0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa pasal yang relevan dengan hukum acara di pengadilan niaga, yaitu pasal 303 UU Kepailitan, pasal 1, 3, dan 11 UU Arbitrase, serta pasal 10 KUHAP. Juga disebutkan bahwa hukum acara yang berlaku di pengadilan niaga adalah hukum acara perdata dan persyaratan mengajukan perkara sesuai pasal 8 Rv.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa pasal yang relevan dengan hukum acara di pengadilan niaga, yaitu pasal 303 UU Kepailitan, pasal 1, 3, dan 11 UU Arbitrase, serta pasal 10 KUHAP. Juga disebutkan bahwa hukum acara yang berlaku di pengadilan niaga adalah hukum acara perdata dan persyaratan mengajukan perkara sesuai pasal 8 Rv.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa pasal yang relevan dengan hukum acara di pengadilan niaga, yaitu pasal 303 UU Kepailitan, pasal 1, 3, dan 11 UU Arbitrase, serta pasal 10 KUHAP. Juga disebutkan bahwa hukum acara yang berlaku di pengadilan niaga adalah hukum acara perdata dan persyaratan mengajukan perkara sesuai pasal 8 Rv.
Oleh : ➢ Rivaldy Razel RG 41151010190114 ➢ Muhammad Luthfi Fauzi 41151010190137 HK-B1/V
1. Isi rumusan Ketentuan Pasal 303 UU Kepailitan dan PKPU?
Pasal 303 UU tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang menyebutkan bahwa Pengadilan tetap berwenang memeriksa dan menyelesaikan permohonan pernyataan pailit dari pihak yang terikat perjanjian yang memuat klausula arbitrase, sepanjang utang yang menjadi dasar permohonan pernyataan pailit telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal Ayat (1) undang-undang ini. Pasal 303 UU No. 37 Tahun 2004 mengesampingkan berlakunya asas Pacta Sunt Servanda dalam penyelesaian masalah kepailitan yang ada klausul arbitrase-nya. Azas merupakan metanorma yang harus dijadikan pedoman bagi setiap produk hukum agar tidak pernah keluar dari berlakunya asas hukum. (1). Pasal 303 UUK mengalami cacat hokummateril, apabila hal ini dibiarkan justru berbahaya karena dapat menimbulkan ketidakpastian hukum yang dapat berdampak pada kurang bermanfaatnya aturan hukum yang ada (Pasal 303 UUK, merupakan Pasal yang “kebablasan/salah/keliru”.(2). Posisi perjanjian dengan undang-undang adalah sama/sederajad, artinya perjanjian dalam hal ini khususnya ketentuan mengenai Klausul Arbitrase yang dibuat oleh para pihak seharusnya sama berlakunya seperti halnya UU Kepailitan.
- Pasal 1 : Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1) Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. 2) Para pihak adalah subyek hukum, baik menurut hukum perdata maupun hukum publik. 3) Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa. 4) Pengadilan Negeri adalah Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal termohon. 5) Pemohon adalah pihak yang mengajukan permohonan penyelesaian sengketa melalui arbitrase. 6) Termohon adalah pihak lawan dari Pemohon dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase. 7) Arbiter adalah seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa atau yang ditunjuk oleh Pengadilan Negeri atau oleh lembaga arbitrase, untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu yang diserahkan penyelesaiannya melalui arbitrase. 8) Lembaga Arbitrase adalah badan yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa untuk memberikan putusan mengenai sengketa tertentu; lembaga tersebut juga dapat memberikan pendapat yang mengikat mengenai suatu hubungan hukum tertentu dalam hal belum timbul sengketa. 9) Putusan Arbitrase Internasional adalah putusan yang dijatuhkan oleh suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum Republik Indonesia, atau putusan suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan yang menurut ketentuan hukum Republik Indonesia dianggap sebagai suatu putusan arbitrase internasional. 10) Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli - Pasal 3 Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili sengketa para pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase. - Pasal 11 UU No.30 / 1999 (1) Adanya suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri. (2) Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan melalui arbitase, kecuali dalam hal-hal tertentu yang ditetapkan dalam Undang-undang ini.
3. Serta Pasal 10 UU No.48 / 2009 ?
(1) Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak menutup usaha penyelesaian perkara perdata secara perdamaian.
4. Sebutkan Hukum Acara di Pengadilan Niaga?
Hukum Acara : Hukum acara yang dipergunakan di Pengadilan Niaga adalah hukum acara perdata. Persyaratan Mengajukan perkara (Pasal 8 Nomor 3 Rv): - Identitas para pihak, yang biasanya memuat nama dan alamat. - Dalil-‐dalil kongkrit tentang adanya hubungan hukum yang merupakan dasar serta alasan‐‐alasan dari tuntutan (middelen van den eis) atau sering disebut fundamentum petendi, ada juga yang menyebut posita; - Tuntutan (onderwerp van den eis met een duidelijke en bepaalde conclusie) atau sering disebut petitum (Djamal; 2009, 28)