Tracing Covid 19

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Tracing Covid 19

Latar belakang

Pelacakan Kontak (contact tracing) kasus Covid-19 adalah proses untuk


mengidentifikasi, menilai dan mengelola orang-orang yang berkontak erat dengan
kasus konfirmasi/probable untuk mencegah penularan selanjutnya. Kegiatan ini penting
karena kasus konfirmasi dapat menularkan penyakit sejak 2 hari sebelum hingga 14
hari sesudah timbulnya gejala. (Kemenkes, 2020)
Untuk menentukan seseorang terjangkit COVID-19 dibutuhkan pemeriksaan PCR
swab, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebagian kasus dapat menunjukkan
hasil positif persisten walaupun sudah tidak ada gejala. Penelitian di Korea
menunjukkan bahwa walaupun tidak ditemukan virus yang dapat bereplikasi 3 minggu
setelah onset gejala pertama, SARS-CoV-2 RNA masih terdeteksi di spesimen
pemeriksaan RT-PCR hingga 12 minggu. Bagi penyintas COVID-19 penelitian terbaru
juga menunjukkan ada kemungkinan untuk proses reinfeksi karena antibodi COVID-19
dalam tubuh diperkirakan akan menghilang dalam 3 sampai dengan 12 bulan. Pada
April 2020 telah dilaporkan kasus reinfeksi SARS-CoV-2 terkonfirmasi pertama di
Amerika. Oleh sebab itu walaupun sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, tetap
harus menjalankan protokol kesehatan. (Pedoman Tatalaksana Covid, 2020)
COVID-19 adalah penyakit saluran pernafasan menular yang disebabkan oleh virus
baru SARS-CoV-2. Penyebaran virus ini pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina di
akhir Desember 2019 dan sampai sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke
berbagai negara dalam waktu singkat. Saat ini lebih dari 105 juta orang dari 219 negara
di dunia terkonfirmasi positif COVID-19 dengan angka kematian mencapai  2.298.606
(berdasarkan data WHO pada tanggal 7 Februari 2021). Indonesia melaporkan kasus
pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar dengan cepat di
seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan tanggal 04 Maret 2021 mencapai 1.361.098
orang yang terkonfirmasi sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk
pencegahan dan pengendaliannya. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian COVID-
19 dibutuhkan pedoman bagi pemerintah dan fasilitas/tenaga pemberi pelayanan
kesehatan agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terstandar, efektif, dan
efisien. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 tahun
2020, Vaksinasi termasuk dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).
Gejala orang yang terkena Covid-19 berupa demam, batuk, lemas, nyeri tenggorokan,
dan sesak nafas. Virus COVID-19 ini berbahaya dan menyebar dengan cepat. Jika tidak
segera ditangani dapat menyebabkan sakit parah dan bahkan kematian, terutama pada
kelompok orang rentan seperti orang lanjut usia, ibu hamil, dan orang dengan penyakit
penyerta seperti jantung, darah tinggi, penyakit paru, dan lain-lain. (Kemenkes, 2020)
Virus COVID-19 menyebar melalui droplet atau percikan ludah yang masuk langsung
ke tubuh melalui mata, hidung, dan mulut, atau jika tangan menyentuh permukaan yang
terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah (mata, hidung, mulut). Untuk
mengetahui secara pasti orang terkena virus Covid-19 yaitu dengan cara, orang yang
memiliki gejala COVID-19 akan diambil sampel swab/usap melalui hidung dan
tenggorokannya. Sampel tersebut selanjutnya akan diuji dengan tes RT-PCR (Real
Time-Polymerase Chain Reaction). Orang yang sakit COVID-19 bisa sembuh jika
dirawat sesuai dengan anjuran dokter dan petugas kesehatan lainnya. Perlu di lakukan
isolasi/karantina pada orang yang terkonfirmasi Covid-19, untuk menjaga supaya
orang-orang di sekitar kita tidak tertular dan memudahkan petugas kesehatan untuk
memantau kesehatan orang yang dikarantina/isolasi. Masyarakat juga perlu prinsip 3M
(memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan), jaga kesehatan dengan makan
yang bergizi, dan olahraga teratur. (Kemenkes, 2020)
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi
global dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana non alam, yang tidak hanya
menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar.
Oleh karena itu perlu dilakukan Tracing Covid-19 untuk mencegah dan memutus mata
rantai penularan penyakit Covid-19. (COVID-19).

Permasalahan

1. Pasien dan keluarga belum mematuhi protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Menjaga
jarak, dan Mencuci tangan)
2. Kesulitan identifikasi keluarga pasien yang kontak erat dengan pasien konfirmasi Covid-
19 tinggal di Desa Curah Jeru karena tidak masuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Mangaran
3. Pasien konfirmasi Covid-19 merupakan pasien post partum dan masih menyusui anak
Perencanaan dan intervensi

1. Memberikan KIE kepada pasien dan keluarga agar tetap mematuhi protokol 3M
(Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan)
2. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas Panji agar dilaksanakan Tracing Covid-19 pada
keluarga pasien konfirmasi Covid-19 di Desa Curah Jeru
3. Memberikan KIE kepada pasien konfirmasi Covid-19 agar menitipkan anak pada
keluarga yang lain dan melakukan pumping ASI serta disinfeksi botol ASI untuk di
berikan kepada bayinya

Pelaksanaan

Perencanaan
1. Melakukan koordinasi dengan programmer Covid-19 Puskesmas Mangaran
2. Melakukan pengaturan jadwal dengan programmer Covid-19 Puskesmas Mangaran
Pelaksanaan Tracing Covid-19
1. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Dinkes Setempat, gugus tugas tingkat
desa/RW, dan petugas/ warga setempat (mencegah stigmatisasi)
2. Melakukan persiapan dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
3. Melakukan wawancara kasus konfirmasi
4. Melakukan wawancara kontak erat
5. Melakukan wawancara pemantauan harian
6. Memberikan petunjuk isolasi dan karantina mandiri
Monitoring dan evaluasi
1. Melaporkan hasil evaluasi kepada pembimbing
2. Menyusun rencana tindak lanjut
3. Melaksanakan rencana tindak lanjut

Monitoring dan Evaluasi


1. Memastikan pasien konfirmasi Covid-19 dan keluarga kontak erat pasien konfirmasi Covid-
19 menjalankan protokol kesehatan 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker)
2. Melakukan pemantauan pasien konfirmasi Covid-19 dan keluarga kontak erat pasien
konfirmasi Covid-19 jika muncul gejala seperti ISPA, batuk, pilek, flu like illness, anosmia, dll
3. Memastikan pasien konfirmasi Covid-19 tidak menitipkan bayinya ke keluarga dan
memberikan ASI melalui pumping dan mendisinfeksi botol susu sebelum diberikan ke bayi

Anda mungkin juga menyukai