Anda di halaman 1dari 27

MATERI AJAR

MODUL 2
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

KEGIATAN BELAJAR 1
BILANGAN

Penulis
MUSDAR,S.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

1
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat

Bilangan Bulat dan Macam-


Macam Bilangan Bulat

Bilangan Pecahan dan Operasi


Hitung pada Bilangan Pecahan
BILANGAN

Persen, Perbandingan dan Skala

KPK dan FPB

Peta Konsep Bilangan

Materi ajar ini akan membahas pemecahan masalah mengenai konsepbilangan.


Secara rinci kegiatan belajar ini menyajikan tentang :
a. Bilangan (konsep bilangan, sistem numerasi bilangan, macam- macam
bilangan).
b. Bilangan bulat (definisi, konsep nilai tempat dan operasi hitung pada
bilangan bulat).
c. Bilangan pecahan (definisi, operasi hitung pada bilangan pecahan serta
pecahan desimal).
d. Persen, perbandingan dan skala.
e. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK).
Hambatan yang umumnya ditemui oleh para guru adalah materi ajar yang
kurang sistematis dan cara penyampaian kepada siswa ketika sudah menginjak
soal cerita. Sehingga guru kesulitan menyampaikan kepada peserta didik.
Materi ajar ini disusun secara sistematis sesuai dengan tujuan seorang guru
profesional ketika mengabdikan dirinya dalam dunia pendidikan untuk
mencerdaskan generasi bangsa Indonesia. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada Pasal 10 ayat (1)
menyatakan

2
bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional”. Sebagai seorang guru tidak hanya menguasai materi,
tetapi guru juga harus mampu mengembangkan materi bilangan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah dengan menerapkan pembelajaran yang realistik,
kontekstual, aktif, kreatif, dan menyenangkan serta mampu mengembangkan
media pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.

2. Relevansi
Dalam pembelajaran di kelas seorang guru harus memahami karakteristik
peserta didik yang berbeda-beda. Oleh karena itu seorang guru hars mampu
merancang perencanaan pembelajaran serta evaluasi pembelajaran. Materi ajar
ini berisi materi utama dan dilengkapi dengan materi penunjang yang dapat
dipelajari untuk memperkuat pemahaman mengenai pembeljaran di sekolah
dasar, yang berupa video, PPT, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada
materi bilangan. Selain itu pada materi ajar in di lengkapi dengan contoh soal
dan penyelesaiannya. Setelah membaca dan mempelajari materi ajar ini
diharapkan seorang guru dapat :
1. Menerapkan prinsip operasi hitung bilangan bulat dan pecahan.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pecahan
3. Menyusun soal yang berkaitan dengan pembelajaran persen, skala, dan
perbandingan yang mengukur kemampuan berpikir matematis tingkat
tinggi.
4. Memecahkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan konsep faktor,
FPB dan KPK.
5. Petunjuk Belajar
Petunjuk belajar ini akan membantu guru dalam memahami materi ajar
ini, alangkah lebih baik diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini :
a. Bacalah dan pahami uraian-uraian penting yang terdapat dalam materi
ajar ini sampai anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa,
dan bagaimana mempelajari serta menerapkan materi ajar ini.

3
b. Temukanlah kata-kata kunci dari kegiatan belajar ini. Alangkah lebih
baik apabila anda mencatat dan meringkas hal-hal penting tersebut.
c. Lakukan aktifitas belajar mandiri dengan membaca setiap tahap materi
ajar ini.
d. Kerjakan soal-soal latihan dan kegiatan diskusi yang ada pada materi
ajar di bawah ini.
e. Lakukan evaluasi secara mandiri dengan mencocokkan jawaban yang
telah ada di kunci jawaban tes sumatif
f. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang
dianggap masih sulit, dengan teman-teman Anda.
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
a. Menguasai konsep teoretis materi pelajaran matematika sekolah secara
mendalam.
b. Menguasai konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian pecahan.
c. Mengusai konsep persen, skala dan perbandingan
d. Menguasai pengetahuan konseptual dan prosedural serta keterkaitan
keduanya dalam konteks materi bilangan, bilangan bulat, bilangan
pecahan, persen, perbandingan, skala, FPB dan KPK

2. Uraian Materi dan Contoh

a. Bilangan

Deskripsi Singkat

Konsep Bilangan

BILANGAN Sitem Numerasi Bilangan

Macam-macam Bilangan

1. Konsep Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan dalam
pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk
mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
4
Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun- tahun lamanya telah
diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan

negatif, bilangan positif, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.


