Anda di halaman 1dari 98

HASIL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM MASA PANDEMI COVID-
19 DI KELURAHAN BALANDETE KECAMATAN
KOLAKA KABUPATEN KOLAKA

ARNIS
P201701036

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2021
ABSTRAK

Universitas Mandala Waluya


Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Program Studi S1 Keperawatan
Hasil, September 2021

ARNIS (NIM : P201701036)


“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM MASA PANDEMI COVID-19 DI
KELURAHAN BALANDETE KECAMATAN KOLAKA KABUPATEN
KOLAKA”

PEMBIMBING I : TASMAN.,SKM.,M.Kes
PEMBIMBING II : ISLAELI, S.Kep.,Ns.,M.Kes
(xi + 74 Halaman + 12 Tabel + 2 Gambar + 10 Lampiran.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku yang bertujuan
memberikan edukasi bagi individu dan kelompok untuk meningkatkan pengetahuan
dan perilaku sehingga sadar dan mampu mempraktikkan PHBS. Dikarenakan 8 dari
10 orang tidak mengetahui apa itu PHBS, dan 6 dari 10 orang tidak menunjukkan
sikap perilaku hidup bersih dan sehat karna tidak membuang sampah pada tempatnya,
dan 8 dari 10 orang tidak menyediakan sarana prasarana. Tujuan Penelitian ini untuk
mengetahui Faktor-Faktor Yang Memengaruhi PHBS Dalam Masa Pandemi Covid-
19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Analitik korelasional dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 99
responden. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka
Kabupaten Kolaka dengan metode analisis mengunakan uji statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menujukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
PHBS dengan nilai p-value=0,007 < α 0.05. Ada hubungan antara sikap dengan
PHBS dengan nilai p-value=0,002 < α 0.05. Ada hubungan antara sarana prasarana
dengan PHBS dengan nilai p-value=0,008 < α 0.05.
Kesimpulan dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh
pengetahuan, sikap, dan sarana prasaran terhadap perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dalam masa pandemi covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka
Kabupate Kolaka.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasaran dan PHBS


Daftar Pustaka : 20 (2016-2021).KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena izin-

Nyalah sehingga penulis hasil penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

dan semoga segala aktivitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya Aamiin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada Bapak Tasman. SKM., M.Kes sebagai pembimbing I dan Ibu Islaeli.

S.Kep., Ns., M.Kes sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran yang telah

diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan

hasil penelitian ini.

Ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Ketua Yayasan Mandala Waluya.

2. Rektor Universitas Mandala Waluya.Para Wakil Rektor (Akademik, Non

Akademik dan kemahasiswaan) Universitas Mandala Waluya.

3. Para Kepala Lembaga (LPM,LPJM,LPKA) Universitas Mandala Waluya.

4. Ketua Program Studi S1 Keperawatan Universitas Mandala Waluya.

5. Semua Staf Dosen dan Pengelola pada Prodi Ilmu keperawatan yang telah

banyak memberikan sumbangsih selama penyusunan proposal ini.

6. Kepada kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang memberi

dorongan selama penulis mengikuti pendidikan pada Universitas Mandala

Waluya.

7. Teman-teman mahasiswa Universitas Manda Waluya yang tercinta, demi

sebuah pencerahan dan perubahan, lanjutkan perjuangan.

iv
8. Penguji I Drs. H. La Ode Hamiru M.Sc Penguji II Lodes Hadju, SKM.,

M.Kes. Penguji III Wa Ode Rahmadania, S.Kep., Ns., M.Kep.

Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya

karena kepada-Nya jugalah tempat kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka bagi

saran dan kritikan yang konstruksi demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat-

Nya kepada kita semua, khusunya teman-teman mahasiswa Universitas Mandala

Waluya tercinta aamiin.

Kendari, Sebtember 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii

ABSTRAK........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR......................................................................................iv

DAFTAR ISI.....................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................ix

DAFTAR SINGKATAN...................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5

E. Kebaruan Penelitian...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastitis............................................................10

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan....................................................16

C. Tinjauan Teori Tentang Stress.................................................................21

D. Kajian Empiris.........................................................................................27

vi
BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir................................................................................................30

B. Kerangka Konsep.....................................................................................31

C. Variabel Penelitian...................................................................................31

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif.............................................32

E. Hipotesis Penelitian..................................................................................34

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian......................................................................35

B. Waktu dan Lokasi Penelitian...................................................................36

C. Populasi dan Sampel................................................................................36

D. Sumber dan Cara Pengolahan Data..........................................................38

E. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data................................................39

F. Etika Penelitian........................................................................................41

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambara Umum Lokasi penelitian..........................................................42

B. Hasil Penelitian........................................................................................43

C. Pembahasan..............................................................................................49

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan..............................................................................................54

B. Saran.........................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 2. Desain Penelitian cross sectional study

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebaruan Penelitian

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pendidikan

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pekerjaan

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan PHBS

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Prasarana

Tabel 10. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

dalam masa pandemi covid-19

Tabel 11. Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dalam

masa pandemi covid-19

Tabel 12. Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

(PHBS) dalam masa pandemi covid-19

ix
DAFTAR SINGKATAN

1. PHBS : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

2. Dinkes : Dinas Kesehatan

3. Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

4. SPSS : Statistical Package For The Social Science.

5. WHO : World Health Organization

6. Covid-19 : Corona Virus Disease-19

x
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar persetujuan menjadi responden.

2. Lembar permohonan menjadi responden.

3. Kuisioner penelitian.

4. Master tabel.

5. Hasil statistik.

6. Surat izin penelitian dari Universitas Mandala Waluya.

7. Surat izin penelitian dari Penelitian dan Pengembangan.

8. Surat keterangan telah melakukan penelitian.

9. Dokumentasi penelitian.

10. Daftar riwayat hidup.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Corona Virus Disease-19 (COVID-19) merupakanjenis virus baru yang

menyebabkan keluhan pada gangguan saluran pernafasan, diketahui bahwa

proses penyebaran virus ini sangat cepat karena ditularkan dari manusia satu

kemanusia lain droplet (percikan ludah) secara langsung ketika penderita batuk

atau bersin, menempel pada tempat-tempat tertentu. Berdasarkan proses

penularan, Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi kenaikan angka

penularan dengan menjalankan program cuci tangan dengan sabun, pemakaian

masker dan jaga jarak minimal 1 meter (Irawati., et al, 2021).

Menurut WHO (2020), kasus COVID-19 dimulai pada tanggal 31 Desember

2019 di kota Wuhan Provinsi Hubei China terdapat kasus kluster pneumonia

dengan etiologi yang belum jelas. Angka kejadian pada bulan Januari sampai 28

Maret 2020 kasus infeksi Covid 19 yang terkonfirmasi mencapai 571.678 kasus.

Awalnya kasus terbanyak terdapat di Cina, namun saat ini kasus terbanyak

terdapat di Italia dengan 86.498 kasus, diikuti oleh Amerika dengan 85.228 kasus

dan Cina 82.230 kasus. Angka kejadian COVID-19 pada tanggal 30 Maret 2020,

dilaporkan 693.224 kasus dan 33.106 kematian. Amerika Serikat menduduki

peringkat pertama terbanyak dalam penambahan kasus COVID-19, yaitu

sebanyak 19.332 kasus pada tanggal 30 Maret 2020. Angka kejadian penyakit

akibat Covid-19 di dunia pada tanggal 8 Mei 2020 mencapai 3.679.499 orang

1
dengan angka kematian 254.199 orang di 215 negara (WHO, 2020). Awalnya,

penyakit ini disebut sebagai 2019 novel coronavirus (2019-nCoV). COVID-19

ini memiliki kemiripan seperti virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)

dan MERS (Middle-East Respiratory r41c Syndrom) Kemudian pada tanggal 11

Februari 2020, WHO mengumumkan secara resmi nama baru yaitu corona virus

disease (COVID-19). Kasus ini terus berkembang hingga adanya laporan

kematian dan terjadi importasi di luar China. Walaupun tingkat kematian yang

disebabkan oleh Covid-19 ini relative rendah dibandingkan SARS dan MERS,

namun penyebarannya termasuk cepat dan luas (Sari.,et al, 2021).

Di Indonesia prevalensi Covid 19 cukup tinggi, pertama kalinya dilaporkan

pada tanggal 2 Maret 2020 pasien yang terkonfirmasi virus ini hanya berjumlah

dua orang yang diduga tertular dari orang asing yang berkunjung ke Indonesia.

Namun hingga saat ini jumlahnya sudah mencapai ribuan dan negara Indonesia

merupakan negara tertinggi diwilayah Asia Tenggara dengan kasus Covid 19.

Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 (2020) dalam Sari.,et al (2021). Di

Indonesia angkakejadian pada tanggal 31 Maret 2020 dilaporkan 1.528 kasus dan

136 kasus kematian. Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia menduduki

peringkat tertinggi di Asia Tenggara sebesar 8,9%. Angka penyebaran di

Indonesia naik setiap harinya sampai dengan tanggal 16 Juli 2020 total penduduk

Indonesia yang positif COVID-19 sebanyak 81.668 orang. Tren peningkatan

jumlah penduduk yang positif COVID-19 menjadikan negara Indonesia urutan

2
ke 26 dari 216 negara di dunia (I. Satgas Covid-19, 2020 dalam Mulyani., et al,

2019).

Hingga saat ini kasus penderita virus covid-19 terus mengalami peningkatan.

Konfirmasi positif sebanyak 363, sembuh sebanyak 234, dan meninggal

sebanyak 6 sampai tanggal 11-07-2020 terkonfirmasi 509 kasus terdiri dari 170

orang dalam perawatan, sembuh 330 orang dan 9 orang meninggal. Hingga saat

ini kasus di Sulawesi Tengara mencapai 3.568 kasus terkonfirmasi positif, kasus

sembuh mencapai 2.348 orang dan kasus meningal 66 orang (Media Indonesia

dalam covid-19, 2020). Kasus ini di juga akan terus mengalami peningkatan jika

kesadaran masyarakat dalam pematuhan protocol kesehatan yang telah di

sampaikan tidak dilaksanakan (Athena, et al, 2020 dalam Nurlila dan La Fua,

2020).

Salah satu cara pencegahan penyebaran Covid-19 adalah dengan cara

penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah semua

perilaku yang bertujuan memberikan edukasi bagi individu dan kelompok untuk

meningkatkan pengetahuan dan perilaku sehingga sadar dan mampu

mempraktikkan PHBS. Melalui PHBS diharapkan masyarakat dapat mengenali

dan mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan cara-cara hidup sehat

dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Notoadmodjo,

2017). Menurut Razi et al (2020), penerapan PHBS dalam pencegahan virus

COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara

3
menerapkan etika batuk, cara melakukan physical distancing (menjaga jarak

fisik), dan cara menjaga kebersihan diri.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) berkaitan erat dengan pencegahan

penyebaran COVID-19. Beberapa cara mencegah risiko terinfeksi COVID-19,

yaitu dengan mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau gunakan cairan

pembersih tangan (minimal 70% alkohol), mencuci tangan merupakan salah satu

indicator PHBS. Selain itu protocol yang harus dilaksanakan antara lain

menggunakan masker bila bepergian, jaga jarak minimal 1 meter dengan orang

lain, tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin gunakan

tisu, hindari menyentuh wajah karena mulut, hidung, mata dapat menjadi pintu

masuk virus, bersihkan benda, permukaan, dan alat-alat yang sering digunakan,

khususnya yang berada atau digunakan secara umum, mengkonsumsi makanan

bergizi seimbang, tidak merokok, istirahat secara teratur, berolahraga serta

berpikir positif. Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber

resmi dan akurat. Ikuti arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas

Kesehatan setempat (Kemenkes RI, 2020).

