Anda di halaman 1dari 23

Depresiasi dan Income Tax

1 IEG2H2-W11
Depresiasi dan Income Tax

2 IEG2H2-W11
DEPRESIASI
 Depresiasi : penyusutan atau penurunan
nilai fixed asset bersamaan dengan
berjalannya waktu.

 Penyebabnya:
 Penyusutan fisik (deterioration)
 Penyusutan fungsional (Obsolescence)

3 IEG2H2-W11
Tujuan depresiasi aset
 Menyediakan dana pengembalian modal yang telah
diinvestasikan dalam kekayaan fisik, (sifatnya sebagai
saving)

 Memungkinkan adanya biaya penyusutan yang


dibebankan pada biaya produksi atau jasa yang
dihasilkan dari penggunaan aset-aset.

 Sebagai dasar pengurangan pembayaran pajak-pajak


pendapatan usaha yang harus dibayarkan.

4 IEG2H2-W11
Metode depresiasi
 Straight of Line Depreciation (SLD)
 Sum of Years Digits Depreciation (SOYD)
 Declining Balance Depreciation (DBD) / Double
Declining Balance Depreciation (DDBD)
 Declining Balance Depreciation with Conversion to
SLD
 Unit Production of Depreciation
 Accelerated Cost Recovery System Depreciation
(ACRS)
5 IEG2H2-W11
1. Straight of Line Depreciation (SLD)
Rumus:
SLD = (I-S)/N.
- SLD = jumlah depresiasi per tahun
- I = Nilai aset awal
- S = Nilai sisa aset akhir umur produktif
- N = Lamanya aset akan di depresiasi

 Nilai buku (book value) tiap akhir t tahun depresiasi


adalah:
BVt = I – t.(I-S)/N.
6 IEG2H2-W11
2. Sum of Years Digits Depreciation (SOYD).
Rumus: SOYDt = Umur sisa aset X (I-S)/Sum of
Year digits depresiasi.

- SOYDt = depresiasi periode ke-t.


- Umur sisa aset = N-(t-1)
- I = Nilai aset awal
- S = Nilai sisa aset akhir umur produktif
- N = Lamanya aset akan di depresiasi
- Sum of Year digits depreciation = N.(N+1)/2.

7 IEG2H2-W11
3. Declining Balance Depreciation (DBD).
 Rumus: DBDt = R x BVt-1. dimana:

- DBDt = depresiasi periode ke-t.


- BVt-1 = nilai buku tahun ke t-1
- R = tingkat/laju depresiasi tahunan.

- Jika BV0 = I atau harga aset awal, Maka DBD1 = R x I

- DBD2 = R x BV1. dimana BV1 = I-RxI = (1-R)I.

8 IEG2H2-W11
- DBDt = R x BVt-1

- BV2 = BV1-DBD2 = BV1 – RxBV1


= (1-R)I – Rx(1-R)I = (1-R)I.(1-R)
= (1-R)2.I

- Maka: BVt = (1-R)t.I

9 IEG2H2-W11
Jika Metode DBD ini digunakan untuk tujuan-tujuan
perhitungan pembayaran pajak, tingkatan penyusutan maksimum
yang dibenarkan adalah dua kali tingkat penyusutan metode garis
lurus ( = 200% x rate of SLD ).
Metode ini dinamakan Double Declining Balance
Depreciation (DDBD).
 Tingkat penyusutan maksimum yang diizinkan adalah :
(2/N)xI.

DDBD thn-1 = (2/N)xI = 2I/N


DDBD thn-2 = (2/N)x{I-(2/N)I} = 2I/N(1-2/N)
DDBD thn-3 = (2/N)[I - 2I/N – 2I/N(1-2/N)]
= (2I/N).[1 – 2(2/N) + (2/N)2]
= (2I/N).(1 – 2/N)2
10 IEG2H2-W11
Pada setiap tahun ke-t:
DDBD = (2I/N).(1- 2/N)t-1

 Total DDBD = I.[1-(1-2/N)t]

 Nilai buku dari aset pada akhir thn ke-t


= I – Total DDBD pd akhir tahun-t,
= I – I[1-(1-2/N)t]
= I.(1-2/N)t.

