Anda di halaman 1dari 10

GAMBARAN PROGRAM GENERASI BERENCANA (GENRE) DI

INDONESIA DAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

Ita Mustofa Rini1, Yuni Dwi Tjadikijanto2


1Departemen Biostatistika & Kependudukan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga


Jalan Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115
2Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur

Jl. Airlangga No. 31–33, Airlangga, Gubeng


Kota Surabaya, Jawa Timur 60286
Alamat Korespondensi: Ita Mustofa Rini
Email: ita.mustofa.rini-2016@fkm.unair.ac.id

ABSTRACT
The success of a nation in the future will be largely determined by the quality of adolescents in the present.
Therefore, adolescent's personal life must be prepared as early as possible in order to achieve optimal quality.
The main program that support the achievement of youth quality is the Generasi Berencana (GenRe) program.
This research aims to analyze the description of GenRe program implementation in Indonesia and in East Java
Province based on the 2017 Survey of performance indicators on Population Program, Family Planning and
Family Development. This study focuses on increasing age of first marriage, adolescent resproductive health,
family development program for adolescent and Counseling Information Centers for Youth. Study found that
GenRe program which covers three indicators in both Indonesia and East Java is still unoptimally implemented.
In order to maximize the implementation of GenRe, this study suggest to increase the knowledge and exposure of
information regarding three indicators of the GenRe Program for adolescents, families who have teenage family
members and communities in the territory of Indonesia, especially in East Java Province.

Keywords: adolescent, reproductive, health, generasi berencana

ABSTRAK
Keberhasilan dan kesuksesan sebuah bangsa di masa yang akan datang sangat ditentukan oleh kualitas remaja
pada masa sekarang. Kehidupan diri remaja harus disiapkan sedini mungkin agar tercapai kualitas yang optimal.
Program utama yang mendukung tercapainya kualitas remaja adalah program Generasi Berencana (GenRe).
Penelitian ini bertujuan untuk menggambaran pelaksanaan program GenRe di Indonesia dan di Provinsi Jawa
Timur berdasarkan hasil survey indikator kinerja Program Kependudukan, Keluarga Berencana Dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2017 yang meliputi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan Bina
Keluarga Remaja (BKR) & Pusat Informasi Konseling pada Remaja/Mahasiswa (PIK R/M). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa program GenRe yang meliputi ketiga indikator tersebut baik di Indonesia maupun di Jawa
Timur belum terlaksana secara optimal. Angka pernikahan remaja usia 10-19 tahun masih tinggi, di Indonesia
sebesar 44,70%, di Jawa Timur sebesar 47,50%. Keterpaparan informasi mengenai KRR masih rendah, di
Indonesia sebesar 25,20%, dan di Jawa Timur sebesar 24,70%, Keterpaparan informasi mengenai BKR juga
masih rendah, di Indonesia sebesar 26%, dan di Jawa Timur sebesar 25,60%. Demikian pula dengan
keterpaparan informasi mengenai PIK Remaja/Mahasiswa masih rendah di Indonesia sebesar 11,90%, dan di
Jawa Timur sebesar 11%. Guna mengoptimalkan Program GenRe maka perlu dilaksanakan upaya peningkatan
pengetahuan &keterpaparan informasi mengenai PUP, KRR, BKR & PIK R/M pada remaja dan keluarganya
serta masyarakat secara luas.

Kata kunci: kesehatan, reproduksi, remaja, generasi berencana

Received: 26 September 2018 Published: 31 Desember 2018

PENDAHULUAN remaja perlu mendapatkan perhatian dan


pengawasan khusus, agar para remaja dapat
Keberhasilan dan kesuksesan sebuah
melaluinya sesuai dengan tahap perkembangan
bangsa di masa yang akan datang akan sangat
dan pertumbuhannya sehingga tercipta remaja
ditentukan oleh kualitas remaja pada masa
yang memiliki kualitas yang optimal.
sekarang. Oleh karena itu seharusnya masa

