Anda di halaman 1dari 142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI DESKRIPTIF
STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU
MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Meraih Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:
Nama : VINCENTIUS AWAN HANANTO
NIM : 019114005

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI DESKRIPTIF
STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU
MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh


Nama : Vincentius Awan Hananto
NIM : 019114005

Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal 12 Februari 2009


dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Nama Lengkap Tanda Tangan

Penguji I A.Tanti Arini, S.Psi., M.Si.

Penguji II Dr. Ch. Siwi Handayani, S.Psi., M.Si.

Penguji III MM. Nimas Eki Suprawati, S.Psi., M.Si.

Yogyakarta, 22 April 2009


Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tetapkanlah satu pilihan terbaik


dari sekian banyak alternatif pilihan
dan
bertanggung jawablah atas pilihan mu itu.

When money is lost,


nothing is lost
When health is lost,
something is lost
When character is lost,
everything is lost
….…..

KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANAKU INI UNTUK :

Kemuliaan-Nya, Semua yang kucinta dan mencintaiku, Bapak, Ibu, yang

kusayangi, semua sahabat-sahabat terkasihku, dan kau yang begitu sempurna

di hatiku. Terima kasih untuk semua yang indah ini.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa, skripsi yang telah saya susun ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Februari 2009


Penulis

Vincentius Awan Hananto

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA


ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Vincentius Awan Hananto


Nomor Mahasiswa : 019114005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI DESKRIPTIF
STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN PECANDU MINUMAN
BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 April 2009

Yang menyatakan,

( Vincentius Awan Hananto )

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A DESCRIPTIVE STUDY OF COPING STRATEGY STUDENT FORMER


LIQUOR IN FACING PROBLEM GENERATING STRESS

Vincentius Awan Hananto


University Sanata Dharma Yogyakarta
2008

This research done based on phenomenon that student former liquor has strong
desire to take to alcohol when facing problem generating stress, and the situation will
make former the liquor does various business to master, assuages, or eliminates various
pressures experienced by its the which in this research conceived of coping strategy.
Basically coping strategy is behaviour or effort for individual to face problem and is
specific response to situation that full of pressure.
This research applies qualitative research with study diskriptif. Purpose of this
research is to know strategy coping applied by student former liquor, and how coping
strategy process. Responder in this research is 4 ( four) student former liquor which has
experienced minimum dependency during 3 year and having age between 24-27 years.
To explain behavior and identifies subject problem, this research applies interview
method. Data analysis done with (1) Does interview transcript, (2) Does coding data, that
is by using tables to facilitate comprehends data. (3) Makes conclusion from data which
has collected.
From data analysed obtained result that, strategy coping experienced by by
student former liquor can emerge in the form of strategy coping without consuming
alcohol, that is PFC (Problem Focused Coping) : actif coping, planning, seeking social
support instrumental for of reasons, suppresion of competing, restraint coping and EFC
(Emotion Focused Coping): positive reinterpretation and growth, acceptance, bounces
disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for emotional
reasons and turning to religion
That student former liquor is not annoyed with problem generating stres especially faces
desire to return to beverage alcohol, hence student former liquor need support from area,
good of family and public

Keywords : alcoholic addict, strategy coping

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

STUDI DESKRIPTIF STRATEGI COPING MAHASISWA MANTAN


PECANDU MINUMAN BERALKOHOL DALAM MENGHADAPI
MASALAH

Vincentius Awan Hananto


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008

Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena bahwa mahasiswa mantan


pecandu minuman beralkohol mempunyai keinginan yang kuat untuk lari ke
alkohol ketika menghadapi masalah, dan keadaan tersebut akan membuat mantan
pecandu minuman beralkohol tersebut melakukan berbagai usaha untuk
menghadapi masalah yang dialaminya yang dalam penelitian ini disebut sebagai
strategi coping. Pada dasarnya strategi coping adalah tingkah laku atau usaha
individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang spesifik terhadap
situasi yang penuh tekanan.
Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif dengan studi diskriptif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi coping yang digunakan
oleh mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol. Subjek dalam studi
diskriptif ini adalah 4 (empat) mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol
yang telah mengalami ketergantungan minimal selama 3 tahun dan berusia antara
24-27 tahun. Untuk menjelaskan perilaku dan mengidentifikasikan masalah
subjek, penelitian ini menggunakan metode wawancara. Analisis data dilakukan
dengan (1) Melakukan transkrip wawancara, (2) Melakukan coding data, yaitu
dengan menggunakan tabel untuk memudahkan memahami data. (3) Membuat
kesimpulan dari data yang sudah terkumpul.
Dari data yang dianalisis diperoleh hasil bahwa, strategi coping
mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol bisa muncul dalam bentuk PFC
(Problem Focused Coping) actif coping, planning, seeking social support for
instrumental reasons, suppresion of competing, restraint coping dan EFC
(Emotion Focused Coping) positive reinterpretation and growth, acceptance,
mental disengagement, alcohol drug disengagement, seeking social support for
emotional reasons dan turning to religion. Agar mahasiswa mantan pecandu
minuman beralkohol tidak terganggu dengan masalah yang menimbulkan stres
terutama menghadapi keinginan untuk kembali ke minuman beralkohol, maka
mahasiswa mantan pecandu minuman beralkohol membutuhkan dukungan dari
lingkungan, baik keluarga dan masyarakat.

Kata kunci : alkoholik, strategi coping

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kuucapkan pada Jesus Kristus, atas berkat, perlindungan, dan

bimbinganNya yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Banyak halangan dan hambatan untuk menyelesaikan skripsi ini, sehingga

dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua yang sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini.

Ucap syukur dan terima kasih kepada :

1. Ibu Tanti Arini, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberi bimbingan, petunjuk, dan saran-saran hingga penulisan skripsi ini

selesai. Terima kasih juga karena waktunya yang begitu sibuk.

2. Ibu dan Bapakku tercinta yang telah dengan tulus dan sabar mendoakan, menjadi

sarana dan memberi kesempatan untukku ada di dunia ini.

3. Mas Rendra, mba Lusy, mas Yo dan keluarga besar yang telah banyak memberikan

dukungan serta doa.

4. myEve yang telah banyak memberikan dukungan berupa waktu, tenaga, dan pikiran

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas kepercayaan serta kesabaran

yang telah diberikan kepadaku.

5. Management, staff, dan crew serta para mitra usaha Chicken and Shake. Let’s Shake

Totally.

6. Poncowati Group yang selalu member motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Finnaly I’m done brother.

7. Prof. Sugeng yang telah banyak member input materi dalam skripsi ini

8. Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas Muji dan semua Sadhar crews, Thanks

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

for the support!!

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis,

Vincentius Awan Hananto

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………..………………………………………….................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………................... ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………...…….……………….................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………................... iv

HALAMAN MOTTO…………………………...…………………………................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………...………………………................ vi

ABSTRAK...........………………………………………………………….................. viii

ABSTRACT…………………………..…………………………………...................... ix

KATA PENGANTAR……………………................................................................... ix

DAFTAR ISI………………………………………………………….......................... x

DAFTAR TABEL…………...……………………………………………................... xv

DAFTAR GAMBAR………..……...………………………………............................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN……………...……………………………............................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………................. 1

B. Rumusan Masalah……….........……………………………………................. 9

C. Tujuan Penelitian…...........…………………………………………................ 9

D. Manfaat Penelitian.........……………………………………………................ 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Minuman Beralkohol..........…………………………………………............. 10

1. Pengertian Minuman Beralkohol.............................................................. 10

2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol.............................................................. 11

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Efek Minuman Beralkohol........................................................................ 12

4. Pecandu Alkohol....................................................................................... 12

5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu Minuman

Beralkohol.................................................................................................. 14

6. Mantan Pecandu Alkohol........................................................................... 16

7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol.............................. 16

B. Stress dan Coping……….........……………………………………................ 18

1. Stress.......................................................................................................... 18

a. Pengertian Stress.................................................................................. 18

b. Sumber Stress....................................................................................... 18

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress........................................... 20

d. Pendekatan-Pendekatan Stress............................................................. 21

e. Gejala Stress......................................................................................... 22

2. Coping.…………………………………………………………………. . 24

a. Pengertian Coping................................................................................ 24

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping........................................ 32

C. Mahasiswa........................................................................................................ 33

D. Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu

Alkohol............................................................................................................. 35

E. Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masaslah….. 35

F. Pertanyaan Penelitian.................................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................... 38

B. Subjek Penelitian…................................................................................... 39

C. Metode Pengumpulan Data........................................................................ 40

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Keabsahan Data Penelitian......................................................................... 42

1. Kredibilitas.......................................................................................... 42

2. Konfirmabilitas................................................................................... 44

E. Metode Analisis Data................................................................................ 45

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian.............................................................................. 47

1. Persiapan Penelitian............................................................................ 47

2. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 47

3. Proses Penelitian.................................................................................. 48

B. Hasil Penelitian........................................................................................... 51

1. Data Demografi Subjek…................................................................... 51

2. Hasil Analisis Per Subjek…..………………...................................... 52

a. Subjek 1…………………………………………………………. 52

1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 52

2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1

dan Strategi Copingnya…………………………….………… 56

b. Subjek 2…………………………………………………………. 59

1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 59

2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan

Strategi Copingnya…………………………………………… 62

c. Subjek 3…………………………………………………………. 67

1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 67

2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3

dan Strategi Copingnya……………………………………… 69

d. Subjek 4…………………………………………………………. 72

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi……………….. . 72

2. Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4

dan Strategi Copingnya…………………….………………… 74

3. Hasil Analisis 4 Subjek…………………………………………………. 78

C. Pembahasan………………………………………………………………… 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 96

B. Saran............................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 100

LAMPIRAN.............................................................................................................. 103

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Demografi Responden............................................................... 51

Tabel 2. Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti

Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 55

Tabel 3. Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya………... 58

Tabel 4. Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti

Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 62

Tabel 5. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………... 64

Tabel 6. Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti

Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 69

Tabel 7. Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya………... 70

Tabel 8. Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alcohol, Menjadi Pecandu dan Berhenti

Mengkonsumsi Alkohol …….......................................................... 74

Tabel 9. Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya………... 76

Tabel 10. Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu, dan

Berhenti Mengkonsumsi Alkohol………………………………….. 78

Tabel 11. Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah

Menjadi Mantan Pecandu……… ………………………………….. 80

Tabel 12. Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek Awal Memutuskan Berhenti- Setelah

Menjadi Mantan Pecandu……… ………………………………….. 81

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Skema I. Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol Sampai Menjadi

Mantan Pecandu Alkohol................................................................................ 36

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Persetujuan Subjek………………………………………………………. 103


Verbatim dan Koding.............................................................................................. 107

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Negara Afrika, Amerika

Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia

hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau-pulau terpencil di

Indonesia kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia

yang utama. Kecanduan alkohol menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan,

merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal.

Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini

(Garry, 2000).

Terjadinya perubahan hidup di Indonesia, globalisasi, industrialisasi

disertai cepatnya arus informasi berpengaruh terhadap perubahan drastis

meningkatnya pemakaian minuman beralkohol tinggi atau sering disebut

minuman keras (miras) di kalangan anak muda. Peningkatan penyalahgunaan

NAPZA dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1. Data Penyalahgunaan NAPZA Indonesia

2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total


Narkotika 1.907 2.040 9.929 3 .874 8 .171 9 .422 29.343
Psikotropika 1.648 1.632 2 .590 3 .887 6 .733 5 .658 22.148
Bahan Adiktif 62 79 6 21 6 48 1 .348 2 .275 5.033
Jumlah Total 3.617 3.751 7.140 8.409 16.252 17.355 56.524
Kenaikan (%) - 3,7 90,3 17,8 93,3 6,8 205
Sumber: Dit IV/Narkoba, Desember 2006

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Masalah kenakalan remaja seputar pecandu alkohol yang terjadi di kota-kota

besar dinilai banyak pihak sudah sampai pada tataran yang memprihatinkan,

karena gaya hidup seperti itu cenderung diimitasi kalangan generasi muda di

segala lapisan masyarakat bahkan sampai di pelosok-pelosok desa. Jumlah

pengkonsumsi alkohol belakangan ini menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan, di tempat-tempat tontonan dan tempat-tempat kongkow di pinggir

jalan pasti dijumpai orang-orang berbau ”naga”, istilah bagi orang yang

menengak miras. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan, perbuatan menenggak

miras belakangan ini sudah dianggap hal biasa yang dapat dilakukan secara bebas

oleh para peminum alkohol.

Peminum alkohol adalah orang yang mengkonsumsi minuman keras, yaitu

minuman beralkohol yang mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya

bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya.

Hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya bergantung (dependent)

kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang

yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum minuman keras dalam

takaran yang makin tinggi. Mulai dari pemakaian coba-coba, penyalahgunaan

berkala, kebiasaan, pergaulan, sampai pemakaian rutin dan kecanduan.

Joewana (1989) menjelaskan bahwa perilaku minum minuman keras atau

alkohol memiliki beberapa tahap yaitu : tahap coba-coba, merupakan tahap awal

pengenalan terhadap obat-obatan dan alkohol, tahap ini dapat menyebabkan

seseorang menjadi pemakai secara kadang-kadang atau justru berhenti sama

sekali setelah merasakan bahan bahan tersebut. Tahap ketergantungan, seseorang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

telah menjadi pemakai tetap obat-obatan dan alkohol, pada tahap ini telah ada

gangguan fisik, sosial pada pemakai.

Subandi (1995) menyebutkan bahwa tahapan/tingkatan penyalahgunaan

NAPZA sebagai berikut : (1) Tahap coba-coba atau perkenalan, di mana orang

sekedar ingin tahu dan merasakan barang tersebut tetapi juga ada yang terpaksa

menggunakan karena mendapat tekanan teman-temannya. (2) Tahap rekreasional

atau setelah seseorang mencoba sekali atau dua kali, mungkin dia akan berhenti

atau semakin sering memakai karena merasakan adanya kenikmatan. (3) Tahap

reguler, seseorang menggunakan secara tetap, meskipun tidak ada acara yang

khusus. Tahap ini sudah ada perubahan fisik dan perilaku, gejala ketagihan mulai

muncul, sehingga tindak kriminalpun sering terjadi. (4) Tahap kompulsif,

seseorang sudah sangat tergantung, perubahan fisik dan perilaku semakin

menonjol, biasanya darahnyapun sudah mengandung narkotik, kalau dalam waktu

tertentu tidak mendapat narkoba akan timbul gejala ketagihan dan yang paling

parah bisa mengalami psikosa bahkan ada yang meninggal dunia.

Seorang peminum alkohol yang telah sampai pada tahap kompulsif akan

sulit sekali menghentikan kebiasaan minum alkohol. Masyarakat awam menyebut

seseorang yang telah sampai pada tahap kompulsif ini dengan sebutan pecandu

alkohol.

Menurut Hawari (2003) ada tiga kelompok penyalahgunaan NAPZA yaitu

kelompok ketergantungan pertama yang dapat ditandai dengan kepribadian yang

tidak stabil, cemas, depresi. Kelompok ketergantungan kedua yang ditandai

dengan kepribadian anti sosial. Kelompok ketergantungan ketiga terutama


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kelompok ini terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh

lingkungan dan tekanan kelompok sebaya.

Menurut DepKes RI (2000) bahwa penyalahgunaan NAPZA mempunyai

dimensi yang luas dan kompleks, baik dari sudut medis, psikiatrik, kesehatan

jiwa, maupun psikososial. Penyalahgunaan NAPZA adalah penyakit kronik yang

berulangkali kambuh, yang hingga sekarang belum ditemukan upaya

penanggulangan secara universal baik dari sudut prevensi, terapi, maupun

rehabilitasi.

Efek penggunaan NAPZA berbeda pada setiap orang tergantung berapa

banyak digunakan, cara pemakaian, seberapa sering digunakan, dan bagaimana

kondisi badan yang bersangkutan. Pengaruh yang bisa ditimbulkan menurut

panduan NAPZA DinKes DIY (2002) sebagai berikut:

1. Jangka pendek :

Kenikmatan sesaat: menghilangkan stress, perasaan gembira dan bebas yang

terus menerus, menghilangkan rasa sakit-lapar serta menimbulkan gairah

bercinta. Penurunan fungsi tubuh: sulit bernafas, tekanan darah dan jantung

melemah, pupil mata mengecil, mengantuk, pemakai merasa hangat, berat.

Dosis yang tinggi menyebabkan mabuk dan muntah. Dosis yang berlebihan

menyebabkan pernafasan menjadi lemah, suhu tubuh menurun dan denyut

jantung menjadi tidak teratur. Ketika napas menjadi lemah akan

menghentikan fungsi alat tubuh sehingga kematianpun terjadi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jangka panjang

Dapat menyebabkan impotensi, kekebalan tubuh menurun, masa bodoh,

lamban, gangguan haid, dan mengganggu janin jika hamil. Alkohol

menyebabkan gangguan lambung, kanker, saluran pencernaan, gangguan

syaraf tepi.

Efek lain dari pecandu alkohol adalah pecandu akan tergantung secara

fisik dan psikologis (kejiwaan) karena alkohol merupakan anti depresan yang

memperlambat kegiatan-kegiatan bagian otak dan sistem syaraf. Hal ini tidak

saja mengganggu pecandu sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya,

khususnya keluarga dekat ( Joyce, 1999).

Pestonjee (1992) menyatakan bahwa para pecandu alkohol sering tidak

kuasa menghadapi efek ketergantungan dari alkohol dan mereka merasa

kesulitan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Hal ini menjadi masalah bagi

mereka, karena efek ketergantungan terhadap alkohol tersebut sangat

menganggu aktivitas sehari-hari. Tidak jarang pecandu alkohol merasa

tertekan, mengalami konflik internal maupun eksternal, bahkan menjadi

frustasi akibat dari ketergantungan terhadap alkohol. Para pecandu

mempunyai harapan untuk dapat mengendalikan emosi yang bergejolak dalam

dirinya ketika menghadapi ketergantungannya terhadap alkohol. Keadaan

tersebut akan membuat seseorang melakukan berbagai usaha untuk

menguasai, meredakan, atau menghilangkan berbagai tekanan yang

dialaminya. Individu yang menghadapi masalah akan berusaha untuk

merespon agar dampak yang ditimbulkan berkurang atau hilang. Tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

atau usaha individu untuk menghadapi masalah merupakan respon yang

spesifik terhadap situasi yang penuh tekanan. Menurut Parry (1992) berbagai

usaha yang dilakukan tersebut dikenal dengan strategi mengatasi masalah.

Mengenai proses kesembuhan dari ketergantungan alkohol, para ahli

percaya bahwa perkembangan yang dicapai dalam proses penyembuhan

ketergantungan biasanya lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar

mengambil keputusan untuk berhenti minum. Terkadang keluarganya

mengambil keputusan untuk tidak lagi melindungi peminum itu sampai orang

itu sendiri melihat akibat-akibat yang parah dari tingkah lakunya. Perubahan

tidak pernah benar-benar terjadi sebelum peminum membentur garis yang

terbawah, mengalami akibat yang begitu menyedihkan dari perbuatannya, dan

mengakui bahwa dirinya tak dapat dikendalikan lagi. Apabila seseorang telah

memutuskan untuk benar-benar tidak mengkonsumsi alkohol maka orang

tersebut disebut mantan pecandu alkohol (Garry, 2000 ).

Mantan pecandu alkohol adalah orang yang merasakan alkohol

sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka

memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka

sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur

berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk

apapun. Mereka menjalankan hidup bersih dari alkohol

(Joyce,1999).

Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan

terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang mana

individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan memberikan

reaksi yang berbeda dalam menghadapinya.

Lazarus (dalam Stone & Neale, 1984) mengemukakan pendapat bahwa

strategi coping adalah tingkah laku yang mengarah pada pemecahan masalah

untuk membebaskan diri dari bahaya yang nyata atau tidak nyata. Tingkah

laku tersebut melibatkan pikiran yang secara sadar digunakan untuk mengatasi

dan mengontrol perasaan dan pengalaman seseorang yang ditimbulkan oleh

situasi yang menekan.

Permasalahan yang sering dihadapi para mantan pecandu alkohol

adalah jika mereka mengalami stres atau tekanan maka ada keinginan untuk

lari ke alkohol. Menurut Heriadyi Willy (2005) salah satu problema terberat

bagi mantan pecandu adalah mendapatkan kepercayaan dari orang lain,

sehingga mereka merasa diasingkan. Sering ketika seorang pecandu yang

telah berhenti, kemudian tidak dipercayai, maka ia merasa tidak kuat dan

akhirnya kembali lagi menggunakan alkohol. Dari latar belakang di atas,

peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh lagi bagaimana strategi coping para

mantan pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.

Strategi coping yang digunakan berfungsi untuk mengurangi masalah

dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang baru. Penggunaan strategi

tersebut lebih memiliki kecenderungan untuk individu yang mengalami stress

dan mengalami keyakinan dapat mengubah situasi. Fungsi strategi coping

yang lain adalah mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan alkohol, bagaimana

meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif.

Individu bila dihadapkan dengan kondisi ketidakmampuan untuk mengubah

kondisi yang penuh dengan stress maka individu yang bersangkutan akan

cenderung untuk mengakui emosinya.

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa. Secara sosiologis

mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok masyarakat yang

merupakan generasi penerus bangsa. Disamping sarat dengan prestise dan

kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban moral dan tanggung jawab

sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral dan tanggung jawab sosial

ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa, yang merupakan sumber

stress.

Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa

menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke alkohol untuk sekedar melupakan

permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang

merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di

daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan

kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran

gelap dan penyalahgunaan alkohol. Selama ini yang menjadi sasaran para

pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa. Jika hal ini tidak

mendapatkan perhatian serius maka dimungkinkan beberapa tahun kedepan

akan lahir ratusan bahkan ribuan peminum alkohol baru dari kalangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mahasiswa, yang tentu saja akan membawa dampak dengan masa depan

bangsa ini (Murdoko, 2005).

Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melihat lebih jauh

lagi bagaimana strategi coping para mantan pecandu alkohol dalam

menghadapi masalah.

B. Rumusan Masalah

Apa strategi coping yang digunakan mantan pecandu alkohol?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk

mengetahui strategi coping mantan pecandu minuman beralkohol dalam

menghadapi masalah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan wawasan bagi

perkembangan ilmu psikologi klinis, khususnya mengenai strategi coping

pecandu alkohol dalam menghadapi masalah.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai

adanya strategi dalam menyelesaikan masalah bagi pecandu alkohol


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minuman Beralkohol

1. Pengertian Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol mengandung zat ethanol. Warna dan rasanya

bermacam-macam tergantung bahan-bahan yang digunakan untuk

membuatnya. Beragam jenis minuman beralkohol: bir, anggur, brandy, arak,

whisky, berem, tuak, dan lain-lain (Joyce,1999).

Hawari (2003) menyatakan minuman beralkohol adalah jenis

minuman keras yang mengandung alkohol dan termasuk zat adiktif. Minuman

beralkohol (miras) menurut Ferko (1990) adalah obat tertua yang digunakan

oleh manusia dimasa lalu untuk pengobatan dan untuk kepentingan sosial,

namun minuman keras biasanya digunakan sebagai obat-obatan yang

disalahgunakan karena pemberian minuman keras secara berulang-ulang

selama periode tertentu akan berakibat terjadinya toleransi dan

ketergantungan fisik terhadap minuman keras meningkat.

Dollery (1991) menyatakan bahwa minuman keras dalam pengertian

umum adalah etanol, etil alkohol atau hidroksi etana, terdapat didalam

sejumlah minuman dan sediaan obat; alkohol adalah cairan tidak berwarna

dengan bau harum, rasanya pahit dan membakar; alkohol diperoleh melalui

fermentasi pati atau gula pada minuman keras, sedang alkohol untuk industri

dan pengobatan diperoleh melalui sintesis dari etilen dan asam sulfat atau

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

hidroksi etilen pada temperatur tinggi, membentuk azeotrop dengan air selama

proses destilasi,sehingga konsentrasi maksimal alkohol yang terdestilasi

adalah 94,9%.

