan demikian
tetapan kesetimbangan sebenarnya dapat dinyatakan sebagai:

Log Ka = log K + 2A (αC)1/2 …………. (8)

Ka = tetapan kesetimbangan

K = tetapan kesetimbangan termodinamik/sebenarnya

A = tetapan

α = derajat ionisasi

C = konsentrasi

III. Prosedur Percobaan


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Konduktometer
- Sel hantaran
- Termostat
- Pipet 25 ml
- Buret 25 ml
- Beaker glass 100 ml
- Labu takar 100 ml
- Botol semprot
3.1.2 Bahan
- Larutan asam lemah (CH3COOH)
- Larutan CH3COONa
- Larutan NaCl
- Larutan HCl
- Larutan KCl 0,1000 N
3.2 Rangkaian Alat

Keterangan : 1) Konduktometer 2) Larutan


3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Kalibrasi Konduktometer
Sel Konduktometer
- Dicuci dengan air
- Ditentukan hantarannya di dalam air
- Dicuci kembali dan ditentukan hantarannya sampai menunjukkan
hasil yang tetap
- Dikalibrasikan alat sesuai dengan hantaran standar sebagaimana
yang tertera dalam label larutan standar apabila konduktometer
disertai larutan standar
- Digunakan larutan 0,1000 N KCl apabila alat konduktometer tidak
disertai dengan larutan standar
- Dibilas sel dengan larutan KCl dan dikalibrasikan hantarannya di
dalam larutan KCl tersebut
- Diukur temperatur larutan KCl tersebut, hantaran jenis larutan
0,1000 N KCl pada berbagai suhu tersaji pada tabel 3.1.

Hasil

3.3.2 Penentuan hantaran molar CH3COOH pada pengenceran tak hingga.

CH3COONa, HCl, dan NaCl


- Dibuat masing-masing larutan dengan konsentrasi 0,05 N; 0,025 N;
0,0125 N; 0,00625 N; 0,00312 N; dan 0,0015 N.
- Ditentukan hantaran larutan-larutan tersebut seteliti mungkin
- Dibuat kurva antara konsentrasi versus hantaran molarnya
- Ditentukan hantaran molar masing-masing larutan pada
pengenceran tak hingga melalui ekstrapolasi
- Ditentukan hantaran molar CH3COOH pada pengenceran tak
hingga menggunakan hukum Kohlrusch.

Hasil
3.3.3 Penentuan hantaran molar CH3COOH.

Larutan CH3COOH
- Dibuat dengan konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; 0,025 N; 0,0125 N;
0,00625 N; dan 0,00312 N.
- Ditentukan hantaran larutan-larutan tersebut seteliti mungkin

Hasil
Tabel 3.1 Data Suhu dan Hantaran
T (Celcius) X (ohm-1 m-1)
21 1,191
22 1,215
23 1,239
24 1,246
25 1,288
26 1,313
27 1,337
28 1,367
29 1,387
30 1,412
Sumber: tim kimia fisika, 2020

IV. Data Pengamatan

Konsentrasi Hantaran jenis, x, (𝜇𝑆. 𝑐𝑚−1)


CH3COONa HCl NaCl CH3COOH
(N)
0,1 N - - - 728
0,05 N 2892 9712 6102 365
0,025 N 1720 4902 3372 347
0,0125 N 975 2522 1912 245
0,00625 N 518 1307 1025 158,6
0,00312 N 272 661 572 102
0,0015 N 154,9 318 279 -

V. Analisa Data
Menghitung Hantaran Molar Larutan CH3COONa, HCl, NaCl, dan
CH3COOH

1. Larutan CH3COONa
a. Konsentrasi 0,05 N
x 2892 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =57840 μS .mol cm
C 0,05 mol/cm3

b. Konsentrasi 0,025 N
x 1720 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =68800 μS . mol cm
C 0,025 mol/cm3

c. Konsentrasi 0,0125 N
x 975 μS . cm−1
Λ= = =78000 μS . mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm

d. Konsentrasi 0,00625 N
x 518 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=82880 μS . mol cm
C 0,00625 mol/cm

e. Konsentrasi 0,00312 N
x 272 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=87179,48718 μS . mol cm
C 0,00312mol /cm

f. Konsentrasi 0,00150 N
x 154,9 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=103266,6667 μS .mol cm
C 0,00150 mol/cm