2. Sistem Numerasi Bilangan
Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok
untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu
bilangan dinamakan numeral atau lambangbilangan.
Banyaknya suku bangsa di dunia menyebabkan banyaknya sistem
numerasi yang berbeda- beda. Oleh karena itu suatu bilangan dapat
dinyatakan dengan bermacam- macam lambang bilangan, tetapi suatu
lambang bilangan hanya menunjukkan pada satu bilangan saja.
Sampai sekarang kita mengenal bermacam- macam sistem numerasi,
diantaranya sistem numerasi Ijir, Mesir furba, Babylonia, Alphabet
Yunani, Cina-Jepang, maya, Romawi, Attika dan Hindu Arab.
1. Sistem Numerasi Ijir
2. Sistem Numerasi Kuno
3. Sistem Numerasi Babylonia
Contoh sistem numerasi Babylonia :

1. 23 =
2. 37 =
3. 81 = 1.60 + 20+1
4. Sistem Numerasi Alphabet Yunani
5. Sitem Numerasi China
5624 = lima ribu enam ratus dua puluh empat
6. Sistem Numerasi Maya
7. Sistem numerasi Romawi
Lambang-lambang dasarnya adalah :

1. 1

2. 10 =X

3. 100 = C
4. 1000 = M
5. 5 =V
6. 50 =L
7. 500 =D
5
8. Sitem Numerasi Attika
9. Sistem Numerasi Ara

3. Macam- Macam Bilangan


a) Bilangan Asli
Bilangan asli adalah bilangan positif yang dimulai daribilangan
satu keatas. Contohnya :

N = {1,2,3,4,5,6,7, ........................................................................... }
b) Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan bulat negatif, bilangan
nol, bilangan positif dan bilangan negatif. Contohnya :

B = {....-4, -3, -2, -1, 0,1,2,3,4,. ....................................... }


c) Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang terdiri bilanga
positif dan nol. Contohnya :

C = {0,1,2,3,4,5,6,7,8, .... }

d) Bilangan Prima
Bilangan prima adalah bilangan yang tidak dapat di bagi oleh
bilangan lainnya kecuuali bilangan itu sendiri dan 1.Contohnya :

P {2,3,5,7,11,13,17, }
e) Bilangan nol
Bilangan nol adalah bilangan nol (0) itu sendiri. Contohnya : N =
{0}
f) Bilangan Pecahan
Bilangan Pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk a/b dengan a dan b bilangan bulat dan b ≠
0. Bilangan a disebut pembilang dan b disebut penyebu. Contohnya
H = { ⅓, ⅔, ⅛, ⅝, }

g) Bilangan Rasional
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
a/b dengan a dan b merupakan anggota bilangan bulat dan b≠0.
Contohnya : R { ¼, ¾, …. }

h) Bilangan Real
Bilangan real adalah himpunan bilangan berupa gabungan antara
6
bilangan rasional dan bilangan irasional. Contohnya: R = { 0, 1, ¼,
⅔, √2, √5, ….. }
i) Bilangan Negatif
Bilangan negatif adalah bilangan yang bernilai negatif.
Contohnya: N = { -3, -5, ¼, …. }
Keterangan -1/-4 = ¼, jadi -1/-4 bukan bilangan negatif.
j) Bilangan Positif
Bilangan positif adalah bilangan yang bernilai positif selain nol.
Contohnya: P = {2, 3, 4, 5, ¼, ….}
k) Bilangan Genap
Bilangan genap adalah bilangan-bilangan yang akan habis jika
dibagi menjadi 2. Contohnya: Ge = {2, 4, 6, 8, 10, 12, ….}

l) Bilangan Ganjil
Bilangan ganjil adalah bilangan yang jika dibagi 2 maka akan
tersisa 1 atau bilangan yang dapat dinyatakan dengan 2n-1 dengan
n adalah bilangan bulat. Contohnya: Ga ={-3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, 11,
…. }
m) Bilangan Komposit
Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 tapi
bukan termasuk dalam bilangan prima. Contohnya: K = {4, 6, 8, 9,
10, 12, ….}
n) Bilangan Riil
Pengertian Bilangan Riil adalah bilangan yang dapay ditulis dalam
bentuk desimal. Contohnya: L = { 5/8, log 10, ….}
o) Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner), dimana i
merupakan lambang bilangan baru yang bersifati2 = -1. Contohnya:
I = {i, 4i, 5i, …..}
p) Bilangan Kompleks
bilangan kompleks adalah bilangan yang anggotanya a+bi, dimana
a,b ϵ R, i2 = -1. Dengan a bagian bilangan riil dan b bagian
bilangan imajiner. Contohnya K = {2- 3i, 8+2, …..}
q) Bilangan Kuadrat
Bilangan kuadrat adalah bilangan yang dihasilkan dari perkalian
suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri sebanyanyak dua kali
7
Contohnya : K = {22, 32,42,52,62,….}
r) Bilangan Romawi
Bilangan romawi adalah suatu sistem penomoran yang berasal dari
romawi kuno menggunakan huruf latin yang melambangkan angka
numerik. Contoh: M = {I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, XI, X,
XI,…..}

b. Bilangan Bulat dan Opearsi Hitung pada Bilangan Bulat


1. Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat bukan berarti kumpulan bilangan yangbentuknya
bulat ya. Tapi nilainya yang bulat. Bilangan

bulat terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif.