2. Jenis-Jenis Minuman Beralkohol :

Menurut Permenkes RI no.86/Men.Kes/IV/97 minuman keras adalah

semua jenis minuman beralkohol, tetapi bukan obat, yang meliputi : minuman

keras golongan A, golongan B dan golongan C.

a. Golongan A adalah minuman keras dengan kadar etanol (C1H5OH) dari

1–5 persen, yang antara lain : Bintang Baru Bir, Champindo Anggur Buas,

San Miquel, Jinro (Korean Gingseng Wine), Tigerlarger Beer, Anker Bir,

Bali Hai Bir, dan Baby Breem.

b. Golongan B adalah minuman keras etanol 5-20 persen, yang antara lain :

Anggur Malaga, Anggur Kolesom cap 39, Whisky, Anggur Beras Kencur,

Mc.Donald (arak kolesom), dan Anggur Orang Tua.

c. Golongan C adalah minuman keras dengan kadar etanol lebih dari 20

persen hingga 55 persen, yang antara lain meliputi : Kuda Mas Brendi,

Mansion House, Mc. Donald Brandy, Orang Tua Arak, dan Kuda Pacu

Ronodikoro dan Prakosa (1992) menyatakan bahwa pemakaian zat-zat

berbahaya ini telah mempunyai sejarah yang panjang; Anggur, bir dan liqua

telah mulai dikonsumsi oleh manusia sejak tahun 8000 sebelum masehi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

3. Efek Minuman Beralkohol

Menurut Joyce (1999) Efek minuman beralkohol adalah sebagai

berikut :

a. Mengkonsumsi minunam beralkohol secara terus menerus dalam jangka

panjang dapat merusak sistem di tubuh.

b. Alkohol akan merusak fungsi otak dan sistem saraf secara permanen.

Hati merupakan organ yang berfungsi memecahkan dan mengeluarkan

alkohol dari darah. Organ vital ini akan mengalami radang hati (hepatitis),

sirosis dan kanker hati.

c. Konsumsi alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit

jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung dan stroke.

d. Jumlah alkohol yang berlebihan akan mengiritasi lambung sehingga

timbul gastritis.

e. Alkohol mengandung efek diuretik (meningkatkan jumlah urin), sehingga

jika berlebihan akan menimbulkan kerusakan ginjal.

f. Alkohol dapat meningkatkan gairah seksual, namun, bila berlebihan malah

dapat menimbulkan impotensi.

4. Pecandu Alkohol

Bila seseorang mengkonsumsi minuman yang mengandung alkohol,

zat tersebut diserap oleh lambung, masuk ke aliran darah dan tersebar ke

seluruh jaringan tubuh, yang mengakibatkan terganggunya semua sistem yang

ada di dalam tubuh. Akibat alkohol tergantung pada berbagai faktor, antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lain berat tubuh, usia, gender, dan sudah tentu frekuensi dan jumlah alkohol

yang dikonsumsi. (Joyce,1999)

Sebenarnya, hampir setiap orang dapat menjadi orang yang hidupnya

bergantung kepada obat-obatan, khususnya alkohol. Kecanduan biasanya

terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum-

minuman keras dalam takaran yang tinggi (Garry, 2000 : 177).

Alkoholisme adalah penyakit menahun yang ditandai dengan

kecenderungan untuk meminum lebih daripada yang direncanakan, kegagalan

usaha untuk menghentikan minum minuman keras dan terus meminum

minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang

merugikan Semua orang dari semua kelompok umur bisa terkena. Makin

banyak anak-anak dan orang dewasa memiliki masalah alkohol dengan

konsekuensi yang mengerikan. Alkoholisme biasanya mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dan untuk bekerja dan

menyebabkan banyak kerusakan perilaku lain ( Garry,2000).

Kalau seseorang membiasakan diri dengan minum-minuman keras,

dengan sendirinya tubuh menjadi terbiasa dengan rangsangan-rangsangan

alkohol tersebut. Untuk mencapai perasaan puas seringkali dosis minuman

keras itu harus ditambah, sampai suatu saat tubuh menjadi begitu bergantung

kepada minuman keras tersebut supaya dapat memberi reaksi yang

menyenangkan perasaan. Kemudian, si peminum itu menjadi kecanduan

secara jasmani ataupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah

kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Pecandu

Minuman Beralkohol

Penyebab seseorang menjadi pecandu alkohol belum diketahui secara

pasti, namun penggunaan alkohol bukan satu satunya faktor penyebab. Dari

orang-orang yang meminum alkohol, sekitar 10% menjadi pecandu.

Pengkonsumsi alkohol memiliki angka kejadian yang lebih tinggi

dibandingkan pecandu zat lainnya. Hal ini dikarenakan minuman keras sangat

mudah didapatkan dan mempunyai sifat adiktif (Putu.B,2002).

Alkoholisme lebih sering diderita para anak-anak pecandu dari pada

anak-anak yang diadopsi, yang memperlihatkan bahwa alkoholisme

melibatkan kelainan genetik atau biokimia. Beberapa penelitian

memperlihatkan bahwa orang yang beresiko menjadi alkoholik tidak mudah

mengalami keracunan, karena itu otak mereka kurang sensitif terhadap efek

yang ditimbulkan oleh alkohol. Selain kemungkinan kelainan genetik, latar

belakang dan kepribadian tertentu dapat menjadi faktor pendukung seseorang

menjadi pecandu. Pecandu sering berasal dari keluarga yang pecah dan dari

mereka yang hubungan dengan orang tuanya kurang harmonis. Pecandu

alkohol cenderung merasa terisolasi, sendiri, malu, depresi atau bermusuhan.

Mereka biasa memamerkan perilaku perusakan diri, dan mungkin secara

seksual tidak dewasa. Meskipun demikian, penyalahgunaan dan

ketergantungan alkohol sangat umum sehingga mudah dikenali di antara

orang-orang dengan berbagai kepribadian (Joyce,1999).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Menurut WHO (1996) faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA pada

remaja ada beberapa, antara lain sebagai berikut :

a. Faktor Individu/Perorangan

1) Adanya kepercayaan bahwa obat dapat mengatasi semua persoalan.

2) Harapan untuk dapat memperoleh kenikmatan dari efek obat yang ada.

3) Untuk dapat menghilangkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang

didirasakan.

4) Bagi generasi muda adanya tekanan kelompok sebaya untuk dapat

diterima/diakui dalam kelompoknya.

5) Sebagai pernyataan tidak puas terhadap sistem atau nilai sosial yang

berlaku.

6) Sebagai pernyataan sudah dewasa atau ikut zaman (mode).

7) Ingin coba-coba.

8) Kurang pengawasan dari orangtua.

b. Faktor lingkungan

1) Tempat tinggal berada di lingkungan peredaran atau pemakaian

narkotika, psikotropika atau zat Adiktif lainnya.

2) Bersekolah di tempat atau di lingkungan yang rawan terhadap obat

yang sering digunakan.

3) Bergaul dengan para pengedar dan para pemakai.

Siswanto (1993) menambahkan lagi dua faktor yang saling berkaitan

yang menyebabkan seseorang menyalahgunakan NAPZA yaitu : a) faktor

kemudahan mendapatkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

b) faktor khasiat narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, di mana orang

menyalahgunakan NAPZA tentu mengharap suatu khasiat dari zat tersebut.

6. Mantan Pecandu Alkohol

Mantan pecandu alkohol adalah orang yang merasakan alkohol

sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui begitu, mereka

memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri mereka

sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara jujur

berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk

apapun, mereka menjalankan hidup bersih dari alkohol (Joyce,1999).

Mengacu pada Mediacastore tersebut, mantan pecandu alkohol adalah

seseorang yang pernah mengalami kecanduan alkohol (dalam kehidupannya

sehari-hari tidak bisa melepaskan diri dari alkohol), kemudian karena adanya

suatu sebab sehingga dalam kehidupannya sehari-hari bisa lepas dari alkohol.

Dengan demikian, mantan pecandu alkohol adalah seseorang yang penah

kecanduan, namun sekarang sudah tidak lagi mengkonsumsi alkohol.

7. Organisasi-Organisasi yang Peduli Terhadap Alkohol

Saat ini banyak sekali LSM yang bergerak di bidang narkoba, mulai

dari LSM yang didirikan oleh organisasi-organisasi keagamaan sampai LSM

yang berasal dari masyarakat umum. Bidang kegiatan LSM pun bermacam-

macam, mulai dari yang mengadakan konseling, rehabilitasi pecandu,

pembinaan mantan pecandu, dan sebagainya. Selain LSM yang berasal dari

orang-orang yang belum pernah terlibat dalam penggunaan narkoba namun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

peduli terhadap korban narkoba, ada juga organisasi yang berasal dari mantan

pecandu sendiri.

Setelah bisa terlepas dari pengaruh alkohol, ada beberapa orang

mantan pecandu yang mengorganisasikan diri dan peduli terhadap pecandu

alkohol yang lain agar bisa lepas dari alkohol. Organisasi mantan pecandu

alkohol yang telah sadar dan peduli terhadap para mantan pecandu yang lain

adalah Alcoholics Anonymous. Menurut Gordon (1999) Alcoholics

Anonymous (Pecandu Alkohol Anonim) yang dikenal sebagai AA, dibentuk

pada tahun 1937, dengan pesat berkembang. AA dijalankan oleh orang yang

merasakan alkohol sebagai masalah besar dalam hidupnya. Setelah mengakui

begitu, mereka memutuskan untuk bertindak. Mereka, dengan bukti hidup diri

mereka sendiri, membuat keputusan bahwa alkohol adalah racun, dan secara

jujur berusaha membentuk gaya hidup bermutu tanpa alkohol dalam bentuk

apapun. Setelah menjalankan hidup bersih dari alkohol melalui program bantu

diri gratis ini, mereka berusaha membantu orang lain yang masih berjuang

melawan ketergantungannya terhadap alkohol.

AA kini memiliki ribuan anggota (pria dan wanita) di berbagai penjuru

dunia. Dua pertiga dari anggota AA telah membentuk landasan tetap gaya

hidup tanpa alkohol, dan lebih dari separo anggota tidak pernah minum lagi,

meski banyak orang mengatakan pecandu alkohol tidak akan pernah sembuh.

Dari program AA telah meluncur program lain seperti Narcotics Anonymous

(NA--Pecandu Narkotik Anonim), Coke Anonymous (untuk pecandu kokain),


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Ala-Teen (untuk pecandu alkohol remaja), program untuk keluarga

pecandu...dan ratusan program lainnya (Gordon,1999)

B. Stress dan Coping

1. Stress

a. Pengertian Stress

Menurut Cranwell-Ward (1990) stress dapat diartikan sebagai

reaksi fisiologis dan psikologis yang terjadi jika seseorang merasakan

tidak seimbang antara tuntutan yang dihadapi dengan kemampuan untuk

mengatasinya. Sarafino (1990) mengemukakan bahwa stress adalah suatu

kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan hubungan

lingkungan yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan

yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber yang akan mempengaruhi

sistem biologis, psikologis, dan sosial dari seseorang. Atkinson (1990)

mengatakan bahwa stress adalah suatu kondisi yang terjadi apabila

individu dihadapkan dengan kejadian yang mereka rasakan sebagai

ancaman terhadap kesejahteraan fisik maupun ketidakpastian akan

kemampuan untuk menghadapi kejadian tersebut.

b. Sumber Stress

Sarafino (1990) mengungkapkan bahwa sumber stress terdiri atas:

1) Sumber stress dalam keluarga yaitu sumber stress yang berasal dari

keluarga, menyangkut berbagai aktivitas kehidupan yang terjadi dalam

sebuah keluarga, sumber stress yang muncul bisa diakibatkan oleh

adanya interaksi di antara anggota keluarga yang bisa menimbulkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

perselisihan, contoh sumber stress yang berasal dari keluarga misalnya

kelahiran anggota keluarga baru, masalah keuangan, adanya perbedaan

tujuan dari masing-masing anggota keluarga, kematian pasangan hidup

dan anggota keluarga yang lain.

2) Sumber stress dari lingkungan yaitu lingkungan sebagai sumber stress

di dalamnya mencakup atas interaksi yang terjadi di antara individu-

individu dalam lingkungan, lingkungan sebagai sumber stress sangat

tergantung dari tingkatan perkembangan individu yang bersangkutan,

bagi anak lingkungan sekolah atau bermain bisa merupakan sumber

stress, lingkungan sekolah sebagai sumber stress dapat berupa hal-hal

berkaitan dengan tugas-tugas sekolah, hubungan dengan guru serta

tentang aktivitas yang secara rutin diterapkan di sekolah.

Menurut Sarafino (1990) sumber stress berasal dari :

1) Lingkungan teman (teman sekolah, teman bermain, teman sekerja,

teman senasib).

2) Lingkungan masyarakat di mana individu dipengaruhi oleh aktivitas

sehari-hari yang berada disekitarnya.

3) Lingkungan keluarga di mana individu sangat dipengaruhi oleh orang

tua dan sanak keluarganya. Stress lingkungan keluarga bersumber dari

interaksi di antara para anggota keluarga seperti perselisihan, perasaan

acuh tak acuh, beda tujuan, beda keinginan, tinggal di lingkungan yang

terlalu sesak, kehadiran anggota keluarga baru, kematian keluarga

yang disayangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stress

Menurut Hardjana (1994) faktor-faktor yang mempengaruhi stress

ada dua yaitu :

1) Faktor pribadi meliputi unsur intelektual, motivasi dan kepribadian.

Unsur intelektual berkaitan dengan sistem berpikir, sedangkan

motivasi dalam hal cita-cita hidup dan kepribadian menyangkut harga

diri.

2) Faktor situasi yaitu bila peristiwa, keadaan mengandung tuntutan

berat, mendesak dan berhubungan dengan perubahan hidup,

lingkungan atau situasi, orang yang berada di daerah asing (lebih

mudah mengalami stress), dan semua keadaan perubahan (baik pada

fisik, mental maupun sosial individu).

Soewadi (1996) menyatakan bahwa orang dengan kelelahan fisik

yang sangat, mudah mengalami stress dan juga orang yang berkepribadian

tipe A lebih mudah mengalami gangguan akibat adanya stress dari pada

orang yang berkepribadian tipe B, umur yang lebih muda akan lebih

mudah pula menderita stress dari pada orang tua.

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor

yang mempengaruhi stress adalah: (1) faktor pribadi yang mencakup

intelektual, motivasi, kepribadian, (2) faktor situasi yaitu keadaan

mengandung tuntutan berat, mendesak dan berhubungan dengan

perubahan hidup; lingkungan atau situasi yaitu berada di daerah asing, dan

semua keadaan perubahan baik pada fisik, mental maupun sosial individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Selain kedua faktor di atas faktor kelelahan fisik yang sangat, kepribadian

tipe A, umur muda akan lebih mudah mengalami stress.

d. Pendekatan-Pendekatan Stress

Ada tiga model pendekatan untuk menganalisis stress sebagai

suatu konsep yaitu (Smet, 1994):

1) Stress sebagai suatu stimulus, pada dasarnya lebih memfokuskan pada

aspek lingkungan, di mana stress itu sendiri dipandang sebagai

stimulus atau variabel bebas. Stress sebagai suatu stimulus disebabkan

oleh kondisi lingkungan yang menekan. seperti lingkungan kerja yang

tidak mengenakan, penempatan yang padat atau kondisi lingkungan

yang bising dan sebagainya. Stress yang muncul sebagai akibat

tekanan dari lingkungan seringkali dialami oleh masyarakat umum.

Sumber-sumber masalah potensial yang terdapat pada lingkungan

walaupun proporsionalnya tidak dominan, kadangkala dapat

mengakibatkan ketidakseimbangan pada individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Ketidakseimbangan ini sering kali sangat sulit

untuk dilihat karena berada pada batas antara coping dengan

keseluruhan perilaku coping yang muncul pada individu yang

mengalami stress.

2) Stress sebagai suatu respon, pendekatan stress sebagai suatu respon

lebih memfokuskan pada reaksi seseorang terhadap stress, di mana

stress dipandang sebagai suatu respon atau variabel terikat. Stress

suatu respon akan muncul dalam dua bentuk yaitu: stress yang berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

respon-respon psikologis dan fisiologis. Secara psikologis respon

stress yang muncul dapat berupa perilaku, pola pikir, emosi, perasaan

stress. Wujud respon fisiologis dapat berupa jantung berdebar-debar,

perut mules, badan berkeringat dan sebagainya, respon psikologis ini

dinamakan dengan ketegangan.

3) Stress sebagai interaksi antara individu dengan lingkungan,

memfokuskan pada masalah dan strain (ketegangan), yang

menitikberatkan pada aspek interaksi yang terjadi antara individu

dengan lingkungannya. Stress tidak hanya dipandang sebagai masalah

atau respon saja, tetapi juga adanya pengaruh yang berupaya untuk

mempengaruhi masalah baik melalui strategi perilaku, kognitif dan

emosional. Stress yang terjadi menurut pandangan pendekatan ini

adalah merupakan suatu proses yang melibatkan individu yang berada

dalam lingkungan tertentu. Reaksi stress dalam pendekatan ini dapat

muncul walaupun masalahnya sejenis, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa tumbuhnya kesadaran terhadap stress merupakan

proses yang kompleks dan dinamis.

e. Gejala Stress

Gejala stress ini dapat terlihat melalui reaksi terhadap stress dan

berdasarkan pengamatan seperti yang diungkapkan para pakar berikut ini :

Menurut Mahfud (1999) bahwa gejala stress ditemukan dalam segala segi

baik fisik, emosi, intelektual maupun interpersonal. Gejala stress berbeda-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

beda pada setiap orang karena stress sifatnya sangat subyektif dan

merupakan pengalaman pribadi, namun setidak-tidaknya dapat ditemukan

gejala-gejala tertentu yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami

stress.

1) Gejala fisikal dapat dilihat pada orang yang terkena stress antara lain

adalah sakit kepala, pusing, pening, tidak tidur teratur, susah tidur,

bangun terlalu awal, sakit punggung, susah buang air besar, sembelit,

gatal-gatal pada kulit, tegang, pencernaan terganggu, tekanan darah

naik atau serangan jantung, keringat berlebihan, selera makan berubah,

lelah atau kehilangan daya energi, kesalahan atau kekeliruan dalam

kerja, gugup, mudah luka, gangguan pernafasan, migrain, dan

ketegangan otot.

2) Gejala emosional antara lain sedih, depresi, mudah menangis,hati

merana, mudah marah, dan panas, gelisah, cemas, rasa harga diri

menurun, merasa tidak aman, terlalu peka, mudah tersinggung, marah-

marah, mudah menyerang, bermusuhan dengan orang lain, tegang,

bingung, meredam perasaan, komunikasi tidak efektif, mengur ung

diri, mengasingkan diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lemah

mental, kehilangan spontanitas dan kreativitas, serta kehilangan

semangat hidup.

3) Gejala intelektual antara lain sulit berkonsentrasi, sulit membuat

keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat melemah, melamun

secara berlebihan, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

atau prestasi menurun dan dalam bekerja banyak melakukan

kesalahan.

4) Gejala hubungan antar personal yaitu kehilangan kepercayaan kepada

orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan

janji atau tidak memenuhi janji, suka mencari kesalahan orang lain

atau menyerang orang lain, terlalu membentengi atau mempertahankan

diri, meningkatnya penggunaan psikotropika dan minuman keras,

sabotase, meningkatnya agresitas dan kriminalitas, dan usaha bunuh

diri.

2. Coping

a. Pengertian Coping

Manusia dalam rentang perkembangannya akan dihadapkan

dengan berbagai hambatan yang bisa dikategorikan sebagai suatu tahapan

krisis (Smet, 1994). Kondisi fisik suatu lingkungan mempunyai andil

cukup besar dalam memunculkan masalah pada individu, sehingga reaksi

individu dalam menghadapi kondisi lingkungan yang penuh masalah

berupaya untuk menyeimbangkan dirinya dengan lingkungannya (Smet,

1994). Reaksi ini akan diikuti dengan berbagai tindakan sebagai upaya

untuk mengatasi dan mencari pemecahan masalah sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

individu agar tercipta keseimbangan ini disebut coping yang pada

hakekatnya merupakan hubungan yang terjadi antar individu dengan

lingkungan dan prosesnya bersifat dinamis.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Smet juga menggambarkan coping sebagai suatu proses individu

untuk mengatur jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan, baik yang berasal

dari individu maupun daya yang digunakan individu dalam menghadapi

masalah, disamping itu ia mengemukakan bahwa coping dipandang sebagai

suatu proses akan didahului oleh peristiwa yang penuh dengan masalah

yang dihadapi oleh individu. Penafsiran dan penilaian terhadap masalah

selanjutnya akan diikuti oleh respon coping dan strateginya yaitu faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi dalam pembentukan coping dan

strateginya. Proses selanjutnya adalah tahapan mengurangi bahaya,

toleransi dan penyesuaian terhadap peristiwa-peristiwa negatif sebagai

realisasi dari fungsi tugas coping. Tahapan selanjutnya dari proses coping

adalah hasil akhir coping yang diwujudkan dalam bentuk perilaku.

Pengertian Coping menurut Baron & Byrne (1991) adalah respon

individu untuk mengatasi masalah, respon tersebut sesuai dengan apa yang

dirasakan dan dipikirkan untuk mengontrol, mentolerir dan mengurangi

efek negatif dari situasi yang dihadapi, sedangkan Taylor (1991)

mengemukakan bahwa coping terdiri dari usaha-usaha yang berorientasi

kepada tindakan atau perilaku maupun pikiran untuk mengatasi berbagai

permasalahan.

Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan

terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim

disebut sebagai coping mechanism atau strategi mengatasi masalah, yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

mana individu dalam menghadapi tekanan-tekanan atau stress akan

memberikan reaksi yang berbeda dalam menghadapinya.

Flokman & Lazarus (dalam Smet, 1994) secara umum

membedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu :

1) Problem Focused Coping (PFC) adalah merupakan bentuk coping

yang lebih diarahkan kepada upaya untuk mengurangi masalah, artinya

coping yang muncul terfokus pada masalah individu yang akan

mengatasi stress dengan mempelajari cara-cara keterampilan yang

baru. Penggunaan strategi PFC lebih memiliki kecenderungan untuk

individu yang mengalami stress dan mengalami keyakinan dapat

mengubah situasi.

2) Emotion Focused Coping (EFC) merupakan bentuk coping yang

diarahkan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.

Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti penggunaan

alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan

melalui strategi kognitif. Individu bila dihadapkan dengan kondisi

ketidakmampuan untuk mengubah kondisi yang penuh dengan stress

maka individu yang bersangkutan akan cenderung untuk mengakui

emosinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Aldwin&Revenson (1987) mengemukakan pengklasifikasian

bentuk coping sebagai berikut :

1) Perilaku coping yang berorientasi pada masalah (PFC):

a) Kehati-hatian (cautiouness). Pengertian dari kehati-hatian adalah

ketika individu mengalami masalah, maka individu memikirkan

dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif

pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat

dan pandangan dari orang lain tentang masalah yang dihadapi,

bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mengevaluasi

strategi yang pernah dilakukan.

b) Tindakan instrumental (instrumental action). Individu mengambil

tindakan yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara

langsung serta menyusun rencana serta langkah apapun yang

diperlukan. Meliputi usaha-usaha langsung individu menemukan

solusi masalahnya, misal dengan menyusun suatu rencana dan

kemudian melaksanakan langkah-langkah yang telah direncanakan

itu.

c) Negosiasi (Negotiation). Individu melakukan usaha-usaha yang

ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau yang menjadi

penyebab masalah yang sedang dihadapinya untuk ikut serta

memikirkan atau menyelesaikan masalah. Negosiasi merupakan

salah satu taktik yang diarahkan langsung pada orang lain yang

menjadi penyebab masalah. Individu mencoba mengadakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

kompromi/mengubah pikiran orang lain demi mendapatkan hal

yang positif dari situasi problematik tersebut.

Carver & Scheier (1989) mengemukakan bentuk-bentuk PFC

sebagai berikut:

a) Menghadapi masalah secara aktif (active coping), merupakan

proses pengambilan langkah langkah aktif untuk mencoba

menghilangkan / menghindari tekanan dengan memulai tindakan

langsung pada pangkal permasalahan, meningkatkan usaha, dan

menghadapi masalah dengan cara-cara yang bijaksana.

b) Perencanaan (planning), adalah memikirkan bagaimana mengatasi

tekanan. Perencanaan melibatkan strategi-strategi tindakan,

memikirkan tindakan yang diambil dan menentukan cara

penanganan terbaik untuk memecahkan masalah.

c) Fokus pada satu bidang, mengurangi aktifitas yang lain

(Suppresion of competing). Individu dapat menahan diri untuk

tidak terlibat dalam aktivitas -aktivitas kompetetif atau menahan

alur informasi yang bersifat kompetetitif agar bisa berkonsentrasi

penuh pada satu tantangan/ancaman yang dihadapi.

d) Pengendalian diri (restraint coping), merupakan suatu respon yang

bersifat menahan diri yang dianggap bermanfaat dan diperlukan

untuk mengatasi tekanan.

e) Mencari dukungan sosial karena alasan instrumental (seeking

social support for instrumental reasons), adalah upaya untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

mencari dukungan sosial, berupa bantuan langsung maupun

informatif seperti mencari nasihat, informasi, dan bimbingan.