2. Larutan HCl
a. Konsentrasi 0,05 N
x 9712 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=194240 μS . mol cm
C 0,05 mol/cm

b. Konsentrasi 0,025 N
x 4902 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=196080 μS .mol cm
C 0,025 mol/cm

c. Konsentrasi 0,0125 N
x 2522 μS . cm−1
Λ= = =201760 μS .mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm

d. Konsentrasi 0,00625 N
x 1307 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =209120 μS .mol cm
C 0,00625 mol/cm3

e. Konsentrasi 0,00312 N
x 661 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =211858,9744 μS . mol cm
C 0,00312mol /cm3

f. Konsentrasi 0,00150 N
x 318 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =212000 μS .mol cm
C 0,00150 mol/cm3

3. Larutan NaCl
a. Konsentrasi 0,05 N
x 6102 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=122040 μS .mol cm
C 0,05 mol/cm

b. Konsentrasi 0,025 N
x 3372 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=134880 μS .mol cm
C 0,025 mol/cm
c. Konsentrasi 0,0125 N
x 1912 μS . cm−1
Λ= = =152960 μS .mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm

d. Konsentrasi 0,00625 N
x 1025 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=164000 μS .mol cm
C 0,00625 mol/cm

e. Konsentrasi 0,00312 N
x 572 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=183333,3333 μS . mol cm
C 0,00312mol /cm

f. Konsentrasi 0,00150 N
x 279 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=186000 μS .mol cm
C 0,00150 mol/cm

4. Larutan CH3COOH
a. Konsentrasi 0,1 N
x 728 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=7280 μS . mol cm
C 0,01mol /cm

b. Konsentrasi 0,05 N
x 365 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=7300 μS .mol cm
C 0,05 mol/cm

c. Konsentrasi 0,025 N
x 347 μS . cm−1 −1 2
Λ= = 3
=13880 μS .mol cm
C 0,025 mol/cm

d. Konsentrasi 0,0125 N
x 245 μS . cm−1
Λ= = =19600 μS . mol−1 cm2
C mol
0,0125 3
cm

e. Konsentrasi 0,00625 N
x 158,6 μS . cm−1 −1 2
Λ= = =25376 μS . mol cm
C 0,00625 mol/cm 3

f. Konsentrasi 0,00312 N
x 102 μS . cm−1
Λ= = =32692,30769 μS .mol−1 cm2
C mol
0,00312 3
cm

Menghitung Hantaran Molar CH3COONa, HCl, NaCl pada


pengenceran tak hingga menggunakan metode ekstrapolasi

Hubungan antara Λ dan konsentrasi adalah sebagai berikut :

Λ = Λ0 – B C1/2

Λ0 = intersep persamaan garis

C1/2 = absis

Λ = ordinat

1. Larutan CH3COONa

Konsentrasi (C) √C x (𝝁S.cm-1) 𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2


)
0,05 0,2236 2892 57840
0,025 0,1581 1720 68800
0,0125 0,1118 975 78000
0,00625 0,0790 518 82880
0,00312 0,0558 272 87179,48718
0,00150 0,0387 154,9 103266,6667
Grafik Hubungan √C terhadap Hantaran Molar
CH3COONa
120000

100000
𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2 ) f(x) = − 214690.46 x + 103527.45
80000 R² = 0.91
60000

40000

20000

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
√C

Pada grafik diatas, diperoleh persamaan garis

𝑦 = −214690 𝑥 + 103527

Dari persamaan garis diatas, sehingga dapat diperoleh hantaran molar


pada pengenceran tak hingga larutan CH3COONa

Λ0 = 103527 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

2. Larutan HCl

Konsentrasi (C) √C x (𝝁S.cm-1) 𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2


