PEMBAHASAN
2. Metode Ijtihad
Ijma’ Menurut para ahli ushul, Ijma’ adalah kesepakatan seluruh
mujtahid dari kaum muslimin pada suatu massa setelah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam wafat terkait hukum syara yang tidak
diatur dalam Al Qur’an dan Hadits.
Contoh ijma’ adalah ijma’ sahabat yakni ijma yang dilakukan oleh
para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Qiyas adalah hukum tentang suatu kejadian atau peristiwa yang
ditetapkan dengan cara membandingkannya dengan hukum kejadian
atau peristiwa lain yang telah ditetapkan berdasarkan nash karena
adanya kesamaan ‘illat.
Istihsan adalah berpindahnya seorang mujtahid dari ketentuan hukum
yang satu ke hukum yang lain karena ada dalil yang menuntut
demikian. Contoh istihsan adalah wasiat. Waluun qiyas tidak
dibolehkan, namun karena adalanya dalil dari Al Qur’an maka wasiat
dibolehkan.
Maslahah mursalah atau istislah adalah diberlakukannya suatu
hukum atas dasar kemaslahatan yang lebih besar dengan
mengesampingkan kemudaratan karena tidak adanya dalil yang
menganjurkan atau melarangnya.
Contoh maslahah mursalah adalah membuat akta nikah, akta
kelahiran, akta kematian, dan lain sebagainya.
Istishab adalah metode ijtihad yang dilakukan dengan cara
menetapkan hukum yang telah ada sebelumnya hingga ada dalil baru
yang merubahnya.
Contoh istishab adalah setiap makanan atau minuman boleh
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul-
(Nya) dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu (urusan) maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al Quran) dan Rasul (sunnah-Nya, jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya. (Qs. an-Nisa’/4: 59)
Namun dalam melakukan ijtihad tidak boleh merambah ranah aqidah dan
ibadah pokok (sholat, rukan iman, puasa dan sebagainya).