168
Rini dan Tjadikijanto, Gambaran Program Generasi Berencana… 169

Masa remaja merupakan masa peralihan melalui kegiatan PIK/RM dan pendekatan
dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. kepada keluarga yang mempunyai anak berusia
Menurut WHO batasan usia remaja adalah 10 remaja melalui wadah BKR (BKKBN, 2017a).
tahun hingga 19 tahun. Batasan usia remaja Optimalisasi program Generasi Berencana
yang digunakan oleh BKKBN adalah 10-24 (GenRe) perlu dilakukan salah satunya adalah
tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut dengan membandingkan antara gambaran
Peraturan Menteri Kesehatan No 25 tahun pelaksanaan program GenRe pada lingkup
2014, batasan usia remaja adalah 10 tahun skala nasional (di wilayah Indonesia secara
hingga 18 tahun. keseluruhan) dan di Provinsi Jawa Timur
Jumlah Penduduk usia remaja (10-24 berdasarkan hasil survei indikator RPJMN
tahun) sangat besar yakni mencapai 27,6% dari Keluarga tahun 2017.
seluruh penduduk yang ada di Indonesia (BPS,
2013). Dengan mempertimbangkan jumlah
remaja yang sangat besar, maka perlu METODE PENELITIAN
dilaksanakan upaya dalam rangka Metode penelitian yang digunakan dalam
mempersiapkan remaja menjadi manusia yang penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu
sehat secara jasmani, rohani, mental sosial dan metode penelitian yang menggambarkan hasil
spiritual. (BKKBN, 2014). Hal yang perlu di analisis Program GenRe di wilayah Indonesia
waspadai pula terkait dengan meningkatnya secara keseluruhan dan di Provinsi Jawa Timur
jumlah remaja adalah muculnya berbagai pada tahun 2017.
permasalahan yang terkait dengan remaja. Responden remaja pada penelitian survei
Permasalahan yang paling banyak terjadi pada tersebut adalah remaja laki-laki dan remaja
remaja adalah masih tingginya persentase perempuan yang berusia 15-24 tahun, dengan
pernikahan usia dini yakni sebesar 44,70%, status belum menikah dan keluarga yang
persentase pengetahuan remaja tentang mempunyai anggota keluarga berusia remaja.
Generasi Berencana/Kesehatan Reproduksi Sampel penelitian diperoleh dari sampel
Remaja (KRR) yang masih rendah yakni keluarga. Pengertian keluarga merupakan
sebesar 48,4% pada survei Rencana Jangka bagian terkecil dari masyarakat yang terdiri
Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2014 dari pasangan usia subur (suami istri), suami
dan sedikit meningkat pada tahun 2015 isteri dan anaknya, ayah dengan anaknya atau
menjadi 49%, dan tahun 2016 turun drastis ibu dengan anaknya (UU RI No. 52, 2009).
menjadi 32,2% (BKKBN, 2017a). Sesuai Batasan yang dimaksud dengan anak adalah
dengan Renstra BKKBN 2015-2019 anak yang belum menikah. Apabila ada anak
menyebutkan bahwa indeks pengetahuan yang sudah menikah dan tinggal bersama
remaja tentang KRR pada tahun 2018 harus dengan pasangannya, walaupun masih serumah
mencapai 51% dari total remaja yang ada serta dengan orang tuanya, maka yang anak tersebut
masih rendahnya keterpaparan informasi sudah dianggap menjadi keluarga sendiri.
mengenai Bina Keluarga Remaja (BKR) yakni Besar sampel pada survey tersebut
sebesar 26% dan Pusat Informasi & Konseling sebanyak 27.187 orang dan yang berhasil di
bagi Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) yang wawancarai secara lengkap sebanyak 87.6%,
hanya mencapai 11%. Guna merespon, yaitu remaja yang belum menikah dan berusia
mengantisipasi dan meminimalisir 15-24 tahun, tinggal atau bermukim bersama
permasalahan yang terjadi di kalangan remaja keluarga dalam satu rumah sekurang
tersebut maka BKKBN mengembangkan kurangnya selama 6 (enam) bulan.
Program Generasi Berencana (GenRe). Variabel yang dianalisis dalam penelitian
Program GenRe merupakan suatu program ini meliputi tiga variabel yang mendukung
yang dikembangkan dan dilaksanakan untuk pelaksanaan program GenRe yaitu
mempersiapkan kehidupan berkeluarga bagi Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP),
remaja/mahasiswa agar tercapai tegar Pengetahuan dan keterpaparan informasi KRR,
remaja/mahasiswa sehingga ke depan dapat BKR dan PIK R/M tahun 2017.
mewujudkan tegar keluarga demi terwujudnya Penelitian ini menggunakan data sekunder
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang di peroleh dari hasil survey RPJMN
(BKKBN, 2014). Pelaksanaan program GenRe tahun 2017.
meliputi dua hal diantaranya adalah melalui
pendekatan kepada remajanya langsung yang
170 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 168–177