Himpunan bilangan bulat dilambangkan dengan “Z”. Himpunan
bilangan bulat dapat dituliskan Z = {-3, -2, -1, 0,1,2,3, 4, }
Nah, bilangan cacah sendiri merupakan himpunan yang terdiri dari
bilangan nol dan bilangan bulat positif. Bilangan bulat positif bisa
juga disebut bilangan asli, merupakan bilangan bulat yang bernilai
positif. Sementara itu, bilangan bukat negatif merupakan himpunan
bilangan bulat yang bernilai negatif. Jika digambarkan dalam garis
bilangan, himpunan bilangan bulat adalah sebagai berikut :

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 dst
Gambar 1.1 Garis bilangan himpunan bilangan bulat
Setelah mengetahui pengertian bilangan bulat, selanjutnya adalah akan
mempelajari bagaimana nilai tempat bilangan dan contoh
penerapannya pada pembelajaran. Selain itu materi operasi hitung
pada bilangan bulat dan penerapannya akan di bahas tuntas, termasuk
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bilangan bulat.

2. Konsep Nilai Tempat dan Contoh Penerapnnya pada


Pembelajaran
Nilai tempat merupakan nilai yang diberikan pada angka tertentu.
Nilai tempat di tentukan oleh posisinya pada bilangan tertentu. Oleh
karena itu, nilai konsep ini sangat mudah bagi peserta didik yang
sudah memahaminya. Setiap menentukan nilai tempat suatu bilangan,

8
selalu dimulai dari sebelah kanan.

Dst ... Ratusan Puluhan Satuan

Gambar 1.2 Bagan nilai tempat

Contoh :

734 angka 4 sebagai satuan maka nilainya 4

angka 3 sebagai puluhan maka nilainya 30

angka 5 sebagai ratusan maka nilainya 700

Keterangan :
Dari contoh di atas dapat di simpulkan :
500 + 10 + 2 = 502
Atau dapat di tuis 5 ratusan + 1 puluhan + 2 satuan = 512Contoh dalam
penerapannya :
a. 467 = ... ratusan + ... puluhan+ .............satuan
b. 255 = ... ratusan + .... puluhan + ............satuan

3. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat dan Contoh


Pembelajarannya.
Menurut teori dari Bruner, anak akan belajar dengan baik jika
melalui tahap enaktif, ikonk, dan simbolik. Tahap enaktif, peserta
didik melakukan aktivitas- aktivitasnya dalam usaha memahami
lingkungnnya. Keterkaitan materi ajar ini dengan teori Bruner adalah
pada tahap enaktif ini Kartu Simbol Matematis digunakan agar dapat
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik tentang materi
penjumlahan, dan pengurangan bilangan bulat yang disajikan dalam
bentuk nyata, sehingga lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
a. Penjumlahan Bilangan Bulat
Pada pembelajaran ini guru menggunakan metode math to math
(menjodohkan ), guru menyiapkan kartu-kartu penjumlahan yang
berisi kartu soal dan kartu yang berisi jawaban, kemudian setiap
siswa mendapatkan kartu tersebut. Setelah itu siswa di silahkan
mencari pasangannya (jawabannya) yang di pegang oleh temanya.
9
Dengan menggunakan metode ini siswa akan merasa sangat
menikmati pembelajaran tersebut.
Contoh :
Kartu soal :
5 + 7 = ....

Kartu jawaban :
12

 Garis bilangan
Perhatikan ilustrasi garis bilangan di bawah ini, bilangan positif di
ilustrasikan maju ke kanan sedangkan bulangan negatif di
ilustrasikan ke kiri atau operasi hitung penjumlahan di ilustrasikan
maju

sedangkan operasi pengurangan di ilustrasikanmundur.

Gambar 1. 4 Ilustrasi penjumlahan bilangan menggunakan garis bilangan

Pada Gambar 1.4 (a) untuk mengilustrasikan 3 + 1, maka dari titik


0 akan bergerak ke arah kanan 3 langkah, kemudian bergerak maju
tetap ke arah kanan 1 langkah, sehingga akan berakhir di titik 4,
atau 3 + 1 = 4. Pada ilustrasi ini peserta didik sudah memahami
konsep hukum kekekalan panjang.
Pada Gambar 1.5 (b) untuk mengilustrasikan (-2) + (-1), dari titik 0
akan bergerak maju ke arah kiri 2 langkah, kemudian bergerak
maju lagi (tetap ke arah kiri) 1 langkah, sehingga akan berakhir di
titik -3, atau (-2) + (- 1) = -3. Pada Gambar 5 (c) untuk
mengilustrasikan 3 + (- 4), dari titik 0 bergerak maju ke arah kanan
3 langkah kemudian bergerak maju ke arah kiri (berbalik arah)
sebanyak 4 langkah, sehingga akan berakhir di titik -1, atau 3 + (-4)
= -1.

