Anda di halaman 1dari 3

BAB II

2.1 Pembelajaran

2.1.1 Analisis Air Kristal


Pada umumnya kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa
lama di udara akan mengadsorpsi air pada permukaannya. Jumlah air yang
diadsorbsi relatif kecil dan bergantung pada kelembapan udara.Hal ini dapat
dilihat dari permukaannya yang basah.
Terdapat pula kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat
secara ilmiah dalam kristal tersebut.Kristal-kristal ini,biasanya merupakan
garam ionic.Air yang terdapat didalamnya,disebut air kristal dan biasanya
berikatan dengan kationnya.
Air kristal yang terdapat pada senyawa,mempunyai jumlah tertentu
dan relative mudah dihilangkan melalui pemanasan pada suhu diatas titik didih
air.Sebagai contoh adalah hidrat tembaga(II)klorida yang dapat diubah
menjadi tembaga(II)klorida melalui pemanasan pada suhu 110 0C.
Reaksi penghilangan penghilangan air kristal kristal pada pemanas :
CuCl2 . xH2O → CuCl2 + H2O
Reaksi di atas dikenal dengan reaksi dehidrasi. Pada dehidrasi, terjadi
perubahan kristal dan warnanya. Perubahan ini juga bergantung pada
pemanasannya, apakah sempurna atau tidak.Sebagai contoh kristal CoCl2 .
6H2O berwarna merah,jika dipanaskan sampai CoCl2.2H2O akan berwarna
violet,tetapi jika dipanaskan sempurna dia akan berubah menjadi biru.
Adanya senyawa hidrat bila diletakkan di udara terbuka akan
melepaskan air.Banyak air yang dilepaskan bergantung pada kelembapan
udara, makin  besar kelembapan makin sedikit air yang dilepaskan. Proses
pelepasan air ini disebut efflorescence, misalnya CoCl2 . 6H2O. Tetapi ada
juga senyawa yang  bila diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair
bila diletakkan lebih lama lagi. Senyawa yang demikian disebut
deliquescence ,misalnya kristal  NaOH. Tidak hanya air di udara,tetapi dapat
juga menyerap air dari larutan sedemikian rupa sehingga larutan tersebut
bebas air. Senyawa yang demikian disebut desicant atau zat pengering. Jadi
desicant menyerap air tidak hanya di udara tetapi dari larutan juga.
Beberapa senyawa juga menghasilkan air pada saat pemanasan,tetapi
senyawa tersebut bukan merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya. Air yang
dihasilkan tersebut merupakan proses penguraian dan bukan merupakan proses
penghilangan air melalui dehidrasi senyawa-senyawa organik,terutama
bersifat seperti tersebut diatas. Penguraian dengan menghasilkan air,bukan
merupakan proses reversible.Penambahan air ke dalam senyawa yang terurai
tersebut,tidak akan mengembalikan senyawa ke bentuk asalnya.Senyawa yang
merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya,akan mengalami dehidrasi secara
reversible.Penambahan air ke dalam CoCl anhirida,akan menghasilkan
CuCl.2H2O.Bila cukup air yang ditambahkan,maka akan diperoleh larutan
yang mengandung hidrat ion Cu2+.Semua hidrat ionic larut dalam air dan
dapat diperoleh kembali melalui kristalisasi dari larutannya.Jumlah air yang
terikat bergantung kepada cara pembuatan hidrat tersebut.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi
dan rak tabung, bunsen, kaca Arloji, cawan penguap, krus porselin + tutup,
desikator, segitiga dan kaki tiga, penjepit Kayu, spatula, pengaduk. Dan bahan
yang digunakan untuk tahapan identifikasi hidrat yaitu : K2Cr2O7, BaCl2,
Borak. Pada tahapan reversibilitas hidrat digunakan bahan yaitu CoCl 2 .xH2O.
Pada tahapan Deliquescence dan Efflorescence bahan yang digunakan yaitu:
Na2CO3 .10H2O, CuSO4 . 5H2O, Kal(SO4)2 . 10H2O, CaCl2. Dan untuk Jumlah
Air Kristal bahan yang digunakan yaitu : CoCl2 . xH2O

2.1.2 Gravimetri

2.1.3 Titrasi Asam Basa


2.1.4 Titrasi Asam Basa (Karbonat Bikarbonat)
Ion karbonat dapat ditentukan dengan cara titrasi dua langkah, yaitu dengan
menggunakan dua indicator: CO3 2- + H3O+ → HCO3- + H2O HCO3- + H3O+ →
H2CO3 + H2O Fenolftalein bekerja sebagai indicator untuk titrasi tahap pertama
dengan perubahan warna dari merah ke tidak berwarna. Metal orange  bekerja
bekerja sebagai sebagai indicator indicator tahap kedua dengan perubahan
perubahan warna dari kuning menjadi jingga. Fenolftalein dengan jangkauan ph 8,0
sampai 9,6 merupakan indicator yang cocok untuk titik akhir pertama, karena  ph
larutan  ph larutan NaHCO3 berjumlah NaHCO3 berjumlah 8,35. Metil 8,35. Metil
orange dengan orange dengan jangkauan ph jangkauan ph 3,1-4,4 cocok untuk titik
akhir kedua. Suatu larutan jenuh CO2 mempunyai ph kira-kira 3,9. Kedua titik akhir
tersebut tersebut tidak satupun membentuk patahan yang sangat tajam

Anda mungkin juga menyukai