Seorang perempuan berusia 68 tahun dengan BB 60 kg dan TB 170 cm datang ke rumah sakit
dengan keluhan batuk sudah lebih dari 5 hari disertai demam dan merasakan dada yang terasa
sesak.
Riwayat penyakit keluarga ; Ibu meninggal karena stroke dan ayah meninggal karena PJK
T ; 39 C
TD ; 130/90 mmHg
N ; 105/i
P ; 33/i
Data Lab
Leukosit ; 4000/mm3
HB; 12 mg/dl
Pertanyaan;
8. Patofisiologi ARSD?
Jawaban:
Epitelium alveolar dan endotelium mikrovaskular mengalami kerusakan pada ARDS.3
Kerusakan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas barier alveolar dan kapiler
sehingga cairan masuk ke dalam ruang alveolar. Derajat kerusakan epithelium alveolar
ini menentukan prognosis. Epitelium alveolar normal terdiri dari 2 tipe sel, yaitu sel
pneumosit tipe I dan sel pneumosit tipe II. Permukaan alveolar 90% terdiri dari sel
pneumosit tipe I berupa sel pipih yang mudah mengalami kerusakan. Fungsi utama sel
pneumosit tipe I adalah pertukaran gas yang berlangsung secara difusi pasif. Sel
pneumosit tipe II meliputi 10% permukaan alveolar terdiri atas sel kuboid yang
mempunyai aktivitas metabolik intraselular, transport ion, memproduksi surfaktan dan
lebih resisten terhadap kerusakan.
Kerusakan epitelium alveolar yang berat menyebabkan kesulitan dalam
mekanisme perbaikan paru dan menyebabkan fibrosis. Kerusakan pada fase aku terjadi
pengelupasan sel epitel bronkial dan alveolar, diikuti dengan pembentukan membran
hialin yang kaya protein pada membran basal epitel yang gundul. Neutrofil memasuki
endotel kapiler yang rusak dan jaringan interstitial dipenuhi cairan yang kaya akan
protein.
Non Farmakologi :
1. Kurangi aktivitas merokok
2. Meningkatkan aktivitas olahraga sepeti jogging
3. Menjaga sanitasi dan hygiene diri dan lingkungan
4. Meningkatkan asupan nutrisi
5. Menjauhi obat-obatan terlarang.
Monitoring
Efektifitas :
1. Combivent: sesak napas/ bronkodilator
2. Paracetamol: analgesic
3. Levofloxacine: antibiotic
4. Azithromycin : antibiotic
5. Asetilsistein: batuk
6. Metil prednisolone: inflamasi dan kortikosteroid
Efek samping obat :
1. Paracetamol inj: mual, muntah, sakit kepala dan insomnia
2. Combivent: bronchitis, penyakit paru, sakit kepala, batuk
3. Metil prednisolone: bengkak, dada sakit, napas pendek
4. Levofloxacin: mual, sakit kepala, diare, insomnia, konstipasi
5. Azithromycin: ruam kulit, mual, muntah, diare
6. Asetilsistein: ruam, hipertensi, kemerahan
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Santoso., Aryono Djuned., Aulia Sani., et all. 2010. MIMS Indonesia Volume II.
Jakarta : CMP Medica.
Arif, Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. FKUI, Jakarta: Medica
Aesculpalus
Charles, F., Lacy M.S., Amstrong, R.Ph., Morton, P., et all. 2008-2009. Drug Information
Handbook 17th Edition. American : Pharmacists Association.
Corwin. 2007. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada Anak, Dewasa, dan Usia Lanjut.
Jakarta : CV. Alfabeta.
Koda Kimble. M.A., Young, L.Y., Alldredge, B.K., Corelli, R.L., et all. 2009. Applied
Therapeutics : The Clinical Use of Drug 9th Edition. Philadelphia : Lippincott Wiliams &
Wilkins.
Pharmaceutical Care Network Europe Foundation. 2017. Classification for Drug Realeted
Problem.
Setyoningrum, R.A., 2006. Pneumonia. In Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak XXXVI.
Surabaya, 2006.SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair - RSU Dr. Soetomo. pp: 15-16.
Shulman. S.T. Phair. J.P.Sommer. H.M, 1994, Dasar dan Biologi Klinis Penyakit Infeksi, Edisi
IV, UGM Pres, Yogyakarta, hal: 13.
Soenaryati, S., Veria, V.A. 2013. Body Mass Index (BMI) Sebagai Salah Satu Faktor yang
Berkontribusi Terhadap Prestasi Belajar Remaja. Jurnal Visikes volume 12 No.2.