IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Umur : 12 Tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
BBL : 3400 gr
PBL : 52 cm
Ruangan : Mawar
Umur : 35 Tahun
Pekerjaan : Honorer
Umur : 40 Tahun
sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit, sesak dirasakan terus menerus
terutama saat berbaring. Pasien mengeluh sudah sering mengalami sesak yang
hilang timbul sejak 2 hari sebelumnya, sesak hilang sendiri saat beristirahat.
Namun sesak memburuk 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lain
demam (-), kejang (-), batuk (+) memburuk terutama malam hari, dahak (+),
sesak (+) terutama bila udara dingin dan lingkungan berdebu. Nyeri perut (-),
muntah (-), BAK kesan normal, BAB kesan normal. Riwayat alergi makanan
(-). Riwayat keluhan sesak sebelumnya (+) 1 minggu yang lalu pasien
asma pada keluarga (+) tante pasien (saudara ibu pasien). Riwayat konsumsi
C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Status Gizi :
Berat Badan : 24 kg
Pernapasan : 32 kali/menit
Suhu : 36,4 °C
Keadaan Spesifik
Gigi : Caries : -
Kepala
Bentuk : Normosefal
Ubun-ubun : Tertutup
Paru-paru
Jantung
Abdomen
Tasbeh : (-)
Lingk. Dada : 63 cm
Lingk. Perut : 55 cm
D. RESUME
Pasien masuk dengan keluhan sesak yang dialami sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit, sesak dirasakan terus menerus terutama saat berbaring.
Pasien mengeluh sudah sering mengalami sesak yang hilang timbul sejak 2
memburuk 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Batuk (+) memburuk terutama
malam hari, dahak (+), sesak (+) terutama bila udara dingin dan lingkungan
berdebu. Nyeri perut (-), muntah (-). Riwayat alergi makanan (-). Riwayat
keluhan sesak sebelumnya (+) 1 minggu yang lalu pasien mengalami sesak
sebanyak 4x/minggu. Riwayat asma pada keluarga (+) tante pasien (saudara
ibu pasien).
kesadaran compos mentis, tanda vital : Tekanan darah : 90/60 mmHg, nadi:
112 kali/menit, pernapasan: 32 kali/menit, suhu: 36,4 °C. pernapasan cupping
(+), dan terdapat bunyi pernapasan tambahan yaitu wheezing (+) di kedua
lapangan paru.
E. DIAGNOSIS KERJA
Asma Bronkial
F. ANJURAN PEMERIKSAAN
- Darah rutin
G. TERAPI
- IVFD RL 16 tpm
- Salbutamol 3 x 2 mg
ANALISIS KASUS
A. DEFINISI
diantaranya sel mast, eosinophil, dan limfosit T. pada orang yang rentan,
inflamasi ini menyebabkan episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada
tertekan, batuk, khususnya pada waktu malam atau dini hari. Gejala sebagian
pada anak KNAA memberi batasan yaitu mengi berulang dan atau batuk
cenderung pada malam hari, musiman, setelah aktivitas fisik, serta memiliki
riwayat asma atau atopi lain dalam keluarga ataupun penderita sendiri.
B. EPIDEMIOLOGI
pada kasus, pasien merupakan anak perempuan berusia 12 tahun. Pada anak,
penyakit respiratori kronik ini merupakan salah satu penyakit yang paling
banyak dijumpai dan sejak dua dekade terakhir angka kejadiannya dilaporkan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian asam pada anak
usia 0 – 14 tahun adalah 9,2%. Di seluruh dunia, diperkirakan terdapat 300
C. ETIOLOGI
Pada kasus yang menjadi pencetus dari timbulnya sesak yang berulang
adalah suhu udara yang dingin, dan daerah atau lingkungan yang berdebu.
Faktor risiko untuk penyakit asma antara lain jenis kelamin, usia, riwayat
1. Jenis Kelamin
asma pada anak laki-laki usia 10 tahun adalah 1,5 sampai 2 kali lipat
2. Usia
timbul pertama kali pada usia muda yaitu beberapa tahun pertama
tahun.
3. Riwayat Atopi
dan beratnya asma. Menurut laporan dari inggris, pada anak usia 16
tahun dengan riwayat asma atau mengi, akan mengalami dua kali lebih
banyak serangan mengi jika anak tersebut pernah mengalami rhinitis
4. Alergen
Alergi makanan
serangan asma banyak ditemukan terutama saat bayi dan anak yang
masih muda. Pada bayi dan anak yang berumur dibawah 3 tahun
cenderung menetap.
Alergi hirup
kedua yaitu allergen yang berasal dari luar rumah misalnya, asap
D. PATOFISIOLOGI
E. DIAGNOSIS
1) Anamnesis
Pada kasus di dapatkan keluhan sesak yang dialami sejak 6 jam sebelum
masuk rumah sakit, sesak dirasakan terus menerus terutama saat berbaring.
Pasien mengeluh sudah sering mengalami sesak yang hilang timbul sejak 2
memburuk 6 jam sebelum masuk rumah sakit. Batuk (+) memburuk terutama
malam hari, dahak (+), sesak (+) terutama bila udara dingin dan lingkungan
berdebu. Nyeri perut (-), muntah (-). Riwayat alergi makanan (-). Riwayat
keluhan sesak sebelumnya (+) 1 minggu yang lalu pasien mengalami sesak
sebanyak 4x/minggu. Riwayat asma pada keluarga (+) tante pasien (saudara
ibu pasien).
Gejala respiratori asma berupa kombinasi dari batuk, wheezing, sesak napas,
rasa dada tertekan, dan produksi sputum. Chronic recurrent cough dapat
bahkan dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari
(nokturnal).
2) Pemeriksaan Fisik
mentis, tanda vital : Tekanan darah : 90/60 mmHg, nadi: 112 kali/menit,
bergejala batuk atau sesak, dapat terdengar wheezing, baik yang terdengar
F. KLASIFIKASI ASMA
Serangan Ringan
Pada serangan ringan pemberian B2-agonis saja sudah cukup. Pemberian B2-
agonis sebaiknya diberikan secara inhalasi (baik dengan MDI= Metered Dose
Inhaler atau DPI=Dry Powder Inhaler atau nebulisasi). Pada pasien yang
selama 1−2 jam, jika respons tersebut bertahan (klinis tetap baik), pasien
yang diberikan tiap 4−6 jam. Pada pasien dengan serangan ringan tidak
memerlukan kortikosteroid oral kecuali jika pencetus serangannya adalah
infeksi virus, dan ada riwayat serangan asma berat. Kortikosteroid oral
Serangan sedang
dikurangi tiap 4 jam, kemudian tiap 6 jam. Jika dalam 12-24 jam klinis tetap
baik, maka pasien dipulangkan dan dibekali obat seperti pasien serangan
ringan. Bila dalam 12 jam responsnya tetap tidak baik, maka pasien dialih
berat.
Serangan berat
jalur parenteral dan lakukan foto toraks. Jika sejak penilaian awal pasien
Pada pasien dengan gejala dan tanda Ancaman Henti Napas, pasien harus
menit.
H. DAFTAR PUSTAKA