Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

MK. PSIKOLOGI PENDIDIKAN

REKAYASA IDE
SKOR NILAI:

“MASALAH BELAJAR DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI


PENDIDIKAN”

NAMA : CANTY RISA ARNAR


NIM : 7203143028
DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI S.Pd., M.Pd.
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan Rekayasa Ide untuk mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN.Terwujudnya Rekayasa Ide ini
tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Maka dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
Kepada bapak FAHRUR ROZI S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah psikologi pendidikan yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian Rekayasa Ide ini.Penulisan Rekayasa Ide ini bertujuan agar
pembaca dapat lebih memahami materi yang telah penulis sajikan. Penulis sadar bahwa dalam penulisan
Rekayasa Ide ini banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca agar penulisan Rekayasa Ide ini dapat lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengucapkan
semoga Rekayasa Ide ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat lebih mengerti tentang materi yang
telah penulis sajikan.

Medan, 15 Maret 2021

Canty Risa Arnar


( 7203143028 )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1

C. Tujuan...............................................................................................................................................1

D. Manfaat.............................................................................................................................................1

BAB II IDENTIFIKASI PEMASALAH.................................................................................................................2

A. Permasalahan Umum..........................................................................................................................2

B. Identifikasi masalah............................................................................................................................3

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN...............................................................................................................6

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................................................9

A. Kesimpulan........................................................................................................................................9

B. Saran................................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan antara guru dan murid yang bernilai edukatif. Interaksi yang
bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Belajar dan mengajar
merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan
mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Daya serap anak
didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan
ada yang lambat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan masalah belajar?


2. Apa saja jenis-jenis masalah dalam belajar?
3. Apa saja faktor masalah-masalah belajar dalam perspektif psikologi pendidikan?
4. Bagaimana cara mengatasi problem belajar tersebut?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu masalah belajar


2. Mengetahui masalah dam belajar
3. Mengetahui faktor masalah belajar dalam perspektif psikologi pendidikan
4. Mengetahui bagaimana cara mengatasi problem dalam belajar

D. Manfaat

Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa
khususnya jurusan pendidikan matematika sebagai calon guru, untuk dapat memahami perbedaan
individual dimiliki peseta didik sehingga dapat membantu keberhasilan dalam proses belajar siswa.
Serta dapat memberikan manfaat pada pembaca pada umumnya untuk mengetahui pengertian dan
macam-macam perbedaan individual.
1
2
BAB II
IDENTIFIKASI PEMASALAH

A. Permasalahan Umum
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan.
Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan
dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-
masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi
juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.
Kebijaksanaan pendidikan adalah salah satu kebijaksanaan negara secara keseluruhan dari sub
sistemnya (Ali Imron, 1996: 18-19). Konsep dasar kebijaksanaan itu sendiri adalah pewarisan sesuatu
dari generasi kepada generasi penerusnya. Sesuatu yang ingin di-wariskan dapat berupa produk
budaya dari generasi sebelumnya atau mungkin produk budaya pada zamannya, yaitu bisa berupa
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Sementara proses pewarisan tersebut meng-gunakan
pendidikan sebagai sarananyKeterangan tersebut, pada dasarnya setiap organisme, baik manusia
maupun hewan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini
meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat
abstrak. Jadi, arti peristiwa perkembangan khusunya manusia tidak terwujud pada aspek psikologis
saja, tetapi juga aspek biologis. Pembahasan mengenai perkembangan ranah-ranah psiko-fisik, tidak
lepas kaitannya dengan pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran dan belajarnya peserta
didik.
Secara istilah belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 2010:87). Ini
berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat ber-gantung pada proses belajar
yang dialami peserta didik, baik ketika berada di sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya
sendiri. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk,
dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau

3
ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan
mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.

B. Identifikasi masalah
1. Jenis-jenis masalah pada belajar

Jenis-jenis masalah belajar Di Sekolah dapat dikelompokkan kepada murid-murid yang


mengalaminya, yaitu :
 Keterlambatan akademik, yaitu keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang
cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.
 Kecepatan dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang cukup
tinggi atau memilki IQ 130 atau lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untukmemenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
 Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan murid yang memilki bakat akademik yang kurang
memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.
 Kurang motivasi belajar, yaitu keadaan murid yang kurang bersemangat dalam belajar,
mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
 Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi murid yang kegiatannya tau
perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik dengan seharusnya, seperti suka menunda-
nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang
tidak diketahui dan sebagainya.
 Sering tidak sekolah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam
jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.

Faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah dalam pembelajaran yaitu :

 Faktor Internal Belajar


Terdapat beberapa faktor intern yang dialamai dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor-faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a) Gangguan fisik

4
Gangguan secara fisik, seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara,
gangguan panca indera, cacat tubuh, serta penyakit menahun.
b) Sikap Terhadap Belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tenyang sesuatu, yang membawa
diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu memberikan sikap
menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja.
c) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri
siswa perlu diperkuat terus menerus.
d) Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran.
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses
memperolehnya.
   Faktor-Faktor Ekstern Belajar
a) Lingkungan sekolah, antara lain:
 Sifat kurikulum yang kurang fleksibel
 Terlalu berat beban belajar (siswa) dan untuk mengajar (guru)
 Metode mengajar yang kurang memadai dan tidak menarik
 Hubungan guru dengan guru, guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa yang
kurang harmonis
 Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
b) Lingkungan keluarga (rumah), antara lain:
 Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis misal orang tua sering bertengkar didepan
anak, orang tua sering marah pada anak, orang tua otoriter, peraturan dalam
keluarga kaku, orang tua keras dan sebagainya.
 Tuntutan orang tua yaitu bila tuntutan orang tua itu tidak sesuai dengan kemampuan
anak.
 Sikap orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya
 Keadaan ekonomi.

5
 Siswa tulang punggung keluarga
c) Lingkungan Masyarakat antara lain:
 Media cetak seperti komik, buku-buku pornografi
 Media elektronik seperti TV, VCD, Playstation, dsb
 Media cetak seperti komik, buku-buku pornografi, dan sebagainya

2. Faktor dalam masalah belajar dalam perspektif psikologi pendidikan

Faktor Eksternal Peserta didik

a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah
dan wakil-wakilnya) dan temanteman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
peserta didik. Yang termasuk lingkungan sosial peserta didik adalah masyarakat dan tetangga juga
temanteman sepermainan di sekitar perkampungan peserta didik tersebut. Kondisi masyarakat
lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak pengangguran, misalnya, akan mem-
pengaruhi aktivitas peserta didik. Dan lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi
kegiatan belajar belajar ialah orang tua dan keluarga peserta didik itu sendiri.
b) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai keefektifan segala cara dan strategi yang
digunakan peserta didik dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses belajar materi tertentu.
Strategi dalam hal ini berarti seperangkat operasi-onal yang direkayasa sedemikian rupa untuk
memecahkan masalah atau men-capai tujuan belajar tertentu.

6
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

Upaya Mengatasi Masalah Belajar

Murid yang mengalami masalah belajar perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-
larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara optimal. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan, antara lain :

1) Dengan Melakukan Pengajaran perbaikan


Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau
sekelompok siswa yang menghadapi masalah-masalah belajar dengan maksud untuk
memperbaiki kesalah-kelasalahan dalam proses dan hasil belajar siswa. Bentuk kesalahan yang
paling pokok berupa salah pengertian, salah pemahaman, salah menafsirkan dan tidak menguasai
konsep-konsep dasar. Dengan memperbaiki kesalahan-kesalahan itu maka siswa mempunyai
kesempatan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2) Melakukan Kegiatan Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau
beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa yang cepat dalam belajar
mempunyai sisa waktu yang berlebih dalam belajar, untuk itu mereka memerlukan tugas-tugas
tambahan yang terencana untuk menambah atau memperluas pengetahuan dan keterampilan
yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
3) Meningkatkan Motivasi dalam Belajar
Di sekolah sebagian siswa mungkin, telah memiliki motif yang kuat, untuk belajar, tetapi sebagian
lain mungkin belum. Disisi lain, mungkin juga ada siswa yang semula motifnya amat kuat, tetapi
menjadi pudar. Tingkah laku seperti kurang bersemangat, jera, malas, bosan dan sebagainya
dapat dijadikan indikator kurang kuatnya motif (motivasi) dalam belajar. Guru bidang studi, guru
pembimbing dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa, yaitu :
7
 Memperjelas tujuan-tujuan belajar, siswa akan didorong untuk lebih giat belajar apabila ia
mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai
 Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan dan minat siswa
 Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, merangsang dan menyenangkan
 Memberikan hadiah ( penguatan dan hukuman bila perlu)
 Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan murid, serta
antara murid dengan murid.
 Menghindari tekanan-tekanan dan suasana yang tidak menentu ( seperti suasana yang
menakutkan, mengecewakan, membingungkan, menjengkelkan)
 Melengkapi sumber dan peralatan mengajar.
4) Mengembangkan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik

Setiap siswa diharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan yang belajar yang efektif. Tetapi masih
ada siswa yang yang mengamalkan sikap dan kebiasaan belajar yang tidak diharapkan dan tidak
efektif. Bila siswa tidak memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang baik maka dikhwatirkan siswa
tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik itu diperoleh
melalui usaha atau bahkan kerja keras.

5) Melakukan Konseling Individual


Konseling dimaksud sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara
konselor dan klien. Dalam hubungan tata muka ini klien dapat menyampaikan masalah-masalah
yang dirasakan pada konselor dan masalah itu bisa dicermati dan diupayakan pengentasannya
melalui pembahasan dengan konselor.