10
Sifat penjumlahan bilangan bulat :
1) Sifat tertutup
“Untuk setiap bilangn bulat a dan b, berlaku dengana, b dan c
juga bilangan bulat”.
Contoh : -7 + 15 = 8
Diketahui -7 dan 15 bilangan bulat dan 8 jugabilangan
bulat.
2) Sifat Komutatif (pertukaran )

Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang


sama walaupun kedua bilangan tersebut di tukarkan tempatnya.
Hal ini dapat di tuliskan bahwa “ untuk setiap bilangan bulat a
dan b, selalu berlaku :
a+b=b+a
Contoh :
a. 5 + 10 = 10+ 5 = 15
b. 7 + 8 = 8 + 7 = 15
3) Sifat Asosiatif (pengelompokan)
Untuk setiap bilangan bulat a, b maupun c akanselalu
berlaku ketentuan : (a + b )+ c = a+ (b + c )
Contoh :
a. (4+5)+ 6 = 15 sama nilainya dengan 4 + (5+6) = 15
b. (15+10)+ 3 = 28 sama nilainya dengan 15 +(10+3) = 28
4) Memiliki Unsur Identitas
Bilangan 0 (nol) pada penjumlahan merupakan unsur identitas.
Artinya untuk bilangan bulat berapapun jika ditambahkan nol
maka hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
Contoh :
a. 33 + 0 = 33 dan 33+0 = 33
b. 0 + 12 = 12 dan 12+ 0 = 12
5) Memiliki Invers Terhadap Penjumlahan
Untuk setiap bilangan bulat 𝑎, terdapat bilanganbulat (−𝑎)
sedemikian sehingga 𝑎+(−𝑎)=(−𝑎)+ 𝑎=0 Contoh :
a. 32 + (-32) = 0 dan sebaliknya -32 + 32 =0
b. Pengurangan Bilangan Bulat
Operasi hitung pengurangan bilangan bulat merupakan
kebalikan dari penjumlahan bilangan bulat.
11
Gambar 1.5 Ilustrasi pengurangan bilangan bulat

Gambar 1.5 mengilustrasikan bahwa 5-2 = 3. Jika sebuah


bilangan positif a dikurangi bilangan positif b maka hasilnya
adalah bilangan positif c atau (a- b) = c.
Pengurangan bilangan bulat positif di kurangi bilangan bulat
negatif diilustrasikan pada gambar di baawah ini :
Contoh : Pengurangan bilangan bulat pada soal cerita
a. Sebuah kapal selam berada pada kedalaman 20 meter dibawah
permukaan laut. Hal ini dapat ditulis -20 meter. Kemudian
posisi kapal selam dinaikan 8 meter. Hal ini dapat ditulis +8
meter. Posisi akhir kapal selam berada -20 + 8 = -12 meter
(coba di ingat kembali bahwa hasil penjumlahan atau
pengurangan bilangan negatif, maka tandanya mengikuti
angka yang lebih besar). Setelah memahami konsep di atas
coba kerjakan latihan berikut :
a. 5 + 2 = .... 5 – 2 = ....
b. (-5) + 2 = .... (-5) – 2= ...
c. 5 + -2 = .... 5 – (-2) = ...
d. -5 + -2 = .... -5 – (-2) = ...
c. Perkalian Bilangan Bulat
Pada hakikatnya perkalian adalah penjumlahan berulang.
Amatilah perkalian bilangan bulat berikut :
15 + 15+ 15 + 15 = 4 x 15 = 60
Contoh : (-3) x 2 = ...

Penyelesaian
2x2=4
Berkurang 2
1x2=2
0x2=2
(-1) x 2 = -2
(-2)x 2 = -4
(-3) x 2 = -6

12
Jadi hasil dari (-3) x 2 adalah 6

Hukum Perkalian Bilangan Bulat Positif dan Negatif


1. Positif x positif = positif
2. Negatif x negatif = positif
3. Positif x negatif = negatif
4. Negatif x positif = negatif

Sifat perkalian bilangan bulat :


a. Sifat Tertutup
Jika a dan b anggota bilangan bulat, maka a x b juga aggota
himpunan bilangan bulat. Bentukumum a x b = ab
b. Sifat Komutatif
Jika 𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑏 anggota bilangan bulat maka 𝑎𝑏=𝑏𝑎Contoh :
-5 x 4 = -20, berapakah nilai dari 4 x (-5) .............................. ?
Jika hasilnya sama maka perkalian bilangan positifberlaku sifat
komutatif.
Penyelesaian : 4 x (-5) = -20
Maka perkalian bilangan positif berlaku sifatkomutatif
c. Sifat Asosiatif
Jika a, b dan c anggota bilangan bulat, maka (𝑎𝑏)𝑥
𝑐=𝑎 𝑥 (𝑏𝑐)Contoh :
7 x (-4 x 3) = 7 x (-12) = -84
Maka (7x (-4)) x 3 = -28 x 3 = -84
Maka perkalian bilangan positif berlaku sifat asosiatif.
d. Sifat Distributif
Jika a, b, c anggota himpunan bilangan bulat, maka a(b+c) = ab+ac
Contoh :
7 x (-5 x 6) = 7 x 1 = 7
Maka (7x (-5)) + (7x 6) = -35 + 42 = 7
Maka perkalian bilangan positif berlaku sifat distributif
e. Memiliki Unsur Identitas
Angka 1 (satu) merupakan elemen identitas pada perkalian.
Artinya berapapun angkanya jika di kalikan 1 (satu) maka hasilnya
adalah bilangan itu sendiri.
Contoh :
a. 5 x 1 = 5
b. -20 x 1 = -20

