BAB I Laporan Kekekalan Massa
BAB I Laporan Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah
suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun
terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan) ). Pernyataan yang umum digunakan
untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem
tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia,
teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan
massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem
ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan
bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda
berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi
berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah
yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh
peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena
massa yang berubah sangatlah sedikit.
Sejarah Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa diformulasikan oleh Antoine Lavoisier pada tahun 1789. Oleh
karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern. Sebelumnya, Mikhail
Lomonosov (1748) juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam
1
eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan
atmosfer bumi. Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci
penting dalam merubah alkemi menjadi kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa
Kegiatan praktikum ini dilakukan dalam beberapa tahap atau prosedur yaitu :
1) Memasukkan tabung reaksi kecil (kosong) ke dalam Erlenmeyer dan menaruhnya di atas
neraca analisis.
2) Menimbang massa alat kosong tersebut.
3) Memasukkan 5 mL larutan Pb(NO3 )2 0,1 M ke dalam tabung reaksi kecil.
4) Memasukkan 10mL larutan Kl 0,1 M ke dalam labu Erlenmeyer dan menutupnya dengan
sumbat.
5) Menimbang labu Erlenmeyer beserta sumbatnya dan beserta larutan tersebut sebagai massa
larutan + alat.
4
HASIL PRAKTIKUM
Dari kegiatan praktikum yang teah dilakukan, diperoleh hasil pengamatan yang berupa
data sebagai berikut :
Kondisi
Massa Sebelum Reaksi Sesudah Reaksi
Percobaan I Percobaan II Percobaan I Percobaan II
Alat (a) 126,15 g 126,5 g 126,15 g 126,15 g
Alat + Larutan (b) 140,65 g 140,60 g 140,65 g 140,60 g
Larutan (b-a) 14,5 g 14,45 g 14,5 g 14,45 g
Perubahan Massa
(gram)
No Hal yang Diamati Perubahan yang Terjadi
Sebelum Sesudah
Reaksi Reaksi
5 mL Larutan Pb(NO3)2 0,1 M Terdapat endapan berwarna
1 14,5 g 14,5 g
+ 10 mL KI 0,1 M kuning.
Larutan berubah menjadi
2 5 mL Larutan KSCN 0,1 M + 10 14,45 g 14,45 g berwarna hijau dan terdapat
mL CuSO4 0,1 M endapan berwarna hitam.
2.2 Pembahasan
PENUTUP
1). Dalam percobaan tersebut, manakah senyawa yang termasuk pereaksi / reaktan?
2). Bagaimana cara kalian mengetahui telah terjadi reaksi dalam percobaan ini?
Jawaban : Cara untuk mengetahui telah terjadi reaksi pada percobaan ini yaitu dengan
adanya perubahan pada larutan yang sudah dicampur atau direaksikan, yaitu
dengan adanya perubahan warna dan terdapat endapan pada larutan hasil
reaksi.
3). Berapa massa zat hasil reaksi tersebut? Bandingkan dengan massa total pereaksi !
Jawaban : Ya, massa larutan sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Jawaban : Pada reaksi tersebut terjadi perubahan pada masing – masing larutan :
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan pertama dan percobaan kedua dapat disimpulkan bahwa
massa zat (dalam hal ini berupa larutan) sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama atau
tidak mengalami perubahan. Apabila terjadi perubahan, hal itu disebabkan pada saat proses
reaksi sebagian massa zat tersebut menghilang karena menguap. Selain diperoleh kesimpulan
tersebut dapat pula diambil kesimpulan bahwa zat – zat yang direaksikan akan menghasilkan zat
baru yang mempunyai karakteristik berbeda dengan zat yang menjadi reaktannya, misalnya pada
percobaan kedua yang menghasilkan zat baru dengan warna larutan yang berbeda dan terdapat
endapan, padahal kedua reaktan larutan tersebut tidak mempunyai endapan.