2) Perilaku coping yang berorientasi pada emosi (EFC)

Aldwin&Revenson (1987) mengemukakan pengklasifikasian

bentuk EFC sebagai berikut :

a) Pelarian diri dari masalah (Escapism). Individu berusaha

menghindari masalah dengan makan, tidur, merokok berlebihan,

atau mengandaikan dirinya berada pada situasi lain yang

menyenangkan.

b) Pengurangan beban masalah (Minimization), meliputi usaha yang

disadari untuk tidak memikirkan masalah/bersikap seolah-olah

tidak ada sesuatu yang terjadi.

c) Menyalahkan diri (self blame), merupakan bentuk coping yang

lebih diarahkan kedalam daripada berusaha untuk keluar dari

masalah. Misal : individu menyesali apa yang pernah terjadi.

d) Pencarian makna (seeking meaning), merupakan usaha pencarian

makna kegagalan yang dialami dan mencoba untuk menemukan

jawaban dari masalah dengan melihat segi-segi penting dalam

kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Carver & Scheier (1989) aspek yang termasuk dalam EFC

adalah sebagai berikut:

a) Reinterpretasi dan perkembangan yang positif (positive

reinterpretation and growth), yaitu mengatur emosi yang

berkaitan dengan distress, bukan menghadapi stressor itu sendiri.

b) Mencari dukungan sosial karena alasan emosional (seeking social

support for emotional reasons), merupakan upaya untuk mencari

dukungan sosial seperti, mendapat dukungan moral,

simpati/pengertian.

c) Penerimaan (acceptance), yaitu individu menerima kenyataan

akan situasi yang penuh stres, menerima bahwa kenyataan tersebut

pasti terjadi. Penerimaan dapat memiliki dua makna, yaitu sebagai

sikap menerima tekanan sebagai suatu kenyataan dan sikap

menerima karena belum adanya strategi menghadapi masalah

secara aktif yang dapat dilakukan.

d) Mengalihkan pada agama (turning to religion), merupakan upaya

yang dilakukan individu untuk kembali pada agama, ketika berada

pada tekanan untuk berbagai macam alasan: agama dapat berperan

sebagai sumber dukungan moral.

e) Pelepasan emosi (focus on and venting emotion), merupakan

upaya yang dilakukan individu dengan cara mengekspresikan

perasaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

f) Penolakan (denial), yaitu menolak untuk percaya bahwa suatu

stressor itu ada, atau mencoba bertindak seolah-olah stressor

tersebut tidak nyata.

g) Tindakan pelarian (behavioral disengagement), adalah

kecenderungan untuk menurunkan upaya dalam mengatasi

tekanan, bahkan menyerah/menghentikan upaya untuk mencapai

tujuan. Penyimpangan perilaku disebut juga ketidakberdayaan

(helplessness). Paling banyak terjadi pada saat individu tidak

mengharapkan hasil yang tidak terlalu baik.

h) Pelarian secara mental (mental disengagement), Merupakan

variasi dari tindakan pelarian, terjadi ketika kondisi pada saat itu

menghambat munculnya tindakan pelarian. Strategi yang

menggambarkan pelarian secara mental ini adalah melakukan

tindakan tindakan alternatif untuk melupakan masalah, melamun,

melarikan diri dengan tidur, membenamkan diri nonton televisi.

i) Penyimpangan dalam penggunaan alkohol (alcohol-drug

disengagement), merupakan upaya yang dilakukan seseorang

untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/

minum-minuman keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Coping

Perilaku coping dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal antara lain jenis kelamin, sedangkan eksternal antara lain dukungan

sosial (dalam Yesamine, 2000). Dilihat dari faktor internal, hasil penelitian

Pearlin dan Scooler (dalam Sadiyati, 1995) menyimpulkan bahwa perbedaan

sifat, minat dan orientasi antara laki-laki dan perempuan dalam membawakan

peran jenisnya mempengarhhuhi strategi coping yang digunakan dalam

menghadapi masalah. Laki-laki cenderung mengarahkan usaha untuk

menghadapi dan mengatasi masalah secara langsung (PFC), sedangkan

perempuan lebih tertuju pada usaha untuk mengurangi atau menghilangkan

tekanan emosi yang dirasakan dan untuk mempertahankan keseimbangan

afeksinya (EFC).

Baron dan Bayrne (1991) menyimpulkan dari beberapa penelitian

sebelumnya bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap coping individu.

Menurut Baron dan Bayrne, perbedaan sifat, minat dan orientasi seperti yang

diungkapkan Pearlin dan Scooler lebih dimungkinkan karena adanya

perbedaan isi problem yang direspon. Maksudnya adalah perbedaan sifat,

minat dan orientasi antara laki-laki dan perempuan disebabkan masalah yang

dihadapi laki-laki dan perempuan berbeda. Dengan demikian, perbedaan

strategi coping yang dilakukan seseorang tidak didasarkan pada jenis

kelaminnya namun didasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi

seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Tingkat pendidikan yang relatif cukup tinggi (SMA - S1) membuat

pengalaman bertambah sehingga mendukung pemilihan strategi mengatasi

masalah. Semakin baik tingkat pendidikannya, individu semakin cenderung

dapat menemukan strategi dalam menyelesaikan masalahnya. Sementara

individu yang tingkat pendidikannya kurang baik, maka individu tersebut

cenderung mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalahnya (Baron &

Bayrne. 1991).

C. Mahasiswa

Mahasiswa dilihat dari aspek jalur pendidikan formal merupakan fase

terakhir bagi individu dalam mengikuti aktivitas dan proses pembelajaran.

Mahasiswa adalah lulusan SMU/sederajad SMU yang kuliah di kampus

perguruan tinggi. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1989) mahasiswa

adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, mahasiswa adalah siswa yang

maha. Menurut Direktorat Kemahasiswaan Ditjen Perguruan Tinggi dan

Departemen P dan K (dalam Sarwono dkk, 1979) mahasiswa didefinisikan

sebagai golongan pemuda (umur 18 – 30 tahun) yang secara resmi terdaftar

dalam salah satu perguruan tinggi dan aktif dalam perguruan tinggi yang

bersangkutan (Puspitasari, 2001 : 16). Oleh menteri P dan K, dalam

Mohammad Ali, Minan Sukarnan dan Cece Rakmat, 1984 (Puspitasari, 2001 :

16-17) mahasiswa adalah kelompok manusia penganalisa yang mempunyai

tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan penalaran individual.

Secara sosiologis mahasiswa merupakan kelas lanjutan dari kelompok

masyarakat yang tersekolahkan dari alumni SMU, SMK, atau MA. Disamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

sarat dengan prestise dan kebanggan, mahasiswa juga penuh dengan beban

moral dan tanggung jawab sosial (Bactiar, 2002 : 16). Adanya beban moral

dan tanggung jawab sosial ini menjadikan tekanan psikologis bagi mahasiswa,

yang merupakan sumber stress.

Adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa

menyebabkan beberapa mahasiswa lari ke narkoba untuk sekedar melupakan

permasalahan yang mereka hadapi. Menurut Heriadi Willy (2005 : 48), yang

merangkum opini yang dimuat di Kedaulatan Rakyat 2 September 2003, di

daerah Sleman banyak terjadi penyalahgunaan narkoba, banyak sekolah dan

kampus, banyak pelajar dan mahasiswa sehingga menjadi “pasar” peredaran

gelap dan penyalahgunaan narkoba. Selama ini yang menjadi sasaran para

pengedar dan bandar adalah pelajar dan mahasiswa.

Winarto (2003) menyatakan perkembangan psikologis remaja sedang

dalam tahap pencarian identitas diri sehingga membuat mereka memiliki rasa

ingin tahu yang sangat besar dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan. Dapat

disimpulkan bahwa remaja adalah individu yang sedang berkembang dalam

fase transisi (peralihan antara masa anak-anak dan masa dewasa) dengan

rentang usia masa remaja untuk masyarakat Indonesia adalah usia 11 tahun

sampai dengan 24 tahun dan pada masa remaja ini terjadi kegoncangan

sehingga dapat menimbulkan munculnya penyesuaian negatif didalam diri

remaja tersebut (Monks dkk, 1988).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

D. Masalah-Masalah yang Dihadapi Mahasiswa Mantan Pecandu Alkohol

Mengacu pada pendapat Sarafino (1990), sumber stress mahasiswa

adalah (1) dari dalam keluarga, misalnya: masalah keuangan, konflik dengan

orang tua atau saudara, kematian anggota keluarga, dan sebagainya; (2) dari

lingkungan, misalnya berkaitan dengan tugas-tugas kampus, hubungan dengan

dosen, interaksi dengan teman mahasiswa, hubungan dengan pacar, dan

aktivitas-aktivitas yang diterapkan di kampus. Selain itu, jika mengacu

Soewadi (1996) yang menyatakan bahwa orang dengan kelelahan fisik yang

sangat dan umur yang lebih muda akan lebih mudah pula menderita stress,

maka mahasiswa termasuk seseorang yang rentan terhadap stress.

Masalah penting yang juga harus dihadapi seorang mantan pecandu

alkohol adalah cara mengatasi kekambuhan. Karakter pribadi penyalahguna

minuman beralkohol yang sangat rentan terhadap stresor dapat menjadi faktor

terjadinya kekambuhan (Purwanto, 2002)

E. Strategi Coping Mantan Pecandu Alkohol Dalam Menghadapi Masalah

Beberapa jenis kejadian oleh seseorang dapat dipersepsi sebagai

tekanan dibandingkan dengan yang lain. Berbagai macam kejadian yang

membuat seseorang diharuskan untuk mengupayakan suatu penyelesaian,

membuat perubahan, atau mempergunakan sumber daya yang ada, dapat

berpotensi menjadi stress (Purwanto, 2002)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan

terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut

sebagai coping strategy atau strategi mengatasi masalah.

Gambar 1: Kerangka Konseptual Penelitian Strategi Coping Pecandu Alkohol


Sampai Menjadi Mantan Pecandu Alkohol.

Konsumsi
Alkohol

Pecandu EFC PFC


Alkohol Masalah- Stress Coping
masalah

Konsumsi
Alkohol Masalah- PFC Mantan
masalah Stress Coping Pecandu
EFC Alkohol

Secara garis besar, terdapat dua strategi coping yang dapat dilakukan

yaitu Problem-focused coping dan Emotion-focused coping. Ketika masih

menjadi pecandu alkohol, subjek didominasi oleh coping EFC. Hal ini

dikarenakan karakteristik dari EFC adalah menghindari sumber masalah dengan

tujuan untuk mengurangi atau menghindari perasaan atau emosi yang tidak

menyenangkan yang diakibatkan oleh sumber masalah yang dihadapi tersebut.

Salah satu bentuk dari EFC tersebut adalah penyimpangan dalam penggunaan

alkohol (Carver & Scheier, 1989) merupakan upaya yang dilakukan seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

untuk menghilangkan tekanan melalui pemakaian obat- obatan/ minum-

minuman keras. Setelah menjadi mantan pengkonsumsi alkohol coping yang

dilakukan subjek tidak selalu didominasi dengan EFC. Kecenderungan para

subjek menggunakan coping PFC maupun EFC secara seimbang dan

kontekstual. Keefektifan dari kedua strategi ini tergantung pada sumber

masalah yang dihadapi. Strategi coping tersebut di atas tidak bersifat statis,

karena kedua strategi dapat saling bergantian dalam penggunaannya. Suatu

saat individu menggunakan strategi problem focused coping, namun saat yang

lain individu tersebut menggunakan strategi emotional focused coping. Hal ini

tergantung pada kondisi yang dihadapi karena karakteristik dari Problem-

focused coping adalah mencari dan menghadapi hal-hal yang dianggap sebagai

sumber masalah dengan cara mempelajari strategi atau keterampilan-

keterampilan baru dengan tujuan mengurangi tingkat masalah yang dihadapi atau

dirasakan (Lazarus, 1993).

F. Pertanyaan Penelitian

1 Apa penyebab subjek mengkonsumsi alkohol?

2 Faktor apa yang menyebabkan subjek berhenti mengkonsumsi alkohol?

3 Masalah apa yang dihadapi para mantan pecandu alcohol?

4 Bagaimanakah strategi coping yang dilakukan seorang mantan pecandu

alkohol ketika menghadapi masalah?

5 Apa yang dilakukan para mantan pecandu alkohol jika keinginan untuk

mengkonsumsi alkohol muncul?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, karena bersifat

menggambarkan atau melukiskan peristiwa dan mendeskripsikan sesuai keadaan

objek penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Faisal (2000 : 20) yang

menjelaskan bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) dimaksudkan

untuk eksplorasi dan klasifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,

dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah

dan unit yang diteliti.

Menurut Issac & Michael (dalam Rakhmat, 1984: 34), metode deskriptif

bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu

atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Sedangkan menurut Singarimbun

(1982: 4) penelitian deskriptif biasanya mempunyai dua tujuan: Pertama, untuk

mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya suatu

aspek fenomena sosial tertentu. Kedua, untuk mendeskripsikan secara terperinci

fenomena sosial tertentu. Penelitian deskriptif biasanya dilakukan tanpa hipotesa

yang telah dirumuskan secara ketat.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Moleong (2007 : 3) menekankan kriteria pendekatan kualitatif pada

temuan data/informasi yang bersifat deskriptif dalam bentuk data-data berupa

keterangan subjek, uraian kata-kata atau kalimat dan bukan pada data-data yang

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

terbatas pada angka-angka. Dengan demikian penelitian kualitatif dapat dipahami

sebagai penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam

terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu melalui metode kualitatif.

Melalui penelitian ini penulis berusaha mengamati fenomena, menggambarkan

serta menganalisis strategi coping mantan pengkonsumsi minuman beralkohol

dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan.

B. Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik

purposive yaitu pemilihan subjek penelitian secara sengaja oleh peneliti

berdasarkan tujuan dan kriteria atau pertimbangan tertentu (Faisal, 2000 : 67).

Dalam penelitian ini subjek penelitian/subjek/informan yang digunakan

didasarkan pada keterlibatan subjek penelitian yang terlibat langsung dengan

permasalahan yang diteliti, sehingga dapat memberikan data dan informasi yang

diperlukan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa mantan pecandu alkohol,

yaitu mahasiswa yang pernah kecanduan alkohol dan setelah mengalami masalah

besar dalam hidupnya kemudian membuat keputusan untuk hidup tanpa alkohol

dalam bentuk apapun.

Adapun ciri-ciri atau kriteria subjek penelitian yang dipilih adalah sebagai

berikut:

1. Subjek statusnya adalah mahasiswa.

2. Mahasiswa tersebut pernah kecanduan alkohol.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3. Saat ini mahasiswa tersebut telah terbebas dari kecanduannya terhadap

alkohol dan tidak mengkonsumsi alkohol sama sekali selama satu sampai dua

tahun.

C. Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

suatu penelitian, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

wawancara. Menurut Bungin (2001 : 208) wawancara digunakan untuk

mewawancarai informan guna memperoleh data dan informasi mengenai masalah

penelitian. Dalam penelitian ini penelitian mewawancarai subjek penelitian yang

telah ditetapkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yaitu mahasiswa

mantan pecandu alkohol. Dalam penelitian ini pihak yang diwawancarai terdiri

dari empat orang.

Tujuan diadakannya wawancara dalam penelitian ini adalah untuk

memperoleh keterangan informasi atau penjelasan dari subjek penelitian tentang

strategi coping yang digunakan subjek dalam menghadapi situasi yang penuh

tekanan.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan panduan atau petunjuk

wawancara, berisi tentang pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam proses

wawancara, dengan maksud agar pokok-pokok yang direncanakan tersebut

tercakup seluruhnya (Moleong, 2007 : 159). Teknik wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga

dalam wawancara ini peneliti membuat kerangka dan garis besar hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pedoman wawancara ini

dilakukan sebelum melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini dibutuhkan

untuk membantu penelitian agar tetap fokus tentang persoalan yang akan

ditanyakan.

Tabel 2. Pedoman wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hal yang ingin diungkap Model pertanyaan


1. Fase mengkonsumsi minuman  Kapan mulai mengkonsumsi
beralkohol alkohol?
 Apa yang menyebabkan harus
mengkonsumsi alkohol?
 Apakah ada masalah yang cukup
berat saat itu?
 Bagaimana kamu menyikapi
masalahmu saat itu?
 Adakah tekanan kelompok saat
itu?bagaimana?
2. Fase kecanduan minuman beralkohol  Kapan mulai kecanduan alkohol?
 Masalah apa yang menyebabkan
pemakaian alkohol?
 Bagaimana cara menyikapi
masalah ketika itu?
3. Usaha yang dilakukan untuk  Darimanakah keinginan untuk
melepaskan ketergantungan terhadap lepas dari alkohol?
minuman beralkohol  Apa yang menyebabkan hal itu?
 Usaha yang dilakukan apa saja?
 Bagaimanakah proses yamg terjadi
saat itu?
 Adakah tekanan teman-teman
untuk tetap mengkonsumsi
alkohol?
 Adakah gangguan fisik yang
terjadi saat itu? Apa saja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

4. Keinginan untuk kembali  Adakah keinginan untuk kembali


mengkonsumsi alkohol mengkonsumsi alkohol?
 Usaha apa yang dilakukan supaya
tidak relaps?
 Apakah yang terjadi ketika
keinginan tersebut muncul lagi?
5. Strategi yang digunakan dalam  Bagaimanakah strategi yang
menghadapi tekanan sehari –hari digunakan saat ini ketika
menghadapi tekanan?
 Bagaimana tekanan kelompok saat
ini?
 Bagaimana anda menyikapi suatu
tekanan dalam hidup?

D. Keabsahan Data Penelitian

1. Kredibilitas

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif digunakan untuk mengganti

konsep validitas. Kredibilitas dimaksudkan untuk merangkum bahasan

menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas dalam penelitian

kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi

masalah atau mendiskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola

interaksi yang komplek. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan

atau kompleksitas aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek

menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif (Poerwandari,

2001: 102).

Dalam penelitian kualitatif validitas dicapai melalui orientasinya dan

upayanya mendalami dunia empiris dengan menggunakan metode yang paling


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara lain

(Poerwandari, 2001):

a. Validitas komunikatif

Validitas komunikatif dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali

data dan analisisnya pada subjek penelitian. Untuk mengkonfirmasikan

data kepada subjek, apakah data yang diperoleh peneliti benar-benar sesuai

dengan keadaan subjek, dan mendapatkan data yang lengkap maka proses

pengambilan data dengan wawancara dilakukan beberapa tahap.

b. Validitas ekologis

Validitas ekologis menunjukkan sejauh mana studi dilakukan pada

kondisi alamiah dari subjek yang diteliti, sehingga justru kondisi 'apa

adanya' dan kehidupan sehari-hari menjadi konteks penting dalam

penelitian. Untuk mencapai validitas ekologi, pengambilan data dengan

wawancara dilakukan sealami mungkin, peneliti tidak menciptakan

kondisi atau mengkondisikan suasana penelitian sesuai dengan yang

diharapkan peneliti, tetapi peneliti membiarkan suasana penelitian itu agar

berjalan apa adanya.

c. Validitas Argumentatif

Untuk mencapai validitas argumentatif, peneliti melakukan konfirmasi

terkait dengan penelitian ini dengan beberapa orang yang peneliti anggap

berkompetensi untuk memberikan penilaian terhadap penelitian ini.

Validitas argumentatif dilakukan dengan cross-check data dengan sumber

lain yakni wawancara dengan keluarga atau teman mahasiswa mantan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

pecandu alkohol, yang pada intinya termasuk orang-orang terdekat

mantan pecandu alkohol tersebut.

Untuk memenuhi unsur kredibilitas, ketiga konsep ini akan digunakan

dalam analisis data. Data-data yang dianalisis akan dikonfirmasikan

kembali kepada subjek apakah data-data tersebut benar-benar telah sesuai

dengan kenyataannya atau dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih

menguatkan hasil analisis, data-data tersebut akan di cross-chech dengan

sumber lain, misalnya keluarga, teman, pacar, dan sebagainya.

Kode cross-check :

CC 2 : Cross -Check untuk Subjek 1

CC 2 1 : Cross -Check untuk Subjek 2

W : Wawancara

2. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas atau conformability menggantikan konsep

objektivitas. Dalam hal ini menekankan bahwa temuan penelitian dapat

dikonfirmasikan. Poerwandari (2001: 105) menjelaskan bahwa dalam

penelitian kualitatif yang lebih penting adalah objektivitas dalam pengertian

transparansi, yaitu kesediaan peneliti mengungkapkan secara terbuka proses

dan elemen-elemen penelitiannya, sehingga memungkinkan pihak lain

melakukan penelitian serupa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

b. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analasis kualitatif, yaitu suatu metode analisis

data yang digunakan untuk menarik kesimpulan dari beberapa peristiwa yang

sifatnya sulit diukur dengan angka (secara kuantitatif). Oleh karena sifat

penelitian kualitatif maka analisis penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data

untuk memberi gambaran penyajian. Pertanyaan “mengapa, alasan apa, dan

bagaimana”, akan senantiasa dimanfaatkan oleh peneliti untuk mendapatkan data-

data tersebut (Moleong, 1990: 5).

Metode yang digunakan untuk analisis data hasil wawancara dalam

penelitian ini adalah analisis isi atau content analysis, karena penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan data deskriptif (Suryabrata,

2002). Dalam melakukan analisa terhadap data yang diperoleh melalui

wawancara, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut

(Poerwandari, 2001) :

1. Organisasi data, memindahkan hasil wawancara dari tape recorder ke buku

kosong. Saat melakukan proses pemindahan hasil rekaman, peneliti

mendengar dengan seksama dan mencatatnya di buku yang telah disediakan.

Semua hasil wawancara dalam bentuk kata-kata apapun atau kalimat apapun

disalin kembali ke dalam buku.

2. Pengkodean, setelah itu peneliti melakukan koding, artinya, dari transkip yang

telah dilakukan pada tahap pertama dibuat secara lebih terperinci lagi

sehingga jelas akan tampak masalah yang akan diteliti. Koding dilakukan

pada setiap pertanyaan dan ditulis atau diletakkan di belakang pertanyaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

yang diajukan. Koding yang dilakukan juga harus benar-benar memberi

makna yang dalam untuk permasalahan yang dicari.

3. Interpretasi, setelah data tersebut siap, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis tematik. Analisis ini digunakan untuk mencari pola dari

data yang ada. Poerwandari (2001) mengatakan bahwa analisis tematik

merupakan proses mengkode informasi atau data yang dapat menghasilkan

daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang

biasanya terlihat dengan itu, atau hal-hal di antara atau gabungan dari yang

telah disebutkan. Tema ini diharapkan akan dapat mendeskripsikan fenomena

dari data hasil penelitian ini maupun digunakan untuk menginterpretasikan

data hasil penelitian ini.