HASIL PENELITIAN Demikian halnya dengan yang terjadi di


Jawa Timur. Pernikahan yang terjadi pada usia
Hasil penelitian ini diuraikan berdasarkan
kurang dari 20 tahun juga masih tinggi bahkan
tiga komponen yang merupakan bagian dari
lebih tinggi jika dibandingkan dengan di
pelaksanaan program GenRe yang meliputi
wilayah seluruh Indonesia secara keseluruhan
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP),
yakni mencapai sebesar 47,50% dari total
Pengetahuan dan keterpaparan informasi
pernikahan yang terjadi pada wanita usia
mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja
subur. Pernikahan pada usia ekstrim juga
(KRR) serta keterpaparan informasi mengenai
masih terjadi yakni pada usia 10-14 tahun yang
Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat
jumlahnya mencapai 5,30% dan persentasenya
Informasi & Konseling bagi
lebih tinggi dari wilayah Indonesia secara
Remaja/Mahasiswa (PIK R/M).
keseluruhan.
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) Rata-rata umur pertama kali menikah pada
WUS di Indonesia masih tergolong pada usia
PUP merupakan sebuah upaya yang telah muda yakni berusia 20 tahun, sedangkan di
dilaksanakan oleh BKKBN dalam rangka Jawa Timur justru lebih rendah yakni terjadi
untuk mendewasakan usia perkawinan pertama pada usia 19 tahun.
kali. Seseorang diperbolehkan menikah untuk Indikator program PUP juga tidak terlepas
pertama kalinya jika telah mencapai usia dari peran serta keluarga. Berdasarkan data
sekurang-kurangnya 21 tahun bagi seorang dari hasil survei RPJMN Tahun 2017 dapat
perempuan dan sekurang-kurangnya berusia 25 digambarkan bahwa di Indonesia masih ada
tahun bagi seorang laki-laki. (BKKBN, 2014). keluarga yang mempunyai pendapat setuju
Tujuan dari program PUP ini diantaranya terhadap remaja yang menikah pada usia
adalah untuk menciptakan pasangan suami istri sebelum 20 tahun yakni sebesar 14,50% dan
yang telah siap dalam membina dan bahkan sangat setuju yakni sebesar 0,6%.
mempersiapkan rumah tangga baik mencapai Di Jawa Timur juga menggambarkan hal
kematangan secara fisik maupun secara psikis, yang sama di mana masih terdapat juga
mental dan sosial, sehingga dengan tercapainya keluarga yang setuju yakni sebesar 13,90% dan
usia yang matang dan telah siap untuk menikah sangat setuju 0,70% jika ada anggota
diharapkan dapat mewujudkan sebuah keluarga keluarganya yang berusia remaja menikah di
yang berkualitas baik. bawah usia 20 tahun. Meskipun jumlahnya
Hasil survei indikator RPJMN Tahun tidak terlalu besar dan masih berada di bawah
2017 khususnya pada program PUP didapatkan wilayah Indonesia secara keseluruhan tetapi
gambaran data seperti yang tertera dalam tabel hal ini perlu mendapatkan perhatian.
1. Gambaran usia pertama kali menikah yang Hasil survei RPJMN Tahun 2017
di dapatkan dari tabel 1 menggambarkan mengenai distribusi persentase pendapat
bahwa pernikahan yang terjadi pada usia keluarga tentang remaja yang menikah
kurang dari 20 tahun di Indonesia masih tinggi sebelum usia 20 tahun yang dikelompokkan
yakni sebesar 44,70% bahkan masih ada dalam sangat setuju, tidak setuju, netral, setuju
pernikahan yang terjadi di usia yang sangat dan sangat setuju mengenai remaja yang
ekstrim yaitu pada usia 10-14 tahun yakni menikah sebelum 20 tahun dapat digambarkan
sebesar 5,10%. pada tabel 2.

Tabel 1. Distribusi Persentase Pernikahan pada Wanita Usia Subur (WUS) Menurut Umur Pertama
Kali Menikah
Umur Pertama Kali Menikah Rata-rata Umur
Wilayah 10–14 tahun 15–19 tahun 20–24 tahun Pertama Kali Menikah
n % n % n % (th)
Indonesia 2.699 5,10 20.724 39,60 18.212 34,80 20
Jawa Timur 99 5,30 785 42,20 642 34,50 19
Rini dan Tjadikijanto, Gambaran Program Generasi Berencana… 171

Tabel 2. Distribusi Persentase Keluarga Menurut Pendapat Tentang Remaja Menikah Sebelum Usia
20 Tahun
Pendapat Keluarga Mengenai Remaja yang Menikah Sebelum 20 Tahun
Sangat Sangat
Wilayah Tidak Setuju Netral Setuju
Tidak Setuju Setuju
n % n % n % n % n %
Indonesia 3.697 5,50 39.192 58,30 14.184 21,10 9.748 14,50 403 0,60
Jawa Timur 160 4,50 2.123 59,80 753 21,20 493 13,90 24 0,70

Tabel 3. Distribusi Persentase Keluarga yang Pernah Mendengar/Melihat/Membaca Informasi


Berkaitan dengan KRR
Persentase Keluarga Pernah Mendengar/Melihat/Membaca Informasi
Berkaitan dengan KRR
Wilayah
Pernah mendengar Tidak Pernah Mendengar
n % n %
Indonesia 50.284 74,80 16.940 25,20
Jawa Timur 2.675 75,30 878 24,70

Tabel 4. Trend Indeks Pengetahuan Remaja dan Orang Tua/Keluarga yang Mempunyai Anggota
Keluarga Berusia Remaja Mengenai KRR
Persentase Indeks Pengetahuan KRR Per Tahun
Wilayah
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Indonesia 50,5 49,6 41,9 47,6 22,6 37,6
Jawa Timur 53,4 52,9 46 45,2 14,2 37,6

Kesehatan Reproduksi Remaja mana keberhasilan program tersebut


dilaksanakan.
Kesehatan Reproduki Remaja (KRR)
Data dari sumber yang sama
merupakan suatu kondisi yang sehat dari
menggambarkan bahwa indeks pengetahuan
seorang diri remaja yang meliputi kesehatan
KRR baik pada remajanya sendiri maupun
dalam sistem, fungsi dan proses reproduksi,
pada keluarga yang memiliki anggota keluarga
tidak semata-mata hanya terbebas dari suatu
berusia remaja di Indonesia dan di Jawa Timur
gangguan kesehatan maupun ketidak normalan
menggambarkan capaian angka yang masih
saja tetapi juga terwujudnya kesehatan secara
sangat rendah yakni baru mencapai 37,6%.
keseluruhan yang meliputi sehat secara mental
Trend mengenai Indeks pengetahuan
dan sosial kultural. Informasi mengenai KRR
remaja dan orang tua/keluarga yang
merupakan hal yang sangat penting bagi diri
mempunyai anggota keluarga berusia remaja
seorang remaja untuk memahami mengenai
mengenai KRR dalam survey RPJMN tahun
kesehatan reproduksinya sekaligus mengetahui
2017 digambarkan selama 5 tahun yakni mulai
berbagai permasalahannya.
tahun 2012-2017 masih menunjukkan
Informasi mengenai KRR dapat diperoleh
gambaran yang fluktuatif sebagaimana dapat
dari berbagai macam sumber baik dari media
dilihat pada tabel 4.
massa, media elektronik maupun media cetak
yang dapat disampaikan oleh tenaga kesehatan,
Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat
guru, tokoh masyarakat dan tokoh agama di
Informasi Konseling pada Remaja
sekitar lingkungan para remaja dan
/Mahasiswa (PIK R/M)
keluarganya. Selain informasi yang berkaitan
dengan KRR, hal yang perlu dianalisis lanjut Di Indonesia dan di Jawa Timur
adalah trend mengenai Indeks pengetahuan persentase keluarga yang pernah mendengar/
remaja & orang tua/keluarga yang mempunyai melihat/ membaca informasi yang berkaitan
anggota keluarga berusia remaja mengenai dengan BKR masih rendah yakni di Indonesia
KRR. Trend ini dapat menunjukkan sejauh hanya sebesar 26% dan di Jawa Timur sebesar
25,60%.
172 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 168–177

