Pada umumnya kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa lama di udara akan mengadsorpsi air pada permukaannya. Jumlah air yang diadsorbsi relatif kecil dan bergantung pada kelembapan udara.Hal ini dapat dilihat dari permukaannya yang basah. Terdapat pula kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat secara ilmiah dalam kristal tersebut.Kristal-kristal ini,biasanya merupakan garam ionic.Air yang terdapat didalamnya,disebut air kristal dan biasanya berikatan dengan kationnya. Air kristal yang terdapat pada senyawa,mempunyai jumlah tertentu dan relative mudah dihilangkan melalui pemanasan pada suhu diatas titik didih air.Sebagai contoh adalah hidrat tembaga(II)klorida yang dapat diubah menjadi tembaga(II)klorida melalui pemanasan pada suhu 110 0C. Reaksi penghilangan penghilangan air kristal kristal pada pemanas : CuCl2 . xH2O → CuCl2 + H2O Reaksi di atas dikenal dengan reaksi dehidrasi. Pada dehidrasi, terjadi perubahan kristal dan warnanya. Perubahan ini juga bergantung pada pemanasannya, apakah sempurna atau tidak.Sebagai contoh kristal CoCl2 . 6H2O berwarna merah,jika dipanaskan sampai CoCl2.2H2O akan berwarna violet,tetapi jika dipanaskan sempurna dia akan berubah menjadi biru. Adanya senyawa hidrat bila diletakkan di udara terbuka akan melepaskan air.Banyak air yang dilepaskan bergantung pada kelembapan udara, makin besar kelembapan makin sedikit air yang dilepaskan. Proses pelepasan air ini disebut efflorescence, misalnya CoCl2 . 6H2O. Tetapi ada juga senyawa yang bila diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair bila diletakkan lebih lama lagi. Senyawa yang demikian disebut deliquescence ,misalnya kristal NaOH. Tidak hanya air di udara,tetapi dapat juga menyerap air dari larutan sedemikian rupa sehingga larutan tersebut bebas air. Senyawa yang demikian disebut desicant atau zat pengering. Jadi desicant menyerap air tidak hanya di udara tetapi dari larutan juga. Beberapa senyawa juga menghasilkan air pada saat pemanasan,tetapi senyawa tersebut bukan merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya. Air yang dihasilkan tersebut merupakan proses penguraian dan bukan merupakan proses penghilangan air melalui dehidrasi senyawa-senyawa organik,terutama bersifat seperti tersebut diatas. Penguraian dengan menghasilkan air,bukan merupakan proses reversible.Penambahan air ke dalam senyawa yang terurai tersebut,tidak akan mengembalikan senyawa ke bentuk asalnya.Senyawa yang merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya,akan mengalami dehidrasi secara reversible.Penambahan air ke dalam CoCl anhirida,akan menghasilkan CuCl.2H2O.Bila cukup air yang ditambahkan,maka akan diperoleh larutan yang mengandung hidrat ion Cu2+.Semua hidrat ionic larut dalam air dan dapat diperoleh kembali melalui kristalisasi dari larutannya.Jumlah air yang terikat bergantung kepada cara pembuatan hidrat tersebut. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tabung reaksi dan rak tabung, bunsen, kaca Arloji, cawan penguap, krus porselin + tutup, desikator, segitiga dan kaki tiga, penjepit Kayu, spatula, pengaduk. Dan bahan yang digunakan untuk tahapan identifikasi hidrat yaitu : K2Cr2O7, BaCl2, Borak. Pada tahapan reversibilitas hidrat digunakan bahan yaitu CoCl 2 .xH2O. Pada tahapan Deliquescence dan Efflorescence bahan yang digunakan yaitu: Na2CO3 .10H2O, CuSO4 . 5H2O, Kal(SO4)2 . 10H2O, CaCl2. Dan untuk Jumlah Air Kristal bahan yang digunakan yaitu : CoCl2 . xH2O
2.1.2 Gravimetri
2.1.3 Titrasi Asam Basa
2.1.4 Titrasi Asam Basa (Karbonat Bikarbonat) Ion karbonat dapat ditentukan dengan cara titrasi dua langkah, yaitu dengan menggunakan dua indicator: CO3 2- + H3O+ → HCO3- + H2O HCO3- + H3O+ → H2CO3 + H2O Fenolftalein bekerja sebagai indicator untuk titrasi tahap pertama dengan perubahan warna dari merah ke tidak berwarna. Metal orange bekerja bekerja sebagai sebagai indicator indicator tahap kedua dengan perubahan perubahan warna dari kuning menjadi jingga. Fenolftalein dengan jangkauan ph 8,0 sampai 9,6 merupakan indicator yang cocok untuk titik akhir pertama, karena ph larutan ph larutan NaHCO3 berjumlah NaHCO3 berjumlah 8,35. Metil 8,35. Metil orange dengan orange dengan jangkauan ph jangkauan ph 3,1-4,4 cocok untuk titik akhir kedua. Suatu larutan jenuh CO2 mempunyai ph kira-kira 3,9. Kedua titik akhir tersebut tersebut tidak satupun membentuk patahan yang sangat tajam