4. Pada tahap terakhir, peneliti memperhatikan catatan lapangan selama berada

di lokasi penelitian, kemudian diolah bersama hasil wawancara dalam sebuah

dinamika psikologis pada masing-masing subjek. Setelah itu, peneliti

membuat hasil penelitian dan pembahasan secara menyeluruh dan akhirnya

menarik kesimpulan akhir.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Sebelum proses penelitian dimulai, maka tahap awal yang dilakukan

adalah menentukan tema dan sekaligus merumuskan tujuan penelitian. Setelah

itu dicari referensi atau dasar teori yang sesuai dengan aspek-aspek yang akan

diungkap dalam penelitian ini. Setelah dasar teori terbentuk, maka selanjutnya

disiapkan panduan wawancara yang disesuaikan dengan aspek-aspek yang

akan diungkap dalam penelitian ini, dengan tujuan agar apa yang dihasilkan

dari penelitian ini sesuai dengan apa yang ingin diungkapkan atau sesuai

dengan tujuan dari penelitian ini.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta dengan mendatangi subjek di

rumahnya (tempat kost). Peneliti memilih Yogyakarta sebagai tempat

penelitian karena Yogyakarta sebagai kota pelajar, banyak berkumpul

mahasiswa dari berbagai daerah yang beberapa di antaranya terdapat subjek

yang memenuhi kriteria dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan pada

tanggal 20 Juni – 8 Juli 2008.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3. Proses Penelitian

Sebelum melakukan pengambilan data, maka peneliti terlebih dahulu

melakukan pendekatan dengan subjek. Pendekatan ini dilakukan agar subjek

merasa lebih nyaman dan aman ketika dilakukan proses wawancara sehingga

akan diperoleh data yang alami yang sesuai dengan kondisi masing-masing

subjek. Proses pendekatan ini dilakukan dengan cara memperkenalkan diri

dan berbincang-bincang terlebih dahulu dengan calon subjek. Setelah peneliti

cukup dekat dengan calon subjek maka barulah peneliti melakukan proses

wawancara dengan disesuaikan jadwal subjek. Adapun proses penelitian

adalah sebagai berikut :

a) Survei Pendahuluan : Peneliti menggunakan survei pendahuluan untuk

memastikan lokasi yang akan digunakan untuk penelitian, dan siapa saja

yang akan diambil sebagai subjek penelitian untuk memastikan subjek

yang akan digunakan untuk penelitian .

Survei pendahuluan dilakukan dalam pada bulan April 2008

b) Wawancara Pendahuluan : untuk melakukan pendekatan kepada subjek

yang akan digunakan untuk penelitian.

c) Proses Rapport : Sebelum melakukan rapport dengan informan, peneliti

terlebih dahulu melakukan wawancara pendahuluan dan pendekatan

dengan orang-orang yang dekat dengan subjek, seperti teman seprofesi

dan keluarga subjek. Hal ini untuk mempermudah peneliti saat melakukan

rapport dengan subjek nantinya. Setelah peneliti cukup mendapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

informasi tentang subjek, barulah peneliti melakukan rapport dengan

subjek secara langsung.

d) Proses Wawancara (Pengambilan Data )

 Subjek 1

Tanggal Wawancara I : Jumat, 20 Juni 2008

Waktu :19.00 – 21.00 WIB

Wawancara II : Minggu, 22 Juni 2008

Waktu :15.00 – 16.30 WIB

 Subjek 2

Tanggal Wawancara I : Selasa, 24 Juni 2008

Waktu :10.00 – 12.30 WIB

Wawancara II : Rabu, 25 Juni 2008

Waktu :19.00 – 21.00 WIB

 Subjek 3

Tanggal Wawancara I : Sabtu, 28 Juni 2008

Waktu : 15.00-17.00 WIB

Wawancara II : Senin, 30 Juni 2008

Waktu : 19.30-21.00 WIB


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

 Subjek 4

Tanggal Wawancara I : Kamis, 3 Juli 2008

Waktu : 10.30-12.30 WIB

Wawancara II : Minggu, 6 Juli 2008

Waktu :19.00 – 21.00 WIB

 CC 1 : Wawancara dengan ayah responden

Tanggal Wawancara : Minggu, 22 Juni 2008

Waktu : 11.00-12.00 WIB

Tempat : Solo ( rumah responden )

 CC 2 : Wawancara dengan teman responden

Tanggal Wawancara : Kamis, 26 Juni 2008

Waktu : 16.00-17.00 WIB

Tempat : Tempat kos

 CC 3 : Wawancara dengan tetangga responden

Tanggal Wawancara : Rabu, 2 Juli 2008

Waktu : 16.00-17.00 WIB

Tempat : Tempat kos

 CC 4 : Wawancara dengan teman responden

Tanggal Wawancara : Selasa, 8 Juli 2008

Waktu : 13.00-14.00 WIB

Tempat : Tempat kos


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

B. Hasil Penelitian

1. Data Demografi Subjek

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel sebanyak empat

subjek mahasiswa mantan pecandu alkohol. Subjek dipilih berdasarkan survei

pendahuluan yang memperlihatkan bahwa para subjek merupakan mahasiswa

mantan pecandu yang telah berhenti mengkonsumsi alkohol lebih dari satu

tahun. Selain mengadakan wawancara dengan subjek, penelitian juga

dilakukan dengan wawancara terhadap keluarga dan atau teman-teman dekat

subjek. Adapun data demografi subjek dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1
Data Demografi Subjek

Uraian Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4


Usia 26 th 25 th 27 th 24 th
Kota asal Solo Solo Yogyakarta Yogyakarta
Tempat
Kost Kost Rumah sendiri Rumah sendiri
tinggal
Awal
mengkonsumsi Kelas 2 SMP Kelas 3 SMP Kelas 1 SMA Kelas 2 SMA
alcohol
Berhenti
mengkonsumsi 2005 2006 2006 2005
alcohol
Semester 14 Semester 12 Semester 16 Semester 12
Status
PTS PTS PTN PTS

Berdasarkan tabel I tampak bahwa rentang usia subjek adalah 24 – 27

tahun dan berhenti mengkonsumsi alkohol pada tahun 2005 – 2006. Rata-rata

subjek dalam penelitian ini telah menempuh kuliah selama lebih dari enam

tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

2. Hasil Analisis Per-subjek

Data hasil wawancara dengan subjek telah disusun dalam Verbatim

dan telah dikoding, hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Subjek 1

1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi

Subjek 1 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SMP.

Penyebab Subjek mengkonsumsi alkohol adalah rasa ingin tahu

tentang alkohol. Rasa ingin tahu ini akhirnya dapat terwujud ketika

subjek sering diajak teman-teman dan kakak kelasnya untuk

menkonsumsi alkohol. Ia minum alkohol selain didasari rasa ingin

tahu, juga ingin mendapat pengakuan dari teman-temannya. Ia merasa

bangga karena berani minum. Subjek 1 bisa mengkonsumsi alkohol

tanpa halangan karena kurangnya pengawasan dari orang tua dan guru.

Mula-mula ia hanya minum sesekali dengan teman-temannya,

namun lama kelamaan, terutama setelah SMA dan mahasiswa semester

awal makin kecanduan. Jika ada masalah ia minum, akhirnya ada atau

tidak ada masalah ia tetap minum. Permasalahan yang dihadapi subjek

pada saat itu adalah masalah belajar, tugas, dan prestasi yang tidak

memuaskan.

Dilihat dari hubungannya dengan orang tua, ia merasa bahwa

orang tuanya terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan dirinya.

Dilihat dari lingkungan tempat tinggalnya, ia merasa tidak nyaman

dengan lingkungan karena tidak banyak mempunyai teman sebaya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Ketika ia mengkonsumsi alkohol ia merasa bahwa orang tuanya

terlalu sibuk kurang perhatian, sehingga ia beranggapan bahwa teman-

temannya merupakan pelindungnya. Ia merasa bahwa jika ada masalah

maka teman-teman merupakan tempat mencurahkan isi hati sambil

minum dan teman-teman selalu saling membantu permasalahan

mereka. Ia jarang komunikasi dengan orang tua karena ada jarak,

sehingga ia tidak ambil peduli terhadap orang tuanya. Ia tidak

mempunyai harapan tertentu terhadap orang tuanya, masalah-masalah

dengan orang tuanya tidak “dipikirin”.

Orang tua akhirnya tahu bahwa ia mengkonsumsi alkohol,

kadang-kadang ditegur kadang-kadang tidak. Jika ia ditegur ketika

baru minum, ia tidak mau mengalah, jika orang tua bicara banyak

maka ditinggal pergi. Setelah mengkonsumsi alkohol ada perubahan

emosi, susah konsentrasi, malas berpikir, ia menjalani hidup tanpa

motivasi.

Titik balik ia menghentikan kebiasaan minum adalah ketika

semester IV ada pengumuman DO (Drop out) dari kampus. Ia

diharuskan membuat pernyataan, bahwa jika ia tidak bisa memenuhi

syarat yang ditentukan kampus ia akan kena DO. Dari masalah itu ia

sharing dengan orang tuanya. Ternyata orang tuanya dengan bijak

memberi kebebasan kepada dirinya, karena dirinya dianggap telah

dewasa bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Dia diajak

berargumen dan ia mulai belajar berfikir sendiri. Orang tua jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

masalah juga mulai diskusi dengan anak-anaknya, sehingga ia

akhirnya mulai belajar menghadapi masalah. Intensitas berkumpul

dengan keluarga semakin sering dan ada keinginan untuk

meninggalkan minuman keras.

Setelah merasa nyaman dengan keluarganya ia mulai sadar

bahwa sebenarnya selama ini orang tuanya telah memperhatikannya.

Dahulu orang tuanya sibuk karena memang banyak urusan di

kantornya. Setelah ia menyadarinya, ia merasa bersalah bahwa selama

ini justru ia yang kurang memperhatikan keluarganya sehingga ia

mulai jarang keluar menjumpai teman-teman kelompoknya. Setelah

sekitar tiga bulan lepas dari alkohol ia merasa lebih enak, tetapi belum

lepas sama sekali dengan alkohol. Kadang-kadang untuk solidaritas

dengan teman-temannya, ia sesekali minum. Ia tidak mau secara

drastis lepas dari teman-temannya, karena selama ini ia telah dibantu

teman-temannya. Kadang-kadang karena rasa solidaritas terhadap

teman, ada keinginan untuk minum, namun keinginan itu sering ia

redam.

Adanya perhatian orang tua dan pacar menjadikan konflik yang

ada di hatinya berkurang. Ia mulai membatasi diri secara pelan-pelan,

jika ada konflik dengan teman atau pacar sering ada keinginan lari dan

minum bersama teman-teman kelompoknya, namun kesadaran selalu

timbul bahwa ia harus mengatasi masalah tanpa alkohol. Jika ada

keinginan minum, ia berusaha menyibukkan diri kuliah karena ada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

peringatan DO. Saat ini ia telah merasa nyaman terhadap dirinya

sendiri sehingga keinginan minum sudah tidak ada sama sekali.

Faktor penyebab subjek 1 mengkonsumsi alkohol, menjadi

pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel 2.
Penyebab Subjek 1 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol

Fase Penyebab
mengkonsumsi
Internal Eksternal
alkohol
 Keinginan untuk menge  Ajakan teman dan kakak
Awal tahui seperti apa rasa kelas (W1S1 : 74)
Konsumsi minuman beralkohol/coba-  Kurang pengawasan dari
Minuman coba (W1S1 : 75, 83) orangtua dan guru (W1S1 :
Beralkohol  Ingin mendapatkan 111).
pengakuan dari orang lain /  Teman-teman pergaulan
ingin diterima dalam adalah pengguna alkohol
kelompok (W1S1 : 89). (W1S1 : 142; CC1 W :
ayahnya)

 Persepsi dari subjek :  Konflik dengan teman,


Pecandu kurang adanya perhatian pacar (W1S1 : 185)
Minuman dari orangtua (W1S1 : 190,  Lingkungan tidak nyaman
Beralkohol
215,). (W1S1 : 192)
 Penyebab biologis: merasa  Kurang adanya pengawasan
kurang setiap kali minum. dari orangtua : orangtua
(W1S1 : 164) dan perasaan sibuk dan jarang menegur
enjoy setelah minum subjek. (W1S1 : 215)
(W1S1 : 258)
 Jenuh dg tugas sekolah dan
prestasi tidak sesuai
keinginan (W1S1 : 180)

Berhenti  Subjek menerima peringatan


Menkonsumsi DO dari pihak fakultas (W2S1
Alkohol : 380, CC1 W : ayahnya)
 Perasaan bersalah terhadap
keluarga (W2S1 : 360)
 Merasa nyaman di rumah
(W2S1 : 405)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 1 dan

Strategi Copingnya

Subjek 1 pada awal mengkonsumsi alkohol, selain disebabkan

oleh rasa ingin tahu dan ajakan teman juga karena ada beberapa

masalah yang menimbulkan stress. Masalah-masalah tersebut antara

lain: kejenuhan dalam belajar, prestasi tidak sesuai keinginan, tugas-

tugas sekolah, konflik dengan teman, hubungan dengan orang tua yang

kurang erat, merasa tidak diperhatikan orang tua, tidak nyaman dengan

lingkungan, dan sebagainya. Strategi coping yang dilakukan untuk

menghindari masalah-masalah tersebut antara lain dengan EFC :

behavioral disengagement yaitu : menarik diri dari lingkungan, mental

disengagement yaitu : mendengarkan musik atau baca-baca, dan

alcohol-drug disengagement yaitu minum alkohol untuk melupakan

masalah. Setelah mengkonsumsi alkohol, masalah tidak hilang tetapi

selalu timbul.

Setelah terjadi titik balik adanya peringatan DO, Subjek

menyadari kesalahannya selama ini sehingga akhirnya memutuskan

untuk berhenti mengkonsumsi alkohol. Setelah berhenti

mengkonsumsi alkohol ternyata masalah masih juga sering muncul,

namun jika ada masalah subjek mulai belajar mengatasinya, ia tidak

lari ke alkohol. Sebenarnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi

sekarang lebih kompleks. Subjek I sekarang selain kuliah juga

mempunyai sambilan kerja di perusahaan periklanan. Saat ini tekanan-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

tekanan yang ada jauh lebih berat, namun ia masih bisa mengatasinya

tanpa alkohol. Berdasarkan pengalaman hidupnya, ia telah menyadari

bahwa jika lari ke alkohol tidak akan menyelesaikan masalah, namun

malah akan menambah masalah.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi Subjek 1 saat ini

antara lain: penyusunan proposal skripsi : susah membagi waktu kuliah

dan kerja, susah nyari referensi, tidak punya waktu banyak untuk

melakukan revisi. Masalah keuangan: kadang-kadang uang habis untuk

memnuhi berbagai kebutuhan, namun sungkan minta tambahan ke

orang tua. Masalah pekerjaan : beban kerja banyak, capek dan merasa

bersalah jika jadi penyebab target kerja tidak tercapai.

Coping yang dilakukan subjek 1 untuk mengatasi masalah-

masalah adalah, jika ada masalah ia mencari jalan keluar dengan

mengurai akar permasalahan. Pola pikir ia ubah agar masalah segera

selesai. Untuk mengatasi masalah ia terbiasa sharing dengan orang

lain, seperti orang tua, pacar, dan teman-teman yang non peminum.

Subjek 1 juga tidak melupakan Tuhan, untuk mengatasi masalah, ia

juga memohon kepada Tuhan melalui doa dan aktif di kegiatan-

kegiatan keagamaan.

Masalah yang dihadapi oleh subjek 1 dan strategi copingnya

dapat dilihat pada tabel 3.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Tabel 3.
Masalah yang Dihadapi Subjek 1 dan Strategi Copingnya
Fase Masalah Internal Masalah Eksternal Coping

Awal  Subjek bingung  EFC alcohol-drug


berhenti menghadapi DO disengagement
konsumsi (W1S1 : 320)
 PFC Seeking social
support for
instrumental reasons
: meminta pendapat
orangtua (W1S1
:345)
 PFC Planning :
Merencakan
menemui dekan
untuk membicarakan
masalah DO (W1S1 :
365).

 Keinginan dan  PFC Suppresion of


godaan untuk competing : jarang
minum lagi kuat keluar rumah, dan
karena mempunyai mulai membatasi
masalah : konflik frekuensi pertemuan
dengan pacar dan dengan teman
teman. peminum (W1S1 :
351).
 PFC active coping :
aktif kuliah (W2S1 :
366).

 Keinginan untuk  EFC positive


minum lagi karena reinterpretation and
dorongan biologis. growth : berpikir
bahwa alkohol
merugikan.
Berhenti  Keinginan untuk  EFC mental
Mengkon minum lagi disengagement :
sumsi menyibukkan diri
Alkohol dengan bekerja
selama1- sehingga
2 tahun. mengurangi
keinginan untuk
minum lagi
(W2S1:506).

 Adaya perasaan  PFC restraint coping :


bersalah jika tidak keinginan minum bisa
mengikuti ajakan saya redam pelan-
teman untuk minum pelan (W1S2 : 449)
 EFC seeking social
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

support for
emotional reasons:
Sharing meminta
pengertian dan
perhatian dari orang
lain (W1S2 :451) .
 EFC turning to
religion : doa, misa,
mengikuti rekoleksi
(W2S1:511).
 Revisi skripsi tidak  Teman seangkatan  EFC Seeking social
mendapatkan Acc sudah banyak yang support for
dari dosen. lulus emotional reasons:
Sharing meminta
pengertian dari
orang lain.
(W2S1:738)
 EFC Acceptance :
masalah harus
dihadapi dan
diselesaikan (W2S1
:734).
 EFC turning to
religion :
mendekatkan diri
pada Tuhan (W2S1
:740)

 Perasaan malu  PFC seeking social


meminta uang ke support for
orang tua untuk instrumental reasons
mencukupi : meminjam uang
kebutuhan kepada teman (W2S1
:682).

b. Subjek 2

1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi

Subjek 2 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 3 SMP. Ia

mulai mengkonsumsi alkohol karena ingin coba-coba bersama teman-

temannya. Subjek 2 ketika di Sekolah Dasar prestasinya sangat baik, ia

selalu juara 1 di kelas. Setelah SMP prestasinya mulai menurun,

akhirnya ia merasa kurang percaya diri. Ia kurang “PD” di hadapan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

teman-temannya, maka supaya mempunyai banyak teman dan diterima

teman-temannya ia ingin dianggap nakal. Ia mulai merokok dan lama-

lama coba-coba minum alkohol. Ketika kelas 3 SMP ia minum

seminggu sekali, yaitu tiap malam Minggu sewaktu kumpul dengan

teman-temannya. Kebiasaan minum menjadi rutin setelah ia SMA dan

kuliah semester IV.

Sebenarnya ia tidak mempunyai masalah pribadi, ia minum

karena pengaruh lingkungan. Penyebab utamanya minum adalah ia

merasa kurang percaya diri karena prestasinya menurun. Setelah lulus

SMA ia ingin masuk ke Fakultas Kedokteran, namun akhirnya ia

diterima di Fakultas Psikologi. Kuliah yang tidak sesuai dengan

keinginan yang dicita-citakan ini menyebabkan ia merasa kurang

memiliki visi dan misi dalam hidupnya. Selama ini ia bisa menutupi

sehingga orang tua dan keluarganya tidak tahu kalau ia menjadi

pecandu alkohol. Jika ia pulang ke rumah, ia bisa menahan diri tidak

minum alkohol. Ia tidak bergaul erat dengan teman-teman di

lingkungan rumahnya sehingga teman-teman di lingkungan rumahnya

tidak tahu jika ia menjadi pecandu. Ia minum alkohol jika berada di

Yogya di rumah kontrakan maupun di tempat-tempat ia biasa kumpul

dengan teman-teman sesama peminum.

Ia mulai mengurangi konsumsi alkohol sekitar tahun 2005 –

2006. Ia mulai meninggalkan alkohol karena mulai menyadari akan

masa depannya, banyak teman-teman kuliahnya telah lulus dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

wisuda, sementara ia masih mengambil beberapa mata kuliah. Sejak

2006 ia sudah jarang sekali minum alkohol, namun belum berhenti

sama sekali, sesekali masih minum, terutama jika keadaan memaksa

untuk solidaritas dengan teman. Ia minum paling hanya sedikit untuk

menyenangkan teman saja dan karena ia risih dengan ejekan dan

olokan dari teman-temannya.

Selama minum, ia merasa tidak mempunyai gangguan fisik,

paling-paling hanya gangguan psikis, misalnya menjadi sukar

berkonsentrasi dalam belajar. Paling sulit menghindari alkohol adalah

pada fase-fase awal, terutama jika kumpul dengan teman-temannya.

Keinginan minum sampai sekarang sering muncul, yaitu secara tidak

langsung pada situasi-situasi tertentu. Kadang-kadang perasaan ingin

minum itu kuat, namun pelan-pelan ia redam sehingga ia tidak minum

lagi, khususnya jika ia menyadari bahwa ia telah merasa tua dan kuliah

sudah lama, sedangkan teman-teman sebayanya sudah banyak yang

berhasil. Setelah ia berhenti minum ia sadar bahwa lepas 100 % dari

alkohol sulit, namun ia selalu memotivasi diri untuk tidak lagi

mengkonsumsi alkohol.

Faktor penyebab subjek 2 mengkonsumsi alkohol, menjadi

pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat

pada tabel 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Tabel 4.
Penyebab Subjek 2 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Fase Penyebab
mengkonsumsi
Internal Eksternal
alkohol

Awal Konsumsi  Ingin coba-coba (W1S2 : 35)  Ajakan teman (W1S2 :


Minuman Ber  Kurang percaya diri akibat 35)
Alkohol prestasi belajar menurun  Nglegani teman ,
(W1S2 : 48) karena teman pergaulan
 Ingin diterima oleh kelompok adalah peminum
(teman): Ingin mendapatkan (W1S2 : 68)
pengakuan / disegani oleh
teman, dianggap “berani”
(W1S2 : 57)

Pecandu  Ada perasaan kurang puas  Teman-teman dekat


Minuman jika tidak minum (W1S2 : 82) subjek adalah peminum
Beralkohol  Perasaan kecewa tidak (W1S2 : 110).
diterima di fakultas
kedokteran (W1S2 : 107)  Tidak adanya
 Kesulitan mengerjakan tugas pengakuan dan
kuliah (W1S2 : 130) penghargaan dari
 Merasa jengkel dengan teman
orang tua.

Berhenti  Minder melihat kesuksesan  Konflik dengan sesama


Mengkonsumsi teman (W1S2 : 180) teman peminum
Alkohol  Merasa malu kuliah tidak (W1S2 : 257)
selesai (W1S2 : 245)

2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 2 dan

Strategi Copingnya

Setelah memutuskan untuk tidak mengkonsumsi alkohol,

subjek 2 mulai menekuni kuliah lagi dan mempunyai beberapa teman

dekat, adik-adik kelas yang mulai ia kenal ketika mendapat tugas

kelompok. Ia mulai akrab dengan teman-teman barunya dan saling


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

membantu dalam mengerjakan tugas kuliah. Ia juga sering “curhat”

(sharing) dengan teman-teman akrabnya.

Meskipun ia telah memutuskan berhenti minum, kadang-

kadang timbul keinginan untuk minum lagi. Keinginan tersebut dapat

ia tekan dengan memikirkan bahwa alkohol lebih banyak merugikan.

Ia dapat menahan diri untuk tidak minum lagi karena frekuensi bergaul

dengan teman-temannya minum sudah berkurang dan ada motivasi

yang kuat untuk menyelesaikan kuliah. Agar tidak relaps, ia berusaha

terbuka pada diri sendiri dan menerima diri apa adanya.

Namun, setelah ia berhenti mengkonsumsi alkohol, ternyata

masalah juga masih selalu ada. Masalah yang mengganggu pikirannya

adalah mayoritas teman-teman seangkatannya telah lulus, sedangkan

ia masih ambil teori. Ia merasa malu dengan teman-teman dan

tetangganya. Ia merasa sangat tertekan sehingga pernah terlintas untuk

berhenti kuliah. Namun, ia menyadari jika ia berhenti kuliah ia merasa

berdosa terhadap orang tuanya.

Subjek 2 juga tertekan karena pacarnya telah lulus S1,

sehingga ia menjadi minder dan malu ketemu keluarga pacarnya.

Masalah kuliah yang belum selesai ini kadang-kadang juga memicu

konflik dengan pacarnya, yang kalau marahan sering mengungkit-

ungkit hal ini. Dengan demikian, sebenarnya kuliah yang belum

selesai ini secara psikis sangat membebaninya. Jika ada masalah ia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

sering ingin minum lagi, namun ia juga sering membayangkan bahwa

jika ia minum lagi akan semakin kacau.

Untuk mengurangi bebannya, ia sering curhat dengan pacar

atau teman-temannya. Jika terlalu sumpek ia menyerahkan dirinya

kepada Tuhan melalui doa. Dulu untuk bisa diterima teman ia menjaga

penampilan fisik dengan ikut dalam kelompoknya, namun sekarang ia

merasa sudah diterima teman-teman dan masyarakat sekitarnya. Dulu

ada perasaan disepelekan, namun sekarang ia lebih percaya diri karena

telah menyadari bahwa setiap orang tentu mempunyai kelebihan dan

kekurangannya masing-masing. Saat ini ia telah menyadari bahwa

dalam menjalani hidup ia harus berani terbuka pada dirinya sendiri,

berani menerima apa adanya. Saat ini ia telah sadar akan tujuan

hidupnya dan merubah diri. Jika sedang sumpek sering timbul

keinginan minum, namun selalu diredamnya. Saat ini ia lebih banyak

berdoa dan sharing dengan orang lain.