Tabel 5. Distribusi Persentase Keluarga yang Mendengar/Melihat/Membaca Informasi Berkaitan


dengan BKR dan PIK R/M
Persentase Keluarga yang Mendengar/Melihat/Membaca
Informasi Berkaitan dengan BKR dan PIK R/M
Wilayah BKR PIK R/M Tidak Tahu
n % n % n %
Indonesia 17.478 26,00 8.000 11,90 31.595 47,00
Jawa Timur 910 25,60 391 11,00 1.546 43,50

Demikian pula dengan persentase keluarga setidaknya remaja perlu menunda dulu
yang pernah mendengar /melihat/membaca kelahiran anak pertamanya sampai memasuki
informasi berkaitan PIK R/M juga sangat usia yang ideal.
rendah yakni di wilayah Indonesia hanya Hasil survei indikator RPJMN tahun 2017
sebesar 11,90% dan di Jawa Timur hanya yang menggambarkan bahwa umur rata-rata
sebesar 11%. Gambaran Distribusi persentase menikah pada remaja di Jawa Timur adalah 19
mengenai kedua hal tersebut berdasarkan tahun. Umur tersebut lebih muda jika
Survei RPJMN Tahun 2017 dapat dibandingkan rata rata umur remaja menikah di
digambarkan seperti pada tabel 5. Indonesia yang sudah mencapai 20 tahun.
Berdasarkan sumber yang sama, dari sisi Penelitian yang telah dilakukan oleh
remajanya sendiri disebutkan bahwa persentase Mahfudin & Khoirotul (2016) mengenai
remaja yang pernah mendengar PIK R/M baru faktor penyebab pernikahan dini di Kbupaten
mencapai 22% dan yang telah mengikuti PIK Sumenep Jawa Timur menyatakan bahwa
R/M sebesar 20%. Informasi mengenai PIK penyebab pernikahan dini diantaranya adalah
R/M ini didapatkan remaja dari pendidik faktor ekonomi dimana pernikahan dini
sebaya, konselor sebaya dan dari berbagai dilakukan dengan alasan untuk mengurangi
sumber lain baik media cetak maupun media beban ekonomi keluarga keluarga, faktor
elektronik. kemauan sendiri dari diri remaja yang merasa
sudah saling mencintai, Faktor pendidikan
yaitu kurangnya pengetahuan orang tua dan
PEMBAHASAN anak, faktor keluarga dan faktor adat di mana
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) ada kebiasaan orang tua mencarikan jodoh
untuk anaknya.
Terjadinya pernikahan pada usia dini yang
Penelitian lain menyebutkan pula bahwa
masih sangat tinggi baik di wilayah Indonesia
salah satu faktor yang mempengaruhi
secara keseluruhan maupun di Jawa Timur.
tingginya kejadian pernikahan di usia muda
Hal ini menunjukkan bahwa program Generasi
ketidak tahuan remaja terhadap perkawinan
Berencana yang terkait dengan Pendewasaan
usia muda itu sendiri. Remaja tidak memahami
Usia Perkawinan (PUP) belum berhasil
mengenai apa yang dimaksud dengan
dilaksanakan secara maksimal.
pendewasaan usia perkawinan, berapa usia
PUP merupakan sebuah upaya yang telah
ideal bagi seseorang untuk diperbolehkan
dilaksanakan oleh BKKBN dalam rangka
menikah (Banderan, et.al., 2017).
untuk mendewasakan usia perkawinan pertama
Hal ini sesuai dengan hasil survei
kali. Seseorang diperbolehkan menikah untuk
indikator RPJMN tahun 2017 yang
pertama kalinya jika telah mencapai usia
menggambarkan bahwa masih ada keluarga
sekurang-kurangnya 21 tahun bagi seorang
yang setuju bahkan sangat setuju mengenai
perempuan dan sekurang-kurangnya berusia
pendapat tentang remaja menikah sebelum usia
25 tahun bagi seorang laki-laki (BKKBN
20 tahun yakni mencapai 14,6% (Jawa Timur)
Provinsi Jawa Timur, 2014).
dan 15% (Indonesia).
Dalam rangka mewujudkan kesiapan fisik,
Usia kawin pertama merupakan indikator
mental, emosional, pendidikan, sosial,
sosial demografi yang sangat penting. Sesuai
ekonomi dan menentukan jumlah dan jarak
dengan analisis hasil survey indikator RPJMN
kelahiran anak, maka program PUP mutlak
2017 menyebutkan bahwa hubungan seksual
untuk dilaksanakan. Jika ternyata gagal dalam
pertama kali biasanya dilakukan bertepatan
mendewasakan usia perkawinan maka
dengan perkawinan pertama. Hubungan
Rini dan Tjadikijanto, Gambaran Program Generasi Berencana… 173