)
0,05 0,2236 9712 194240
0,025 0,1581 4902 196080
0,0125 0,1118 2522 201760
0,00625 0,0790 1307 209120
0,00312 0,0558 661 211858,9744
0,00150 0,0387 318 212000
Grafik Hubungan √C terhadap Hantaran Molar HCl
215000

210000 f(x) = − 109523.67 x + 216351.88


R² = 0.92
𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2 ) 205000

200000

195000

190000

185000
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
√C

Pada grafik diatas, diperoleh persamaan garis

𝑦 = −109524 𝑥 + 216352

Dari persamaan garis diatas, sehingga dapat diperoleh hantaran molar


pada pengenceran tak hingga larutan HCl

Λ0 = 216352 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

3. Larutan NaCl

Konsentrasi (C) √C x (𝝁S.cm-1) 𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2


)
0,05 0,2236 6102 122040
0,025 0,1581 3372 134880
0,0125 0,1118 1912 152960
0,00625 0,0790 1025 164000
0,00312 0,0558 572 183333,3333
0,00150 0,0387 279 186000
Grafik Hubungan √C terhadap Hantaran Molar NaCl
200000
180000
f(x) = − 361881.79 x + 197431.41
160000 R² = 0.96
𝚲 (𝝁S.mol-1 cm2 )
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
√C

Pada grafik diatas, diperoleh persamaan garis

𝑦 = −361882 𝑥 + 197431

Dari persamaan garis diatas, sehingga dapat diperoleh hantaran molar


pada pengenceran tak hingga larutan NaCl

Λ0 = 197431 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

Menghitung Hantaran Molar CH3COOH pada pengenceran tak


hingga

Λ0 HCl = 216352 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

Λ0 CH3COONa = 103527 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

Λ0 NaCl = 197431 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

Λ0 HCl = Λ0 H+ + Λ0 Cl-..........................(1)

Λ0 CH3COONa = Λ0 Na+ + Λ0 CH3COO-.............(2)

Λ0 NaCl = Λ0 Na+ + Λ0 Cl-.........................(3)

Λ0 CH3COOH = Λ0 H+ + Λ0 CH3COO-...............(4)

Dari persamaan diatas tampak bahwa :


(4) = (1) + (2) – (3)

= (216352 + 103527 – 197431) 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

= 122488

Maka Λ0 CH3COOH = 122488 𝜇𝑆. 𝑚𝑜𝑙−1. 𝑐𝑚2

Menghitung α CH3COOH pada masing-masing konsentrasi

ΛC
α=
Λ0

1. Pada konsentrasi 0,1 N


ΛC 7280 μS . mol−1 . cm2
α= = =0,059434393
Λ0 122488 μS . mol−1 . cm2

2. Pada konsentrasi 0,05 N


ΛC 7300 μS . mol−1 . cm 2
α= = =0,059597674
Λ0 122488 μS . mol−1 . cm 2

3. Pada konsentrasi 0,25 N


ΛC 13880 μS . mol−1 . cm2
α= = =0,113317222
Λ0 122488 μS . mol−1 . cm2

4. Pada konsentrasi 0,0125 N


ΛC 19600 μS . mol−1 . cm 2
α= = =0,160015675
Λ0 122488 μS . mol−1 . cm 2

5. Pada konsentrasi 0,00625 N


ΛC 25376 μS .mol−1 .cm2
α= = =0,207171314
Λ0 122488 μS . mol−1 . cm2
6. Pada konsentrasi 0,00312 N
ΛC 32692,30769 μS . mol−1 . cm2
α= = =0,266902126
Λ0 122488 μS . mol−1 . cm 2

Menghitung Ka pada masing-masing konsentrasi

α 2C
Ka=
(1−α )