Masalah yang dihadapi oleh subjek 2 dan strategi copingnya

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.
Masalah yang Dihadapi Subjek 2 dan Strategi Copingnya
Internal Eksternal Coping
Awal  Merasa tertekan  PFC Planning :
Berhenti melihat kesuksesan Memikirkan bagaimana
konsumsi teman lain (W1S2 : cara mencapai masa
200). depan yang lebih baik
dan membenahi diri,
memotivasi diri untuk
menyelesaikan
perkuliahan (W1S2 :
207).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

 Keinginan dan  PFC Active Coping :


godaan untuk minum aktif dan rajin
lagi kuat karena kuliah
mempunyai masalah  PFC planning :
kuliah. membenahi diri
(W2S2 : 200) dengan cara mulai
memilih mata kuliah
yang akan diambil
dan mengulang mata
kuliah yang nilainya
buruk.

 Subjek merasa  Ajakan teman  PFC Suppresion of


tertekan dan malu untuk minum Competing: Pilih
dengan teman-teman lagi teman yang bukan
karena perkuliahan peminum.
yang tidak segera
selesai (W2S2 : 245)  EFC alcohol-drug
disengagement:
Minum alkohol.
 EFC positive
reinterpretation and
growth : Menyadari
bahwa kuliah tidak
akan selesai jika
minum terus
(W1S2:255)

 Keinginan minum  Konflik dengan  EFC Suppresion of


alkohol sesama Competing :
peminum(W2S2 menghindar dari
:257). teman-teman
peminum.

 Sindiran dari  EFC positive


teman sesama reinterpretation and
peminum (W2S2 growth : terbuka
:276). pada diri sendiri
bahwa alkohol
banyak merugikan
(W2S2 :299 ).
 EFC acceptance :
menerima apa
adanya bahwa
memang sangat sulit
menghadapi
keinginan badan
untuk minum lagi
(W2S2 : 307).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

 PFC Active coping :


aktif mengikuti
perkuliahan.

Mantan  Merasa tertekan  PFC Planning:


Pecandu karena teman-teman berkomitmen untuk
Alkohol sudah banyak yang menghindari alkohol
selesai kuliah dan dan menyelesaikan
kerja (W2S2 :331). kuliah (W2S2 : 351).
 Merasa malu dengan  PFC Aktif Coping :
teman dan tetangga Aktif mengikuti per
karena belum selesai kuliahan (W2S2 :
kuliah (W2S2 :334)  EFC turning to
religion : berdoa,
ziarah ke Ganjuran.
(W2S2 :475

 Merasa tidak nyaman  PFC seeking social


saat berada di support for
kampus (W2S2 : instrumental reasons
337). : meminta pendapat
 Merasa minder kepada orang lain
dengan orangtua dan meminta nasehat
pacar karena pacar dengan teman (W2S2
sudah lulus kuliah :422).
(W2S2 : 357)  EFC seeking social
 Malu dengan orang support for emotional
tua karena belum reasons: Sharing
lulus (W2S2: 371). meminta pengertian
dan perhatian dari
pacar. (W2S2: 435).

 EFC Positive
 Adanya keinginan reinterpretation and
untuk minum growth : subjek
kembali menyadari alkohol
(W2S2 :412) akan mengacaukan
hidupnya, mengingat
hal-hal yang negatif
tentang
alkohol.(W2S2 :
415)
 EFC Mental
disengagement :
membaca buku,
menonton televisi
(W2S2 :426).
 EFC turning to
religion : berdoa,
ziarah ke Ganjuran.
(W2S2 :477)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

c. Subjek 3

1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi

Subjek 3 mulai mengkonsumsi aklohol sejak kelas 1 SMA. Ia

mulai mengkonsumsi alkohol ketika ia merasa sumpek di rumah.

Ayahnya telah bercerai dengan ibunya sejak ia masih kecil. Saat ini

ibu kandungnya berada di Palu, Sulawesi. Ia tinggal bersama ayahnya

yang telah beristri dan mempunyai dua orang anak dari istri barunya.

Ia sebenarnya mempunyai dua saudara kandung, namun kakak

pertama telah berumah tangga dan tinggal di Bantul sedangkan kakak

nomor dua ikut ibunya di Palu. Ayahnya seorang PNS, namun di

lingkungan rumahnya ayahnya suka berjudi. Jika ada “jagongan” atau

ronda ayahnya pasti pulang pagi karena berjudi kartu. Bahkan tak

jarang ia berjudi sampai dua hari atau lebih tidak pulang. Ia merasa

malu dengan teman-teman dan tetangganya akan kelakuan ayahnya. Ia

kecewa terhadap ayahnya dan merasa hidupnya tidak seperti anak-

anak yang lain.

Mula-mula ketika kelas satu SMA sepulang sekolah, ia

nongkrong di Terminal Jombor. Di sana ia bertemu dengan tetangga

kampungnya yang preman, ia diajak minum. Lama-lama ia menjadi

terbiasa minum, bahkan ia bersama teman sekolah dan teman-teman di

lingkungan rumah (tetangga) sering minum. Ia ingin membuat marah

ayahnya dengan mengajak teman-temannya minum di rumahnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Akhirnya ia menjadi pecandu dan di lingkungan kampungnya,

meskipun ia mahasiswa ia ditakuti karena sering berantem. Ia menjadi

semacam “preman” di kampungnya, dan ia terkenal di kalangan

remaja dan anak-anak muda di kampung-kampung sekitarnya. Ia juga

dikenal di daerah lain karena sering diajak pemuda daerah lain jika ada

perkelahian. Pada setiap acara ia tidak bisa lepas dari minuman. Jika

ada masalah (konflik), ia sering diminta membantu teman-temannya

tapi ia minta upah minum.

Subjek 3 mulai berhenti minum setelah orang tuanya pensiun

dan mulai sakit-sakitan. Ia mulai menyadari bahwa ia harus segera

menyelesaikan kuliah karena ia harus ikut menanggung beban

keluarga. Ia sadar bahwa jika ia tidak berubah, maka keadaan akan

menjadi semakin buruk. Orang tuanya sakit-sakitan mungkin

disebabkan karena kurang menjaga diri dan memikirkan dirinya yang

“nakal”. Ia pernah terkena kasus kriminal, penganiayaan dan diadukan

ke polisi, untuk berdamai ia membayar sejumlah uang. Ia juga pernah

melakukan tindak pidana pencurian, namun tidak dilanjutkan ke

pengadilan karena “ditebus” dengan sejumlah uang.

Faktor yang menjadi penyebab subjek 3 mengkonsumsi

alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol

dapat dilihat dalam tabel 6.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 6.
Penyebab Subjek 3 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Penyebab
Internal Eksternal
 Kecewa dengan orang tua :  Ayah dan ibu subjek
Awal Konsumsi ayah subjek hoby berjudi bercerai (W1S3 : 37)
Minuman dan keluarga berantakan  Adanya pandangan
Beralkohol (W1S3 : 43, 50, 59, 110) rendah dari tetangga
karena keluarga subjek
berantakan (W1S3 : 60)

 Mengingat dan merasa sedih  Keluarga berantakan


Pecandu keluarga berantakan dan (W1S3 : 110)
Minuman lingkungan yang tidak  Subjek dan keluarga
Beralkohol menerima (W1S3 : 110) tidak diterima di
lingkungan (W1S3 :
112)

 Kesadaran subjek telah  Bapak pensiun dan sakit-


Berhenti banyak merugikan keluarga, sakitan (W2S3 : 153,
Menkonsumsi tetangga, dan orang lain CC3 W : tetangga)
Alkohol (W2S3 : 166, 175,)  Ada urusan polisi (W2S3
: 191, CC3 W :
tetangga)

2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 3 dan

Strategi Copingnya.

Subjek 3 mengkonsumsi alkohol karena sebagai pernyataan

kecewa terhadap orang tuanya. Perasaan kecewa terhadap orang

tuanya juga diungkapkan dengan sikap yang suka berbuat onar.

Menurut pengakuan tetangganya, subjek 3 suka bikin onar, bahkan

kampungnya pernah didrop dari daerah lain karena subjek 3 menghajar

seorang satpam. Subjek 3 merasa sedih karena orang tua subjek

bercerai dan secara eksternal: subjek kurang diterima di masyarakat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Menurut salah seorang tetangganya, resonden 3 sebenarnya tidak ada

masalah dengan teman di kampungnya, hanya beberapa orang tua

merasa was-was jika anaknya bergaul dengan subjek 3. Menurut

tetangganya hubungannya dengan orang tuanya kurang baik, dulu

pernah berantem dengan ayahnya sendiri.

Saat ini ia telah menyadari bahwa selama ini ia telah banyak

merugikan orang lain dan keluarganya. Ia ingin menyelesaikan kuliah

dan bisa membantu keluarganya yang telah banyak berkorban

untuknya. Meskipun sekarang ia telah berubah namun masih ada

beberapa teman yang sering mengajaknya minum atau mengajak

menyerang kelompok lain. Ajakan ini sering ditolak dengan alasan ia

ada keperluan lain, namun sesekali ia masih minum meskipun

frekuensinya sudah jarang sekali, bisa sebulan atau lebih baru minum

sekali, misalnya pas ada acara yang tidak bisa ia hindari. Keinginan

minum memang masih sering muncul, namun penderitaan keluarganya

saat ini telah menyadarkannya bahwa ia harus benar-benar lepas dari

ketergantungan minuman keras.

Masalah yang dihadapi oleh subjek 3 dan strategi copingnya

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7.
Masalah yang Dihadapi Subjek 3 dan Strategi Copingnya
Internal Eksternal Coping
Awal  Tidak adanya  Lingkungan tidak  EFC alcohol-drug
berhenti kepedulian dari menerima subjek disengagement:
berkonsumsi keluarga terhadap minum alkohol.
subjek, keluarga
subjek berantakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

 Adanya  EFC positive


permasalahan reinterpretation and
keluarga : ayah growth : menyadari
subjek sakit-sakitan telah merugikan
menyebabkan subjek orang tua.
tertekan (W1S3 :187)
 PFC Planning :
Mengatur langkah-
langkah agar hidup
lebih baik dengan
cara melanjutkan
kuliah lebih rajin.

 Godaan memperoleh  EFC positive


minuman gratis reinterpretation and
growth : memikirkan
penderitaan keluarga,
dan menyadari telah
membuat kerugian
bagi orang lain.

Mantan  Tidak bisa membagi  EFC positive


Pecandu waktu antara kuliah, reinterpretation and
pekerjaan dan growth : membuang
keluarga. jauh-jauh keinginan
 Kuliah tidak segera untuk minum alkohol
selesai (W2S3 : 259). yang dapat merusak
hidup.

 Merasa merugikan  EFC positive


orang lain. reinterpretation and
growth: belajar
 Godaan untuk berpikir positif,
mengkonsumsi alkohol telah
alkohol (W2S3 merusakkan hidup,
:285) menyadari tugas-
tugas sebagai kepala
keluarga serta
tanggungjawab
kepada orangtua,
mengevaluasi diri
bahwa sebagai
manusia subjek
banyak berbuat salah
dan dosa.(W2S3 :
295; 322)

 Beban  PFC Planning :


menyelesaikan merencanakan untuk
perkuliahan yang menyelesaikan
tidak selesai-selesai. kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

 EFC Turn to religion


: memohon kepada
Allah, sholat lima
waktu, sholat
tahajud, dan sholat
berjemaah.(W2S3
:310).

 PFC Seeking social


 Kondisi support for
keuangan instrumental reasons
keluarga yang : meminjam uang ke
buruk (W2S3 : kakak (W2S3 :269)
264).
 PFC Planning :
 Pekerjaan menata hidup dengan
mengurus anak cara berusaha segera
yang menyita menyelesaikan
tenaga (W2S3 : kuliah, sehingga
275). setelah selesai kuliah
 Pekerjaan rumah bisa fokus mendidik
dan kantor anak dan fokos di
menumpuk(W2S pekerjaan.
3: 276). (W2S3:330).

d. Subjek 4

1) Awal Konsumsi Sampai Berhenti Konsumsi

Subjek 4 mulai mengkonsumsi alkohol sejak kelas 2 SMA. Ia

mulai mengkonsumsi alkohol karena merasa diperlakukan tidak adil di

rumah dan tidak mempunyai banyak teman di lingkungannya. Ia tiga

bersaudara, dua orang kakaknya telah bekerja. Ketika ia SMA kakak

nomor dua kuliah di PTN. Ia merasa kakaknya minta apa-apa selalu

dituruti sedangkan ia tidak dituruti karena ia merasa lebih bodoh. Ia

tidak diterima di PTN, dan saat ini kuliah di PTS kecil yang kurang

ternama. Ia jarang bergaul dengan teman di lingkungannya karena

merasa bahwa mereka kurang suka terhadapnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Ia mulai minum alkohol ketika ia curhat dengan temannya.

Oleh temannya ia dikenalkan dengan beberapa teman yang suka

minum alkohol, akhirnya ia ikut minum. Ia merasa senang karena

mulai banyak teman dan ia ingin membalas ketidakadilan orang tuanya

dengan menghindari mereka dan lebih banyak bergaul dengan teman-

temannya. Ketika kelas 3 SMA ia lebih banyak tidur di rumah teman

dengan alasan belajar bersama dan setelah kuliah pada awal-awal

tahun ia jarang sekali di rumah. Ia berkomunikasi dengan orang tuanya

hanya jika ia merasa memerlukan uang atau kebutuhan lain.

Sebenarnya orang tuanya mulai curiga dan ia sering

diperingatkan untuk tidak banyak keluar rumah, namun ia tidak

menghiraukannya. Prestasi akademiknya rendah sehingga tahun 2005

atau pada semester 6 ia masih sangat jauh ketinggalan dibandingkan

dengan teman-teman seangkatannya. Akhirnya kemarahan orang

tuanya memuncak, ia diberi pilihan mau menyelesaiakan kuliah atau

berhenti. Orang tuanya tidak akan membiayai lagi jika tidak serius

kuliah, hal ini menyebabkan subjek mulai menyadari bahwa alkohol

merugikan. Akhirnya, ia diajak berdiskusi dengan orang tua dan

kakak-kakaknya. Ia diberi pilihan jika ia ingin melanjutkan kuliah, ia

harus serius dan kakak-kakaknya akan membantu, padahal sebenarnya

selama ini biaya kuliahnya telah dibantu kakak-kakaknya melalui

kedua orang tuanya. Akhirnya ia menyadari bahwa selama ini

sebenarnya orang tuanya telah bertindak adil, bahkan kakak-kakaknya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

telah membantu biaya kuliahnya, namun ia tidak menyadarinya.

Setelah sadar ia dicintai seluruh keluarga ia mulai tahun 2005

mengurangi konsumsi alkohol, dan berhenti sama sekali tidak

mengkonsumsi alkohol sekitar tahun 2006.

Faktor yang menjadi penyebab subjek 4 mengkonsumsi

alkohol, menjadi pecandu alkohol dan berhenti mengkonsumsi alkohol

dapat dilihat dalam tabel 8.

Tabel 8.
Penyebab Subjek 4 Mengkonsumsi Alkohol, Menjadi Pecandu
dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol
Penyebab
Internal Eksternal
 Ingin menentang orang tua  Ajakan teman (W1S4 : 80)
Awal karena perlakuan tidak adil  Tidak punya teman di
Konsumsi (W1S4 : 31) kampung (W1S4 : 43)
Minuman  Persepsi orangtua tidak
Beralkohol memperhatikan subjek,
karena subjek merasa bodoh
di dalam keluarga (W1S4 :
41)
 Persepsi bahwa orang tua  Tidak disukai tetangga
Pecandu tidak adil dan tidak (W1S4 : 70)
Minuman memperhatikan subjek
Beralkohol (W1S4 : 127)
 Subjek merasa telah  Orang tua memarahi subjek
Berhenti menjadi beban bagi orang dan mengancam akan
Menkonsumsi lain (W2S4 : 182) membiayai kuliahan (W2S4
Alkohol : 167)

2) Masalah-masalah yang Menimbulkan Stres pada Subjek 4 dan

Strategi Copingnya

Setelah memutuskan berhenti mengkonsumsi alkohol, Subjek 4

masih juga dihadapkan pada berbagai permasalahan. Permasalahan

utama adalah sering timbul keinginan untuk mengkonsumsi alkohol


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

lagi. Ia juga merasa minder, merasa bodoh dan malu sama tetangga

karena ia belum menyelesaikan kuliah. Di bidang keuangan, ia merasa

kesulitan karena sekarang orang tuanya membatasi keuangannya

bahkan ia masih selalu dicurigai oleh orang tuanya, ia merasa tidak

dipercaya lagi.

Meskipun banyak masalah yang dihadapi, Subjek 4 mulai bisa

menahan diri untuk tidak mengkonsumsi alkohol lagi. Ia menahan

keinginan untuk minum dengan memikirkan efek-efek dan kerugian

mengkonsumsi alkohol. Jika ada masalah, ia membicarakan dan minta

bantuan kepada orang tua, kakak, atau teman-temannya. Saat ini ia

telah terbebas sama sekali dari alkohol karena waktunya digunakan

untuk hal-hal yang positif, seperti membaca buku, kuliah, dan

sebagainya. Ia juga telah menyadari bahwa setiap orang memiliki

kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Ia telah belajar

menentukan tujuan hidup dan berusaha mencapai tujuan tersebut. Ia

mempunyai target awal untuk menyelesaikan kuliah.

Masalah yang dihadapi oleh subjek 4 dan strategi copingnya

dapat dilihat pada tabel 9.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Tabel 9.
Masalah yang Dihadapi Subjek 4 dan Strategi Copingnya
Internal Eksternal Coping
Awal  Ajakan teman  PFC restraint
Berhenti untuk minum lagi coping: secara
konsumsi (W1S4 : 229) perlahan-lahan dan
halus menolak ajakan
untuk minum.(W1S4
: 232)

 Keinginan dan  PFC Suppresion of


godaan untuk minum Competing :
lagi kuat karena mengarahkan
mempunyai masalah kegiatan bagaimana
(W1S4 : 243). menghindar dari
keinginan minum lagi
dengan cara
berkonsentrasi pada
kuliah , tidak
memikirkan masalah-
masalah yang lain
(W1S4 : 251)
 PFC Seeking social
support for
emotional reasons:
menjalin hubungan
baik dengan orang
tua, kakak-kakak dan
tetangga.
(W1S4: 254)
 EFC Mental
Disengagement :
Memendam
keinginan untuk
minum dan
mengalihkannya ke
kegiatan tidur dan
main game (W1S4 :
261).
Mantan  Merasa bodoh dan  EFC Acceptance :
Pecandu malu dengan menerima kondisi
tetangga dengan tegar.

 Keuangan  PFC seeking social


dibatasi dan support for
dicurigai orang instrumental
tua (W2S4 : reasons: pinjam uang
274) ke kakak

 Subjek merasa ada  EFC seeking social


ketidakpercayaan dari support for
orangtua bahwa subjek emotional reasons:
telah benar-benar lepas curhat ke teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

dari alkohol.(W2S4 : (W2S4 :294).


284).
 EFC positive
 Keinginan untuk reinterpretation and
mengkonsumsi Growth : mengubah
alkohol kembali pola pikir bahwa
(W2S4:300) alkohol akan
menambah kacau dan
banyak membawa
efek negatif ,
membuat semakin
tidak dipercayaorang.
(W2S4: 303, 309).
 PFC Active Coping :
mencari informasi
seputar efek negatif
alcohol (W2S4: 347)
 PFC seeking social
support for
instrumental
reasons: mencari
informasi bagaimana
menghadap
keinginan untuk
minum dengan
membicarakannya
kepada orangtua,
kakak dan teman
yang tidak
kecanduan (W2S4:
315).
 EFC seeking social
support for
emotional reasons:
menjalin hubungan
yang baik dengan
orangtua dan kakak.
(W2S4: 251).

Kuliah yang tidak PFC Active Coping :


segera selesai Segera
(W2S4: 334). menyelesaikan
kuliah dengan cara
rajin kuliah (W2S4:
339).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

3. Hasil Analisis Empat Subjek

Kategorisasi penyebab subjek mengkonsumsi alkohol, menjadi

pecandu dan berhenti mengkonsumsi alkohol dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Kategorisasi Penyebab Subjek Mengkonsumsi Alkohol,


Menjadi Pecandu dan Berhenti Mengkonsumsi Alkohol

Fase Kategori Sub Kategori Subjek


S1 S2 S3 S4
Awal Peyebab Lingkungan Ajakan Teman   
Konsumsi Eksternal Masyarakat Teman pergaulan  
pengguna alkohol
Pandangan redah 
dari tetangga.
Tidak punya teman 
di lingkungan.

Lingkungan Keluarga berantakan 


Keluarga Kurang adanya penga- 
wasan dari orangtua.

Penyebab Individu Ingin mendapatkan  


Internal /Peorangan pengakuan kelompok.
Ingin tahu rasa/coba-  
Coba
Kurang percaya diri 
Kecewa dengan orang-  
tua.
Persepsi kurang adanya 
perhatian dari orangtua.

Pecandu Penyebab Lingkungan Konflik dengan orang 


Minuman Eksternal Masyarakat lain.
Beralkohol Lingkungan tidak 
Nyaman
Teman pergaulan 
pengguna alkohol
Tidak adaya pengakuan  
dan penghargaan
dari teman /lingkungan
Lingkungan Keluarga berantakan 
Keluarga Kurang adanya penga- 
wasan dari orangtua.

Penyebab Individu Perasaan Kecewa  


Internal /Peorangan Persepsi kurang adanya  
perhatian dari orangtua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Fase Kategori Sub Subjek S1 S2 S3 S4


Kategori
Penyebab biologis :    
Merasa kurang tiap
kali minum.
Prestasi buruk 
Jengkel dengan 
Keluarga

Berhenti Penyebab Lingkungan Konflik dengan sesama 


Megkonsumsi Eksternal Masyarakat teman peminum
Alkohol Berurusan dengan 
Polisi.
Dianggap beban 
dengan sesama teman.

Lingkugan Bapak pensiun dan 


Keluarga sakit-sakitan.
Orangtua sering marah. 

Penyebab Individu Masalah kuliah  


Internal /Perorangan Perasaan bersalah   
terhadap keluarga.
Merasa nyaman di 
rumah.
Minder melihat 
kesuksesan teman.

Strategi coping yang dilakukan oleh subjek, ketika pertama kali

mengkonsumsi alkohol, kecanduan, awal berhenti, dan ketika sudah menjadi

mantan pecandu dapat dilihat pada tabel 6-9.

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada mulanya alkohol digunakan

subjek sebagai coping dari segala masalah yang dihadapinya. Pada saat

pertama mengkonsumsi dan pada fase kecanduan alkohol, kecenderungan

subjek melakukan coping atas segala masalah yang dihadapi diawali dengan

strategi EFC dengan tujuan mengatur respon emosional dengan meniadakan

fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Setelah subjek memutuskan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

berhenti mengkonsumsi alkohol, coping yang dilakukan subjek tidak selalu

diawali dengan EFC.

Kategorisasi bentuk EFC pada subjek dari awal memutuskan berhenti

sampai menjadi mantan pecandu alkohol dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Kategorisasi Bentuk EFC Pada Subjek


Awal Memutuskan Berhenti-Setelah Menjadi Mantan Pecandu Alkohol

Fase Bentuk EFC Subjek


Kategori Sub Ktegori S1 S2 S3 S4
Awal -EFC alcohol-drug √ √ √
berhenti disengagement

-EFC positive -Berpikir alkohol √ √


reinterpretation and merugikan
growth -Menyadari bahwa kuliah √
tidak akan selesai jika
minum terus
-Menyadari telah √
merugikan orangtua /
keluarga / orang lain

-EFC acceptance -Menerima apa adanya √


bahwa sangat sulit untuk
melepaskan dari
keinginan untuk minum
-EFC mental
disengagement -Mengalihkan kegiatan √
ke tidur dan main game.

-EFC Seeking social Menjalin hubungan baik


support for emotional dengan orangtua, kakak, √
reasons dan tetangga

Berhenti 1-2 -EFC mental -Menyibukkan diri √ √


Tahun disengagement dengan
aktivitas lain.