seksual merupakan awal seseorang berisiko peran orang tua kurang maka tingkat kejadian
hamil. Dengan demikian maka jika suatu pernikahan dini akan meningkat, sehingga agar
masyarakat melakukan perkawinan pada usia tingkat kejadian pernikahan dini menurun
yang sangat muda maka angka kelahiran yang maka orang tua harus memiliki peran yang
terjadi juga cenderung lebih tinggi (BKKBN, baik kepada anaknya (Wahyuningsih & Nurul,
2017a). 2016).
Faktor lain yang juga menyebabkan masih Penelitian antara hubungan pernikahan
tingginya pernikahan usia muda juga dini dengan peran orang tua juga telah
disebabkan karena pengetahuan keluarga dilakukan oleh Purwaningsih & Ria (2014)
mengenai BKR juga masih rendah yakni di yang menyatakan bahwa terdapat relasi antara
Indonesia hanya mencapai 26%, sedangkan di pola asuh orang tua dengan pernikahan dini.
Jawa Timur justru lebih rendah yakni hanya Pola asuh tersebut salah satunya adalah
mencapai 25,60%. Demikian pula dengan diwujudkan dalam bentuk peran orang tua
pengetahuan keluarga mengenai Program terutama dalam hal mengambil keputusan pada
Informasi dan Konseling pada waktu anaknya akan menikah. Peran orang tua
Remaja/Mahasiswa sangat rendah. Di menjadi sangat penting, sehingga pernikahan
Indonesia hanya mencapai 11,90% dan di Jawa yang terjadi pada anak yang masih berusia dini
Timur hanya 11,00% (BKKBN, 2017a). sangat dipengaruhi oleh orang tua, karena
Tingginya kasus pernikahan dini yang orang tua mempunyai peranan yang sangat
terjadi baik di Indonesia maupun di Jawa besar di dalamnya.
Timur seharusnya mendapatkan perhatian yang
utama untuk penanganannya. Hal ini berkaitan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
erat dengan laju pertumbuhan penduduk dan Pemahaman mengenai kesehatan
masa depan generasi muda bangsa (Desiyanti, reproduksi remaja menjadi hal yang krusial
2015). Dengan demikian jika kondisi baik bagi diri remaja sendiri maupun bagi
pernikahan usia dini yang terjadi di Indonesia keluarga yang mempunyai anggota keluarga
dan Jawa Timur tidak dapat diturunkan secara berusia remaja. Pemahaman mengenai KRR ini
signifikan maka hal ini berarti bahwa program didapatkan dari pemberian informasi yang
Generasi Berencana di Indonesia dan Jawa bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
Timur tidak dapat berjalan secara optimal, remaja dan keluarganya khususnya mengenai
sehingga dimungkinkan akan membawa KRR yang berguna dalam menyiapkan
dampak meningkatnya angka fertilitas yang Generasi Berencana.
akan memberikan dampak buruk bagi Berdasarkan hasil survey RPJMN 2017
kesejahteraan masyarakat. didapatkan data bahwa masih ada keluarga
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa yang dalam hal ini adalah orang tua remaja
orang tua memiliki peran terhadap terjadinya baik di Indonesia maupun di Jawa Timur yang
pernikahan remaja pada usia kurang dari 20 sama sekali tidak pernah mendengar, melihat
tahun. Bila responden keluarga yang dan atau membaca informasi berkaitan dengan
memberikan pendapat setuju atau sangat setuju KRR.
terhadap pernyataan remaja perempuan Penelitian yang dilakukan oleh Oktavia
menikah pada umur <20 tahun, maka et.al., (2018) yang menyatakan bahwa orang
responden tidak mendukung program tua memiliki peranan yang berpengaruh dalam
pemerintah yakni program Generasi Berencana peningkatan pengetahuan remaja mengenai
yang salah satunya adalah upaya dalam KRR. Terbatasnya pengetahuan remaja tentang
Pendewasaan Usia Perkawinan (BKKBN, kesehatan reproduksi remaja salah satunya di
2017b). pengaruhi oleh lingkungan yang tidak
Kesuksesan sebuah keluarga tentunya menganggap penting pengetahuan mengenai
tidak terlepas dari peran penting orang tua. risiko pernikahan dini serta anggapan dari
Hasil penelitian yang dilakukan oleh masyarakat yang tabu jika membahas atau
Wahyuningsih & Nurul (2016) menyebutkan mencari tahu mengenai kesehatan reproduksi.
bahwa tingkat kejadian pernikahan dini pada Faktor lingkungan yang dimaksukan adalah
perempuan di bawah usia 21 tahun memiliki orang tua dan keluarga yang mempunyai
hubungan erat dengan peran orang tua. Saat anggota remaja. Rendahnya pengetahuan
peran orang tua baik maka tingkat kejadian remaja mengenai KRR berdampak pada
pernikahan dini akan menurun, sebaliknya jika
174 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 168–177