13
c. dst
Sifat pembagian pada bilangan bulat
Untuk lebih memahami pembagian bilangan bulat kebalikan dari
perkalian bilangan bulat, perhatikan contoh di bawah ini :
a. 4 x 5 = 5+ 5 + 5 +5 = 20, disisi lain 20 : 4 = 5
atau bisa di tulis 4 x 5 = 20 20 : 4 = 5
b. 7 x 8 = 56 56 : 7 = 8
c. dst
1) Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Campuran
a. Penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan
penyebut sama.
3 4
Perhatikan contoh berikut: 1
+ =
6 6 6

Dari contoh di atas dapat di simpulkan bahwa


“penjumlahan pecahan dengan penyebut sama
maka tinggal menjumlahkan pembilangnya saja”,
begitu juga pada pengurangan pecahan “jika
penyebut sudah sama maka tinggal mengurangkan
pembilang saja”
b. Penjumlahan dan Pengurangan dengan Penyebut
Berbeda.
Pada penjumlahan dan pengurangan pecahan
dengan penyebut berbeda maka kita harus
menyamakan penyebut terlebih dahulu dengan
cara mencari KPK (kelipatan persekutuan terkecil).
Contoh :
a. 1 + 3 = sebelum mencari hasilnya maka kita
2 4

harus mencari KPK dari 2 dan 4, KPK dari 2


dan 4 adalah 4, maka penyebut yang kita
gunakan untuk menjumlahkan pecahan di atas
adalah 4

14
Penyelesaian :
1 3 2 3 5
+ = + = (untuk bilangan pecahan,
2 4 4 4 4

harus dijadikan bentuk yang paling sederhana


maka 5 = 11
4 4

2) Perkalian Bilangan Pecahan


Pada bilangan pecahan lebih mudah dari pada penjumlahan
dan pengurangan bilangan pecahan, pada perkalian bilangan
pecahan maka kita tinggalmengalikan pembilang x pembilang
dan penyebut x penyebut, atau dapat disimpulkan :

Contoh : 3 x 3 = 9

𝑎 𝑐 𝑎𝑥𝑐
x =
𝑏 𝑑 𝑏𝑥𝑑

5 4 20

Jika angka pada perkalian pecahan adalah angka puluhan


maka kita dapat menggunakan cara yang lebih sederhana.
Contoh : 3 x 9
maka kita sederhanakan terlebih
12 21

dahulu dengan cara membagi pembilang dan menbagi


penyebut.
Penyelesaian : 3 x 9 =1x3= 3
12 21 4 7 28

3) Pembagian Bilangan Pecahan


Pada pembagian bilangan, cara pengerjaannya sama dengan
perkalian pecahan, hanya saja pada bilangan pecahan yang ke
dua kita ubah pembilang jadi penyebut dan penyebut jadi
pembilang.
Contoh : 3 :1=3x 4 = 12 = 3
4 4 4 1 4

15
4) Pecahan Desimal
a. Pengertian Pecahan Desimal
Bilangan ini adalah salah satu jenis atau bentuk nilai
pecahan dengan penyebut 10, 100, dan seterusnya.
Penulisan dari bilangan ini memakai tanda koma (,).
Contoh dari bilangan ini seperti:
a. Bilangan persepuluhan, misal 2
ditulis 0,2 artinya
10

2 :10 = 0,2
b. Bilangan perseratusan, misal 25
ditulis 0,25
100

artinya 25 : 100 = 0,25


b. Mengubah Penulisan Bilangan Pecahan
1. Mengubah Pecahan Biasa ke Desimal
Contoh :
a. 1 = 0,5 1 di bagi 2 maka hasilya 0,5
2
0,25
(setengah)
4
1
b. . 1 = 0,25
4

2. Mengubah Pecahan Desimal ke Pecahan Biasa


Contoh :
0,25 = 25 = 1 karena pecahan harus dijadikan
100 4

bentuk yang paling sederhana, maka pembilang


dan penyebut sama-sama di bagi dengan angka
25.
c. Operasi pada Bilangan Pecahan Desimal
1. Penjumlahan pada Pecahan Desimal
Pada operasi hitung penjumlahan pecahan desimal
sebaiknya kita menggunakan metode penjumlahan
bersusun dan caranya sama dengan menjulahkan
bilangan bulat yaitu dengan meluruskan komanya.
Contoh :

16
a. 0,253 + 0,342 = 0, 595
Caranya :
0, 253
0, 342
0, 595
b. 0,123 + 456,7 = 456,823
Caranya : 0, 123
456, 7
456, 823
2. Pengurangan pada Pecahan Desimal
Untuk pengurangan pecahan desimal caranya sama
dengan penjumlahan pecahan desimal yaitu dengan
cara bersusun pendek, hanya bedanya di kurangi.
Contoh :
0, 543
0, 223
0, 320

Contoh Soal
Sebuah Rumah dikerjakan oleh 12 orang pekerja
akan selesai dalam waktu 30 Hari. Jika dikerjakan
oleh 15 orang, berapa hari yang diperlukan untuk
menyelesaikan rumah trersebut?
Penyelesaian:

12 x 30 = 15D
360 = 15D
D = 360/15
D = 24
Jadi Rumah tersebut akan selesai dalam waktu 24 hari

17
1. Skala

Peta menggambarkan bentang bumi sesungguhnya dengan luas


dan jarak yang lebih kecil. Di ujung peta, biasanya ada angka 1 :
25.000 atau 1 : 100.000 untuk menunjukkan jarak sebenarnya
terhadap jarak di peta. Angka itu dikenal sebagai skala. Dikutip
dari Ilmu Ukur Tanah (1964),

Skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak di bumi.


Angka 1 : 1.000.000 berarti 1 sentimeter di peta sama dengan
1.000.000 sentimeter di bumi.
Skala juga dapat berupa grafik. Di peta, biasanya ada garis atau
batang yang menunjukkan jarak dengan satuan kilometer.
Misalnya pada peta Indonesia di foto yang ada di atas,setiap
batang menunjukkan nilai 200 kilometer. Iniberarti setiap 1 cm
di peta sama dengan 200 kilometerjarak sebenarnya. Sehingga
skalanya 1 : 20.000.000 Rumus skala
Dengan menghitung jarak di peta dan mengetahuiskala, kita bisa
tahu jarak sebenarnya di bumi.
Berikut rumusnya:
Jarak sebenarnya = Jarak peta : Skala Skala =
Jarak peta : Jarak sebenarnya Jarak peta = Jarak
Sebenarnya x SkalaContohnya,
Di peta tertulis skala 1 : 1.500.000. Jika jarak kota A kekota B
pada peta sepanjang 3 cm, maka jarak sebenarnya adalah: 3 :
1/500.000 = 3 × 500.000 =
1.500.000 Jarak sebenarnya kota A ke kota B adalah
1.500.000cm atau 15 km .
e. KPK dan FPB
1. Menetukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
18
Ada beberapa cara untuk menentukan KPK dari suatu
bilangan, kamu dapat menggunakan salah satu yang
menurutmu paling mudah atau paling kamu kuasai.
1. Menggunakan kelipatan
Contoh tentukan KPK dari 5 dan 8.
Uraikan setiap angkanya menjadi:
5 = 5, 10, 15, 20, 25, 30, 40, 45, 50…
8 = 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64…
Pada kelipatan 5 dan 8 diambil angka yang sama yang paling
kecil Sehingga, nilai KPK dari 5 dan 8 adalah 40.

2. Menggunakan faktor prima


Contoh tentukan KPK dari 20 dan 84.
Uraikan faktor dari setiap bilangan menjadi:
20 = 22 x 5
84 = 223 x 7
NB : “Faktor prima yang sama dengan pangkat terbesarlalu di
kalikan dengan bilangan lainnya”
Jadi KPK dari 20 dan 84 adalah = 22 x 3 x 5 x 7 = 420
3. Dengan menggunakan tehnik sengkedan
Contoh : KPK dari 20 dan 84
20 84
2 10 42
2 5 21
5 5 21
3 1 7
7 1 7

Jadi KPK dari 20 dan 84 adalah = 22 x 3 x 5 x 7 = 420


2. Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
1. Menggunakan Faktor Persekutuan Contoh : Tentukan FPB
dari 12 dan 18Faktor dari 12 = 2, 3, 6, 12 Faktor dari 18 = 2, 3,
6, 9, 18

Faktor persekutuan dari 12 dan 18 adalah 2,3,6


Faktor persekutuan terbesar adalah 6
2. Menggunakan faktor primaContoh :
Tentukan FPB dari 45 dn 60
19
45 = 32 x 5
60 = 22 x 3 x 5
NB : faktor prima yang sama yang terkecil adalah 3dan 5
Jadi, FPB dari 45 dan 60 adalah 15

4. Dengan menggunakan tehnik sengkedan


Contoh : FPB dari 45 dan 60
45 60
3 15 20
5 3 4
3 1 4
2 1 2
2 1 1

Jadi FPB dari 45 dan 60 adalah 3x 5 = 15

Jadi plastik yang dibutuhkan Citra sebanyak 30 biji

3. Rangkuman
a. Bilangan
1. Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan
dalam pencacahan dan pengukuran.
2. Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan
pokok untuk menuliskan bilangan.
3. Macam- macam bilangan
a. Bilangan asli adalah bilangan positif yang dimulai dari
bilangan satu keatas
b. Bilangan bulat adalah himpunan bilangan bulat negatif,
bilangan nol, bilangan positif dan bilangan negatif.
c. Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang terdiri
bilangan positif dan nol.
d. Bilangan prima adalah bilangan yang tidak dapat di bagi
oleh bilangan lainnya kecuuali bilangan itu sendiri dan 1.
e. Bilangan nol adalah bilangan nol (0) itu sendiri
f. Bilangan pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan
dalam bentuk a/b dengan a dan b bilangan bulat dan b ≠
0.
g. Bilangan rasional adalah bilangan yang dinyatakan
20
dalam bentuk a/b dengan a dan b merupakan anggota
bilangan bulat dan b≠0
h. Bilangan irrasional adalah himpunan bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau bilangan
sekain bilangan rasional.
i. Bilangan real adalah himpunan bilangan berupa
gabungan antara bilangan rasional dan bilangan irasional.
j. Bilangan negatif adalah bilangan yang bernilai negatif.
k. Bilangan positif adalah bilangan yang bernilai positif
selain nol.
l. Bilangan genap adalah bilangan-bilangan yang akan
habis jika dibagi menjadi 2.
m. Bilangan ganjil adalah bilangan yang jika dibagi 2 maka
akan tersisa 1 atau bilangan yang dapat dinyatakan
dengan 2n-1 dengan n adalah bilangan bulat.
n. Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar
dari 1 tapi bukan termasuk dalam bilangan prima.
o. Pengertian Bilangan Riil adalah bilangan yang dapay
ditulis dalam bentuk desimal.
p. Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner),
dimana i merupakan lambang bilangan baru.
q. Bilangan kompleks adalah bilangan yang anggotanya
a+bi, dimana a,b ϵ R, i2 = -1. Dengan a bagian bilangan
riil dan b bagian bilangan imajiner.
r. Bilangan kuadrat adalah bilangan yang dihasilkan dari
perkalian suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri
sebanyanyak dua kali dan disimbolkan dengan pangkat
2.
s. Bilangan romawi adalah suatu sistem penomoran yang
berasal dari romawi kuno menggunakan huruf latin yang
melambangkan angka numerik.
b. Bilangan Bulat dan Operasi Hitung pada Bilangan Bulat
1. Pengertian Bilangan Bulat
2. Konsep Nilai Tempat dan Contoh Penerapnnya pada
Pembelajaran

21
3. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat dan Contoh
Pembelajarannya
a. Penjumlahan Bilangan Bulat
 Media benda kongkret
 Garis bilangan
Sifat- sifat penjumlahan bilangan bulat
 Sifat tertutup
 Sifat pertukaran
 Sifat pengelompokan
 Memiliki unsur identitas
 Memiliki invers terhadap penjumlahan
b. Pengurangan Bilangan Bulat
c. Perkalian Bilangan Bulat
Sifat perkalian bilangan bulat
 Sifat tertutup
 Sifat komutatif
 Sifat asosiatif
 Sifat distributif
 Memiliki unsur identitas
c. Bilangan Pecahan dan Operasi Hitung pada Bilangan
Pecahan
1. Pengertian Bilaangan Pecahan
2. Bilangan Pecahan Senilai
3. Bilangan Pecahan Murni, Senama dan Campuran
a. Bilangan Pecahan Murni
b. Bilangan Pecahan Senama
c. Bilangan Pecahan Campuran
4. Penjumlahan dan Pengurrangan Bilangan Pecahan
a. Penjumlahan dan Pengurrangan Bilangan Pecahan
dengan Penyebut Sama
b. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan
dengan Penyebut Berbeda
5. Perkalian Bilangan Pecahan
6. Pembagian Bilangan Pecahan

22
7. Pecahan Desimal
a. Pengertian Bilangan Pecahan Desimal
b. Mengubah Penulisan Pecahan Desimal
 Mengubah pecahan biasa menjadi desimal
 Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan
biasa
d. Persen, Perbandingan dan Skala
1) Persen ialah suatu angka atau perbandingan “rasio”
untuk menyatakan pecahan dari seratus yang ditunjukkan
dengan simbol %, dengan kata lain, persentase ialah
bagian dari keseluruhan yang dinyatakan dengan per
seratus.
2) Perbandingan dapat dinyatakan sebagai bentuk pecahan.
Misalnnya A dapat disederhanakan menjadi a dab B
dapat disederhanakan menjadi B. Perbandingan A: B
dapat disederhanakan menjadi a : b atau a dengan b≠0.
b

3) Skala adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak di


bumi. Angka 1 : 1.000.000 berarti 1 sentimeter di peta
sama dengan 1.000.000 sentimeter di bumi.

e. KPK dan FPB


1. Menentukan KPK
 Menggunakan kelipatan
 Menggunakan faktor prima
 Dengan menggunakan tehnik sengkedan
2. Menentukan FPB
 Menggunakan Faktor Persekutuan
 Menggunakan faktor prima
 Dengan menggunakan tehnik sengkedan
3. Pemecahan Masalah yang Berkaitan dengan KPK dan
FPB
 Dengan menggunakan teknik sengke