-EFC turning to religion -Doa, Ziarah, shollat √ √ √

-EFC Seeking social -Sharing meminta √ √ √ √


support for emotional pengertian
reasons dan perhatian dari orang
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

-EFC Acceptance -Masalah harus dihadapi √


dan diselesaikan
-Menerima dengan tegar √

-EFC positive -Menyadari alkohol akan √ √


reinterpretation and mengacaukan hidupnya,
growth mengingat hal-hal negatif
dari alkohol.
-Membuang jauh-jauh √
keinginan alkohol yang
dapatmerusak hidup.
-Menyadari tugas-tugas √
sebagai kepala keluarga
-Menyadari bahw a √
sebagai manusia subjek
banyak berbuat salah

Kategorisasi bentuk PFC pada subjek dari awal memutuskan berhenti

sampai menjadi mantan pecandu alkohol dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 12 Kategorisasi Bentuk PFC Pada Subjek

Awal Memutuskan Berhenti-Setelah Menjadi Mantan Pecandu Alkohol

Fase Bentuk PFC S1 S2 S3 S4


Kategori Sub Ktegori
Awal -PFC Seeking social -meminta pendapat √
berhenti support for instrumental orang tua
reasons

-PFC Planning -Merencanaka √


menemui dekan untuk
membicarakan
masalah DO.
-Memikirkan bagaimana √
cara mencapai masa
depan yang lebih baik
-Membenahi diri √
dengan cara memilih
mata kuliah yang akan
diambil, mengulang
mata kuliah yang
nilainya buruk.
-Mengatur langkah- √
langkah agar hidup
lebih baik

-PFC Suppresion of -Jarang keluar rumah √ √


competing -Membatasi frekuensi √ √
pertemuan dengan
teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

peminum
-Pilih teman yang bukan √
peminum
-Konsentrasi pada √
kuliah, tidak
memikirkan masalah
lain

-PFC active coping Aktif kuliah √ √

-PFC restraint coping Menolak secara halus √


ajakan minum
Berhenti 1-2 -PFC restraint coping : -Keingian minum bisa √
Tahun diredam

-PFC seeking social -Meminjam uang pada √ √


support for instrumental orang Lain
reasons
-Bertanya pendapat/ √ √
jalan keluar ke orang
lain

-PFC Planning -Berkomitmen untuk √


menghidari alkohol
-Merencanakan untuk √
menyelesaikan kuliah

-PFC active coping -Aktif mengikuti √ √


perkuliahan
-Mencari informasi
seputar efek negatif √
dari alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

C. Pembahasan

I. Penyebab Mengkonsumsi Alkohol dan Masalah yang Muncul Pada Subjek

Dari hasil data wawancara dan koding dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan bahwa subjek dapat dipengaruhi untuk mengkonsumsi alkohol

dari tahap coba-coba sampai kecanduan alkohol. Sebagian besar dari subjek

pertama kali mengkonsumsi alkohol karena faktor eksternal yaitu ajakan

teman dan teman pergaulan subjek adalah para pecandu alkohol. Hal ini

dialami pada subjek 1, 2 dan 4. Hawari (1996) menyatakan bahwa sebagian

besar remaja 80 % pemakai obat-obatan dan alkohol pada awalnya

memperoleh zat tersebut dari temannya, hal tersebut menunjukkan bahwa

teman sebaya memberikan konstribusi yang besar dalam merubah remaja dari

seseorang yang bukan pecandu menjadi pecandu alkohol. Hal ini sependapat

dengan Brook, dkk (1983) yang menyatakan bahwa tekanan kelompok sebaya

merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap penggunaan alkohol

dikalangan remaja. Penyebab ekternal yang lain adalah keluarga berantakan,

tidak ada pengawasan dari orangtua dan pandangan yang rendah dari

lingkungan sekitar.

Selain penyebab eksternal tersebut subjek mengkonsumsi alkohol

adalah karena faktor internal yaitu keinginan untuk mencoba, ingin

mendapatkan pengakuan dari kelompok, kurang percaya diri dan persepsi

kurang adanya perhatian dari orangtua. Seperti yang ditegaskan oleh Afiatin

(2003) bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan alkohol pada remaja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

adalah faktor internal yaitu kondisi psikologis (kepribadian individu, usia,

ketaatan beribadah, harga diri rendah/kurang percaya diri, kecewa,

perkembangan, depresif, kurang dapat menerima kritik, dan mudah

tersinggung) dan faktor eksternal (keluarga yang kurang harmonis, kesulitan

yang dialami sehari-hari, kurang kasih sayang, teman, sosial, masyarakat dan

faktor kemudahan mendapatkan serta faktor khasiat).

Subjek pada awalnya mengkonsumsi alkohol pada usia SMP kelas 2

dan usia SMA kelas 1. Usia subjek tersebut adalah usia para remaja, dimana

subjek memasuki tahap perkembangan mencari identitas baru, memiliki rasa

ingin tahu yang besar, mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan anggapan

yang salah mengenai efek dari penggunaan alkohol. Hal ini sependapat

dengan Winarto (2003) yang menyatakan perkembangan psikologis remaja

adalah sedang dalam tahap pencarian identitas diri sehingga membuat mereka

memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan mudah dipengaruhi oleh

lingkungan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek

adalah individu yang sedang berkembang dalam fase transisi (peralihan antara

masa anak-anak dan masa dewasa) dengan rentang usia masa remaja untuk

masyarakat Indonesia adalah usia 11 tahun sampai dengan 24 tahun dan pada

masa remaja ini terjadi kegoncangan sehingga dapat menimbulkan munculnya

penyesuaian negatif didalam diri subjek tersebut (Monks dkk, 1988). Hal ini

sependapat dengan Monks (1988) yang menyatakan bahwa ada dua macam

gerak perkembangan remaja yaitu memisahkan diri dari orangtua dan yang

lain menuju kearah teman sebaya, remaja saling mencari teman sebaya karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

mereka mengetahui bahwa mereka ada dalam nasib yang sama dan sama-sama

berusaha untuk mencari kebebasan serta kecenderungan yang sama untuk

menghayati kebebasan tersebut.

Pada tahap awal subjek mengkonsumsi alkohol karena ingin

mendapatkan pengakuan dari kelompok. Tahap ini oleh Fuhrmann (1990)

disebut tahap perilaku minum alkohol sebagai penggunaan yang bersifat

eksperimen, dimana seseorang akan menggunakan minuman keras atau

alkohol pada saat tertentu dan bila berada ditengah-tengah kelompok sebaya

agar mendapat penerimaan dan pengakuan dari mereka dan pada tahap ini

toleransi terhadap alkohol sangat rendah.

Mula-mulanya subjek minum sesekali dengan teman-temannya, namun

lama kelamaan menjadi kebiasaan. Tahap ini oleh Fuhrmann (1990) disebut

tahap perilaku minum alkohol sebagai penggunaan yang bersifat kebiasaan,

dimana akan muncul gejala seperti peningkatan toleransi untuk mendapatkan

efek yang lebih besar sehingga subjek pengguna alkohol, mulai berbohong,

memiliki perasaan bersalah, menyembunyikan keterlibatan mereka dengan

alkohol. Ketika subjek mempunyai masalah subjek cenderung untuk

mengkonsumsi alkohol bersama-sama dengan teman pecandu yang lain.

Sampai akhirnya subjek teratur menggunakan dan selalu

menginginkan efek yang lebih dari penggunaan sebelumnya. Pada fase ini

subjek mengkonsumsi alkohol karena faktor biologis yaitu keinginan untuk

mendapatkan efek yang lebih lagi dari minuman tersebut. Subjek Oleh

Fuhrmann (1990) tahap tersebut dinamakan tahap perilaku minum alkohol


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

sebagai penggunaan yang bersifat ketergantungan, pada tahap ini subjek mulai

menunjukkan gangguan yang berupa fisik dan psikologis seperti badan terasa

loyo, kehilangan kesadaran, susah tidur, tak mampu berkonsentrasi dengan

baik, di DO dari Universitas, kehilangan teman-teman, selalu membuat alasan

dan memanfaatkan keadaan ketergantungannya.

Subjek yang mengkonsumsi alkohol erat kaitannya dengan stres. Stres

muncul diakibatkan adanya stresor. Menurut Landau (1994) remaja sering

dicirikan dengan konflik dan stres, karena remaja mengalami peralihan dari

masa kanak-kanak menuju masa dewasa muda, dalam masa peralihan ini

remaja perlu banyak belajar berbagai keterampilan intelektual dan

keterampilan sosial. Perjuangan remaja untuk dapat berfungsi dengan tepat

dalam peran-peran baru mereka sering menimbulkan situasi yang penuh stres

dan untuk mengatasi hal tersebut banyak remaja yang “lari” atau

mengkonsumsi alkohol. Menurut Shultz dan Shultz, (1994) stres merupakan

tanggapan yang ada pada seseorang ketika berhadapan dengan lingkungan dan

bila tidak dapat mengatasi berakibat penyimpangan perilaku berupa merokok

berlebihan, dan minum minuman keras berlebihan.

Para mantan pecandu alkohol jika mengalami stress atau tekanan maka

dalam dirinya akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk menghadapi

stress tersebut. Hal ini mendukung pendapat Rutter (dalam Folkman, 1984)

yang mengatakan bahwa individu memberikan reaksi yang berbeda-beda

untuk mengatasi tekanan/stres (Rutter, dalam Folkman, 1984).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Masalah-masalah yang menimbulkan tekanan/stress pada subjek ketika

awal berhenti mengkonsumsi alkohol adalah permasalahan dalam perkuliahan,

kebingungan menghadapi DO, perasaan tertekan melihat kesuksesan teman-

teman lain yang sudah lulus serta keinginan dan godaan yang kuat untuk

mengkonsumsi alkohol lagi, karena kemudahan mencari minuman beralkohol

di lingkungan subjek tinggal.

Permasalahan lain yang dialami subjek adalah tidak adanya dukungan

dari lingkungan, baik lingkungan masyarakat tempat tinggal subjek, maupun

lingkungan yang terdekat dengan subjek yaitu keluarga. Hal ini dialami oleh

subjek 3, dimana subjek tersebut tidak mendapatkan penerimaan dari

lingkungan dan keluarga yang sama sekali tidak mempunyai kepedulian

dengan subjek.

Pada saat subjek benar-benar lepas dari alkohol selama 1-2 tahun,

subjek menghadapi berbagai permasalahan antara lain subjek yang diliputi

oleh perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan untuk minum, sementara

teman masih banyak yang mengajak minum, konflik dengan pacar, masalah

kuliah, dimana subjek tidak mendapatkan acc revisi skripsi dari dosen

pembimbing, perasaan malu karena kuliah tidak segera selesai, serta perasaan

telah menyusahkan orangtua, subjek selalu meminta uang untuk mencukupi

kebutuhan. Subjek merasa tertekan dengan lingkungan tempat tinggal subjek

dimana muncul perasaan bodoh dan malu ketika berinteraksi dengan

lingkungan tersebut. Di lingkungan pergaulan, subjek mengalami tekanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

karena teman-teman yang lain sudah selesai kuliah, sehingga merasa minder

jika berangkat ke kampus.

Kondisi subjek yang tidak segera menyelesaikan perkuliahan

menyebabkan subjek mengalami kesulitan dalam membagi waktu antara

kuliah, kerja dan mengurus keluarga, seperti yang dialami oleh subjek 1 dan

subjek 3. Hal ini menambah tekanan dan memperparah kondisi keuangan

subjek tersebut, dimana subjek sudah berkeluarga dan yang sudah tidak

menjadi tanggungjawab orangtua. Orangtua pada subjek 4 cenderung sudah

tidak mempercayai bahwa subjek benar-benar lepas dari pengaruh minuman

beralkohol, sehingga tidak memberikan kepercayaan lagi pada subjek.

Orangtua membatasi keuangan subjek, dan selalu mencurigai gerak langkah

subjek. Hal ini membuat subjek 4 merasa tertekan. Sementara keinginan untuk

mengkonsumsi kembali minuman beralkohol masih ada pada semua subjek.

II. Coping Pada Mantan Pecandu Alkohol

Apabila individu menghadapi suatu tekanan atau stres, maka akan

terjadi suatu proses penyesuaian terhadap situasi tersebut yang lazim disebut

sebagai coping strategy atau strategi mengatasi masalah.

Pada saat pertama mengkonsumsi dan pada fase kecanduan alkohol,

kecenderungan subjek melakukan coping lebih banyak mengunakan strategi

EFC yaitu dengan mengkonsumsi alkohol, lari dari masalah, mengasingkan

diri. Hal itu dengan tujuan mengatur respon emosional dengan meniadakan

fakta-fakta yang tidak menyenangkan. Setelah subjek memutuskan untuk

berhenti mengkonsumsi alkohol, kecenderungan para subjek menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

coping PFC maupun EFC secara seimbang dan kontekstual. Keefektifan dari

kedua strategi ini tergantung pada sumber masalah yang dihadapi. Strategi

coping tersebut di atas tidak bersifat statis, karena kedua strategi dapat saling

bergantian dalam penggunaannya. Suatu saat individu menggunakan strategi

problem focused coping, namun saat yang lain individu tersebut menggunakan

strategi emotional focused coping. Hal ini tergantung pada kondisi yang

dihadapi (Lazarus, 1993)

Berdasarkan Carver & Scheier (1989), strategi yang dilakukan ada dua

cara. Pertama : Strategi Problem Focused Coping atau PFC yang dapat

dilakukan mantan pecandu alkohol adalah : Menghadapi masalah secara aktif

(active coping), perencanaan (planning), Mengurangi aktifitas-aktifitas

persaingan (Suppresion of competing), pengendalian (restraint coping),

mencari dukungan sosial karena alasan instrumental (seeking social support

for instrumental reasons). Kedua : Strategi Emotional Focused Coping atau

EFC yang dapat dilakukan mantan pecandu alkohol meliputi: mencari

dukungan sosial karena alasan emosional ((seeking social support for

emotional reasons), reintepretasi dan perkembangan yang positif (positive

reinterpretation and growth), penerimaan (acceptance), mengalihkan pada

agama (turning to religion), pelepasan emosi (focus on and venting emotion),

penolakan (denial), tindakan pelarian (behavioral disengagement), pelarian

secara mental (mental disengagement), Penyimpangan dalam penggunaan

alkohol (alcohol-drug disengagement),


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Pada awal berhenti minum, beberapa dari mantan pecandu masih ada

keinginan untuk lari ke alkohol dalam menghadapi masalah. Hal ini terkait

dengan kebiasaan yang sering dilakukan ketika dulu mengkonsumsi alkohol

sebagai salah satu bentuk coping yang sudah melekat dalam dirinya. Namun

subjek sadar bahwa ternyata alkohol tidak dapat menyelesaikan masalah,

justru menjadi permasalahan baru atau tekanan baru. Subjek sudah merasakan

bahwa alkohol sebenarnya merupakan hal yang negatif. Ini terlihat ketika

subjek merasa bahwa alkohol merugikan bagi dirinya, dan merugikan orang

terdekatnya. Tetapi keinginan untuk minum lagi masih sering muncul dalam

diri subjek.

Pada fase ini kebanyakan dari subjek (Subjek 1, 2 dan 3)

menggunakan EFC alcohol-drug disengagement dan EFC positive

reinterpretation and growth (pada S1, S2, dan S3). Subjek dalam penelitian

ini pada fase awal berhenti mengkonsumsi alcohol subjek masih belum dapat

menghindar dari keinginannya untuk menggunakan alkohol, karena efek zat

dari alkohol yang membuat ketergantungan. PFC yang digunakan pada saat

fase ini adalah PFC Planning (S1, S2, dan S3) dan PFC Suppresion of

Competing (S1, S2, dan S4).

Setelah subjek benar-benar lepas dari alkohol (Mantan Pecandu

Alkohol) subjek menggunakan serta EFC seeking social support for emotional

reason (S1, S2, S3 dan S4), EFC positive reinterpretation and growth (S2,S3,

dan S4), dan EFC turning to religion (S1, S2, dan S3), EFC mental

disengagment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Subjek melakukan EFC reintepretasi and positif growth dengan cara

menyadari bahwa alkohol akan mengacaukan hidup subjek, mengingat hal-hal

negatif dari alkohol, membuang jauh-jauh keinginan untuk mengkonsumsi

alkohol yang dapat merusak hidup. Hal tersebut di atas dilakukan oleh subjek

subjek 2, subjek 3, dan subjek 4. Subjek juga melakukan coping planning,

dimana subjek berkomitmen untuk menghindari alkohol dengan cara

menyelesaikan kuliah, mencari informasi seputar efek negatif dari alkohol,

dan meredam keinginan untuk minum alkohol. Karakter dan pemikiran

subjek menjadi berkembang ke arah yang lebih positif. Muncul adanya

kesadaran pemikiran dalam diri subjek bahwa alkohol memberikan dampak

buruk bagi subjek antara lain perkuliahan yang tidak selesai-selesai. Selain itu

dalam diri subjek juga muncul adanya perasaan bersalah sudah banyak

merugikan orang lain baik keluarga, teman, dan lingkungan.

Coping yang digunakan oleh subjek (pada subjek 1, 2, 3 dan 4) adalah

EFC seeking social support for emotional reason, yang dilakukan dengan cara

meminta pendapat / nasehat serta perhatian dan pengertian dari orang lain dan

keluarga. EFC seeking social support for emosional reason dilakukan dengan

menjalin hubungan yang baik dengan orangtua, kakak dan keluarga. EFC

mental disengagment yang dilakukan subjek adalah dengan mengalihkannya

ke kegiatan tidur dan main game.

Selain itu subjek juga melakukan PFC suppresion of competing,

dimana subjek menghindar dari kegiatan mengonsumsi alkohol dengan cara

membatasi frekuensi dengan teman peminum, kalaupun ada ajakan minum,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

cenderung ditolak secara halus oleh subjek. Subjek juga mulai selektif dengan

cara tidak berinteraksi dengan teman-teman peminum. Hal ini mendukung

pendapat Reinhold Niebuhr (dalam Narcotics Anonymous) yang mengatakan

bahwa seorang alkoholik dapat mempengaruhi alkoholik lainnya jauh lebih

efektif dibandingkan dengan apa yang dilakukan seorang non-alkoholik.

Selain itu subjek berkonsentrasi hanya pada satu kegiatan saja, yaitu kuliah,

dengan mengesampingkan masalah-masalah lain selain kuliah.

PFC Planning ada pada hampir semua subjek. Subjek yang pada

awalnya mempunyai kepercayaan diri yang rendah, dan tidak berani

menerima kenyataan bergeser menjadi seorang yang mempunyai kepercayaan

diri, sudah mulai berpikir realistis dan mempunyai komitmen untuk mengatur

langkah hidup dan mengatasi segala permasalahan yang ada. Hal ini terlihat

dari perencanaan-perencanaan yang dilakukan subjek untuk mengatasi

permasalahan yang ada, dan menghindari alkohol, antara lain subjek

membenahi diri dan merencanakan untuk menyelesaikan kuliah dengan cara

memilih mata kuliah yang akan diambil, dan mengulang mata kuliah yang

nilainya buruk. Hal ini mendukung pendapat Gunarsa & Gunarsa (1991),

Mappiare (2000) dan Soesilowindradini (2000) yang menyatakan bahwa pada

masa remaja akhir, perkembangan seseorang ditandai dengan ciri-ciri: (1)

aspek-aspek psikis dan fisiknya mulai stabil, (2) meningkatnya berpikir

realistis, memiliki sikap pandang yang sudah baik, (3) lebih matang dalam

cara menghadapi masalah, (4) ketenangan emosional bertambah, lebih mampu

menguasai perasaan (5) sudah terbentuk identitas seksual yang tidak akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

berubah lagi, (6) lebih banyak perhatian terhadap lambang-lambang

kematangan.

III. . Kebutuhan Akan Dukungan Sosial Pada Subjek

Berdasarkan hasil analisis situasi-situasi yang menyebabkan subjek

mengkonsumsi alcohol, berhenti mengkonsumsi alcohol, dan coping yang

dilakukan saat subjek sudah menjadi mantan pecandu tampak bahwa ada

kebutuhan akan perhatian dari lingkungan social. Penyebab eksternal subjek

mengkonsumsi alkohol, adalah lingkungan keluarga yang berantakan (S3),

dimana tidak adanya pengawasan dari orangtua terhadap subjek (S1). Hal ini

menyebabkan subjek merasa tidak mendapatkan perhatian dari keluarganya.

Persepsi dari subjek tersebut membuat subjek menjadi kecewa dengan

orangtua (S3,S4). Subjek berusaha mendapatkan perhatian dari tempat lain.

Hal ini merupakan penyebab internal subjek yang pada akhirnya mencari

perhatian ke lingkungan pertemanannya. Faktor eksternal yaitu teman

pergaulan subjek yang adalah para pecandu alkohol menjadi awal subjek

mengkonsumsi alkohol (S1,S2,S4). Hal ini memungkinkan subjek mencari

perhatian di kelompok tersebut sebagai pengganti perhatian dari orangtua,

karena dalam kelompok tersebut subjek merasakan mendapatkan perhatian.

Subjek mengkonsumsi minuman keras atau alkohol pada saat tertentu dan bila

berada ditengah-tengah kelompok sebaya tersebut agar mendapat penerimaan

serta pengakuan dari kelompok tersebut.

Dari faktor ekternal maupun internal tersebut membuat subjek menjadi

pecandu alkohol. Pada saat menjadi pecandu subjek merasa tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

mendapatkan respon yang baik dari teman dan lingkungan. Teman-teman dan

lingkungan subjek tidak mengakui keberadaan subjek. Terlebih perasaan

jengkel dan kecewa dengan keluarga yang selalu tidak memberikan perhatian

kepada subjek. Subjek merasa tidak nyaman, dan mengalihkan perasaan

tersebut dengan mengkonsumsi minuman beralkohol. Perasaan tersebut sering

kali muncul, ditambah perasaan subjek (S1,S2,S3,S4) yang merasa kurang

tiap kali minum menjadi penyebabkan frekuensi subjek minum semakin

meningkat.

Dari banyaknya permasalahan yang dialami akibat dari pemakaian

alcohol, membuat subjek menginginkan untuk berhenti mengkonsumsi

alcohol. Pada fase berhenti mengkonsumsi alcohol, subjek (S1,S4) masih

mengalami masalah dan terbelenggu dari dunia alcohol, namun keluarga

subjek mulai member perhatian ke subjek. Pada subjek 4, orangtua mulai

sering marah-marah ke subjek, yang sebenarnya merupakan satu bentuk

perhatian terhadap perilaku subjek. Di dalam perjalanannya dengan

lingkungan pertemanan, subjek sering kali mengalami konflik dengan

temannya peminum (S2,S4) yang sebenarnya dulu teman-teman peminum

adalah orang yang menerima subjek. Ketika terjadi konflik dalam pertemanan

dengan sesama peminum alcohol, subjek tidak mendapatkan dukungan dari

kelompoknya tersebut. Dalam hal ini subjek mencari dukungan di tempat lain.

Keluarga pada akhirnya dapat memberi perhatian ke subjek.

Indikasi adanya kebutuhan akan dukungan social juga tampak kuat

ketika subjek benar-benar lepas dari alcohol, keempat subjek menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

EFC seeking social support for emotional reason yang dilakukan dengan cara

meminta pendapat / nasehat serta perhatian dan pengertian dari orang lain dan

keluarga. EFC seeking social support for emotional reason dilakukan dengan

menjalin hubungan yang baik dengan orangtua, kakak dan keluarga. Hal ini

merupakan indikasi bahwa adanya kebutuhan yang tinggi akan dukungan dan

perhatian dari orang lain baik keluarga maupun lingkungan. Hasil penelitian

ini mendukung pendapat Prasetyo (2006) yang menyatakan bahwa kekhasan

pemikiran pecandu alcohol yang selalu diliputi oleh rasa kekosongan dan

kesepian yang mendalam bahwa orang lain tidak dapat menerimanya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini mengungkap bahwa masalah internal yang dihadapi

oleh mantan pecandu alkohol pada awal berhenti mengkonsumsi antara lain

masalah perkuliahan yang tidak segera selesai, keinginan untuk mengkonsumsi

alkohol lagi, serta masalah keluarga. Sementara masalah eksternal antara lain

ajakan teman untuk mengkonsumsi alkohol kembali, adanya konflik dengan

sesama teman peminum, serta tekanan lingkungan yang memberikan penilaian

negatif terhadap mantan pecandu.