perilaku seksual remaja menuju ke arah yang informasi melalui media audio visual mampu
sangat membahayakan. menimbulkan kesan yang lebih baik. Televisi
Penelitian lain juga menyatakan bahwa mempunyai kemampuan dalam membangun
bahwa terdapat perbedaan pengetahuan tentang image, pesan yang disampaikan melalui
kesehatan reproduksi pada remaja setelah televisi mempunyai cakupan, jangkauan dan
dilakukan paparan informasi mengenai KRR di repetisi yang tinggi dan dapat menampilkan
mana sebelum dilakukan paparan dan pesan multimedia (suara, gambar, dan animasi)
dilakukan uji coba awal didapatkan hasil yang dapat lebih mudah menarik perhatian
bahwa remaja yang memiliki pengetahuan para pemirsanya.
kurang sebanyak 88,5% dan yang memiliki Penelitian lain juga menyebutkan bahwa
pengetahuan baik sebanyak 11,5%. Setelah televisi merupakan media pengantar pesan
dilakukan paparan informasi mengenai KRR informasi ke masyarakat luas dalam
melalui metode penyuluhan dengan penyampaian informasi yang terkait kebijakan,
menggunakan media berupa slide power point respon ataupun nasehat kepada masyarakat
dan leaflet sebagai pendukung media (Mukaromah & Onny, 2016). Melalui media
penyuluhan yang kemudian dilanjutkan dengan televisi yang menampilkan audio visual,
pelaksaan post-test maka didapatkan hasil masyarakat menjadi mudah memahami dan
bahwa remaja yang memiliki pengetahuan memaknai pesan yang di sampaikan melalui
kurang sebanyak 46,2% dan yang memiliki televisi. Penelitian yang dilakukan oleh
pengetahuan baik sebanyak 53,8%. Hal ini Soedarsono (2012) juga menyebutkan bahwa
menunjukkan bahwa terdapat hasil yang sangat kegiatan yang berorientasi pendidikan terutama
berbeda mengenai tingkat pengetahuan pada dalam hal penyebaran informasi tidak cukup
remaja sebelum dan sesudah terpapar oleh dilakukan di dalam koloni keluarga, kelompok
informasi mengenai KRR (Madinah, et.al., sosial maupun masyarakat saja, peran yang
2017). begitu besar dari media massa terutama televisi
Informasi mengenai KRR ini bisa dalam memberikan pengaruh terhadap
didapatkan dari berbagai macam sumber baik khalayak penonton (Soedarsono, 2012).
yang bersumber dari media massa, media Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat
elektronik maupun media cetak. disimpulkan bahwa dalam rangka
Hasil dari SDKI KRR 2017 menyebutkan mengoptimalkan program GenRe yang
bahwa televisi masih merupakan media berkaitan dengan penyampaian informasi
informasi yang paling populer; 81% remaja mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja
wanita dan 77% remaja pria menonton televisi (KRR) media massa televisi masih merupakan
paling sedikit sekali dalam seminggu. pilihan utama yang dapat digunakan.
Keterpajanan terhadap media informasi lainnya Penyampaian pesan-pesan yang komunikatif,
seperti media cetak dan radio mulai terbatas. edukatif dan persuasif serta yang bersifat
Hal ini sesuai dengan data dari hasil penting maupun yang berupa iklan dapat
survey indikator RPJMN tahun 2017 yang disampaikan melalui media televisi dengan
menggambarkan bahwa di Indonesia dan Jawa tidak mengesampingkan penyampaian pesan
Timur keluarga yang mempunyai anggota melalui media komunikasi yang lain demi
keluarga berusia remaja mengetahui informasi suksesnya program GenRe.
mengenai KRR dari media televisi yakni di Sumber informasi mengenai KRR dapat
Indonesia sebesar 88,20% dan di Jawa Timur disampaikan oleh tenaga kesehatan, guru, dan
sebesar 90,20%. tokoh masyarakat serta tokoh agama di sekitar
Televisi merupakan salah satu media para remaja dan orang tua/keluarga yang
elektronik yang sampai dengan saat ini masih mempunyai anggota keluarga yang berusia
paling banyak digunakan oleh masyarakat. remaja
Televisi memiliki pengaruh yang sangat besar Data dari hasil survei indikator RPJMN
jika dibandingkan media massa lainnya. Hal tahun 2017 juga menggambarkan bahwa di
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Indonesia dan di Jawa Timur keluarga yang
oleh Lago (2017) menyebutkan bahwa televisi mengetahui informasi tentang KRR sebagian
merupakan media informasi yang menjadi besar berasal dari Bidan atau perawat yakni di
media massa yang mengingatkan khalayak Indonesia sebesar 45,60% dan di Jawa Timur
sasaran terhadap pesan yang disampaikan. sebesar 42,20%. Selain Bidan/perawat Dari
Penggunaan televisi dalam penyampaian table tersebut juga menggambarkan bahwa
Rini dan Tjadikijanto, Gambaran Program Generasi Berencana… 175

petugas Petugas Lapangan Keluarga Berencana Upaya penyebarluasan informasi mengenai