Menurut data who (World Health Organization) pada tahun 2018, bahwa

salah satu factor resiko meningkatnya kematian adalah dengan tidak menjalankan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti kebersihan air yang tidak

memadai, tidak mencuci tangan dengan baik, tidak mengkomsumsi makanan

yang sehat.

4
Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi criteria PHBS baik tahun

2015 sebesar 27% meningkat menjadi 36,3% ditahun 2016 kemudian meningkat

lagi menjadi sebesar 38,7% ditahun 2017. Sementara itu target nasional tahun

2019 diharapkan penduduk Indonesia yang memenuhi criteria PHBS baik dapat

mencapai angka 80% (Kemenkes RI, 2016). Data Kemenkes RI (2018)

menunjukan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengkonsumsi

makanan sehat masih buruk dikarenakan terdapat 83,5% penduduk yang kurang

mengkonsumsi sayur atau buah, 87,3% masih mengkonsumsi bumbu penyedap

dan73,1% mengkonsumsi makanan dan minuman manis (Kemenkes RI, 2018).

PHBS perlu diterapkan dalam berbagai tatanan tempat dimana sekumpulan

orang hidup, bekerja, bermain dan berinteraksi. Penerapan di berbagai tatanan

berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan sehingga meningkatkan

produktifitas dari penghuni berbagai tatanan tersebut karena masing-masing

penghuni dari tatanan memiliki resiko terkena penyakit. Ada lima tatanan PHBS

yaitu Rumah tangga, Institusi Pendidikan, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan,

Tempat-Tempat Umum dan Pesantren(DepKes RI:2020).

Di Sulawesi Tenggara data PHBS pada tahun2017 mencapai 48,77%, pada

tahun 2018 PHBS mengalami penurunan yakni menjadi 46,36% pada tahun 2019

PHBS mengalami penurunanyakni 45% (Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara, 2019).

PHBS pada tahun 2018 PHBS di kota Kolaka dengan prevalensi sebesar 1.982

kasus dari 49.847 penduduk atau 59%, pada tahun 2019 PHBS di kota Kolaka

5
dengan prevalensi sebesar 20.140 kasus dari 50.726 penduduk atau 68,83% serta

tahun 2020 PHBS di kota Kolaka dengan prevalensi sebesar 22.646 kasus dari

50.737 penduduk atau 69,06% (Dinas Kesehatan Kota Kolaka, 2020).

PHBS pada tahun 2018 1.898 kasus dari 7.419 penduduk atau 49,40%, PHBS

pada tahun 2019 mengalami penurunan yakni 1.797 kasus dari 7.419 penduduk

atau 52,57%, PHBS pada tahun 2020 mengalami penurunan yakni 1.698 kasus

dari 7.419 penduduk atau 54,60% (Puskesmas Kolaka, 2020).

Berdasarkan data awal yang didapatkan pada tempat penelitian yakni kantor

Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka yaitu pada tahun

2021 jumah wargase banyak 5.837 yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki 2.954

dan jumlah jenis kelamin perempuan sebanyak 2.883. Dari hasil observasi yang

dilakukan Selama 1 hari didapatkan hasil bahwa di Daerah Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka masih kurang pengetahuan tentang

melakukan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam masa pandemic

Covid-19 dikarenakan 8 dari 10 orang tidak mengetahui apa itu PHBS, dan 6

dari 10 orang tidak menunjukkan sikap perilaku hidup bersih dan sehat karna

tidak membuang sampah pada tempatnya, dan 8 dari 10 orang tidak menyediakan

tempat mencuci tangan contohnya di depan rumah makan dan tempat

perbelajaan.

Alasan peneliti yang membuat tertarik untuk meneliti tentang perilaku hidup

bersih dan sehat yakni peneliti beranggapan bahwa perilaku hidup bersih dan

6
sehat merupakan hal yang mempengaruhi derajat kesehatan yang dimiliki oleh

seseorang baik secara individual maupun secara kelompok dalam bermasyarakat.

Berdasarkan uraian diatas maka saya mengajukan rencana penelitian tentang

factor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam masa

pandemic covid-19 di Kelurahan Balandete Kabupaten Kolaka, faktor-faktor

yang dimaksud yaitu pengetahuan, sikap dan sarana prasana.

B. RumusanMasalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan

Kolaka Kabupaten Kolaka?

2. Apakah ada pengaruh sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan

Kolaka Kabupaten Kolaka?

3. Apakah ada pengaruh sarana prasarana dengan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka?

C. Tujuan Penelitian

1. TujuanUmum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

7
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

b. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

c. Untuk mengetahui pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) dalam masa pandami covid-19 di Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

D. Manfaat

1. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi

bagi institusi pendidikan.

2. Bagi profesi perawat

Memberikan sumbangsi pengetahuan dibidang keperawatan dalam rangka

pengembangan dan kemandirian keperawatan.

3. Bagi tempat penelitian

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman bagi

petugas kesehatan maupun tenaga pendidikan untuk meningkatkan derajat

kesehatan.

8
4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat memberikan gambaran dan menambah sumber informasi bagi

peneliti selanjutnya.

E. Kebaruan Penelitian

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam

masa pandemi covid-19 sudah dilakukan sebelumnya, tetapi sejauh penulusuran

yang telah dilakukan peneliti, belum ada penelitian yang sama dengan penelitian

yang peneliti lakukan. Peneliti yang pernah lakukan sebelumnya, antara lain

sebagai berikut:

9
NO Nama Judul Desain Peneliti Variabel Persamaan Perbedaan
peneliti

1 1. Ika fitriani Faktor-faktor yang Desain penelitian ini Hubungan pengetahuan Variabel dependen Desain penelitian ini
2. Nisiawaty berhubungan adalah analitik dengan PHBS, pada penelitian ini menggunakan
3.Endang dengan PHBS di dengan Rancangan Hubungan status adalah pengetahuan analitik
Mayasari desa Pulau Rambi cross sectional. ekonomi dengan tentang PHBS.
wilaya kerja PHBS, Hubungan
Kampar Timur peran tenaga kesehatan
2021. dengan PHBS.
2 1. Ni Putu Perilaku hidup Desain penelitian Perilaku hidup bersih Variabel dan metode Penelitian ini
Udayana bersih dan sehat diambil secara cross dan sehat, covid 19. penelitian kuantitatif menggunakan
Antari Mahasiswa sectional dan diolah yang menggunakan sampel Mahasiswa
Universitas mengunakan metode kuesioner sebagai yang dijadikan
Mahasaraswati analik dengan intrumen penelitian responden.
Denpasar selama membandingkan
pandemi Covid-19 perilaku antar
2020. kelompok.
3 1.Udin Perilaku dan peran Penelitian ini Tokoh masyarakat dan Penelitian ini Penelitian ini
Rosidin tokoh masyarakat menggunakan perannya dan perilaku menggunakan mengunakan sampel
2.Laili dalam pencegahan motode kualitatif- hidup bersih dan sehat pendekatan tokoh masyarakat
Rahayuwati dan deskriptif (PHBS). kuantitatif. dan perannya dalam
3.Erna penaggulangan eksploratoris dengan pencegahan dan
Herawati pandemi covid-19 model studi kasus. penaggulangan
di Desa Jayaraga, pandemi covid-19.
Kabupaten Garut
2020.
4 1.Eka Suci Analisis prilaku Jenis penelitian ini Analisis perilaku hidup Penelitian ini Sampel dalam
Daniyanti hidup bersih dan adalah kuantitatif bersih dan sehat menggunakan tehnik penelitian ini adalah
2. Enggal Sari sehat dalam dengan desain (PHBS)dan pencegahan pengambilan data dosen.
Maduratna pencegahan deskeptif analik. penuaran covid-19. dengan menggunakan
penularan covid- kuesioner.
19 pada dosen

10
Stikes Ngudia
Husada Madura
2021.
5 1.Cucu Aktivitas edukasi Jenis penelitian ini edukasi penanaman Variabel dependen Metode yang
Hidayat penanaman menggunakan perilaku hidup bersih pada penelitian ini digunakan dalam
2.Aang perilaku hidup metode perencanaan, dan sehat (PHBS) dan adalah pengetahuan penelitian ini adalah
Rohyana bersih dan sehat edukasi dan evaluasi. pandemic covid-19. tentang PHBS. perencanaan,
3.Ucu (PHBS) di edukasi dan
Muhammad lingkungan evaluasi.
Afif pondok pesantren
4. Agus Arief serta dewan
Rahmad kemakmuran
masjid Al-munir
selama pandemi
covid-19, 2021.
6 1. Aini Sosialisasi Peneliti Sosialisasi perilaku Varibel independen Tempat penelitian
2.Made perilaku hidup menggunakan metode hidup bersih dan sehat dalam penelitian ini dilakukan ditempat
Sriasih bersih dan sehat cerama dan diskusi. (PHBS) dan upaya adalah pengetahuan . kerja.
(PHBS) di tempat pencegahan penularan
kerja sebagai covid 19.
upaya pencegahan
penularan covid
19, 2020.
7 1.Nurhayati Penyuluhantentang Peneliti Penyuluhan tentang Sasaran pada Menggunakan
2.Nurlina hidupbersih dan menggunakan hidup bersih dan sehat kegiatan ini adalah metode cerama,
Akbar sehat (PHBS) dan metode cerama, (PHBS) dan masyarakat. diskusi dan
3.Linda cucitangansebagail diskusi dan simulasi. cucitangan. simulasi.
Hardianti angkaawalmenuju
peningkatankualita
skesehatanmasyara
kat, 2020.
8 1. Aisyah Pemberdayaan Metode yang Penerapan PHBS dan Sasaran pada Pelaksanaan
Nur masyarakat di digunakan adalah pencegahan covid-19. kegiatan ini adalah kegiatan pengabdian

11
2. Makhabbah kampong Kroyo, upaya masyarakat. kepada masyarakat
Karang malang penanggulangan dan selama 4 hari.
Sragen dalam edukasi PHBS.
penerapan PHBS
sebagai upaya
pencegahan covid-
19, 2021.
9 1. Acivrida Implementasi Metode yang Implementasi sadar Kegiatan ini dan Dilakukan metode
Mega sadar covid-19 digunakan adalah covid-19 dan PHBS di dilakukan oleh pemecahan berupa
2. Farida berbasis cipta penyuluhan dan era new normal. masyarakat. penyuluhan dan
Anwari karya masyarakat pelatihan. pelatihan dimana
3. Geo dalam PHBS di era hasil pengabdian ini
Firnanda new normal, 2020. agar masyarakat
4. Prafita mengerti tentang
5. Fifin penyuluhan yang
Aristian diberikan.