1. Pada konsentrasi 0,1 N


0,0594343932 x 0,1 N 0,0003532447071
Ka= = =0,0003755662598
(1−0,059434393) 0,940565607

2. Pada konsentrasi 0,05 N


0,0595976742 x 0,05 N 0,0001775941373
Ka= = =0,0001888491047
(1−0,059597674) 0,940402326

3. Pada konsentrasi 0,025 N


0,1131172222 x 0,025 N 0,0003198876478
Ka= = =0,0003606876306
(1−0,113117222) 0,886882778

4. Pada konsentrasi 0,0125 N


0,1600156752 x 0,0125 N 0,0003200627031
Ka= = =0,0003810341378
(1−0,160015675) 0,839984325

5. Pada konsentrasi 0,00625 N


0,2071713142 x 0,00625 0,0002682497084
Ka= = =0,000383451093
(1−0,207171314) 0,792828686

6. Pada konsentrasi 0,00312 N


0,2669021262 x 0,00312 0,000222258644
Ka= = =0,0003031773135
( 1−0,266902126 ) 0,733097874
Konsentrasi α 2C (αC)1/2 Ka Log Ka
CH3COOH
0,1 N 0,0003532447071 0,01329 0,0003755662598 -3,425313431
0,05 N 0,0001888491047 0,009422 0,0001888491047 -3,72388507
0,025 N 0,0003606876306 0,012669 0,0003606876306 -3,442868751
0,0125 N 0,0003810341378 0,012641 0,0003810341378 -3,419036113
000625 N 0,000383451093 0,01156 0,000383451093 -3,41629002
0,00312 N 0,0003031773135 0,010329 0,0003031773135 -3,5183033

Bila harga derajat ionisasi suatu elektrolit diketahui maka tetapan


kesetimbangan Ka dapat dihitung. Harga tetapan kestimbangan yang
sebenarnya yaitu tetapan kesetimbangan termodinamik (K) yang
merupakan fungsi dari Ka dan koefisien keaktifan ion-ionnya. Untuk
larutan dalam pengenceran tak hingga koefisien keaktifan sama dengan
satu. Dengan demikian tetapan kesetimbangan sebenarnya dapat
dinyatakan sebagai:

Log Ka = log K + 2A (αC)1/2

Ka = tetapan kesetimbangan

K= tetapan kesetimbangan termodinamik

A = tetapan

α = derajat ionisasi

C = konsentrasi
Grafik Log Ka terhadap (αC)1/2
-3.25
0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
-3.3
-3.35
-3.4 f(x) = 67.95 x − 4.28
R² = 0.73
-3.45
Log Ka -3.5
-3.55
-3.6
-3.65
-3.7
-3.75