(PLKB) dan Penyuluh KB juga mempunyai KRR baik melalui media massa, media
peran yang besar dalam menyampaikan elektronik, media cetak maupun melalui
informasi mengenai KRR. petugas kesehatan dan tokoh masyarakat harus
Penelitian yang dilakukan oleh Erlina senantiasa di tingkatkan baik dari segi
Hayati, et.al., (2016) menyebutkan bahwa kuantitatif dan kualitatif demi suksesnya
petugas kesehatan khususnya bidan memiliki program GenRe di masa yang akan datang.
peran yang sangat penting dalam
menyampaikan informasi kepada masyarakat Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat
termasuk informasi mengenai KRR. Informasi dan Konseling Remaja/
Penyampaian informasi ini dapat dilakukan Mahasiswa (PIK Remaja / Mahasiswa)
melalui komunikasi persuasif. Komunikasi PIK Remaja/Mahasiswa merupakan salah
persuasif merupakan suatu proses komunikasi satu bentuk kegiatan yang dikembangkan oleh
dimana terdapat usaha untuk meyakinkan program GenRe yang sistem pengelolaannya
orang lain agar publiknya berbuat dan dari, oleh dan untuk Remaja/Mahasiswa.
bertingkah laku seperti yang diharapkan orang Kegiatan dalam PIK Remaja/Mahasiswa
yang menyampaikan pesan. Komunikasi diantaranya adalah pemberian informasi dan
persuasif yang dilakukan tenaga kesehatan konseling tentang PUP, delapan fungsi
pada saat konseling dan penyampaian keluarga, dan tiga ancaman bagi remaja yang
informasi dapat mempengaruhi pengetahuan dikenal dengan istilah TRIAD KRR yang
dan sikap responden untuk memahami dan meliputi seksualitas, HIV dan AIDS serta
mematuhi pesan yang disampaikan. NAPZA, ketrampilan hidup, gender dan
Bidan/perawat dan Petugas Lapangan ketrampilan advokasi dan KIE (Komunikasi,
Keluarga Berencana (PLKB)/Penyuluh KB Informasi dan Edukasi) (BKKBN, 2014).
mempunyai peran yang sangat penting dalam BKR merupakan suatu bentuk kegiatan
mendukung suksesnya program GenRe yang dikembangkan program GenRe yang
khususnya yang terkait dengan KRR. Oleh mempunyai anggota para keluarga yang
karena itu petugas kesehatan harus senantiasa mempunyai remaja berusia 10-24 tahun.
meningkatkan kinerja dan menjaga mutu Tujuan dari kegiatan BKR adalah untuk
kinerjanya khususnya dalam hal penyampaian meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
informasi mengenai Kesehatan Reproduksi orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam
pada remaja dan keluarganya dan tetap pengasuhan, pembinaan dan pengawasan
mengembangkan kerjasama pada stake holder tumbuh kembang remaja, meningkatkan
terkait, lintas program dan lintas sektor dengan kesertaan para orang tua/keluarga lainnya
melibatkan semua unsur yang terdapat dalam dalam kegiatan pembinaan dan kemandirian
masyarakat guna mengoptimalkan program ber KB (BKKBN, 2012).
GenRe. Berdasarkan hasil dari trend rekapitulasi
Indeks pengetahuan mengenai KRR baik keluarga jadi sasaran pembinaan ketahanan
pada remajanya sendiri maupun pada keluarga keluarga kelompok BKR Provinsi Jawa Timur
yang memiliki remaja yang berasal dari media periode Desember 2017 sampai dengan bulan
maupun dari petugas yang menyampaikan Juni Tahun 2018 didapatkan data bahwa
informasi di Indonesia dan di Jawa Timur keluarga yang menjadi sasaran kelompok BKR
masih sangat rendah yakni baru mencapai Provinsi Jawa Timur pada bulan Desember
37,6% dan pada tahun 2017 mulai terjadi 2017 sebesar 25,67%. Tetapi sampai dengan
peningkatan trend setelah turun drastis pada bulan Juni tahun 2018 persentase keluarga jadi
tahun 2016. Melihat gambaran trend indeks sasaran kelompok BKR Provinsi Jawa Timur
pengetahuan mengenai KRR baik pada turun menjadi 24,72 %. Penurunan trend
remajanya sendiri maupun pada keluarga yang tersebut menunjukkan bahwa paya untuk
memiliki remaja tersebut maka perlu dilakukan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
upaya yang serius dalam meningkatkan orangtua serta anggota keluarga lainnya dalam
penyebarluasan informasi mengenai. Sesuai pengasuhan, pembinaan dan pengawasan
dengan Renstra BKKBN 2015-2019 tumbuh kembang para remaja, upaya untuk
menyebutkan bahwa indeks pengetahuan meningkatkan kesertaan para orang
remaja tentang KRR pada tahun 2018 harus tua/keluarga lainnya dalam kegiatan
mencapai 51% dari total remaja yang ada.
176 Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7, No. 2 Desember 2018: 168–177