10. 0 1.Marlina Peningkatan Peneliti mengunakan Kesadaran pola hidup Tujuan kegiatan ini Sararan pada
kesadaran pola metode psrtisipatif. bersih dan sehat dan untuk meningkatkan kegiatan ini adalah
hidup bersih dan kelompok lanjut usia kesadaran pola hidup lansia dan
sehat dalam dengan mencuci tangan bersih dan sehat. menggunakan
menghadapi covid- memakai sabun diair metode psrtipatif
19 pada kelompok yang mengalir. yaitu dengan
lanjut usia dengan melibatkan orang
mencuci tangan terdekat.
memakai sabun
diair yang
mengalir, 2021.

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang PHBS

1. Pengertian PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan

berperanaktifdalamkegiatan- kegiatan kesehatan dimasyarakat. Mencegah

lebih baik dari pada mengobati, prinsip kesehatan inilah yang menjadi dasar

pelaksanaan program PHBS. Tujuan utama dari gerakan PHBS adalah

meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses menyadarkan masyarakat

dengan pengetahuan yang menjadi awal dari kontribusi individu dalam

menjalani perilaku kehidupan sehari-hari yang bersih dan sehat. Manfaat

PHBS yang paling utama adalah terciptanya mansyarakat yang sadar

kesehatan dan memiliki bekal pengetahuan dan kesadaran untuk menjalani

perilaku hidup dengan menjaga kebersihan yang memenuhi standar kesehatan

(Kemenkes RI, 2016).

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cerminan pola hidup

keluarga yang senangtiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan seluruh

anggota keluarga. Semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga dan keluarganya dapat menolong dirinya sendiri

13
dibidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan.

2. Tatanan PHBS

Menurut Atika & Eni 2016 hal 13. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

berada di lima tatanan yakni sebagai berikut:

a. Sepuluh Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga:

1) Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan.

2) Memberi bayi ASI eksklusif.

3) Menimbang bayi dan balita.

4) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

5) Menggunakan air bersih.

6) Menggunakan jambansehat.

7) Memberantas jentik di rumah.

8) Makan sayur dan buah setiap hari.

9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

10) Tidak merokok di dalam rumah.

b. Indikator PHBS di Tatanan Sekolah :

1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

2) Mengkonsumsi jajanan di warung/kantin sekolah.

3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

4) Olahraga yang teratur dan terukur.

5) Memberantas jentik nyamuk.

14
6) Tidak merokok.

7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

8) Membuang sampah pada tempatnya.

c. Indikator PHBS di Tatanan TempatKerja :

1) Kawasan tanpa asap rokok.

2) Bebas jentik nyamuk.

3) Jamban sehat.

4) Kesehatan dan keselamatan kerja.

5) Olahraga teratur.

d. Indikator PHBS di Tatanan Tempat Umum :

1) Menggunakan jamban sehat.

2) Memberantas jentik nyamuk.

3) Menggunakan air bersih.

e. Indikator PHBS di Tatanan Fasilitas Kesehatan :

1) Menggunakan air bersih.

2) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

3) Membuang sampah pada tempatnya.

4) Tidak merokok.

5) Meludah sembarangan.

6) Memberantas jentik nyamuk.

Namun yang akan dibahas disini adalah “Penerapan PHBS Ditatanan

Pelayanan Kesehatan.

15
3. PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan

Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh

pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.

PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,

masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan

mampumempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan

aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Pelayanan

Kesehatan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencegah

penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan Institusi Kesehatan

yang sehat. (Atika& Eni 2016 hal 17) Syart institusi sehat yaitu :

a. Menggunakan air bersih

b. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun

c. Menggunakan jamban

d. Membuang sampah pada tempatnya

e. Tidak merokok di Institusi Kesehatan

f. Tidak meludah sembarangan

g. Memberantas jentik nyamuk

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat-Tempat Umum

16
Penularan penyakit dapat terjadi ditempat-tempat umum karena kurang

tersedianya air bersih dan jambang, kurang baiknya pengololaan sampah dan

air limbah, kepadatan vector berupa lalat dan nyamuk, kurangnya pentilasi

dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang tidak

sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit yang selanjutnya dapat

menurunkan kualitas sumber daya manusia, penyakit yang banyak terjadi

ditempat-tempat umum antara lain diare, demam berdarah, keputihan, infeksi

saluran pernafasan akut, serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap

rokok seperti penyakit paru-paru, jantung dan kanker. (Atika& Eni 2016 hal

18)

PHBS ditempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan

masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu mau

dan mampu mempraktikkan PHBS dan peran aktif dalam mewujudkan

tempat-tempat umum yang sehat. Tempat-tempat umum adalah saran yang

diselenggarakan oleh pemerintah/swasta ataupun perorangan yang digunakan

untuk kegiatan masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, saran

ibadah, saranaperdagangan, dan olahraga. Ada beberapaindikator yang

dipakaisebagaiukuranuntukmenilai PHBS ditempat-tempat umum(Atika &

Eni 2016 hal 18) yaitu sebagai berikut:

a. Menggunakan air bersih

b. Menggunakan jamban

c. Membuangsampah pada tempatnya

17
d. Tidak merokok ditempat umum

e. Tidak meludah sembarangan.

f. Memberantas jentik nyamuk

Sasaran Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat di tempat-tempat umum

yaitu sebagai berikut:

a. Masyarakat pengunjung atau pembeli

b. Pedagang

c. Petugas kebersihan, keamanan pasar

d. Konsumen

e. Pengelolah

f. Jamaah

g. Pemelihara tempat ibadah

h. Remajat empat ibadah

i. Penumpang

j. Awak angkutan umum

k. Pengolah angkutan umum

Manfaat perilaku hidup bersih dan sehat di tempat-tempat umum bagi

masyarakat:

a. Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit

b. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat serta mampu

mangatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.

5. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Sekolah

18
PHBS disekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh

pesertadidik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran

sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah

penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan yang sehat. (Atika & Eni 2016 hal 21).

Menurut Atika & Eni 2016 hal 21. Ada beberapa indikator yang

dipakai sebagai ukuran untuk menilai perilaku hidup bersih dan sehat di

sekolah yaitu sebagai berikut:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

d. Olahraga yang teratur dan terukur

e. Memberantas jentik nyamuk

f. Tidak merokok disekolah

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan

h. Membuang sampah pada tempatnya

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,

ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup

besar yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa kecemasan

untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga anak sekolah

berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS baik

dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Beberapa kegiatan

19
peserta didik dalam menerapkan PHBS disekolah disekolah antara lain jajan

diwarung atau dikantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya, memcuci

tangan dengan sabun dan air bersih, menggunakan jamban, mengikuti

kegiatan olahraga dan aktifitas fisik sehingga meningkatkan kebugaran dan

kesehatan peserta didik, memberantas jentik nyamuk disekolah secara rutin,

tidak merokok, memantau pertumbuhan peserta didik melalui pengukuran

berat badan dan tinggi badan, serta membuang sampah pada tempatnya.

(Atika & Eni 2016 hal 22).

Dengan menerapkan PHBS disekolah oleh peserta didik, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk

memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit,

meningkatkan kesehatannya, serta berparan aktif dalam mewujudkan

kesehatan, serta berparanaktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat.

(Atika & Eni 2016 hal 23).

Menurut Atika& Eni 2016 hal 23. Ada beberapa indikator PHBS di

sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah

c. Menggunakan jamban yang sehat dan bersih

d. Memberantas jentik nyamuk

e. Tidak merokok disekolah

f. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap sebulan

20
g. Membuang sampah pada tempatnya.

Menurut Atika & Eni 2016 hal 23. Ada beberapa sasaran pembinaan

perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah yaitu sebagai berikut:

a. Siswa

b. Warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite

Sekolah dan Orang Tua Siswa)

c. Masyarakat lingkungan sekolah (Satpam dan Penjaga Kantin).

Menurut Atika & Eni 2016 hal 23. Ada beberapa manfaat pembinaan

perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah antara lain sebagai berikut:

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan

ancamanpenyakit.

b. Meningkatkan semangat belajar mengajar yang berdampak pada prestasi

belajar siswa.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga

mampu menarik minat orang tua.

d. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

B. Tinjauan Umum Covid-19

1. Pengertian covid

Corona Virus Disease-19 (COVID-19) adalah virus RNA dengan

ukuran partikel 120-160 nm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan,

21
termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Selain pada hewan,virus ini

diketahui dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui air liur, lendir atau

dahak yang keluar dari hidung orang yang telah terinfeksi. Percikan dahak

yang mengandung corona virus masuk melalui hidung atau tenggorokan dan

mata (WHO, 2020 dalam Parawansah, 2020).

2. Etiologi

Corona virus umumya ditularkan melalui hewan seperti unta, ular,

hewan ternak, kucing dan kelelawar . Manusia dapat tertular virus ini apabila

tedapat riwayat kontak dengan hewan tersebut. Hal ini diduga berasal dari

pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang

yang tidak biasa dikonsumsi seperti ular, kelelawar dan berbagai jenis tikus

(WHO, 2019 dalam Charpilova, 2020).

3. Manifestasi Klinis

Covid-19 bisa sulit di diagnosis berdasarkan gejala-gejala karena

kemunculannya sangat mirip dengan pilek biasa atau flu. Penyakit-penyakit

yang dilaporkan memiliki gejala ringan sampai penyakita berat dan kematian

untuk kasus-kasus covid-19 yang terkonfirmasi.

Gejala-gejala bisa muncul dalam 2-14 hari setelah terpapar:

a. Demam

b. Batuk

c. Sesak napas

d. Pneumonia (dibeerapa kasus)

22
e. Tubuh terasa pegal-pegal

f. Mual dan atau muntah

g. Diare

(Parawansah, 2020).

4. Patofisiologi

Virus ini menginfeksi sistem pernapasan bagian bawah dan berlipat

ganda. Virus ini menyerang dua sel paru-paru tertentu. Dimana sel-sel tersebut

yaitu sel yang memproduksi mucus (melindungi paru-paru dari patogen-

patogen) dan sel ciliated (membersihkan kotoran, termasuk virus dari paru-

paru). Sel-sel ciliated dianggap menjadi sel-sel yang lebih disukai untuk

diserang virus corona. Ketika sel-sel ini diserang dan mati, mereka membasahi

paru-paru, yang penuh dengan kotoran dan cairan. Akibatnya, banyak pasien

yang terinfeksi virus ini akhirnya mengalami pneumonia (Parawansah, 2020).

Sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap paru-paru, hal ini

mengakibatkan paru-paru meradang. Meskipun peradangan ini adalah hal

biasa dalam melawan infeksi, akan tetapi didalam paru-paru peradangan ini

bisa terasa tidak nyaman. Dibeberapa kasus dimana sistem kekebalan tubuh

yang sedang melawan virus corona ini, terjadi reaktivitas yang hiper dari

sistem kekebalan tubuh sehingga mengakibatkan jaringan yang lebih sehat

mati dalam paru-paru dan memperburuk kondisi pneumonia-nya (Parawansah,

2020).

23
Peradangan yang terjadi juga menghasilkan alveoli yang lebih bisa

ditembus air. Alveoli adalah kantong-kantong udara kecil didalam paru-paru.

Alveoli ini dipenuhi cairan dan menekan udara sehingga tidak ada cukup

oksigen yang bisa mencapai aliran darah. Dikasus-kasus yang berat, cairan ini

membanjiri paru-paru sehingga membuat penderitanya tidak bisa bernapas.

Kerusakannya juga bisa menyebabkan cytokine storm (reaksi imun yang

berlebihan terhadap virus), yang bisa mengakibatkan kegagalan multiorgan

(Parawansah, 2020).

Ketika kerusakan pada paru-paru bertambah, kehancuran paru-paru

meningkat dengan cepat. Pasien-pasien yang mencapai tahap ini dalam

serangan virus corona bisa mengalami kerusakan paru-paru yang permanen

berupa goresan-goresan yang mengeraskan paru-paru, atau bahkan dapat

membuat penderitanya bisa sampai meninggal (Parawansah, 2020).

5. Cara Penularan Covid-19

Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang lain

di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat menular

melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau bersin penderita

Covid-19. Orang lain yang menyentuh benda-benda terkontaminasi tersebut

lalu menyentuh mata, hidung dan mulut mereka dapat tertular penyakit ini

(WHO, 2020 dalam Sari, 2020).

Virus penyebab Covid-19 dapat bertahan di udara sekitar satu jam,

sedangkan di permukaan benda-benda dapat bertahan selama beberapa jam.

24
Di permukaan berbahan plastik dan besi tahan karat virus dapat bertahan

hingga 72 jam, pada cardboard selama 24 jam dan pada tembaga bertahan

selama 4 jam (Van Doremalen, 2020 dalam Sari, 2020).

6. Cara pencegahan Covid-19

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari

penularan COVID-19 (Kemkes RI, 2020 dalam Charpilova, 2020) :

a. Cara menghindari penularan Corona Virus

b. Menerapakan Physical Distancing atau menjaga jarak minimal 1 (satu)

meter dari orang sekitar, tidak kelur rumah kecuali ada keperluan yang

mendesak.

c. Selalu menggunakan masker saat keluar rumah atau beraktivitas di tempat

umum.

d. Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan Hand

Sanitizer yang mengandung 60% alkohol terutama saat beraktivitas diluar

rumah.

e. Jangan menyentuh wajah, mata hidung dan mulut sebelum mecuci tangan.

f. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup yang sehat, makan

makanan sehat dan olahraga secara teratur.

g. Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit atau dicurigai

positif terinfeksi Corona Virus seperti orang yang sedang batuk, deman dan

pilek.

25
h. Tutup mulut dan hidung dengan tissu saat batuk dan bersin kemudian

buang tissu pada tempat sampah.

i. Jaga selalu kebersihan benda disekitar anda dan lingkungan sekitar rumah

anda.

7. Komplikasi

Pada kasus ini infeksi Corona virus yang sudah parah dapat menyebabkan

beberapa kompikasi sebagai berikut (WHO, 2020).

a. Pneumonia (infeksi paru-paru), Corona virus yang masuk kedalam paru

dan menyebabkan pneumonia.

b. Infeksi sekunder pada organ lain, berupa komplikasi neurologis seperti

kejang, stroke, ensefalitis dan sindrom Guillain-Barre.

c. Acute Cardiac Injury, berupa komplikasi kardiovaskular seperti gagal

jantung, aktivitas listrik yang tidak teratur, peradangan jantung serta

pembekuan darah.Acute Respiratory Distress Syndrome, biasanya mereka

yang terinfeksi parah oleh COVID-19 akan sangat cepat dapat berkembang

menjdi sindrom ganguan

C. Tinjauan Umum Tentang Variabel Yang diteliti

1. Tinjaun Tentang Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu hasil tau dari manusia atas

penggabungan atau kerjasama antara suatu subyek yang mengetahui dan

objek yang diketahui. Segenap apa yang diketahui tentang sesuatu objek

26
tertentu (Suria sumantri2017). Menurut Notoatmodjo dalamYuliana

(2017), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Jadi pengetahuan adalah berbagai macam hal

yang diperoleh oleh seseorang melalui panca indera.

Pengetahuan adalah informasi yang telah diolah sedemikian rupa

sehingga akhirnya dapat menjadi keahlian. Ia adalah pengolahan informasi

untuk suatu tujuan agar berguna.

b. Tingkat Pengetahuan

Sedangkan menurut Daryanto Yuliana (2017), pengetahuan

seseorang terhadap objek mempunyai intensitas yang berbeda-beda, dan

menjelaskan bahwa ada enam tingkatan pengetahuan yaitu sebagai

berikut:

1. Pengetahuan (Knowledg)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan). Seseorang dituntut

untuk mengetahui fakta tanpa dapat menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui.

3. Penerapan (application)

27
Aplikasi diartikan apabila orangyang telah memahami objek tersebut

dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang diketahui pada

situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu objek.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang telah ada. Sintesis menunjukkan suatu

kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu

hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki.

6. Penilaian (evaluation)

Yaitu suatu kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu criteria atau

norma-norma yang berlaku di masyarakat.

c. Unsur Pengetahuan

1. Pengamatan (menanamkan) yaitu penggunaan indra lahir dan indra

batin untuk menangkap objek.

2. Sasaran (objek) yaitu sesuatu yang menjadi bahan pengamatan

28
3. Kesadaran (jiwa) salah satu dari alam yang ada pada diri manusia.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Fitriani dalamYuliana (2017), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses dalam belajar, semakin

tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah seseorang tersebut

untuk menerima sebuah informasi. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh dipendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh

juga pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap

suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek

negatif. Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadap objek

tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui

akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek tersebut. Pendidikan

tinggi seseorang didapatkan informasi baik dari orang lain maupun

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk, semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

2. Media massa/sumber informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengetahuan jangka pendek

(immediateeimpact), sehingga menghasilkan perubahan dan

29
peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-lain

yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.

3. Sosial budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau tidak. Status ekonomi

seseorang juga akan menentukan ketersediaan fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status social ekonomi

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam

individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi

karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai

pengetahuan.

5. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

30
memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan polapikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya

tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin

banyak.

e. Cara mengukur pengetahuan

Menurut Notomoatmodjo (2017), untuk mengetahui tingkat

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dibagi menjadi tiga tingkatan,

yaitu:

1) Pengetahuan baik: 76-100%

2) Pengetahuan cukup: 56-75%

3) Pengetahuan kurang: <56%

D. Tinjauan Tentang Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Dalam pengertian lain yakni sikap adalah respon

seseorang terhadap apa yang dialaminya atau yang dialami oleh orang lain

yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. (A. wawan dkk, 2011, h 22).

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable)

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (Infavorable) pada

31
objek tersebut. Secara spesifik memformulasikan sikap sebagai derajat afek

positif atau afek negative terhadap suatu objek psikologi. (Dr. Azwar, S,

2016).

b. Tingkatan Sikap

Seperti halnya dengan pengetahun sikap juga terdiri dari beberapa

tingkatan diantaranya:

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apa bila ditanya, mengerjakan sesuai yang

diperintahkan atau yang diajarkan, yang diberikan adalah suatu indikasi

dari sikap, karena dengan suatu dengan suatu usaha menjawab pertanyaan

dan mengerjakan tugas yang diberikan terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, itu sudah mengambarkan bahwa seseorang itu dapat melakukan

yang sudah diberikan.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap.

4) Bertanggung jawab (responsible)

32
Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segalah resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi. Sikap itu

sendiri dapat berupa positif dan negative. Sikap positif kecendrungan

tindakannya adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek

tertentu, sedangkan sikap negative terdapat kecendrungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.

c. Factor-faktor yang mempengaruhi sikap

1) Pengalaman pribadi

Untuk mendapat dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena sikap akan lebih mudah

terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu mempunyai sikap yang konformosi atau

searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting. Kecendrungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan

orang yang dianggap penting tersebut.

3) Pegaruh budaya

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakat karena kebudayaanlah yang membercorak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.

33
4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar, radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang sebenarnya factual disampaikan secara objektif

cemoning dipengaruhi oleh sikap penulisnya akibat berpengaruh oleh sikap

konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan system kepercayaan. Tidaklah mengherankan

kalau pada gilirannya konsep tersebut berpengaruh terhadap sikap.

d. Ciri-ciri sikap

1) Sikap bukan bawaan sejak lahir melainnya bentuk yang dipelajari selama

berkembang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini

membedakannya dengan sifat motif-motif biogenesisi seperti lapar, haus

dan kebutuhan makan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari dan sikap dapat

pada orang-orang bila terdapat keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap terhadap orang lain.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senangtiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap terbentuk dipelajari

atau berubah pada suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan

jelas.

34
4) Objek Sikap itu merupakan suatu hal tertentu atau juga suatu kumpulan

hal-hal tertentu tersebut. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi

perasaan sifat alami yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan

atau pengetahuan yang dimiliki orang

e. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri dari tiga komponen yang saling mempengaruhi satu

sama lainnya.

1) Komponen kognitif merupakan representasi siapa yang dipercaya oleh

individu pemilik sikap.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.

Emosionali lmiah yang paling bercakar paling dalam sebagai komponen

sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-

pengaruh yang ada.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu

dengan sikap yang dimiliki seseorang.

E. Tinjauan Tentang Sarana Prasarana

a. Pengertian Sarana Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sarana adalah segala

sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

Sedangkan prasarana adalah segalah sesuatu yang merupakan penunjang

utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk

lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk

35
benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan

prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti

gedung.

Menurut Ketentuan Umum Permendiknas (Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional) No. 24 tahun 2017. Sarana adalah perlengkapan

pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah

fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sarana pendidikan

antara lain gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat media

pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasarana antara lain seperti

halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-lain.

Secara Umum, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai

alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.

(contohnya: sabit, cangkul, dll.) Prasarana adalah segala sesuatu yang

merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi. (contohnya: lahan,

jalan, parit, pabrik, tempatkerja, dll.) Misalnya, dalam bidang transportasi

darat kita dapat menyebut mobil, motor, bis, taksi sebagai sarana transportasi

karena digunakan secara langsung oleh orang. Sedangkan fasilitas pendukung

seperti jalan, rambu-rambu, lampu lalu lintas dapat kita sebut sebagai

prasarana. (Martin & Nurhattati, 2017).

b. Fungsi Sarana dan Prasarana.

Fungsi sarana dan prasarana dapat berbeda sesuai lingkup dan

penggunaannya, misalkan sarana dan prasarana pendidikan berbeda dengan

36
transportasi, wisata dan sebagainya, namun memiliki tujuan yang sama yaitu

untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Fungsi utama sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki tujuan :

1) Menciptakan kenyamanan.

2) Menciptakan kepuasan.

3) Mempercepat proses kerja.

4) Memudahkan proses kerja.

5) Meningkatkan produktivitas.

6) Hasil lebih berkualitas. (Achmad M, 2017).

c. Tujuan sarana dan prasarana

1) Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentukan dan menyusun

rencana kebutuhan barang.

2) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman

dalam pengarahan pengandaan barang

3) Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman

dalam penyaluran barang

4) Memberikan data dan informasi dalam menetukan keadaan barang (tua,

rusak atau kebih) sebagai dasar sebagai dasar ditambah atau dikuranginya

barang

5) Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan

dan pengendalian barang

37
6) Memberikan data dan informasi dalam rangka pengontrolan dan

pengevaluasian saran prasarana dalam lembaga tersebut.

d. Manfaat Prasarana

Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana adalah

memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana

dalam rangka terselenggaranya proses pelayanan secara efektif dan efisien

Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui system

perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan

perkataanini, melalui manajemen sarana dan prasarana diharapkan semua

perlengkapan yang didapatkan oleh masyarakat adalah sarana dan

prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

dan dengan dana yang efisien.

2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan

efisien.

3) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana, sehingga

keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan

oleh semua personel

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan masyarakat yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan

kondisi yang menyenangkan baik bagi masyarakat yang berada di sekolah

38
Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas kesehatan

yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan

serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pelayanan

kesehatan.

F. Kajian Empiris

Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah

1. Muh. Fajaruddin Natsir (2019). Judul penelitian : Pengaruh hidup bersih dan

sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga masyarakat Desa Parang Baddo.

Hasil penelitian : menunjukkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat dalam

indicator kurangnya ketersediaan tempat sampah berhubungan dengan

kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti diare, kurang olahraga

berhungan dengan kesehatan tubuh seperti meningkatkan funsi organ tubuh

yaitu jantung, pembuluh darah, paru-paru, otot,dan tulang. dan kebiasaan

merokok berhubungan dengan kesehatan sehingga mengakibatkan tekanan

darah meningkat dan bronchitis kronis.

2. Henico Putri Lina (2016). Judul penelitian : Perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) siswa di SDN 42 Korong Gadang Kecamatan Kuranji Padang. Hasil

penelitian : Bahwa masih terdapat siswa yang berpengetahuan rendah tentang

indikator PHBS di Sekolah, terutama pada penggunaan jamban bersih dan

sehat. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa siswa masih ada yang belum

39
mau bersikap menerima dan tidak melaksanakan jajan sehat dikantin sekolah.

Hal ini disebabkan karena tidak adanya fasilitas kantin di sekolah ini.

3. Rusman Efendi, dkk (2019). Judul penelitian : Status kesehatan pasar ditinjau

dari aspek sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada pasar

Ciputak dan Pasar Modern BSD Kota Tanggerang Selatan. Hasil penelitian :

Didapatkan bahwa skor sanitasi pasar Ciputak yaitu 1484 dengan kategori

kurang sedangkan pasar moderen BSD skor yang diperoleh adalah 2500

dengan kategori baik. Masalah pada pasar Ciputak terletak pada tidak terdapat

toilet tidak tersedia tempat cuci tangan dan sabun serta tempat sampah yang

tidak tertutup. Didapatkan bahwa hasil PHBS pasar ciputak masih terbilang

kurang hal ini terlihat dari opservasi peneliti menunjukkan bahwa pedagang

membuang sampah sembarangan, meludah sembarangan,sehingga pasar

semakin terlihat kumuh serta tidak melakukan cuci tangan pakai sabun

prasarana pasarpun tidak tersedia terpat mencuci tangan hal ini tentu saja

dapat memudahkan terjadinya penyebaran penyakit.

4. Aini, dkk (2020). Judul penelitian : Sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) di tempat kerja sebagai upaya pencegahan penularan covid-19. Hasil

penelitian : menyatakan bahwa terdapat beberapa karyawan yang belum

paham cara menerapkan PHBS dan cuci tangan yang benar hal itu dapat

dilihat pada saat karyawan diminta untuk mempraktikan cara mencuci tangan.

Hasil evaluasi di PT Narmada awet muda menunjukan bahwa hanya sekitar

10,2% karyawan di area pengolahan yang melakukan cuci tangan sesuai

40
aturan sehingga setelah dilakukan pengapdian atau sosialisasi tingkat

pengetahuan dan pemahaman karyawan terhadap PHBS dalam upaya

pencegahan covid-19 di tempat kerja meningkat sebesar 80,8%.

5. Azasah Saleh, dkk (2018). Judul penelitian : Pengaruh penyuluhan dan

pelatihan melalui media leaflet terhadap pengetahuan kader PHBS di

Kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Una-Una. Hasil penelitian : Masih

rendahnya cakupan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan belum banyak

masyarakat yang benar-benar menerapkan PHBS di Kecamatan Ratolindo,

untuk itulah perlu dilakukan peningkatan pengetahuan keluarga dan

pembinaan kader dengan memberikan penyeluhan dan latihan pemberdayaan.

Hasilnya memperlihatkan bahwa pengetahuan kader tentang PHBS

mengalami peningkatan setelah diberikan intervensi dalam bentuk penyuluhan

dan pelatihan melalui media leaflet.

41
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi

sehingga mampu menularkan pengalaman mengenai perilaku hidup sehat kepada

keluarga, kelompok ataupun masyarakat luas sehingga mampu menolong dirinya

sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas

masyarakat. Didalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) ada lima tatanan

didalamnya. Yaitu tatanan di rumah tangga, tatanan di institusi kesehatan, tatanan

di tempat umum, tatanan di sekolah dan tatanan di tempat kerja.

Penularan virus Covid-19 yang sangat cepat menyebabkan bertambahnya

jumlah kasus setiap harinya yang terkonfirmasi. Virus Covid-19 menyebar

melalui percikan droplet saat batuk ataupun bersin, pencegahan penularan virus

Covid-19 bisa dilakukan dengan menggunakan masker saat berada diluar rumah,

mencuci tangan menggunakan sabun, menggunkan hand sanitizer setelah

menyentuh benda di tempat-tempat umum. Penerapan perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) dimasa pandemi juga sangat dianjurkan guna memutus rantai

penularan dari virus tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan

sarana prasarana. Pengetahuan adalah informasi yang telah diolah sedemikian

rupa sehingga akhirnya dapat menjadi keahlian. Sikap adalah respon seseorang

terhadap apa yang dialaminya atau yang dialami oleh orang lain yang ada di

42
sekitar lingkungan hidupnya. Sedangkan sarana prasarana adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

B. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini ada sebagai berikut:

Pengetahuan

PHBS MASA PANDEMI


Sikap
COVID-19

Sarana Prasarana

Keterangan:

: Variabel Dependen (Variabel Terikat)

: Variabel Yang Diteliti

: Variabel Independen (Variabel Bebas)

43
C. Variabel Peneliti

1. Variabel Penelitian

Variable bebas (Independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau

variabel terikat (Nikmatur Ridha, 2017). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan sarana prasarana.

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat (Dependen ) merupakan variabel yan g dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, Karena adanya variabel independen atau variabel bebas

(Nikmatur Ridha, 2017). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

1. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku kebiasaan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat menjaga, meningkatkan derajat

kesehatannya dalam masa pandemic covid-19. Diukur menggunakan skala

Guttman dengan jumlah pertanyaan 10 nomor dengan nilai 1 untuk jawaban

Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 8 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)

R
Rumus : I
K

44
Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlah kategori 2 ( cukup dan kurang )

R
Jadi, untuk I=
K

100 %
¿
2

¿ 50 %

Kriteria Objektif :

Cukup : bila jawaban responden adalah ≥ 50% dari total skor pertanyaan.

Kurang : bila jawaban responden adalah < 50% dari total skorpertanyaan.

2. Pengetahuan

Adapun yang perlu diketahui adalah pengetahuan tentang PHBS dalam masa

pandemi covid-19, indikator PHBS contonya mencuci tangan mengunakan sabun,

mengunakan air bersih, olahraga yang teratur, makan sayur dan buah, tidak

merokok dalam rumah, memberantas jentik nyamuk, mengunakan jamban

sehat. Diukur menggunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan 10 nomor

dengan nilai 1 untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 10 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)

R
Rumus : I
K

45
Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlah kategori 2 ( cukup dan kurang )

R
Jadi, untuk I=
K

100 %
¿
2

¿ 50 %

Kriteria Objektif :

Cukup : bila jawaban responden adalah ≥ 50% dari total skor pertanyaan.

Kurang : bila jawaban responden adalah < 50% dari total skorpertanyaan.

3. Sikap

Sikap responden yang dimaksud adalah Mencuci tangan sebelum makan,

membuang sampah pada tempatnya, makan sayur dan buah, Berolahraga.

Menggunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan terdiri dari 10 nomor

dengan nilai 1 untuk jawaban setuju dan nilai 0 untuk jawaban tidak setuju.

Skor nilai : Skor tertinggi : 10 × 1 = 10 (100%)

Skor terendah : 10 × 0 = 0 (0%)

R
Rumus : I
K

Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

46
K = Jumlahkategori 2 ( baik dan kurang )

R
Jadi, untuk I=
K

100 %
¿
2

¿ 50 %

Kriteria opjektif:

Sikap baik : apabila melaksanakan inkator PHBS ≥ 50%

Sikap kurang : apabila tidak melaksanakan indikator PHBS < 50%

4. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah terdapat tempat untuk

mencuci tangan, ada penyuluhan tentang kesehatan dari pihak instansi

kesehatan. Diukur mengunakan skala Guttman dengan jumlah pertanyaan 6

nomor dengan nilai 1 untuk jawaban Ya dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.

Skor nilai : Skor tertinggi : 6 × 1 = 6 (100%)

Skor terendah : 6 × 0 = 0 (0%)

R
Rumus : I
K

Dimana I = Interval

R = Range/kisaran (100-0 = 100)

K = Jumlahkategori 2 ( baik dan kurang )

R
Jadi, untuk I=
K

47
100 %
¿
2

¿ 50 %

Kriteria opjektif:

Sarana prasarana baik : apabila responden menjawab diatas ≥ 50%

Sarana prasarana kurang baik: apabila responden menjawab dibawah >50%

E. Hipotesis

Hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan

Ho : Tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

Ha : Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Maasyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

2. Sikap

Ho : Tidak ada pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

Ha : Ada pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan Balandete

Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

48
3. Sarana Prasarana

Ho : Tidak ada pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

Ha : Ada pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) pada masa pandemic covid-19 di Masyarakat Kelurahan

Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

b.

49
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Desain

penelitian sebagai acuan bagi peneliti untuk mencapai tujuan penelitian. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik

korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dimana variabel

independent dan variabel dependent dilakukan pengukuran sekaligus dalam

waktu bersamaan (Sugiyono,2017) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dalam masa

pandemi covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten

Kolaka. Adapun rancangan penelitian cross sectional study adalah sebagai

berikut ( Notoadmojo, 2012)

Populasi

Sampel

Faktor Risiko + Faktor Risiko -

Efek - Efek + Efek - Efe


Gambar 2. Rancangan Desain Penelitian Cross Sectional Study
k

50
B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus sampai 10

September 2021

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Balandete

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat penting

dan menentukan keakuratan hasil penelitian (Sumantri, 2016). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh masyarakat di Kelurahan Balandete yang

berjumlah 5.837.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Rise D.P, 2019). Besar sampel adalah

banyaknya anggota yang dijadikan sampel. Besar sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus Yamane adalah sebagai berikut (Riduwan, 2015).

N
n=
1+ N ( d 2 )

51
Keterangan :

n = Besarnya sampel

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kepercayaan/ketetapan (10%) sehingga,

5.837
n=
1+ 5.837 ( 0,12 )

5 .837
n = 1+ 5.837 ( 0,01 )

5.837
n = 1+ 58,37

5.837
n = 59,37

n = 99

a. Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pada masyarakat di kelurahan Balandete.

b. Penelitian ini dilakukan pada responden yang berusia 15-25

c. Dapat membaca dan menulis.

d. Bersedia mengisi angket yang diberikan sesuai fakta

2) Kriteria Esklusi

Adapun Adapun kriteria eskluasi dalam penelitian ini adalah :

52
a. Tidak dapat membaca dan menulis.

b. Tidak bersedia mengisi angket yang diberikan sesuai fakta

D. Sumber Data dan Pengumpulan Data

1) Sumber Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden dengan

menggunakan kuisioner.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan di Kantor Kelurahan Balandete

2) Cara Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada masyarakat di Kelurahan Balandete dengan

jumah 99 orang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random

sampling instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.

Sebelum diberikan kuisioner, peneliti mengadakan pendekatan atau

penjaringan sampel sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, kemudian

memberikan penjelasan pada calon responden mengenai penelitian ini,

selanjutnya calon responden yang bersedia menjadi responden penelitian

dapat membaca lembar kuisioner yang ada, peneliti memberikan kesempatan

pada responden untuk mengajukan pertanyaan. Setelah itu, mengumpulkan

kuisioner dan segera diperiksa kelengkapan datanya. Untuk memperoleh data

tentang pengetahuan, sikap, sarana prasarana mengenai PHBS.

53
E. Pengolahan, Analisa dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan

mengubah data menjadi informasi. Dalam penelitian ini proses pengolahan

data melalui empat langkah yaitu :

a. Editing, yaitu suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau data terkumpul.

b. Coding, yaitu kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data

yang terdiri dari atas beberapa kategori. Pemberiam kode ini sangat penting

bila pengolahan data dan analisis data menggunakan computer.

c. Entri Data, yaitu kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel data base computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

2. Analisa Data

Setelah semua data terkumpulkan data diolah dengan uji statistic

deskriptif kemudian data dianalisa dengan komputer SPSS yang meliputi:

1. Analisa Univariat

Dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas yaitu

pengetahuan, sikap, lingkungan dan variabel terikat yaitu perilaku hidup

54
bersih dan sehat terhadap penelitian untuk melihat tampilan distribusi

frekuensi dan presentase.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel yang

meliputi variabel independent terhadap variabel dependent. Uji statistic

pada analisa bivariat menggunakan chi-square dan data diolah

menggunakan program SPSS.

Pedoman untuk melihat besarnya pengaruh , maka dilakukan uji phi

untuk pengaruh pengetahuan, sikap dan sarana prasarana dengan PHBS,

dengan kategori sebagai berikut :

Tabel 2. Interprestasi Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien Tingkat Keeratan Pengaruh


0,00-0,199 Sangat Lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
Sumber : Lia Nova Rukman, 2018

3. Penyajian Data

Setelah diolah, data disajikan dalam bentuk tabel, diagram narasi untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat

dalam masa pandemi covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka.

55
F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan ijin kepada Kepala

Kelurahan Balandete dengan tembusan Rektor Universitas Mandala Waluya

Kendari untuk mendapatkan persetujuan. Masalah etika ini meliputi :

a. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar persetujuan, diberikan kepada subyek yang akan diteliti.

Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan, serta

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan tersebut. Jika responden tersebut menolak untuk diteliti, maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati responden tersebut.

b. Tanpa Nama (Anonymity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar kuisioner, cukup dengan memberi nomor kode pada

masing-masing lembar tersebut.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah didapatkan oleh peneliti dari

responden akan dijamin kerahasiaannya.

56
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

1. Letak Geografis Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten

Kolaka.

Kelurahan Balandete adalah salah satu kelurahan yang berada di

kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka yang terletak Sulawesi bagian tenggara.

Luas wilaya kelurahan balandete yakni 1050 M Hektar, adapun batas-batas

wilayah kelurahan balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka sebagai

berikut :

a. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kelurahan Lalomba

b. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kelurahan Tahoa

c. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kelurahan Sabilambo

d. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kelurahan Laloeha

2. Keadaan Demografi Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka.

a. Ketenaga Kerjaan

Ketenagaan yang digunakan pemerintah kelurahan Balandete adalah

dengan jumlah sebanyak 15 orang.

b. Fasilitas

Adapun fasilitas kantor dan fasilitas umum yang dimiliki kantor

keluarahan Mapala adalah sebagai berikut: Komputer dengan jumlah

57
sebanyak 6 buah, televise dengan jumlah sebanyak 1 buah, printer dengan

jumlah sebanyak 4 buah, Ac dengan jumlah sebanyak 2 buah, posyandu.

c. Visi dan Misi

Visi

Menjadikan masyarakat Kelurahan Balandete lebih maju agar dapat

berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan menuju masyarakat adil

dan makmur melalui informasi.

Misi

Mendorong peningkatan informasi bagi masyarakat Kelurahan Balandete

dalam menanggulangi berbagai masalah sosial kemasyarakat melalui

pelibatan seluruh elemen masyarakat dalam seluruh rangkaian proses

pembangunan.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus sampai 10 September yang

bertempat di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka dengan

responden berjumlah 99 orang.

58
1. Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

No Umur (th) n %
1. 15-17 23 23,2
2. 18-20 21 21,2
3. 21-23 25 25,3
4. 24-25 30 30,3
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukan dari 99

responden didapatkan hasil tentang frekuensi umur 15-17 tahun dengan

jumlah sebanyak 23 responden, Umur 18-20 tahun dengan jumlah sebanyak

21 responden, Umur 21-23 tahun dengan jumlah sebanyak 25 responden,

Umur 24-25 tahun dengan jumlah sebanyak 30 responden.

b. Jenis Kelamin

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis kelamin

No Jenis Kelamin n %
1. Laki-laki 57 57,6
2. Perempuan 42 42,4
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan dari 99

responden. Didapatkan hasil tentang frekuensi jenis kelamin laki-laki dengan

jumlah sebnyak sebanyak 57 responden dan jenis kelamin perempuan

sdengan jumlah sebanyak 42 responden.

59
c. Pendidikan

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan n %
1. SMP 36 36,4
2. SMA 35 35,4
3. Perguruan Tinggi 28 28,3
jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan dari 99

responden. Didapatkan hasil tentang frekuensi pendidikan SMP dengan

jumlah sebanyak 36 responden, Pendidikan SMA dengan jumlah sebanyak

35 responden, perguruan tinggi dengan jumlah sebanyak 28 responden.

d. Pekerjaan

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan n %
1. Pelajar 30 30,3
2. PNS 21 21,2
3. Wirasuasta 23 23,2
4. IRT 25 25,3
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan dari 99.

Didapatkan hasil tentang frekuensi pelajar dengan jumlah sebanyak 30

responden, PNS dengan jumlah sebanyak 21 responden, Wirasuasta dengan

jumlah sebanyak 23 responden, IRT dengan jumlah sebanyak 25 responden.

60
2. Analisa Univariat

a. PHBS

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan PHBS

No PHBS n %
1. Baik 60 60,6
2. Kurang Baik 39 39,3
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan dari 99

responden. Didapatkan hasil tentaang frekuensi PHBS yang baik dengan

jumlah sebanyak 63 responden dan PHBS yang kurang baik dengan jumlah

sebanyak 36 responden.

b. Pengetahuan

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

No Pengetahuan n %
1. Baik 72 72,7
2. Kurang Baik 27 27,3
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan penelitian pada tabel diatas menunjukkan dari 99

responden. Didapatkan hasil tentang frekuensi tentang pengetahuan yang

baik dengan jumlah sebanyak 72 (72,7%) responden dan pengetahuan yang

kurang baik dengan jumlah sebanyak 27 (27,3%) responden.

61
c. Sikap

Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

No Sikap n %
1. Baik 56 56,6
2. Kurang Baik 43 43,4
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan dari 99 responden

didapatkan hasil tentang frekuensi tentang sikap yang baik dengan jumlah

sebanyak 56 (56,6%) responden dan sikap yang kurang baik dengan jumlah

sebanyak 43 (43,4%) responden.

d. Sarana Prasarana

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Prasarana

No Sarana Prasarana n %
1. Baik 65 65,7
2. Kurang Baik 34 34,3
Jumlah 99 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan penelitian pada tabel diatas menunjukkan dari 99

responden. Didapatkan hasil tentang frekuensi Sarana Prasarana yang baik

dengan jumlah sebanyak 65 (65,7%) responden dan Sarana Prasarana yang

kurang baik dengan jumlah sebanyak 34 (34,3%) responden.

62
3. Analisa Bivariat

1. Pengetahuan

Tabel 10. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan


Sehat Dalam Masa Pandemi Covid-19.
PHBS
No. Pengetahuan Total % Statistik
Cukup Kurang
n % n %
1 Cukup 50 50, 22 22,2 72 72, X2 hit
5 7 =7,334
2 Kurang 10 10, 17 17,2 27 27, X2 tab
1 3 =3,481
Total 60 60, 39 39,4 99 100 ɸ=
6 0,295
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa

dari 99 responden. Didapatkan tentang pengetahuan terhadap perilaku hidup

bersih dan sehat. Dengan pengetahuan cukup yaitu berjumlah 72 responden,

dimana pengetahuan yang cukup dengan PHBS yang cukup berjumlah

sebanyak 50 responden dan pengetahuan yang cukup dan PHBS yang kurang

baik 22 responden. Sedangkan pengetahuan yang kurang baik dengan jumlah

sebanyak 27 responden, dimana pengetahuan kurang baik dengan PHBS

yang cukup berjumlah sebanyak 10 responden dan pengetahuan kurang baik

dengan PHBS yang kurang baik berjumlah sebanyak 17 responden.

Berdasarkan uji statistik Chi-Square dengan X2 hit =7,334 > X2 tab

=3,481 dan nilai ɸ = 0,295 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan

demikian ada pengaruh pengetahuan dengan PHBS dalam masa pandemi

63
covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka

dengan tingkat keeratan lemah.

2. Sikap

Tabel 11. Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Dalam Masa Pandemi Covid-19
PHBS
No. Sikap Total % Statistik
Cukup Kurang
n % n %
1 Baik 42 44,4 14 14,1 56 56, X2 hit
6 =9,843
2 Kurang 18 19,2 25 25,3 43 43, X2 tab
4 =3,481
Total 60 60,6 39 39,4 99 100 ɸ = 0,336
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan bahwa

dari 99 responden. Didapatkan tentang sikap terhadap perilaku hidup bersih

dan sehat. Dengan sikap baik yaitu berjumlah 56 responden, dimana sikap

yang baik dengan PHBS yang cukup berjumlah sebanyak 42 responden dan

sikap yang baik dan PHBS yang kurang baik 14 responden.

Sedangkan sikap yang kurang baik dengan jumlah sebanyak 43 responden,

dimana sikap kurang baik dengan PHBS yang cukup berjumlah sebanyak 18

responden dan sikap kurang baik dengan PHBS yang kurang baik berjumlah

sebanyak 25 responden.

Berdasarkan uji statistik Chi-Square dengan X2 hitung=9,843 > X2 tab

=3,481 dan nilai ɸ = 0,336 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan

demikian ada pengaruh sikap dengan PHBS dalam masa pandemi di

64
Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka denga tingkat

keeratan lemah.

3. Sarana Prasarana

Tabel 12 Pengaruh Sarana Prasarana Terhadap Perilaku Hidup Bersih


Dan Sehat Dalam Masa Pandemi Covid-19.
PHBS
No. Sarana Total % Statistik
Prasarana Cukup Kurang
n % n %
1 Baik 46 46,5 19 19,2 65 65,7 X2 hit
=6,996
2 Kurang 14 14,1 20 16,2 34 34,3 X2 tab
=3,481
Total 60 60,6 39 39,4 99 100 ɸ = 0,288
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas menunjukkan

bahwa dari 99 responden. Didapatkan tentang pengaruh sarana prasarana

perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan sarana prasarana yang baik dengan

jumlah 65 responden, dimana sarana prasarana yang baik dengan PHBS

yang baik dengan jumlah sebanyak 46 responden dan sarana prasarana baik

dan PHBS yang kurang baik dengan jumlah sebanyak 19 responden.

Sedangkan sarana prasarana yang kurang baik dengan jumlah sebanyak 34

responden , dimana sarana prasarana yang kurang baik dengan PHBS yang

baik dengan jumlah sebanyak 14 responden dan sarana prasarana kurang

baik dengan PHBS yang kurang baik dengan jumlah sebanyak 20 responden.

Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

65
Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka.

Berdasarkan uji statistik Chi-Square dengan X2 hitung=6,996 > X2 tab

=3,481 dan nilai ɸ = 0,288 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan

demikian ada pengaruh sarana prasarana dengan PHBS dalam masa pandemi

covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka

dengan tingkat keeratan lemah.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di

Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka sejak tanggal 25

agustus sampai 15 september serta hasil pengelolaan data sesuai dengan tujuan

penelitian untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup

Bersih Dan Sehat (PHBS) Dalam Masa Pandemi Covid-19.

1. Pengaruh Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan

Kolaka Kabupaten Kolaka.

Pengetahuan adalah suatu hasi dari rasa keingintahuan melalui proses

sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau

open behavior (Donsu,2017).

66
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dari manusia atas pengabungan atau

kerja sama antara suatu objek yang diketahui. Segenap apa yang diketehui dari

objek tertentu (Suria Sumantri 2017). Menurut Notoatmojo dalam Yuliana

(2017), pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang trehadap objek melalui indra yang dimiliki ( mata, hidung, telinga

dan sebagainya). Jadi pengetahuan merupakan informasi yang telah diolah

sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat menjadi keahlian.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa responden yang

pengetahuan cukup berjumlah 72 responden yang terdiri dari 50 responden

(50,5%) dengan PHBS baik bahwa pada umumnya responden memiliki

kesadaran untuk menerapkan PHBS dikehidupan sehari-harinya. Sedangkan

untuk responden yang pengetahuan baik tetapi memiliki PHBS buruk

diketahui bahwa meskipun responden memiliki pengetahuan yang baik tetapi

kurangnya kesadaran untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari

yang menyebabkan PHBSnya masih buruk.

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa responden yang

pengetahuan kurang berjumlah 27 responden yang terdiri dari 10 responden

(10,1%) dengan PHBS baik dikarenakan dengan alasan bahwa meskipun

pengetahuan responden kurang tetapi penerapan PHBS dalam kehidupan

sehari-harinya baik dan kurangnya pengetahuan serta rasa ingin tahu

responden dalam mencari informasi mengenai PHBS. Sedangakan

pengetahuan kurang dengan PHBS kurang dikarenakan alasan yang sama

67
yaitu kurangnya pengetahuan disebabkan karena rasa ingin tahu responden

dalam mencari informasi. Semakan rendah pengetahuan akan mempengaruhi

rendahnya PHBS dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uji statistic Chi-Square yang dilakuakn Berdasarkan uji

statistik Chi-Square dengan X2 hit =7,334 > X2 tab =3,481 dan nilai ɸ =

0,295 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian ada

pengaruh pengetahuan dengan PHBS dalam masa pandemi covid-19 di

Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka dengan tingkat

keeratan lemah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zitty A.R

(2017). Dengan hasil analisis hubungan antara pengetahuan siswa dengan

perilaku hidup bersih dan sehat diperoleh bahwa 112 responden, dimana

terdapat 23 responden (45,1%) yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang

tidak baik dengan pengetahuan siswa yang tidak baik juga, adapun 52

responden (85,2%) yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang baik

dengan pengetahuan siswa yang baik juga. Dari hasil uji statistic diperoleh

nilai p value, 001. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara pengetahuan siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat

pada pelajar SD Inpres Sukur.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang dilakukan diatas maka

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik seseorang sangat

mempengaruhi perilaku seseorang baik dengan perilaku yang berpengaruh

68
terhadap kesehatannya maupun bermasyarakat oleh karena itu perlu adanya

peningkatan pengetahuan bagi masyarakat tentang Perilaku hidup bersih dan

sehat sehingga mereka dapat meningkatkan derajat kesehatannya.

2. Pengaruh Sikap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dalam Masa

Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka.

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam pengertian lain yakni sikap adalah

respon seseorang terhadap apa yang dialaminya atau yang dialami oleh orang

lain yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. (A. wawan dkk, 2011).

Sikap adalah tingkah laku atau gerakan-gerakan yang tampak dan

ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosial. Interaksi tersebut

terdapat proses saling merespon, saling mempengaruhi serta saling

menyesuiakan diri dengan lingkungan sosial.Sikap merupaan reaksi atau

respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Rendy A.R, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa responden yang sikap yang

baik berjumlah 56 responden yang terdiri dari 42 responden (42,4%) dengan

PHBS cukup bahwa pada umumnya responden memiliki kemauan atau

keinginan dan mengerti tentang pentingnya PHBS dalam kehidupan sehari-

69
harinya. Sedangkan untuk responden yang sikap baik tetapi memiliki PHBS

kurang dikarenakan sikap kepedulian responden terhadap kesehatan baik

tetapi enggan menerapkan PHBS.

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa responden yang sikap

kurang berjumlah 43 responden yang terdiri dari 18 responden (18,2%)

dengan PHBS baik dikarenakan meskipun sikap responden kurang mengenai

PHBS tetapi responden tidak serta merta tidak selalu menerapkan PHBS

tersebut. Responen tetap berprilaku PHBS meskipun tidak 100%

menjalankannya. Sedangkan sikap kurang dengan PHBS kurang dikarenakan

responden sama sekali tidak peduli dengan kesehatannya sendiri.

Berdasarkan uji statistik Chi-Square dengan X 2 hitung=9,843 > X2 tab

=3,481 dan nilai ɸ = 0,336 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan

demikian ada pengaruh sikap dengan PHBS dalam masa pandemi di

Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka denga tingkat

keeratan lemah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azri M

(2017) Hasil analisis hubungan antara sikap siswa dengan perilaku hidup

bersih dan sehat diperoleh bahwa 112 responden, dimana terdapat 17

responden (47,2%) yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang tidak baik

dengan sikap siswa yang tidak baik juga, dan adapun 61 responden (80,3%)

yang berperilaku hidup bersih dan sehat yang baik dengan sikap siswa yang

baik juga. Dari hasil uji statistic diperoleh nilai p value,001. Hal ini

70
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap siswa

dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada pelajar SD Inpres Sukur.

3. Pengaruh Sarana Prasarana Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan

Kolaka Kabupaten Kolaka.

Secara Umum, sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses

produksi. (contohnya: sabit, cangkul, dll.) Prasarana adalah segala sesuatu

yang merupakan penunjang utama terselenggaranya produksi. (contohnya:

lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja, dll.) Misalnya, dalam bidang

transportasi darat kita dapat menyebut mobil, motor, bis, taksi sebagai sarana

transportasi karena digunakan secara langsung oleh orang. Sedangkan fasilitas

pendukung seperti jalan, rambu-rambu, lampu lalu lintas dapat kita sebut

sebagai prasarana. ( Martin & Nurhattati, 2017).

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa responden yang sarana

baik berjumlah 72 responden yang terdiri dari 50 responden (50,5%) dengan

PHBS cukup dikarenakan selama masa pandemi responden lebih

meningkatkan PHBS dengan cara menyediakan tempat mencuci tangan dan

tempat sampah dirumah-rumah responden bahwa. Sedangkan untuk responden

yang sarana prasarana baik tetapi memiliki PHBS buruk dikarenakan

meskipun responden menyediakan tempat mencuci tangan dan tempat sampah

tetapi responden tidak mengaplikasikan dikehidupan sehari-harinya.

71
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa responden yang sarana

prasarana kurang berjumlah 27 responden yang terdiri dari 10 responden

(10,1%) dengan PHBS baik dikarenakan meskipun responden tidak

menyediakan tempat mencuci tangan atau tempat sampah tetapi responden

tetap mengaplikasikan PHBS seperti mencuci tangan. Sedangakan sarana

prasarana kurang dengan PHBS kurang dikarenakan ketika responden tidak

menyediakan sarana prasarana hal itu juga yang membuat responden malas

menerapkan PHBS.

Berdasarkan uji statistik Chi-Square dengan X2 hitung=6,996 > X2 tab

=3,481 dan nilai ɸ = 0,288 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan

demikian ada pengaruh sarana prasarana dengan PHBS dalam masa pandemi

covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka

dengan tingkat keeratan lemah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indasari N

(2016) Hasil uji statistik didapatkan nilai p sebesar xx 0,038 atau p < 0,05

yang berarti Ha diterima, Ho ditolak. Maka ada pengaruh sarana dan prasaran

dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

72
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan tentang Faktor yang

Memengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam masa pandemi

covid-19 di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka :

a. Ada pengaruh pengetahuan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dalam masa pandemi Covid-19 dimasyarakat Kelurahan Balandete Kecamatan

Kolaka Kabupaten Kolaka.

b. Ada pengaruh sikap terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dimasyarakat Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka.

c. Ada pengaruh sarana prasarana terhadap perilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) dimasyarakat Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten

Kolaka.

B. Saran

a. Terkait dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi terkait

PHBS bagi institusi Universitas Mandala Waluya Kendari dalam menambah

wawasan bagi mahasiswa (i).

b. Saran kepada peneliti selanjutnya agar peneliti meneliti variabel lagi yang

belum diteliti, menambah jumlah sampel atau menggunakan desain lain untuk

meneliti yang berhubungan dengan PHBS.

73
c. Saran bagi tempat penelitian bahwa hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai

tolak ukur untuk menilai PHBS yang terjadi di Kelurahan Balandete

74
DAFTAR PUSTAKA

Acivrida Mega Charisma, Farida Anwari, et al. (2020). Implementasi Sadar Covid-19
Berbasis Cipta Karya Masyarakat Dalam PHBS Di Era New Normal.
Jurnal Ilmiah Kesehatan.,Vol 5, No 9. Diakses Pada 19 Februari 2021
https://ocs.machung.ac.id/index.php/senam/article/wiew/45
Ahmad M, (2017). Info Sarana Dan Prasarana. Diakses Pada 24 Juni 2021
https://www.kanalinfo.web.id/2016/07/sarana-dan-prasarana.html
Aini, Madi Sriasi. (2020). Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Di
Tempat Kerja Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Covid-19. Jurnal
Pengabdian Magister Pendidikan IPA, Vol 3, No 2. Diakses Pada 12 Juni
2021 https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jpmpi/article/view/466
Atika & Eni, (2016). ‘’ Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)’’. Jakarta , Nuha
Medika
Dinas Kesehatan Kota Kolaka. (2020). Profil Dinas Kesehatan Kota Kolaka
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. (2019). Profil Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Eka Danianti, Enggal Sari Maduratna. (2021). Analisis Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS) Dalam Pencegahan Penularan Covid-19 Pada Dosen Stikes
Ngudia Husada Madura. Jurnal Nursing Update, Vol 12, No 1. Diakses
Pada 20 Mei 2021 http://stikes-e-jurnal.id/NU/article/view/325
Ika Fitriani, Nislawaty, et al. (2020). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan PHBS
Di Desa Pulau Rambi Wilaya Kerja Puskesmas Kampar Timur. Jurnal
Ilmiah Ilmu Kesehatan, Vol 1, No 1. Diakses Pada13 Maret 2021
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jiik/article/view/1461
Kemenkes RI. (2018). Profil Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI. (2020). Profil Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nurlila, Ratna U & Jumardin,La Fua. (2020). Jahe Peningkat Sistem Imun Tubuh Di
Era Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Kadia Kota Kendari. Jurnal
Mandala Pengabdian Masyarakat,Vol. 1, No. 2. Akses Pada24 Maret 2021
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm/index.php/jmpm/article/view/12
Puskesmas Kolaka. (2019). Profil Puskesmas Kolaka.
Penington, Tes. (2020). Panduan Kesiapsiagaan Hadapi Virus Corona Jakarta : PT
Elex Media Komputindo
Sabarudin, et al. (2020). Efektifitas Pemberian Edukasi Secara 0nline Melalui Media
Vidio Dan Leaflet Terhadap Tingkat Pengetahuan Pencegahan Covid-19 Di
Kota Baubau. Jurnal Farmasi Genetika, Vol 6, No 2. Diakses Pada 13 april
2021 https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Galenika/article/view/15253
Sari, Nanik A, et al. (2021). Pendidikan Kesehatan Tentang Bijak Menyikapi Covid-
19 Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Virus Corona Pada Siswa Smk
Roudlotul Hikma Gersik. Jurnal Pengabdian Kesehatan, Vol 4, No. 1.
Diakses.Pada11.april.2021.https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.i
d/index.php/jpk/article/download/109/65
Sri Putu Udayana Antari, et al. (2020). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Mahasiswa
Universitas Mahasaraswati Denpasar Selama Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Madicamento, Vol 6, No 2. Diakses Pada 02 April 2021
https://ejournal.unmas.ac.id/index.php/Medicamento/article/download/105
6/954
Sari, Melani K. (2020). Sosialisasi Tentang Penjegahan Covid-19 Di Kalangan Siswa
Sekolah Dasar Di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar Kabupaten Kediri.
Jurnal Karya Abdi, Vol.4, No 1. Diakses Pada 01 April 2021 https://online-
journal.unja.ac.id/JKAM/article/view/9821
Udin Rosidin, Laily Rahayuwati, et al. Perilaku Dan Peran Tokoh Masyarakat Dalam
Pencegahan Dan Penanggulangan pandemi Covid-19 Di Desa Jayaraga
Kabupaten Garut.Jurnal Indinesia Antropology, Vol 5, No 1. DiaksesPada
18 April 2021 https://jurnal.unpad.ac.ad/umbara/article/view/28187
Wulandari, Tri S, et al. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Leaflet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku Dalam Upaya
Menerapkan Protokol Kesehatan Pada Pedagang di Car Free Day
Temanggung. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Diakses Pada01 April 2021
https://ojs.uniq.ac.id/index.php/jik/article/download/1521/924/
Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama:

Usia:

Dengan ini menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden

dalam penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswi Program Studi S1

Keperawatan Universitas Mandala Waluya dengan judul “Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Masa

Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka

Kabupaten Kolaka’’

Untuk itu saya menyatakan bersedia menjadi responden pada

penelitian ini dengan suka rela tanpa adanya paksaan dan memberikan

jawaban yang sebenar-benarnya. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun.

Kendari, September 2021


Responden
Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini mahasiswi Program Studi S1

Keperawatan Universitas Mandala Waluya.

Nama : Arnis

Nim : P201701036

Akan melaksanakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dalam Masa Pandemi

Covid-19 Di Kelurahan Balandete Kecamatan Kolaka Kabupaten

Kolaka”. Penelitianini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi semua

responden. Kerahasiaan semua responden akan dijaga dan hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian. Apabila saudari menyetujui maka

saya mohon kesediaannya untuk menjawab semua pertanyaan yang saya

berikan dan bersedia mengisi kuisioner.

Atas perhatian dan ketersediaan saudari sebagai responden, saya

ucapkan terima kasih.


KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP BERSIH

DAN SEHAT (PHBS) KELURAHAN BALANDETE KECAMATAN KOLAKA

KABUPATEN KOLAKA

No. Responden:

Tanggal :

A. Petunjuk pengisian:

1. Isi terlebih dahulu identitas anda pada tempat yang telah disediakan

2. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan, sebelum anda menjawab

3. Berikan tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar

B. Identitas Responden

1. Nama (inisial):

2. Umur :

3. Jenis kelamin:

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :
C. Daftar Pertanyaan

1. Pertanyaan tentang PHBS

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mencuci tangan sebelum dan
sesudah beraktivitas dirumah?
2 Apakah anda mencuci tangan sebelum makan?
3 Apakah anda meembersihkan jamban 1 kali
seminggu?
4 Apakah anda memberntas jentik jamuk disekitar
rumah?
5 Apakah anda mengkomsumsi sayur dan buah
setiap hari?
6 Apakah anda sering mengadakan kegiatan
olahraga?
7 Apakah anda tidak merokok dalam rumah?
8 Apakah anda menjaga kebersihan lingkungan
rumah setiap hari?
9 Apakah anda mengikuti kerja bakti
membersihkan lingkungan sekali seminggu?
10 Apakah anda rutin mengikuti penyuluhan
kesehatan yang dilakukan pihak puskesmas?

2. Pertanyaan Pengetahuan

1. Menurut anda apa singkatan dari PHBS?


a. Pelaksanaan hidup bersih sehat
b. Pelaksanaan budaya sehat
c. Perilaku hidup budaya sehat
d. Perilaku hidup bersih sehat
2. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a. Menggunakan air sumur
b. Menggunakan air kali
c. Menggunakan air bersih dan sabun
d. Semua benar
3. Ada berapa cara mencuci tangan yang benar?
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
4. Apa manfaat berolahraga/
a. Merasa lemas
b. Badan terasa sakit
c. Badan bugar dan sehat
d. Membuat keluar keringat
5. Menurut anda apakah air bersih itu?
a. Air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau
b. Air yang diambil dari sungai
c. Air hujan
d. Benar semua
6. Menurut anda bagaimana sebaiknya keadaan tempat pembuangan sampah?
a. Tertutup
b. Terbuka
c. Benar semua
d. Salah semua
7. Menurut anda seberapa sering kita perlu makan buah dan sayur?
a. Setiap hari
b. Seminggu 1 kali
c. Seminggu 2 kali
d. Seminggu 3 kali
8. Apa manfaat makan buah dan sayur bagi kesehatan?
a. Kebutuhan pada tubuh terpenuhi
b. Pelengkap makanan
c. Menambah nafsu makan
d. Semua benar
9. Menurut anda apa bahaya merokok bagi kesehatan?
a. Dapat mengakibatkan penyakit kanker
b. Polusi udara
c. Membuat orang sekitar menjadi tidak nyaman
d. Semua salah
10. Menurut anda berapa jarak yang baik antara jamban dan sumber air?
a. > 10 m
b. 5-10 m
c. < 5 m
d. Semua salah

3. Pertanyaan Sikap

No Pertanyaan Setuju Tidak


Setuju
1 Mencuci tangan sebelum makan.
2 Mencuci tangan setelah makan
3 Membuang sampah pada tempatnya
4 Memberantas jentik nyamuk minimal 1x
seminggu
5 Berolahraga minimal 1x seminggu
6 Tidak merokok di dalam rumah
7 Menggunakan jamban sehat
8 Makan sayur dan buah setiap hari
9 Mencuci tangan menggunakan sabun
10 Mencuci tangan menggunakan air mengalir

4. Pertanyaan Sarana prasarana

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah dirumah terdapat wastapel untuk cuci tangan?
2 Apakah dilingkungan bapak/ibu ada penyuluhan
tentang kesehatan dari pihak instansi kesehatan?
3 Apakah sampah rumah tangga dipisahkan antara
sampah organic dan non organik?
4 Apakah di dapan rumah terdapat tempat sampah
organic dan non organic?
5 Apakah dilingkungan bapak/ibu ada petugas
pengangkut sampah?
6 Apakah dilingkungan bapak/ibu sampah yang
dikumpulkan diangkut setiap hari oleh petugas?
DOKUMENTASI PENELITIAN

Responden memperkenalkan diri dan menjelalaskan tujuan


peneliti kepada responden
Peneliti menjelaskan cara pengisian kuisioner kepada responden.

Peneliti mengajarkan pengisian kuisioner kepada responden.


Responde

n melakukan pengisian kuisioner.


DAFAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Arnis

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Malaha, 17 Januari 1999

3. Agama : Islam

4. Alamat : Desa Malaha, Kec. Samaturu, Kab. Kolaka

5. Suku : Bugis / Indonesia

6. Nama Orang Tua

a. Ayah : Suaib

b. Ibu : Suriani

7. Jumlah Bersaudara : 4 Bersaudara

8. Anak Ke : Pertama

9. Riwayat Pendidikan Formal :

a. SDN 1 Miura Tamat Tahun 2011

b. SMPN 2 Samaturu Tamat Tahun 2014

c. SMAN 1 Samaturu Tamat Tahun 2017

d. Universitas Mandala Waluya Masuk Tahun 2017- Sekarang

Anda mungkin juga menyukai

  • Turnitin Fela
    Turnitin Fela
    Dokumen56 halaman
    Turnitin Fela
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Inter - Eval
    Inter - Eval
    Dokumen13 halaman
    Inter - Eval
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen6 halaman
    Kerangka Konsep
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Absen Ners
    Absen Ners
    Dokumen3 halaman
    Absen Ners
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • Lembar Acc
    Lembar Acc
    Dokumen2 halaman
    Lembar Acc
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Dokumen2 halaman
    ABSTRAK
    Fela Intan Frilya
    Belum ada peringkat