αC1/2

𝑦 = 67,964x - 4,2826 dengan regresi 0,7287

Log Ka = log K + 2A(αC)1/2

Log K = intersept

log K = -4,2826

K = 10-4,2826

K = 5,2167 × 10-5

Sehingga didapatkan nilai tetapan kesetimbangan


termodinamika (K) adalah 5,2167 × 10-5

VI. Pembahasan
Percobaan kali ini merupakan percobaan penentuan tetepan
kestimbangan asam lemah secara konduktometri. Konduktometri
merupakan metode analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar lsitrik
suatu larutan. Daya hantar listrik bergantung pada jenis dan konsentrasi
ion dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion dalam larutan, ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar
listrk yang besar.
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan tetapan
kesetimangan asam lemah dengan cara pengukuran hantarannya
menggunakan konduktometer. Larutan asam lemah yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah larutan asam asetat (CH3COOH) yang
merupakan larutan elektrolit lemah atau asam lemah. Larutan asam asetat
dibuat dengan konsentrasi yang bervariasi dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh konsentrasi terhadapa kekuatan daya hantar listrik
suatu larutan.
Pada percobaaan kali ini, untuk mengukur daya hantar listrik suatu
larutan, digunakan alat yakni konduktometer. Sebelum digunakan, pada
konduktometer terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan larutan standar.
Setelah dilakukan kalibrasi dapat dilakukan pengukuran hantaran jenis
pada larutan CH3COOH, CH3COONa, NaCl, dan HCl dengan konsentrasi
yang bervariasi. Kemudian dibuat grafik hasil pengukuran hantaran molar
dengan konsentrasi.
Larutan asam asetat merupakan larutan elektrolit lemah yang
memiliki daya hantar yang lemah dan mengalami ionisasi sebagian. Harga
derajat ionisasi (α ¿ pada asam asetat adalah kurang dari satu dan lebih dari
nol (0 < α <1¿. Derajat ionisasi digunakan untuk menentukan kekuatan
elektrolit dari suatu larutan.
Berdasarkan hasil pengamatan, nilai hantaran jenis (x) berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan. Semakin kecil konsentrasi larutan maka
hantaran jenisnya akan semakin kecil juga. Dan berdasarkan hasil
perhitungan nilai hantaran molar ( Λ ¿ dari hantaran jenis (x), dapat
diketahui bahwa semakin kecil konsentrasi larutan maka nilai hantaran
molar ( Λ ¿ yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena
semakin tinggi nilai konsentrasinya maka akan semakin banyak juga ion-
ion di dalamnya sehingga pergerakan ion-ion akan terganggu dan akan
mengakibatkan nilai hantaran molar semakin kecil. Jika konsentrasi
larutan kecil, maka ion-ion yang ada di dalam larutan menjadi lebih sedikit
dan pergerakan ion-ion yang ada di dalam larutan menjadi lebih sedikit
dan pergerakan ion-ionnya mejadi lebih bebas sehingga nilai hantaran
yang diperoleh akan semakin besar.
Semakin kecil konsentrasi larutan maka semakin banyak ion asam
asetat yang terurai dengan derajat ionisasinya yang semakin besar, begitu
juga sebaliknya. Dari nilai derajat ionisasi, dapat ditentukan nilai Ka dari
asam asetat pada konsentrasi yang berbeda-beda. Fungsi dari Ka dan
koefisien keafktifan ion-ionnya merupakan harga kesetimbangan yang
sebenarnya yaitu tetapan kesetimbangan termodinamika (K). berdasarkan
hasil pengamatan diperoleh nilai tetapan kesetimbangan termodinamika
diperoleh dari grafik Log Ka terhadap (α C )1/ 2. Dari grafik tersebut
diperoleh nilai tetapan kesetimbangan termodinamika (K) adalah sebesar
5,2167 x 10−5 .

VII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang sudah dilakukan dapat diketahui tetapan
kesetimbangan termodinamika (K) dari asam asetat adalah 5,2167 x 10−5 .

VIII. Daftar Pustaka

Irsanti, R., Khaldun, I. and Hanum, L. (2017) ‘Identifikasi Miskonsepsi Siswa


Menggunakan Four- TierDiagnostic Test pada Materi Larutan Elektrolit dan
Larutan Non Elektrolit di Kelas X SMA Islam Al-falah Kabupaten Aceh Besar’,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK), 2(3), pp. 230–237.

Tim Kimia Fisika (2020) Petunjuk Praktikum Kimia. Malang.


Jawab Pertanyaan

1. Apakah perbedaan tetapan kesetimbangan asam lemah (Ka) dan tetapan


kesetimbangan termodinamika (K) ?
Jawab :
Tetapan kesetimbangan asam lemah (Ka) merupakan
keseimbangan asam yang dihasilkan oleh H+. Sedangkan untuk tetapan
kesetimbangan termodinamika merupakan tetapan kesetimbangan yang
setimbang seara kimia da tidak ada kecenderungan untuk terjadi perubahan
keadaa baik di lingkungan mauapun pada sistem.

2. Sebutkan cara lain penentuan tetapan kesetimbangan asam lemah selain


cara konduktometri !
Jawab :
Dengan menggunakan cara titrasi potensiometri.

Anda mungkin juga menyukai