BAB III
ANTIHISTAMIN
A. Histamin
Histamin adalah suatu senyawa amina yang didalam tubuh dibentuk dari asam amino histidin oleh pengaruh
enzim histidin dekarboksilase. Hampir semua organ dijaringan tubuh mengandung histamin itu. Zat tersebut
terdapat terutama dalam sel-sel tertentu yaitu Mastosit (mastcell), dalam keadaan terikat dan tidak aktif. Histamin
juga terdapat dalam jumlah besar di sel epidermis, mukosa usus dan paru.
Histamin dapat dibebaskan dari ikatan nya dalam bermacam-macam faktor antara lain :
a. reaksi alergi (penggabungan antigen – antibody) menyebebkan kulit melepaskan histamin, sehingga terjadi
fase dilatasi, gatal dan udema.
b. Kecelakaan dengan cedera serius (luka-luka berat) memicu terlepasnya histamin dari jaringan-jaringan mati.
c. Paparan sinar UV dari matahari merusak mast cell sehingga melepaskan histamin
d. Adanya zat-zat kimia dengan daya membebaskan histamin seperti racun ular dan tawon, enzim proteolitik
serta beberapa macam obat-obatan (morfin, kodein, tubokurarin, klordiazepoksida).
B. Efek histamin
Terdapatnya histamin (aktif) berlebihan didalam tubuh, meninbulkan efek antara lain :
1. Kontraksi otot polos bronkus yang mungkin menyebabkan mengi dan kesulitan bernafas
2. Peningkatan sekresi HCl
3. Inisiasi reaksi alergi
4. Percepata denyut jantung
Dalam keadaan normal jumlah histamin dalam darah hanya kira-kira 50 mcg/L sehingga tidak menimbulkan efek
seperti diatas. Kelebihan histamin dalam darah diuraikan oleh enzim histaminase yang juga terdapat dalam
jaringan. Untuk mengatasi efek histamin digunakan obat antihistamin.
C. Antihistamin
a. Pengertian :
Antihistamin adalah zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin yang berlebihan di dalam
tubuh, dengan jalan memblok reseptornya.
b. Macam-macam Histamin
Atas dasar jenis reseptor histamin, dibedakan empat macam antihistaminika, yaitu :
D. Penggolongan Antihistamin
4. Turunan Piperazin
Meliputi Siklizin, meklozin, homoklorsiklizin, Sinarizin, Flunarizin. Umumnya bersifat long acting.
4
5. Turunan Fenotizin
Meliputi Prometazin, tiazinamidum, oksomemazin, metdilazin. Efek antihistamin dan antikolinergiknya tidak
begitu kuat, berdaya neuroleptik kuat sehingga digunakan pada keadaan psikosis karena juga berefek
meredakan batuk, maka sering digunakan dalam obat batuk.
8. Golongan Sisa
Yaitu Mebhidrolin, Dimetinden, Difenilpiralin
.
E. Obat - Obat Tersendiri
1. Difenhidramin
Berkhasiat antihistaminika kuat, sedatif, antikolinergik, spasmodik, antiemetik dan antivertigo. Banyak
digunakan dalam obat batuk, disamping itu juga digunakan sebagai obat mabuk perjalanan, anti gatal-gatal
karena alergi dan obat tambahan pada penyalkit parkinson. Efek sampinya mengantuk.
2. Dimenhidrinat
Digunakan pada mabuk perjalanan dan muntah-muntah waktu hamil.
3. Antazolin
Sifatnya tidak merangsang selaput lendir, karena itu sering digunakan untuk mengobati gejala alergi pada mata
dan hidung
4. Klorfeniramin
Daya antihistaminikanya lebih kuat dari feniramin dan mempunyai efek sedatif ringan. Digunakan untuk alergi,
urtikaria, asma bronkial, dermatitis atopik, eksim alergi, gatal-gatal di kulit, udema angioneuritik.
5. Feniramin
Berdaya angtihistaminika kuat dan efek meredakan batuk yang cukup baik, sehingga digunakan pula dalam
obat batuk
6. Setirizina HCl\
Digunakan untuk perineal rhinitis, urtikaria idiopatik
7. Prometazin
Selain digunakan dalam obat batuk, juga digunakan sebagai antiemetik untuk mencegah mual dan mabuk
perjalanan, sindroma parkinson, sedativa dan hipnotika.
8. Siproheptadin
Merupakan satu-satunya antihistamin yang mempunyai efek tambahan nafsu makan. Kerja ikutannya antara
lain timbul rasa mengantuk, pusing, mual dan mulut kering
9. Loratadine
Digunakan pada rhinitis alergi, urtikaria kronik, dermatitis alergi, rasa gatal pada hidung dan mata, rasa
terbakar pada mata
10. Mebhidrolini napadisilat : Praktis tidak bersifat menidurkan, digunakan pada gatal-gatal karena alergi.