pembinaan dan kemandirian ber KB juga Gorontalo. Jurnal Keluarga Berencana, [e-
mengalami penurunan. Hal tersebut juga journal] 2 (1): pp. 34–42.
menunjukkan bahwa program BKR belum BKKBN. 2012. Pengelolaan Bina Keluarga
berjalan secara Optimal. Mengingat bahwa Remaja (BKR). Jakarta: Badan
BKR merupakan salah satu kegiatan yang Kependudukan dan Berencana Nasional
menjadi suksesnya program Generasi Direktorat Bina Ketahanan Remaja.
Berencana maka masalah tersebut perlu kita BKKBN. 2014. Pedoman Pengelolaan Pusat
waspadai dan perlu mendapatkan penyelesaian. Informasi dan Konseling (PIK R/M).
Jakarta: Drektorat Bina Ketahanan Remaja.
BKKBN Provinsi Jawa Timur. 2014. GenRe
SIMPULAN DAN SARAN Generasi Berencana. Surabaya: Perwakilan
Simpulan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur.
Program GenRe yang dilaksanakan di
BKKBN. 2017a. Survei Indikator Kinerja
Indonesia dan di Jawa Timur berdasarkan hasil
Program KKBPK RPJMN Keluarga.
Survei Indikator RPJMN 2017 masih belum
Jakarta: Badan Kependudukan dan
berjalan dengan baik Hal ini ditunjukkan
Berencana Nasional.
dengan belum berhasilnya pelaksanaan
BKKBN. 2017b. Survei Kependudukan,
Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
Keluarga Berencana, Kesehatan
di mana angka pernikahan pada remaja masih
Reproduksi Remaja dan Pembangunan
tinggi dan masih rendahnya keterpaparan
Keluarga di Kalangan Remaja Indonesia.
informasi pada remaja dan keluarganya
Jakarta: Badan Kependudukan dan
mengenai KRR, BKR dan PIK R/M.
Berencana Nasional.
Saran Desiyanti, I.W. 2015. Faktor-Faktor yang
Berhubungan Terhadap Pernikahan Dini
Dalam rangka mengoptimalkan Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan
pelaksanaan program GenRe hal yang di Mapanget Kota Manado. Jikmu, [e-journal]
sarankan dari hasil analisis penelitian ini di 5 (2), pp. 270–280.
antaranya adalah dengan meningkatkan Hayati, E., Amir, P., Asfriyati. 2016. Pengaruh
pengetahuan dan kesadaran melalui Komunikasi Persuasif Bidan Terhadap
keterpaparan informasi yang berkaitan dengan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
PUP, KRR, BKR dan PIK Remaja/ Mahasiswa Pemberian MP-ASI Di Desa Pasar Maga
baik melalui media massa maupun melalui Kecamatan Lembah Sorik Merapi
informasi yang disampaikan oleh petugas Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016.
kesehatan dan tokoh masyarakat pada remaja Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial
dan keluarga yang mempunyai anggota Humaniora, [e-journal] 1 (2): pp. 72–79.
keluarga berusia remaja serta pada masyarakat Lago, M.N. 2017. Eksploitasi Tubuh
luas, meningkatkan dan menjalin erat kerja Perempuan Di Media Televisi (Analisis
sama lintas program di lingkup internal dan Semiotika Makna Pesan Iklan Cat Avian
lintas sektor di wilayah eksternal yang meliputi Syntetic Versi Awas Cat Basah). Jurnal
semua jejaring dan jaringan kerja di wilayah Online Kinesik, [e-journal] 30 (2): pp. 30–
kerja BKKBN provinsi Jawa Timur dalam 36.
upaya optimalisasi pelaksanaan Program Madinah, S., Rahfiludin, Z., Nugrahaeni, S.A.
GenRe yang terdiri dari tiga hal penting di 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
antaranya PUP, KRR, BKR dan PIK Reproduksi Terhadap Tingkat Pengetahuan
Remaja/mahasiswa. Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, [e-journal]
DAFTAR PUSTAKA 5 (1): pp. 332–340.
Mahfudin, A., Khoirotul, W. 2016. Pernikahan
BPS. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia Dini dan Pengaruhnya terhadap Keluarga di
Indonesia Population Projection 2010- Kabupaten Sumenep Jawa Timur. Jurnal
2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Hukum Keluarga Islam, [e-journal] 1 (1):
Banderan, D.W.K., Dali, R., Lapolo, N. 2017. pp. 33–49.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Perkawinan Usia Muda di Provinsi Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang
Rini dan Tjadikijanto, Gambaran Program Generasi Berencana… 177

Upaya Kesehatan Anak. Jakarta: Soedarsono, D.K. 2012. Pesan Komunikasi


Kementerian Kesehatan Republik Pendidikan Di Media Televisi. Jurnal
Indonesia. Ilmiah Komunikasi |MAKNA, [e-journal] 2
Mukaromah, A., Onny, F.S. 2016. Komunikasi (2): pp. 49–57.
Eksternal Divisi Hubungan Masyarakat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Kepolisian Republik Indonesia. Jurnal 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Utilitas, [e-journal] 2 (1): pp. 30–38. Kependudukan dan Pembangunan
Oktavia, E.R., Agustin, F.R., Magai, N.M., Keluarga. Jakarta: Kementerian
Cahyati, W.H. 2018. Pengetahuan Risiko Koordinator Bidang Pembangunan
Pernikahan Dini pada Remaja Umur 13-19 Manusia dan Kebudayaan Republik
Tahun. Higeia Journal of Public Health, [e- Indonesia.
journal] 2 (186): pp. 239–248. Wahyuningsih, S.A., Nurul, S. 2016.
Purwaningsih, E., Ria, T.S. 2014. Hubungan Hubungan Tingkat Kejadian Pernikahan
Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Dini Dengan Peran Orang Tua Pada
Pernikahan Usia Dini di Desa Jambu Kidul, Perempuan Di Bawah 21 Tahun Di desa
Ceper, Klaten. Journal Involusi Kebidanan, Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten
[e-journal] 4 (7), pp. 1–12. Sleman Yogyakarta. Naskah Publikasi.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai