Anda di halaman 1dari 5

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP ARRAHMANIYAH
Jl. Masjid Al-Ittihad No. 35, Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok, Jawa Barat 16431
SK MENDIKBUD 168/D/0/1998

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu


SKS : 3 SKS
Semester : V (Lima)
Prodi : PGSD
Hari/Tanggal : Senin/ 8 November 2021
Waktu : 60 Menit
Dosen : Syahroni, M.Pd.

Petunjuk :
1. Bacalah doa sebelum dan setelah Anda selesai mengerjakan tugas.
2. Pilih soal yang Anda anggap mudah terlebih dahulu.
3. Kerjakan dan selesaikan soal dengan usaha/upaya Anda sendiri serta tidak meminta
jawaban dari peserta/teman lain.
4. Dilarang menggunakan HP/gadget.
5. Jangan lupa tulis identitas Anda pada lembar jawaban.

Soal :
1. Seorang guru hendaknya memahami bahwa pembelajaran terpadu mucul atas 3
landasan filosofis diantaranya progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme.
John Dewey, Jean Piaget, Lev Vgotsky dan William James merupakan tokoh-tokoh
yang berada dibelakangnya.
a. Jelaskanlah benang merah dari ketiga landasan tersebut sehingga
mendorong lahirnya pembelajaran terpadu.
b. Uraikan keterkaitan landasan tersebut terhadap kegiatan pembelajaran.

2. Menurut Robin Fogarty (1991), ditinjau dari cara memadukan konsep,


keterampilan, topik, dan unit tematisnya terdapat sepuluh model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Namun, dari sepuluh model tersebut tidak
semuanya tepat diterapkan di sekolah dasar di Indonesia. Menurut pengkajian Tim
Pengembang PGSD (1997), hanya ada tiga model pembelajaran terpadu yang
nampaknya paling cocok di terapkan di sekolah dasar kita.
a. Sebutkan dan jelaskan!
b. Menurut saudara, model mana yang sekarang digunakan pada Kurikulum
2013?
3. Keterampilan menjelaskan dan bertanya merupakan salah satu hal krusial dalam
pembelajaran terpadu. Alasannya adalah dalam pembelajaran terpadu siswa
merupakan pusat dalam proses pembelajaran dan posisi guru sebagai fasilitator
bukanlah satu-satunya sumber informasi. Di sekolah “Y” terdapat 2 guru dengan
karakteristik yang berbeda. Guru A merupakan pendidik mula yang memahami
teori pengajaran dengan baik namun secara implementasi mengajar di kelas masih
minim pengalaman. Sedangkan guru B adalah pendidik senior yang kaya
pengalaman namun masih terpaku dengan pembelajaran satu arah.
a. Bagaimanakah kedua guru ini saling berkerjasama sehinga mampu
menguasai dengan baik keterampilan menjelaskan dan bertanya dalam
pembelajaran terpadu.
b. Berikan beberapa contoh dari implementasi kedua keterampilan tersebut.

4. Dalam implementasi pembelajaran terpadu terdapat berbagai implikasi terhadap


beberapa hal mencakup guru, peserta didik, sarana dan prasarana, sumber belajar
dan media, pengaturan ruangan, dan pemilihan metode. Dari ketujuh implikasi
tersebut, jelaskan implikasi yang berhubungan dengan guru!

5. Mewabahnya Covid-19 di Indonesia mendorong pemerintah pusat dan daerah


untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru, salah satunya menghentikan
sementara pembelajaran tatap muka di sekolah dan mengalihkannya dengan
Learning from home (Pembelajaran dari rumah). Berdasarkan permasalahan tersebut;
a. Rancanglah Satuan Pembelajaran Terpadu dengan memilih salah satu subtema,
jabarkan melalui kegiatan pembelajaran. Pertimbangkan Satuan Pembelajaran
Terpadu tersebut dengan mengadakan variasi dalam penggunaan media
sebagai bagian integral dalam pembelajaran.
b. Buatlah evaluasi (penilaian) yang mampu dilaksanakan secara mandiri oleh
siswa (kolaborasi dengan orang tua).

******* Selamat Mengerjakan *******


Instruksi:
Nama : ANDINA YULIA Jawablah soal dengan mengetik
pada
NIM : 198610013 lembar ini
▪ Berikan fotomu dan tanda tangan
Semester : PGSD V (LIMA) MALAM/A diakhir jawaban pada lembar ini.
▪ Simpan dalam format pdf.
Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu
▪ Upload tugasmu ke alamat email
syahronioryx7@gmail.com
Dosen : Syahroni, M.Pd
Pengampu

LEMBAR JAWABAN

1. Benang merah dari landasan progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme


sehingga mendorong lahirnya pembelajaran terpadu adalah karena dari tiga landasan
tersebut melihat siswa dari keunikan, potensi dan motivasi yang dimilikinya, dan
landasan tersebut ketika berjalan beriringan akan bersifat saling melengkapi dan akan
menghasilkan anak didik yang handal dan tangguh.
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada
pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan
memperhatikan pengalaman siswa. Aliran progresivisme menyatakan bahwa
pembelajaran seharusnya berlangsung selama alami dan tidak artifisial atau dibuat-
buat. Pembelajaran yang terjadi di sekolah sekarang ini tidak seperti keadaan dalam
dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada kebanyakan siswa.
Progresivisme hadir sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap formalisme yang bersifat
tradisional dan terkesan sangat kaku dan kurang mendalam. Progresivisme
berpandangan bahwa pendidikan selalu dalam proses perkembangan yang bersifat
dinamis. Pendidikan selalu siap untuk memodifikasi metode dan kebijakan ketika
berhadapan dengan berbagai pengetahuan baru dan perubahan lingkungan/masyarakat.
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus berpusat pada siswa
(child-centered) bukan memfokuskan pada guru atau bidang muatannya. Namun hal ini
tidak berarti bahwa siswa diizinkan untuk megikuti semua keinginannya, karena belum
cukup matang untuk menentukan tujuan yang memadai.
Pembelajaran tematik juga dikembangkan menurut aliran kontrukstivisme yang
menyatakan bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman
merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Aliran ini memandang pengalaman
langsung yang dikontruksi sendiri oleh siswa merupakan kunci dalam pembelajaran.
Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia melalui
hasil interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan. Pengetahuan
tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswanya, tetapi harus
diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Esensi dari teori konstruktivis
adalah ide harus ditemukan sendiri oleh siswa dan mentransformasikan sendiri suatu
informasi tersebut apabila menginginkan informasi tersebut menjadi miliknya.
Aplikasi teori humanisme lebih menonjolkan kebebasan setiap individu siswa/i
memahami materi pembelajaran untuk memperoleh informasi/pengetahuan baru
dengan caranya sendiri, selama proses pembelajaran.dalam teori ini peserta didik
berperan sebagai subjek didik, peran guru dalam pembelajaran humanisme adalah
fasilitator. Peserta Didik Dalam pembelajaran yang humanis ditempatkan sebagai pusat
(central) dalam aktifitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam memaknai
pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian , peserta didik diharapkan mampu
menemukan potensinya dan mengembangkan potensi tersebut secara memaksimal.
Peserta didik bebas berekspresi cara-cara belajarnya sendiri. Peserta didik menjadi aktif
dan tidak sekedar menerima informasi yang disampaikan oleh guru.
Kombinasi ketiga landasan diadaptasi pada pembelajaran terpadu yang
mengedepankan proses pembelajaran yang pengetahuan dibentuk sendiri oleh siswa
sehingga terbentuk pembelajaran bermakna, pembentukan kreatifitas, berpusat pada
siswa, bebas berekspresi serta aktif.

2. Tiga model pembelajaran terpadu yang tepat dikembangkan disekolah dasar yaitu:
1) Model jaring laba-laba (Webbed), yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik;
2) Model keterhubungan (Connected), yaitu model pembelajaran yang secara sengaja
diusahakan untuk menghubungkan konsep, topik, keterampilan, tugas, bahkan ide-ide
yang dipelajari didalam satu bidang studi; dan
3) Model keterpaduan (Integrated), yaitu model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan antarmata pelajaran.
Dari ketiga model pembelajaran diatas yang digunakan pada kurikulum 2013 atau
saat ini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (Webbed), karena dalam model
pembelajaran tematik, menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata
pembelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

3. Guru A dan Guru B harus saling bersinergi atau berbagi pengetahuan satu sama lain untuk
mencapai tujuan sebagai pendidik. Dalam kerja sama tentunya harus ada peran aktif dari
kepala sekolah terhadap personel sekolah (guru) dalam mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya mengadakan pertemuan atau rapat untuk saling berbagi
pengetahuan/pengalaman antara guru senior dan guru baru. Dalam rapat antar guru
tersebut, diharapkan semua guru akan mendapatkan input baru yang bisa
diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Contoh implementasi:
Pada pembelajaran bertema kerajinan mozaik, Guru A berdiskusi dengan Guru B tentang
bagaimana teknis pelaksanaan pembelajaran, seperti pencarian bahan dan cara membuat
kelas lebih kondusif saat praktik pembuatan mozaik dilakukan.

4. Implikasi bagi guru pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menarik, menyenangkan, dan utuh.

5.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SD Islamic Center Samarinda
Kelas / Semester : II / 1
Tema : 4. Hidup Bersih dan Sehat
Sub Tema : 1. Hidup Bersih dan Sehat di Rumah
Pembelajaran Ke :3
Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (6 x 35 menit)
Muatan Terpadu : SBdP, Bahasa Indonesia, Matematika

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan dibimbing melalui daring sinkron, siswa dapat menentukan tekanan kuat
dan lemah pada lagu berbirama dua atau tiga secara benar.
2. Melalui penugasan di Edmodo, siswa dapat memainkan/menyuarakan tekanan
kuat dan lemah pada lagu anak berbirama dua atau tiga secara tepat.
3. Melalui penugasan di Edmodo, siswa dapat mencatat isi teks yang berkaitan dengan
lingkungan tidak sehat menggunakan bahasa tulis secara tepat.
4. Melalui penugasan di Edmodo, siswa dapat menuliskan hasil pengamatan
sederhana tentang lingkungan tidak sehat dengan ejaan yang tepat.
5. Dengan dibimbing melalui daring untuk mengamati gambar dan benda di sekitar
siswa dapat menjelaskan dan menggambarkan bangun datar yang diamatinya
dengan tepat.
6. Dengan dibimbing melalui daring, siswa dapat mengidentifikasi jenis bangun datar
yang diamati dengan tepat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu

PENILAIAN

Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan

(AndinaYulia_198610013_PembelajaranTerpadu)

Anda mungkin juga menyukai