23
C. Penutup
1. Tes Sumatif
Berikut soal-soal tes sumatif dari materi ajar bilangan:
1) Bentuk operasi hitung -20 – (-15) sama artinya dengan bentuk
operasi hitung ….
a. 20 - 15
b. (-15) + 20
c. 20 – (-15)
d. (-20) + 15
2) Hasil penjumlahan pecahan berikut yang benar adalah ….
2 1
a. 3
+ =
1
1 3
2 +8=2
b. 6
15 5 5

c. 8 + = 11
1
12 2 3

d. 3 + 7 =11
5 10 5

3) Operasi pengurangan pecahan berikut yang menghasilkan


bilangan bulat adalah ….
a. 1,5 - 1
2

b. 11 - 0,25
4

c. 75% - 1
2

d. 21 - 1,5
4
4) Lisa membeli duku 3 1 kg. Sebanyak 3 kg duku diberikan
2 4

kepada Maman. Kemudian, Lisa diberi duku 0,25 oleh ibunya .


Duku lisa sekarang ..... kg
a. 1
9

b. 3
c. 2 3
4

d. 3
18

5) Hana menghitung pengurangan dua bilangan pecahan sebagai


berikut : 3 -1=2- 1 -5=1
11 5 11 3

Berdasarkan jawaban tersebut, Hana belum menguasai konsep


tentang ….
24
a. Pengurangan bilangan pecahan
b. Pengurangan bilangan bulat
c. Pecahan senilai
d. Penjumlahan
6) Pak Yudi memperoleh penghasilan Rp 7.650.000,00. Dari
penghasilan tersebut 1
bagian digunakan biaya sekolah putra
9

putrinya, 11% bagian digunakan transportasi sehari-hari, 30%


digunakan untuk biaya hidup, dan 0,15 digunakan untuk
membayar cicilan rumah, serta sisanya digunakan untuk
tabungan. Besar dana untuk tabungan adalah …
a. Rp 2.677.500,00
b. Rp 2.677.000,00
c. Rp 2.514.000,00
d. Rp 2.515.000,00
7) Pembangunan sebuah gedung direncanakan selesai dibangun
selama 20 hari oleh 36 pekerja. Setelah dikerjakan 12 hari
pekerjaan dihentikan selama 2 hari. Jika kemampuan bekerja
setiap pekerja dianggap sama dan agar pembangunan selesai
tepat waktu, banyak pekerja tambahan yang diperlukan
adalah….
a. 12 pekerja
b. 14 pekerja
c. 20 pekerja
d. 18 pekerja
8) Seorang pengelola pasa swalayan menerima pasokan buah-
buahan dan sayur mayor berupa 75 sisir pisang, 90 ikat bayam
dan 120 buah jeruk. Ia akan mengemasnya dalam paket-paket
dengan per paket berisi pisang, sayur mayor dan jeruk. Paket
terbanyak yang dapat disiapkannya dengan sisa yang sedikit-
dikitnya adalah …
a. 6 kemasan
b. 12 kemasan
c. 25 kemasan
d. 15 kemasan
9) Jarak antara kota Semarang dan Yogyakarta pada peta 5 cm.
25
Jika skala pada peta 1 : 3.600.000 maka 3
jarak sebenarnya
4

antara kedua kota tersebut adalah ... km


a. 105

b. 135
c. 180
d. 246
10) Bus Ladju berangkat dari terminal setiap 60 menit sekali. Bus
Akas berangkat dari terminal setiap 90 menit sekali. Kedua
bus tersebut berangkat bersama- sama pada pukul 03.00.
Kedua bus akan berangkat bersama-sama lagi pada pukul ....
a. 05.00
b. 06.00
c. 07.00
d. 08.00

2. Kunci Jawaban Tes sumatif


1. D
2. A
3. A
4. B
5. A
6. C
7. C
8. B
9. B
10. B

26
DAFTAR PUSTAKA

Gunanto, Dhesy adhalia Matematika untuk SD/MI kls IV Kurikulum 2013 yang
disempurnakan

https://id.wikipedia.org/wiki/BilanganPengertian Bilangan, di akses pada tanggal


20 April 2021

http://gianjulianto.simplesite.com/426974803Pengertian Numerasi di akses pada


tanggal 20 April 2021

https://www.pelajaran.co.id/2017/14/pengertian-bilangan-macam-macam-
bilangan- dan-contohnya.htmlMacam-Macam Bilangan di akses pada tanggal
20 April 2021

https://rumushitung.com/2020/08/11/perbandingan-senilai-dan-berbalik-nilai-
beserta contoh-soalnya/ Perbandingan senilai dan berbalik nilai, di akses pada
tanggal 25 Apri

https://www.mariyadi.com/2021/05/download-kumpulan-contoh-materi-
ajar.htmlMateri Ajar Modul 2 KB 1, diakses pada tanggal 22 September 2021

27

Anda mungkin juga menyukai