Masalah internal yang dihadapi subjek pada saat benar-benar berhenti dari

alkohol antara lain keinginan untuk kembali mengkonsumsi alkohol. Tetapi pada

fase ini keinginan tersebut benar-benar bisa diredam oleh subjek. Masalah lain

adalah adanya perasaan bersalah jika tidak mengikuti ajakan teman untuk minum,

tidak adanya kepercayaan dari lingkungan dan juga keluarga, masalah

perkuliahan dimana muncul rasa tidak percaya diri karena teman-teman sebaya

subjek sudah banyak yang lulus, kurang percaya diri di lingkungan tempat

tinggal dengan statusnya sebagai mahasiswa, serta masalah keuangan dimana

subjek mulai kesulitan untuk mengatur keuangannya,

Sementara masalah eksternal antara lain permasalahan perkuliahan dimana

teman seangkatan subjek sudah banyak yang lulus, masalah keluarga terkait

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

dengan tekanan orangtua yang menghendaki subjek cepat lulus, serta masalah

pekerjaan rumah dan kantor yang menumpuk.

Pada awal berhenti mengkonsumsi alkohol subjek menggunakan strategi

coping PFC, yaitu dengan PFC actif coping, planning, suppresion of competing,

restraint coping dan seeking social support for instrumental reasons dan EFC

positive reinterpretation and growth, acceptance, alcohol-drug disengagement.

Setelah terbebas dari alkohol, subjek menggunakan strategi coping tanpa

mengkonsumsi alkohol, meskipun keinginan mengkonsumsi masih ada. Coping

yang digunakan yaitu PFC actif coping, planning, seeking social support for

instrumental reason dan EFC positive reinterpretation and growth, acceptance,

mental disengagement, dan turning to religion. Subjek mempunyai penyesuaian

yang baik dengan mengacu pada strategi PFC (Problem Focused Coping) dan

EFC (Emotion Focused Coping).

Peneliti menyadari masih ada keterbatasan dalam penelitian ini. Mengungkap

kecenderungan coping pada mantan pecandu alkohol melalui perspektif orangtua

dan teman subjek sangat sulit dilakukan, hal itu dikarenakan perwujudan coping

sangat kompleks, serta para orangtua dan teman yang tidak selalu mendampingi

subjek secara penuh.

B. Saran

1. Kepada Mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman mengenai adanya strategi-strategi dalam menyelesaikan masalah.

Strategi coping yang berorientasi pada masalah (PFC) bisa berupa:

memecahkan masalah secara terencana, cermat, aktif meminta pendapat atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

pandangan orang lain, mencari informasi dari orang lain dan saling

mempercayai dengan pihak lain. Strategy coping yang berorientasi pada

emosi (EFC) bisa berupa: mengurangi beban yang dihadapi, menciptakan rasa

humor, menerima apa adanya, menghapuskan perasaan yang negatif. Mencari

dukungan keluarga melalui cara: menanamkan kepercayaan pada keluarga dan

saudara, memohon bimbingan, nasehat dari pihak-pihak yang terpercaya.

2. Bagi pihak civitas akademis, diharapkan aktif mengadakan kegiatan seputar

strategi menghadapi masalah melalui penyebaran informasi lewat kegiatan di

universitas dengan menghadirkan para pakar psikologi dan kesehatan,

misalnya dengan mengadakan pelatihan strategi menyelesaikan masalah, serta

pelatihan kemandirian emosional.

3. Mengingat pentingnya dukungan keluarga, kepada orangtua diharapkan

mampu lebih memahami anak-anaknya, maka sebisa mungkin selalu diadakan

pertemuan yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang sharing dan diskusi bersama

untuk mencari cara bagaimana menyelesaikan masalah, untuk mendukung

anak agar bisa benar-benar lepas dari minuman beralkohol, termasuk misalnya

tekanan seperti bagaimana menghadapi teman yang masih mengajak minum.

Orangtua bergerak untuk melakukan stimulus-stimulus yang menolong

anaknya untuk mengembangkan strategi menghadapi masalah yang efektif

dalam penyelesaian masalah-masalahnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian ulang namun dengan

subjek yang berbeda yaitu subjek berjenis kelamin perempuan dengan tingkat

pendidikan yang berbeda pula. Selain itu karena adanya indikasi tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

social support yang cukup tinggi pada mantan pecandu untuk itu diperlukan

penelitian lebih lanjut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

DAFTAR PUSTAKA

Adger, H. Jr., 1992, “Alcohol and Other Drug Use and Abuse in
Adolescents”. Dalam Rogers, D.E dan Ginzberg, E. Adolescents at
Risk: Medical and SocialPerspectives. Oxford: Westview Press.

Aldwin,C.M., & Revenson,T. A., 1987, Does Coping Help Are Examination
Between Coping and Mental Health. Journal of Personality and Social
Psychology, 53

Afiatin, T. 2001. Persepsi terhadap Diri dan Lingkungan pada Remaja


Penyalagunaan Napza. Psikologika. No 12 Vol VI, Pg 11-28.

Atkitson, J.M., 1990, Mengatasi Stres. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Bactiar, A.P. 2002. Menjadi Mahasiswa Indonesia. Kedaulatan Rakyat, 14


September 2002. no 340.

Baron, R.A., & Byrne,D., 1991, Social Psychology Understanding Human


Interaction. 6 th Ed. Boston: Allyn and Bacon

Bell, C.S., & Battjes, R.J., 2001, Overview of Drug Abuse Prevention
Research. dalam Monograph Series 63 National Institute on Drug
Abuse. http///www. Nida.nih.gov.

Carver, C.S.; Scheler, F.M.,& Weintraub, K.J., 1989, Assesing Coping


Strategies: A Theorytically Based Approach. Journal of Personality
dan Social Psychology, 56(2), 267-283.

Cooper, M.L., & Wilson, T., 1992, Stress and Alcohol Use: Moderating
Effectsor Gender Coping and Alcohol Expectancies. Journal of
Abnormal Psychology,
101(1), 139-152.

DepKes RI Dirjen Pelayanan Medik., 2000, Pedoman Terapi Pasien


Ketergantungan Narkotika dan Zat Adiktif lainnya. Jakarta.

Ferko, A.P., 1990, Ethanol and Related Alcohols, Basic Farmakology in


Medicine. Thirded, International Edition, Singapore: Mc.Graw-Hill,
PP.232-239.

Gerhana Media., 2003, Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: No.3, thn 1.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Garry, D.R., 2000. Konseling Kristen yang efektif. Seminari Alkitab Asia
Tenggara, 177-181. Malang.

Goldman, A.M., & Brown, A.S., 1989, Expectation of Reinforcement From


Alcohol:

Gunarsa, S.D. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : BPK Gunung Mulia

Hardjana, A.M., 1994, Stres Tanpa Distres. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Hardjana, A.M., 1997, 35 Cara Mengurangi Stres. Yogyakarta: Kanisius.

Haryanto, S., 2000, Penyalahgunaan NAPZA: Tantangan Psikologi


Menghadapi Millenium Baru. Yogyakarta: Yayasan Pembina
Fak.Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hawari, D. (2003). Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA. Jakarta: Balai


Penerbit FKUI.

Joyce, D.G. 1999. Apa Itu Alcoholics Anonymous?


(www.ycab.org/id/druginfo.asp )

Joewana, S., 1989, Gangguan penggunaan Zat Narkotika, Alkohol dan Zat
Adiktif lain. Jakarta: PT. Gramedia.

Kamus Besar Bahasa Indonesia . 1989. Jakarta : Balai Pustaka.

Landau, E. (1994). Teenage Drinking. Hillside : New Jersey Enslow Publisher


Inc.

Lazarus, S.R. 1976. Pattern Of Adjustment. Tokyo; McGraw-Hill Kogakusha


Ltd

Moleong. J. L., 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mönks, F.J., Knoers, A. M. P., dan Haditono, S. R. (2001). Psikologi


Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Murdoko. 2005. Miras Mudah Didapat, Menuai Maksiat. Kedaulatan Rakyat,
15 Agustus 2005. no 456.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Poerwandari, Kristi (2001). Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku


Manusia. Jakarta : Lembaga Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi Facultas Psikologi Universitas Indonesia.

Purwanto, Y. (2002). Bahaya Penyalahgunaan NAPZA dalam Perspektif


Psikologi. Laporan Pelaksanaan Program Studi Piloting Crisis Unit
di SMU. Proyek pengembangan Kegiatan Kesiswaan dan Pemberian
Beasiswa Bakat dan Prestasi Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Departemen Pendidikan Nasional.

Putu, B. 2002. Minum alkohol tak terkendali, bersiaplah buta.


www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2002/5/20/f3.htm

Ronodikoro. S., Pudjono. M., dan Rustamto. (1992). Studi Kasus Daerah Rawan
Penyalahgunaan Narotika. Laporan Penelitian. Yogyakarta : UGM
Yogyakarta dan Kanwil Depsos RI Propinsi DIY.

Sadayanti 1995. Hubungan antara efikasi diri dengan strategi coping dalam
menghadapi stres kerja. Skripsi ( tidak diterbitkan ). Yogyakarta Fak.
UGM

Sarafino. E. P. (1990). Health Psychology. New York: John Wiley & Sons

Singarimbun, M. & Effendi, S. 1982. Metode Penelitian Survai. LP3ES:


Jakarta.

Siswanto. (2002). Pengaruh Pengalaman Menulis Emosional Terhadap


Simtom-simtom Depresi pada Mahasiswa. Tesis (tidak diterbitkan).
Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Smet, B., 1994, Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Suryabrata, Sumadi (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja


Grafindo Persada

Their Domain and Relation to Drinking Patterns. Journal of Consulting and


Clinical Psychology, 4(5), 419-426.

Taylor, S., 1991, Health Psychology. New York: Mc.Graw-Hill, Inc.

Yesamine, 0. 2000. Hubungan menggunakan PFC Dengan Tingkat Depresan


Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Skripsi ( tidak diterbitkan )
Yogyakarta Fak. UGM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam


penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.

Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan

_______________________

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam


penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.

Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan

_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam


penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.

Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan

_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama (Inisial) : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Alamat : ….…………………………………………………………
Jenis kelamin : ...…………………………………………………………..
Universitas : …………………………………………………………….
Semester : …………………………………………………………….

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam


penelitian yang bertemakan “Studi Deskriptif Strategi Coping Mahasiswa Mantan
Pecandu Minuman Beralkohol Dalam Menghadapi Masalah” dan berjanji untuk
memberikan informasi secara sesuai dengan keadaan sebenar-benarnya yang saya
alami.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari
dari pihak manapun.

Mengetahui,
Yogyakarta,……….2008
Yang menyatakan

_______________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

VERBATIM DAN KODING

Catatan No Pertanyaan dan Wawancara Coding


Lapangan brs
1 Subjek 1
Subjek T : Nggak ada acara kan?!
ternyata J : Enggak, kan kita sudah janjian ...
orang yang dari tadi aku sudah nunggu lo!
tepat waktu 5 T : Maaf ... kalau lama nunggunya ...
dan janji:
Peneliti janji biasa, ngecek tempat usaha dulu.
mau J : Nggak pa-pa ... masih laris kan,
interview ayamnya?
jam 18.00, 10 T : Lumayanlah .... bisa kita mulai
dia sudah sekarang?!
nunggu. J : Boleh ... tapi identitasku
Peneliti
dirahasiakan kan?!
terlambat,
Interview 15 T : Iya dong ... aku cuma pengin datanya
dimulai jam aja, soal identitasmu ... nggak ditulis
19.00. di skripsi ...
J : Iya deh, kalau gitu ... tapi bener loh,
Subjek takut jaga rahasia ...
identitasnya 20 T : Iya ... ya ... aku mulai nih.... dahulu
diketahui
kamu pernah sampe kecanduan kan?
karena
Subjek Boleh nggak kalau aku mengetahui
adalah lebih jauh?
sudah kenal 25 J : Boleh ... asal aku masih ingat dan
dengan bisa menjawabnya.
peneliti dan T : Apakah saat ini kamu juga masih
teman-
sering minum alkohol?
teman
peneliti 30 J : Kalau saat ini, saya sudah sama
sekali tidak minum. Saya sudah
berhenti .... .
T : Tapi dulu kamu sudah sampai
kecanduan ya?
35 J : Kalau kecanduan sih saya kurang
tahu, yang jelas hampir setiap hari
saya minum alkohol. Mula-mula
memang cuma sedikit dan hanya
sesekali saja, namun lama-lama
41

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

menjadi kebiasaan. Tiada hari tanpa


minum alkohol.
Mula-mula T: Sejak kapan kamu mulai
Subjek 45
mengkonsumsi alkohol?
kurang
lancar J: Pertama kali saya minum alkohol Awal Mengkonsumsi
menjawab sejak Kelas 2 SMP, namun masih alkohol : kelas 2 SMP
karena sesekali saja. Itupun hanya sedikit,
kelihatanny 50 paling-paling sekali minum satu
a sedikit gelas, karena satu botol bisa
bimbang, diminum rame-rame sama teman.
lama-lama
T: Jadi kamu minum bersama teman-
interview
semakin 55 teman? Biasanya berapa orang?
lancar. J: Tidak tentu. Tapi biasanya lebih dari
empat orang. Biasanya kalau teman
yang ngumpul banyak, beli
minumannya juga banyak. Misalnya
60 jika ada lebih sepuluh anak,
minumannya bisa lebih dari tiga
Ketika botol.
ditanya T: Uang siapa yang sering dipakai
tentang awal 65 untuk membeli minuman?
mula minum J: Tidak tentu. Kadang-kadang ada
Subjek teman lagi lagi punya uang, atau pas
kurang
ulang tahun. Tapi kadang-kadang
lancar,
karena 70 juga patungan.
sambil T: Apa yang menyebabkan kamu
mengingat- mengkonsumsi alkohol?
ingat … J: Mula-mula dari ajakan teman dan Penyebab eksternal :
peristiwa kakak-kakak kelas. Selain itu ajakan teman
tersebut 75 secara pribadi juga ingin tahu, Penyebab internal :
sudah lama Ingin tahu
seperti apa rasanya?
terjadi.
T: Saat pertama kali minum, apa yang
kamu rasakan?
80 J: Mula-mula takut juga. Takut
ketahuan orang tua atau guru. Tapi
karena ada beberapa teman yang
minum dan saya ingin tahu
rasanya, saya juga minum. Pertama
85
kali minum ada rasa pahit dan bau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

yang menyengat, namun karena


ingin mendapat ”pengakuan” dari Penyebab internal :
teman-teman... tetap saya minum. ingin mendapat
90 pengakuan teman
Sebenarnya ada sedikit rasa pusing,
tapi lama-lama enak juga.
T: Apa yang mendorong kamu berani
mencoba minum?
95 J: Selain ajakan teman, saya juga
merasa bangga, karena berani
minum. Saya menjadi mendapatkan
semacam pengakuan dari teman-
100 teman yang sama-sama minum. Saya
jadi punya teman ngumpul.
T: Apakah ada masalah yang cukup
berat saat itu?
J: Sebenarnya kalau masalah berat saya
105 kira tidak ada. Mungkin karena ingin
diakui saja. Ingin pengakuan dari
orang-orang sekitar. Saya pertama
kali minum sebenarnya tidak ada
110 masalah sama sekali. Hanya
mungkin karena kurang Penyebab eksternal:
pengawasan dari orang tua atau kurang pengawasan
guru saja, saya bisa mempunyai orang tua dan guru

115 kesempatan berkumpul dengan


teman-teman dan minum bersama.
T: Saat itu apakah kamu ingat masalah
apa yang pernah kamu rasakan?
J: Kalau masalah sih belum begitu ada,
120 karena saya masih SMP, masih suka
hura-hura. Masalah saya paling
hanya merasa kurang mendapatkan Penyebab internal :Persepsi
perhatian saja... subjek kurang
125 T: Bagaimana kamu menyikapi masalah mendapatkan perhatian
kamu saat itu?
J: Saya ingin adanya pengakuan saja Penyebab eksternal :
dari orang-orang sekitar, dari ingin adanya pengakuan
saja dari orang-orang
teman-teman, apalagi saat itu saya
130 sekitar
masih SMP. Saya ingin diterima di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

kelompok.
T: Adakah ada tekanan kelompok saat
Subjek itu?
cerita masa 135 J: Tekanan dari kelompok tidak begitu
lalu secara kuat. Kelompok tersebut sebenarnya
datar, adalah kelompok bermain dari
kadang- teman-teman sekolah. Secara
kadang ada langsung tekanan tidak ada. Namun
jeda berfikir 140 saya merasa jika saya tidak
mengingat- bergabung dengan mereka saya
ingat takut dijauhi dan tidak punya Masalah internal :
peristiwa teman. Jadi tekanannya hanya pada takut dijauhi dan tidak
yang sudah masalah interaksi saja. Saya bisa punya teman
lama terjadi. 145 interaksi dengan mereka jika saya
juga mau bergabung minum bersama
mereka.
T: Apakah setelah mulai minum,
akhirnya frekuensi minum
150 bertambah?
J: Ya.... Dulu minum hanya sesekali, Frekuensi Mengkonsumsi
paling-paling seminggu sekali, pas Alkohol : Dulu seminggu
Subjek hari libur, namun lama-lama sekali, lama-lama
cerita menjadi lebih sering. Akhirnya menjadi lebih sering
tentang 155 hampir setiap hari minum. Minum
kecanduan menjadi kebiasaan. Setelah SMA
mulai ada dan awal-awal kuliah, saya
ekspresi menjadi sering sekali minum.
emosi … Apalagi saat kuliah, saya kost
seperti 160 sehingga lebih bebas untuk minum.
menyesali T: Kapan mulai kecanduan alkohol?
peristiwa J: Paling parah SMA dan semester- Fase Kecanduan:
tersebut semester awal kuliah. Tiap kali SMA dan semester-
minum adanya selalu kurang. semester awal kuliah
165 Kayaknya nambah-nambah dan
akhirnya menjadi ketergantungan. Penyebab Internal :
Saat banyak pikiran rasanya ingin Kebutuhan biologis:
minum. Agar rasa pusing hilang. Tiap kali minum adanya
Tiap hari minum, kalau ada masalah selalu kurang
170 nambah. Jika ada masalah rasanya
ingin minum, akhirnya biarpun tidak EFC : Alcohol-drug
ada masalah tetap minum. disengagement :
T: Masalah apa yang memicu Jika ada masalah rasanya
pemakaian alkohol? ingin minum
175 J: Masalah berat tidak ada, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

masalah yang dihadapi mungkin


masalah belajar saya merasa
jenuh, prestasi tidak sesuai yang
180 saya inginkan, juga masalah-
masalah yang dihadapi anak
sekolah pada umumnya, mungkin Masalah Internal:
masalah tugas yang waktu itu saya masalah belajar
anggap terlalu banyak dan susah, prestasi
185 masalah konflik dengan teman, masalah tugas sekolah
pacar. Paling juga masalah-masalah Masalah Eksternal:
keluarga. Masalah berat ya paling - konflik dengan teman,
hubungan dengan keluarga, orang pacar
tua, saya merasa kurang - tidak nyaman di
190 diperhatikan. Mungkin masalah lingkungan
yang berat adalah menghadapi
lingkungan. Saat itu saya tidak Masalah Eksternal:
nyaman di lingkungan. Saya hubungan dengan
banyak main di luar, jarang di keluarga, orang tua
195 rumah, karena di kampung tidak ada kurang baik
teman sebaya.
Akhirnya menarik diri dari EFC Behavioral
lingkungan. Saya kurang bergaul disengagement :
dengan masyarakat sekitar saya. menarik diri dari
200 Tidak pernah ikut kegiatan-kegiatan lingkungan (kurang
di lingkungan rumah, karena tidak bergaul dg masyarakat)
ada teman sebaya. Teman yang
sebaya dengan saya hanya sekitar 4
orang. Saya jadi terganggu, males
205 bergaul dengan orang-orang yang EFC Mental
usianya tidak sebaya. disengagement :
Jika pas di rumah, saya jarang keluar untuk mengurangi rasa
rumah, untuk mengurangi rasa tidak nyaman, saya
tidak nyaman, saya paling paling dengerin musik,
210 dengerin musik, atau baca-baca atau baca-baca ….
…. Tapi kalau sudah bosan, paling
secara sembunyi-sembunyi minum EFC : Alcohol-drug
alkohol. disengagement :
Mengenai masalah keluarga, merasa Tapi kalau sudah bosan,
215 tidak digagas di rumah. Orang tua paling secara sembunyi-
sibuk, rumah selalu kosong. sembunyi minum
Rumah menjadi semacam open alkohol.
house bagi teman-teman yang ingin
main. Orang yang paling dekat
220 adalah teman-teman. Saya punya Penyebab Internal:
pikiran bahwa pelindung saya - merasa tidak digagas di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

adalah teman-teman. Jika ada rumah


masalah atau cekcok dengan orang - Orang tua sibuk,
lain yang membantu adalah teman- - rumah selalu kosong
225 teman. Teman-teman juga rapi dan
Subjek bisa menutupi perbuatan-perbuatan
mulai lancar saya. Saya jarang membicarakan
bercerita … masalah dengan orang tua. Jika ada
Kadang- masalah yang selalu ada di dekatku
kadang 230 adalah teman teman. Karena merasa
kalau ia ada jarak dengan orang tua maka
merasa saya jarang sharing dengan orang
mood tua. Males merayu-rayu orang tua,
dengan males mencari perhatian orang tua.
pertanyaan 235 Saya waktu itu sibuk dengan dunia
… ia masing-masing.
menjawab T : Bagaimana cara menyikapi masalah
secara ketika itu?
panjang J: Jika merasa bosan atau pikiran EFC : Alcohol-drug
lebar 240 pusing saya minum saja, agar disengagement :
pusing hilang. Saya sebenarnya - Jika merasa bosan atau
terganggu dengan hubungan pikiran pusing, minum
dengan orang tua, namun masalah
tersebut tidak saya pikirkan. Saya Masalah Internal :
245 lari dari masalah tersebut. Tapi jika Terganggunya hubungan
pikiran tersebut muncul, saya dengan orang tua,
minum agar pikiran jadi enak.
Pada saat itu saya ada pikiran orang
tua berubah, namun setelah mereka EFC : Alcohol-drug
250 berubah pun aku tetap sudah terbiasa disengagement :
dengan kebiasaanku minum alkohol. - minum agar pikiran
Jika ada masalah, saya minum jadi enak
maka masalah tersebut hilang,
lupa, namun besoknya muncul
255 lagi. Jika masalah muncul lagi, EFC : Alcohol-drug
saya minum lagi. Saya selalu disengagement :
minum biar nggak ada pikiran Jika ada masalah :
lagi. Setelah minum saya jadi lebih minum.
PD, enjoy. Jika masalah muncul
260 Saat itu masalah itu saya anggap lagi: minum lagi. Setelah
menjengkelkan dan membuat saya minum jadi lebih PD,
stress, sehingga jika ada masalah enjoy.
saya selalu minum. Masalah itu
selalu ada, merasa tidak adil. Kalau
265 ada masalah di keluarga tidak ada
yang bisa diajak ngomong. Maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