Cara Mengatasi Problrm Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebut metode sebaga “cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), atau “cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan” (Depdikbud, Kamus

8
Besar Bahasa Indonesia, 1995:652). Pada dasarnya problrmatika yang trjadi pada anak didik yaitu Faktor
intern dan ekstern. Karena peserta didik yang belajar di sekolah merupakan akibat dari program
pembelajaran guru. Guru ber-kepentingan akibat dari program pembelajaran. Demikian sebagai pendidik
generasi muda bangsa, guru berkewajiban mencari dan menemukan masalahmasalah belajar yang
dihadapi peserta didik. Problem ini dapat dipecahkan oleh seorang guru dengan cara tertentu, yaitu salah
satunya dengan cara pengamatan perilaku belajar.

Dalam menangani masalah ini, Guru selaku pengamat melakukan pengamatan terhadap perilaku
peserta didik. Dalam pengamatan tersebut guru juga mewawancarai peserta didik atau teman belajarnya.
Jadi ada perbedaan peran guru, yaitu peran membelajarkan dan peran pengamat untuk menemukan
masalah-masalah belajar. Bila masalah peserta didik ditemukan, maka sebagai pendidik, guru berusaha
membantu memecahkan masalah belajar. Peran pengamatan perilaku belajar dilakukan sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pengamatan, seperti tindak belajar kelompok atau belajar sendiri, atau yang
lain.
2) Memilih siapa yang akan diamati, meliputi beberapa orang peserta didik.
3) Menentukan beberapa lama berlangsungnya pengamatan, seperti dua, tiga atau empat bulan.
4) Menentukan hal-hal apa yang diamati, seperti cara peserta didik membaca, cara menggunakan
media belajar, prosedur, dan cara proses belajar sesuatu.
5) Mencatat hal-hal yang diamati.
6) Menafsirkan hasil pengamatan.
7) Analisis Hasil Belajar.

Pada penggal proses belajar dilancarkan tes hasil belajar. Adapun jenis tes yang di-gunakan
umumnya digolongkan sebagai tes lisan dan tes tulis. Tes tertulis terdiri dari tes esai dan tes objektif.
Karena tes hasil belajar adalah alat ntuk membelajarkan peserta didik. Tapi pada dasarnya, alat ukur
tersebut dapat kita hubungkan dengan “Tripusat Pendidikan”. Yang dimaksud dengan tripusat pendidikan
adalah setiap pribadi manusia akan selalu berada dan mengalami perkembangan dalm tiga lembaga
pendidikan, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lembaga inilah yang berperan tinggi terhadap
pendidikan, khususnya problem yang dimilki oleh peserta didik, sehingga seorang guru dapat mengetahui
yang dialaminya, yaitu:

9
1) Perlu menyadari bahwa proses pen-didikan itu memerlukan tenggang waktu yang cukup lama.
2) Dalam proses pendidikan itu berlaku prinsip irrevisibilitas, dimana terhadap setiap kesalahan
dalam perencanaan dan pelaksanaan yang guru lakukan tidak dapat diulangi kembali.
3) Tantangan yang guru hadapi di masa depan cenderung berkembang semakin kompleks dengan
ditandai semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin terbuka.
4) Guru dituntut untuk pandai menyusun perencanaan pembangunan pendidikan secara akurat,
sehingga mengantisipasi tantangan dan permasalahan yang akan menjadi di masa depan (Moh.
Padil dan Triyo Suprayitno, 2010:147-148).

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakikatnya kesulitan belajar tidak lepas dengan istilah Diagnosis. Dengan demikian,
diagnosis kesulitan belajar adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh guru atau penyuluh terhadap
murid yang diduga mengalami kesulitan belajar untuk menentukan jenis dan kekhususan kesulitan
belajar. Jadi, proses belajar merupakan hal yang kompleks. Peserta didiklah yang menentukan terjadi
atau tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar peserta didik menghadapi masalahmasalah secara
intern. Jika peserta didik tidak dapat mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor
intern, ekstern dan pendekatan belajarlah yang dialami dan dihayati oleh peserta didik yang
berpengaruh pada proses belajarnya.
Kesulitan belajar dapat dihindari jika guru mampu menandai atau mengidentifikasi adanya
kesulitan belajar pada muridnya. Oleh karena itu, agar kesulitan belajar dapat dipecahkan secara
sistematis dan terarah, maka hendaknya guru memahami langkah-langkahnya, yaitu: mengidentifikasi
adanya kesulitan belajar, menelaah dan menetapkan status peserta didik, dan mengetahui sebab
kesulitan belajarnya.

B. Saran
Melihat kurangnya keefektifan proses belajar mengajar didalam sebuah satuan pendidikan luar
sekolah khususnya dalam pendidikan kesetaraan, diharpakan kepada para tutor atau pamong belajar
untuk lebih inovatif dan kreatif serta mampu memanfaat teknologi yang ada dalam proses belajar
mengajarnya, dengan tujuan agar peserta didik lebih mampu memahami materi pelajarannya dengan
media pembelajaran yang menarik, seperti media power point.

11
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, A. (2018). Masalah Belajar Dalam Perspektif Psikologi Pendidikan. Prosiding Konferensi Nasional
Ke-7, 69-72

http://yunifirwinda.blogspot.com/2015/06/masalah-masalah-belajar-dan-pembelajaran.html

12

Anda mungkin juga menyukai