minum dulu baru curhat pada teman,


tapi biasanya dimulai dengan minum EFC : Alcohol-drug
dulu. disengagement :
270 Setelah minum, masalah itu tidak Setelah minum, masalah
tambah baik, namun masalah tidak tambah baik, maka
Subjek timbul terus, maka minum saja. minum saja
terlihat Kadang-kadang saya juga merasa
menyesali bersalah terhadap orang tua. Penyebab eksternal :
peristiwa 275 Beberapa kali kadang ditegor, Beberapa kali ditegor,
masa lalu. tetapi kadang-kadang juga tetapi kadang-kadang
didiamkan saja. Jika ditegor dalam juga didiamkan saja.
keadaan minum saya tidak mau
mengalah. Kadang-kadang cek-cok.
280 Jika ortu bicara banyak, saya tinggal
pergi.
T: Apakah kamu pernah merasa bahwa Masalah internal :
mengkonsumsi alkohol merugikan Kadang-kadang merasa
kamu? bersalah
285 J: Ya. Kadang-kadang saya merasa
bersalah. Banyak tugas kuliah yang Penyebab internal
keteteran karena saya lebih asyik mengkonsumsi alkohol :
minum. Apalagi prestasi akademik - prestasi menurun
saya sangat menurun. Nilai-nilai - Nilai tidak memuaskan
290 kuliah saya tidak memuaskan saya.
Namun jika memikirkan hal ini, saya
kembali minum.
T: Setelah ada perasaan bersalah apakah Penyebab internal subjek
ada keinginan untuk berhenti mengkonsumsi alkohol :
295 minum? perasaan susah
J: Saat itu perasaan susah dikendalikan
Cerita dikendalikan. Pengin sih berhenti EFC : Alcohol-drug
tentang DO minum, namun tidak bisa. Jika saya disengagement :
Subjek pikir saya telah bersalah dan berdosa merasa tertekan .... untuk
terlihat agak 300 terhadap keluarga, saya merasa melupakannya minum.
tersipu … tertekan .... untuk melupakannya
Subjek saya minum lagi.
kenal T: Jika demikian ..... kenapa kamu bisa
peneliti dan berhenti minum?
teman- 305 J: Saya bisa berhenti minum karena ada
teman peristiwa yang memaksa saya
peneliti, berhenti minum.
sehingga T: Bisakah kamu ceritakan peristiwa
agak malu. yang menyebabkan ada keinginan
kamu untuk lepas dari alkohol? Penyebab Internal Awal
310 J: Titik baliknya adalah setelah saya subjek mengkonsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

kuliah semester 4. Peristiwa titik Alkohol:


balik itu adalah adanya pengumumnan DO
Subjek pengumumnan DO. Saya mendapat
terlihat peringatan dari kampus bahwa saya
membangga 315 akan di DO, karena nilai-nilai
kan orang akademik saya tidak sesuai target
tuanya yang ditentukan kampus.
Menghadapi ini saya bingung ..... EFC : Alcohol-drug
mula-mula saya minum, sampai disengagement :
320 mabuk. Hal ini saya lakukan di Menghadapi masalah DO
rumah. Kemudian saya ditanya oleh bingung ..... minum,
ayah saya ... kenapa minum sampai mabuk
berlebihan? Setelah saling berdebat
akhirnya saya mengaku bahwa saya
325 mendapat peringatan DO dari
kampus. Orang tua saya tidak Hubungan keluarga:
marah ..... tetapi malah memberi Orang tua tidak marah
kebebasan, saya boleh berhenti dan memberi kebebasan
kuliah atau meneruskan kuliah karena dianggap sudah
330 karena saya dianggap sudah dewasa
dewasa. Orang tua saya memberikan
beberapa gambaran pilihan yang EFC positive
dapat saya pilih. Setelah saya reinterpretation and
renungkan, saya mulai berfikir growth :
335 positif .... ternyata orang tua saya mulai berfikir positif ....
demikian bijak. Mereka bisa ternyata orang tuanya
menerima saya apa adanya .... bijak
bahkan jika saya memilih akan terus
Karena minum, saya dipersilahkan asal saya
sudah jam 340 bertanggungjawab atas pilihan saya
21.00 .... asal saya mau menerima resiko
Subjek dan tidak menyesali apa yang telah
terlihat saya perbuat. Dari hasil sharing PFC Seeking social support for
capek … dengan norang tua tersebut, saya instrumental reasons : meminta
pendapat orangtua
siang kerja, 345 diberi kebebasan. Saya diajak
interview berargumen, saya mulai belajar
PFC Suppresion of
dihentikan. berfikir sendiri. Saya mulai merasa
competing :
nyaman ada perhatian orang tua.
- mulai jarang keluar
T : Apa hasil dari peristiwa tersebut?
rumah
350 J : Setelah saya merasa nyaman di
- membatasi frekuensi
rumah, mulai ada perubahan. Saya
pertemuan dengan teman
mulai jarang keluar rumah, saya
peminum
mulai membatasi frekuensi
pertemuan dengan teman-teman
Berfikir negatif tentang
Minggu 22 355 peminum. Setelah sadar saya baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Juni 2008 menyadari bahwa dulu sebenarnya alkohol :


jam 15.00 orang tua telah memperhatikan saya, - minum menjadi tidak
merupakan namun karena kesibukannya sering nyaman, karena merasa
wawancara saya anggap mereka kurang bersalah terhadap
lanjutan 360 perhatian. Saya kemudian merasa keluarga
bersalah. Ketika minum saya
merasa tidak nyaman, karena
merasa bersalah terhadap PFC planning :
keluarga. Saya mulai merespon merencanakan untuk
365 peringatan dari kampus. Saya menemui dekan dan
merencanakan untuk menemui dekan membicarakan masalah
dan membicarakan masalah DO. DO.
Sejak saat itu saya menyibukkan PFC active coping :
diri dengan kuliah. menyibukkan diri dengan
370 T: Bisa kita lanjutkan wawancara yang kuliah
kemaren Jum’at?
J: Bisa ...
T: Kemarin Jumat kamu cerita
mengenai peristiwa DO ya?
375 J: Ya... bisa dilanjutkan kok ... mau
nanya apa lagi?
T: Saya teruskan ya .... setelah peristiwa
pengumuman DO apakah usaha yang
kamu lakukan?
380 J: Saya mencoba berhenti minum. Usaha melakukan
Namun mulanya sangat susah .... perubahan :
Subjek keinginan minum selalu menghantui mencoba berhenti
mantap ... terutama jika ada masalah ..... minum, mulanya sangat
cerita kadang tidak ada masalahpun jika di susah
tentang 385 kamar sendiri pengin minum ..... lalu
keadaan saya mencoba membatasi diri sendiri
keluarga pelan-pelan. Kadang-kadang jika
ada konflik dengan pacar atau
teman bisa timbul keinginan Stressor sosial:
390 minum lagi, namun saya belajar jika ada konflik dengan
mengatasi masalah dengan pacar atau teman bisa
menemukan akar masalah dan timbul keinginan minum
mencari solusi agar konflik tidak lagi
berkelanjutan. PFC : Planning :
395 T: Bagaimanakah proses yang terjadi saya belajar mengatasi
saat itu? masalah dengan
J: Setelah peristiwa pengumumnan DO, menemukan akar
saya jadi sering berkomunikasi masalah agar konflik
dengan orang tua. Saya jadi sering tidak berkelanjutan.
400 kumpul dengan keluarga. Sewaktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

sharing dengan orang tua, saya diberi


kebebasan dan dianggap telah
Jika bicara dewasa. Saya diajak berargumen,
tentang saya mulai belajar berfikir sendiri.
keinginan 405 Saya mulai merasa nyaman ada
minum … perhatian orang tua. Orang tua
terlihat saya sendiri jika ada masalah juga
Subjek mulai dibicarakan dengan anak- PFC : seeking social
seperti anaknya. Saya mulai belajar support for emotional
menahan 410 menghadapi masalah. Setelah saya reasons :
rasa haus berhenti minum .... tiga bulan setelah Saya mulai merasa
lepas dari alkohol merasa enak .... nyaman ada perhatian
namum belum sama sekali lepas ..... orang tua. Orang tua
pelan-pelan. Waktu itu saya masih saya sendiri jika ada
415 sesekali minum untuk sekedar masalah juga mulai
mengurangi rasa tidak nyaman ... dibicarakan dengan
sebab jika keinginan minum anak-anaknya.
belum dituruti .... perasaan merasa
tidak enak, susah tidur ... kalau PFC active coping :
420 malam sering cuma ”klisak-klisik” ... - mulai belajar
untuk mengurangi hal ini saya menghadapi masalah
minum sedikit ... hal itu berulang-
ulang namun sedikit-demi sedikit
bisa saya batasi ... akhirnya setelah EFC alcohol-drug
425 sekitar setahun, saya bisa berhenti disengagement :
sama sekali minum ... namun kalau masih sesekali minum
keinginan minum sampai sekarang untuk sekedar
masih sering muncul .... hanya saja mengurangi rasa tidak
Subjek saya bisa berpikir lebih baik dari nyaman ... perasaan
cerita 430 pada dulu ... sekarang kalau saya merasa tidak enak, susah
tentang pengin minum ... saya berpikir tidur
solidaritas bahwa minum akan lebih banyak
teman- ruginya dari pada manfaat yang PFC Aktif Coping :
temannya saya dapat .... lagi pula saya sedikit-demi sedikit bisa
seperti ada 435 sekarang sudah kerja ... rasanya membatasi minum ...
rasa rindu… sayang jika uang yang saya setelah setahun bisa
peroleh dengan susah payah, berhenti minum
hanya digunakan untuk beli
minuman ... kalau ingat hal ini,
440 keinginan minum saya bisa saya EFC positive
kendalikan ... reinterpretation and
T : Adakah tekanan teman-teman untuk growth:
tetap mengkonsumsi alkohol? berpikir bahwa alkohol
J : Kadang-kadang mengingat solidaritas merugikan...
Sampai saat 445 teman-teman ketika saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

ini masih menghadapi masalah saya merasa


kelihatan bersalah jika tidak mengikuti
bekas-bekas ajakan teman untuk minum, tetapi PFC restraint coping :
tanda tekanan ini bisa saya redam keinginan minum bisa saya redam
pelan-pelan.
kurang tidur 450 pelan-pelan, biasanya saya sharing
pada meminta pengertian dan perhatian EFC seeking social support for
Subjek… dari orang lain. Selain itu karena emotional reasons: Sharing meminta
pengertian dan perhatian dari orang
matanya ada keinginan yang lebih besar, lain
cekung dan yaitu menyelesaikan kuliah,
ada kerut- 455 memenuhi target pekerjaan, dan PFC planning :
menyelesaikan kuliah, memenuhi
kerut ingin memberikan rasa bangga target pekerjaan, dan ingin
meskipun kepada orang tua dan keluarga. memberikan rasa bangga kepada
usianya T : Adakah gangguan fisik yang terjadi orang tua dan keluarga
belum tua. saat itu? Apa saja?
460 J : Kalau gangguan fisik tidak ada.
Paling-paling kalau terlalu banyak Penyebab Internal Biologis
minum mabuk, kemudian badan (Fase Kecanduan) :
terasa loyo, males mengerjakan - Mabuk
apapun ....kalau siang lebih - badan terasa loyo
465 banyak tidur, dan malam susah - males mengerjakan
tidur. Gangguan bersifat psikis apapun
adalah adanya ketergantungan - siang lebih banyak
terhadap alkohol, karena saat itu jika tidur, malam susah tidur.
ada masalah inginnya lari ke
470 minuman keras. Gangguan psikis Penyebab Internal Psikis
juga peningkatan emosi dan (Fase Kecanduan) :
kadang-kadang juga perasaan - peningkatan emosi dan
bersalah. perasaan bersalah
T : Adakah keinginan untuk kembali
475 mengkonsumsi alkohol?
J : Keinginan minum itu kadang- Masalah Internal:
kadang muncul, namun setelah Keinginan minum
merasa nyaman dengan keluarga ... kadang-kadang muncul
bekerja dan harus menyelesaikan
480 kuliah, keinginan tersebut bisa PFC restraint coping :
ditahan. Keinginan minum kalah keinginan tersebut bisa
oleh tujuan hidup saya .... saya ditahan.
harus membenahi hidup saya, saya
harus bekerja, saya harus PFC planning :
485 menyelesaikan kuliah, saya harus Saya mulai menata hidup
membuat orang tua bangga. Saya dengan fokus pada kuliah
mulai menata hidup dengan fokus dan kerja. Saya mulai
pada kuliah dan kerja. Saya mulai melengkapi syarat-syarat
melengkapi syarat-syarat yang yang diperlukan agar
490 diperlukan agar tidak DO, saya tidak DO, saya mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

mulai membenahi kekurangan- membenahi kekurangan-


kekurangan kuliah saya selama kekurangan kuliah saya
ini. Saya ingin tujuan hidup saya selama ini. Saya ingin
tercapai. tujuan hidup saya
495 T: Usaha apa yang dilakukan supaya tercapai.
tidak relaps?
J: Menyibukkan diri, sibuk kerja dan
kuliah agar tidak DO. Meskipun
saat ini masih sering ada keinginan EFC mental disengagement :
500 minum .... keinginan tersebut menyibukkan diri dengan bekerja
sehingga mengurangi keinginan
dapat diatasi karena sekarang untuk minum lagi:
sudah merasa nyaman dengan diri PFC active coping :
sendiri. kesibukan kerja dan
kuliah
T: Apakah yang terjadi ketika keinginan PFC : seeking social support for
505 tersebut muncul lagi? emotional reasons :
J: Saya alihkan dengan kesibukan Sharing dengan orang tua
EFC turning to religion:
kerja dan kuliah sehingga - berdoa, misa, kegiatan mudika
keinginan saya untuk minum bisa
hilang, atau sharing dengan orang
510 tua. Kadang-kadang juga lari ke
kegiatan spiritual, saya lebih
banyak berdoa ... ikut misa, atau
rekoleksi yang diadakan mudika.
T: Sekarang kamu benar-benar telah
berhenti minum?
515 J: Suerr... kalau minum saya sudah
berhenti sama sekali .... sekarang
Jika saya kan sibuk sekali, kuliah sambil
membicara- kerja ... kamu tahu sendiri kan?
kan tentang Kamu aja kuliah sambil buka usaha
kuliah, 520 juga nggak bisa kelar-kelar kok ...
Subjek T: Memang iya sih ... berarti sekarang
terasa kamu sudah enjoy ... nggak ada lagi
kurang masalah ya?!!
semangat J: Kalau masalah dari alkohol sih
525 enggak ada lagi ... paling-paling rasa
ingin minum lagi .... tapi masalah
lain malah lebih banyak, mana ada
sih manusia nggak punya masalah?
T: Lalu masalah yang kamu rasakan
530 sekarang apa?
J: Waah ... banyak sekali, soal kuliah
yang belum selesai ... ditambah
kerjaan .... sekarang saya baru
nyadari ... ternyata kuliah sambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

535 kerja susah ...


T : Bisa kamu ceritakan masalah-
masalah yang kamu hadapi sekarang
... setelah nggak minum lagi ...
J : Masalah yang mana? Kuliah, kerja
540 atau apa?
T : Apa sajalah ... atau agar kamu bisa
cerita enak sekarang cerita tentang
kuliah kamu dulu .....
J : Iya deh ... kumulai dari kuliah dulu
545 ya ... sebenarnya saya saat ini sudah
merasa ada motivasi kuliah ... tapi
kadang-kadang jenuh.
T : Kenapa kok jenuh ... katanya kamu
Subjek sudah mulai senang menyibukkan
terlihat 550 diri dengan kegiatan kuliah ...
mulai lelah. J : Kalau dikatakan sibuk kuliah sih
enggak juga ... aku sudah enggak
ambil mata kuliah kok ... aku
sibuknya itu ... sibuk bikin proposal Masalah Internal (Fase
555 skripsi ... udah revisi berkali-kali Berhenti Mengonsumsi) :
nggak acc ... padahal kan aku harus Revisi skripsi tidak
kerja juga. mendapatkan Acc dari
T : Kesulitannya apa sih? dosen:
J : Nggak tahulah ... aku sudah ngikutin
560 prosedur ... nyari referensi-referensi
yang disarankan dosen pembimbing
... setelah saya revisi ... sering
dicoret-coret lagi .... hal-hal seperti
inilah yang bisa mematahkan
565 semangatku ....
T : Berarti pembuatan proposal skripsi
ini kamu anggap sebagai beban?
J : Mungkin bisa dikatakan demikian
... habis, aku sudah berusaha
Subjek 570 maksimal namun ternyata susah
terlihat juga .... mungkin karena aku sambil
menyesal kerja ya?!
T : Apakah susahnya proposalmu kelar
... karena kamu harus membagi
575 waktu dengan kerja?
J : Iya kali .... dengan susahnya
membagi waktu antara kuliah dan
kerja, aku sering ”nglokro” ...
namun mengingat aku sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

580 menghabiskan waktu lama untuk


kuliah ... sayang deh kalau nggak
segera diselesaikan.
T: Adanya beban berat antara kerja dan
kuliah ini apakah kamu ada
585 keinginan lari dari masalah?...
misalnya terus minum alkohol lagi ...
J: Keinginan itu memang selalu ada ... PFC restraint coping:
namun selalu saya tahan, aku namun selalu saya tahan,
tidak mau jatuh untuk kedua aku tidak mau jatuh
590 kalinya ... bagaimanapun aku harus untuk kedua kalinya ...
tetap menyelesaikan studi.
T: Katamu tadi kamu kesulitan
membagi waktu antara kuliah dan
kerja ....
600 J: Iya sih ... namun dalam hati kecilku
masih selalu ada keinginan untuk
Bicara menjadi sarjana .... apalagi di
mengenai lingkunganku ... sarjana dianggap
skripsi, sebagai suatu kebanggaan ... selain
Subjek 605 itu aku juga ingin memberikan
terlihat kebanggan kepada orang tuaku ...
menyimpan selama ini aku belum bisa
kekecewaan menyenangkan orang tuaku.
seakan T: Selain masalah kesulitan menyusun
putus asa 610 skripsi ... persoalan kuliah apalagi
yang kamu anggap sebagai masalah
berat? Misalnya hubungan dengan
teman kampus ... atau dosen atau
yang lain?
615 J: Apa ya? .... kalau teman kampus sih Masalah Internal (Fase
enggak masalah ... soalnya teman Berhenti Mengonsumsi) :
seangkatanku tinggal sedikit ... teman seangkatan tinggal
paling kalau di kampus cuma ketemu sedikit
adik-adik kelas yang aku banyak
620 yang enggak kenal ... mungkin
masalah yang bikin aku males ke
kampus, karena aku enggak punya
teman lagi ... mayoritas temanku
seangkatan sudah lulus.
625 T: Selain itu apa lagi?
J: Apa ya? .... Oh, itu tuh ... aku paling
keki kalau nyari referensi buat
proposalku ... ke perpus aku males ...
paling lewat internet atau ke toko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

630 buku... tapi kadang-kadang nyari


buku juga sulit .... apalagi kalau aku
capek habis kerja .... tambah pusing
deh ... penginnya ngrevisi proposal,
tapi mau nyari referensi udah
635 capek ...
T: Kalau dari segi keuangan gimana? Masalah Internal (Fase
J: Sebenarnya orang tuaku masih sering Berhenti Mengonsumsi) :
memberi berapapun aku minta .... Perasaan malu meminta
tapi aku enggak enak sendiri .... uang ke orang tua untuk
640 maka aku nyambi kerja. Soal uang mencukupi kebutuhan
kuliah, ayahku baik loh ... aku
sendiri yang sungkan kalau minta
lagi ... aku kan kuliah sudah tujuh
tahun ... jadi untuk beli buku, bensin,
645 makan atau ke internet .... pake
uangku sendiri ....
T: Jadi mengenai keuangan .... kamu
nggak pernah punya masalah?
J: Enggak begitu bermasalah ... namun
650 kadang-kadang juga bikin stress
sih misalnya banyak kebutuhan ...
sedangkan gajiku hampir habis ...
mau minta orang tua malu....
T: Kalau boleh tahu, satu bulan kira-
655 kira berapa pengeluaranmu?
J: Sekitar satu sampe satu setengah
Subjek juta.
kalau bicara T: Cukup besar ya? Memang
kerja lebih kebutuhanmu banyak?
bersemangat 660 J: Saya kira nggak begitu besar ...
untuk bahan bakar saja sebulan
sudah banyak, kan saya pake
mobil.... Kebutuhan lain, seperti beli
pulsa, langganan internet, makan,
665 dsb ... kadang-kadang malah bisa
lebih satu setengah juta ....
T: Kamu bisa cerita tentang banyaknya
kebutuhan yang bikin stress .....
contohnya apa?
670 J: Pernah uangku habis banyak buat
”ngragati” motor ... ganti ban, variasi
dan servis .... kebetulan aku juga
baru beli buku referensi yang cukup
mahal ... beli kado ultah temen ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

675 wah uangku terkuras deh ... mau


minta ortu kalau enggak ada
hubungannya dengan SPP dan kuliah
aku sungkan ....
T: Terus untuk mengatasi masalah
680 keuangan ini gimana?
J: Jika ada kesulitan aku sering PFC seeking social support
sharing dengan teman dan pinjam for instrumental reasons:
teman kantor ... tapi gantian, kalau Jika ada kesulitan aku
aku ada uang ... dipinjem teman juga sering sharing dengan
685 tak kasih. teman dan pinjam teman
T: Hubungan dalam keluarga ada yang kantor
kamu rasakan berat enggak?
J: Saat ini kondisi keluargaku cukup
baik ... aku merasa betah di rumah,
690 apalagi setelah aku sering sharing
dengan ortu .... jika ada masalah PFC seeking social support
dengan pekerjaan, aku juga sering for emotional reasons:
minta saran ortu. jika ada masalah, minta
T: Kalau situasi tempat kerja dan saran orang tua
695 kondisi pekerjaan gimana? Ada yang
bikin kamu tertekan enggak?!
J: Sebenarnya tempat kerja dan
hubungan dengan teman-teman
cukup enak .... tapi yang sering
700 bikin aku tertekan adalah rasa capek
dan target atau pekerjaan yang
belum beres ....
T: Memang pekerjaanmu sering
ditarget?
705 J: Iya ... tapi sebenarnya kerjaku adalah
kerja team ... jadi target kami penuhi
dengan kerjasama dengan teman-
teman .... Aku paling nggak enak
sama teman-teman ... kalau aku
710 jadi penyebab pekerjaan nggak
beres atau di bawah target.
T: Kalau boleh tahu ... kerjamu apa?
J: Aku kerja di perusahaan periklanan
... aku ada di team media luar ruang
715 ruang ... aku ikut di lapangan,
misalnya pasang spanduk, baliho,
neon box, dan lain-lain. Pemasangan
ini kami kerjakan bersama teman-
Subjek teman ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

sudah 720 T : Dari kerjamu yang cukup menyita


terlihat waktu ini ... bagaimana dengan
lelah, urusan skripsimu?
peneliti J : Itulah yang bikin aku sering tertekan
pamit ... aku sering enggak enak sama
pulang 725 dosen pembimbing .... revisi
proposal sering sebulan lebih baru
saya kerjakan .... aku ngajukan
proposal sudah dari semester
kemarin loh, berarti sudah hampir
730 dua semester ... belum acc.
T : Bagaimanakah strategi yang kamu
gunakan saat ini jika menghadapi
tekanan-tekanan tersebut?
EFC Acceptance :masalah harus
J : Masalah harus dihadapi dan dihadapi dan diselesaikan
735 diselesaikan karena kalau lari maka
masalah akan bertambah besar. PFC seeking social support for
Selain itu saat ini saya lebih banyak instrumental reasons:
sharing dengan orang lain ... dan - sharing dengan orang lain
EFC turning to religion :
punya banyak kesibukan .... saya - banyak berdoa
740 juga jadi lebih banyak berdoa dan - mendekatkan diri dengan
mendekatkan diri dengan Tuhan. Tuhan
T : Bagaimana godaan dari keinginan
minum alkohol untuk mengurangi
tekanan tersebut?
745 J : Jika ada keinginan tersebut ... saya EFC turning to religion :
alihkan ke kegiatan lain, misalnya - banyak berdoa.
baca-baca referensi untuk
proposal atau nyelesaikan
pekerjaan yang belum tuntas ....
750 saya juga lebih banyak berdoa.
T : Bagaimana kamu menyikapi suatu
tekanan dalam hidup?
J : Saat ini saya telah yakin tidak akan
kembali ke minuman keras karena
755 telah mempunyai arah dan tujuan PFC planning coping :
yang jelas. Saya menyadari bahwa - mempunyai arah dan
dalam melangkah, dampaknya tujuan yang jelas.
juga kena orang lain, misalnya - sadar dampak negatif
keluarga, pacar, dsb. Maka saya alkohol
760 harus kuat menghadapi masalah. - kuat menghadapi
Saya juga lebih mendekatkan diri masalah
dengan Tuhan melalui doa dan
kegiatan-kegiatan keagamaan. EFC turning to religion :
- doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

T : Terima kasih ya ... kamu telah - kegiatan-kegiatan


membantuku mengumpulkan data. keagamaan
J : Sama-sama .... semoga aku juga
cepet kelar ... aku sebenarnya ingin
765 bisnis sendiri seperti kamu loh ....
tapi kalau sudah selesai kuliahku
saja.
T : Saya doakan saja ... kamu cepet
selesai dan sukses ... aku sekalian
770 pamit ya ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Anda mungkin juga menyukai