 Untuk 150% declining balance depreciation, angka “2” didalam


faktor persamaan diatas dapat diganti dengan “1.5”

11 IEG2H2-W11
4. Declining Balance Depreciation with Conversion
to SLD.
 Dalam DBD salah satu persoalan adalah nilai buku
pada akhir periode depresiasi tidak selalu sama
dengan nilai sisa.

 Book value > Nilai sisa


 Book Value = Nilai sisa
 Book Value < Nilai sisa

12 IEG2H2-W11
Solusi:
Pada saat Book Value > Nilai sisa
 cara-1:
• melanjutkan perhitungan depresiasi
sampai ditemukan nilai sisa.
• Kelemahannya cara ini tidak selalu dapat
dilakukan, terutama jika umur aset tidak
mungkin lagi ditambah atau aset betul-
betul tidak produktif lagi.

13 IEG2H2-W11
Pada saat Book Value > Nilai sisa
 cara-2:
• menggabungkan metode DBD dengan
SLD.
• kapan DBD dikonversikan dengan
SLD. ada dua pendekatan:
a. metode pemakaian tabel
b. metode perhitungan langsung

14 IEG2H2-W11
a. Dalam metode pemakaian tabel ada kolom
“umur aset” dan kolom “Tahun awal
penggunaan SLD (n)”

 Caranya:
- hitung rasio S/I.
- cocokkan rasio S/I tsb di kolom S/I yg
tersedia.
- Konversi dilakukan pada nilai “tahun awal
penggunaan SLD” di kolom tsb yang
tergantung pada umur aset.
15 IEG2H2-W11
Tahun awal penggunaan SLD (n)
N
S/I S/I S/I S/I
(umur aset)
0 - <0.05 0.05 - <0.10 0.10 - <0.12 >=0.12
3 3
4 4 4
5 4 5
6 5 5
7 5 6
8 6 6 8
9 6 7 9
10 7 7 9
11 7 8 10
12 8 8 11
13 8 9 11
14 9 9 12
15 9 10 13
16 10 10 13
17 10 11 14
18 11 11 15 18
19 11 12 16 19
IEG2H2-W11
16
20 12 13 16 19
contoh
 Suatu aset senilai 900 juta rupiah
mempunyai umur depresiasi 5 tahun
dengan nilai sisa diestimaikan 30 juta
rupiah. Hitung dan tentukan besarnya
depresiasi dengan menggunakan metode
DDBD to convertion SLD.

17 IEG2H2-W11
b. Dalam metode perhitungan langsung.
- Hitung depresiasi dengan metode SLD dan
DDBD secara bersamaan.
- Bandingkan nilai SLD dan DDBD untuk
masing-masing tahun yang sama.
- Saat nilai SLD > DDBD, maka konversi
dilakukan.

Catatan:
Nilai SLD masing-masing tahun dihitung sbb:

SLDt = (Book value diawal tahunt – Nilai sisa) /


umur pakai yang tersisa diawal tahunt
18 IEG2H2-W11
5. Unit of Production Depreciation (UPD).
 UPD: metode Penyusutan yang didasarkan pada
kemampuan produktivitas kerjanya (aktivitas
produksinya). Variabel waktu tidak begitu
berpengaruh kepada jenis aset tersebut.
 Contoh:
 Pesawat terbang,
 deposit yang terkandung dalam perut bumi.

 UPD pada setiap tahun =


(Jumlah produksi pada tahun tersebut / Total
produksi dari aset ydm.) x (I-S)
19 IEG2H2-W11
contoh
 Suatu mesin ekskavator yang dibeli
dengan harga 700 juta rupiah digunakan
untuk menambang pasir/kerikil.
Berdasarkan spesifikasinya eksavator
tersebut mampu menambang pasir
sebanyak 50.000 m3 dan setelah itu
masih mempuyai nilai sisa 150 juta
rupiah.
Jika jadwal kerja penambangan seperti
tabel berikut, hitunglah depresiasi
tahunan ekskavator itu.
20 IEG2H2-W11
6. Accelerated Cost Recovery System Depreciation
(ACRS)

 Penghitungan depresiasi berdasarkan “property


class lives” yang lebih pendek waktunya
dibandingkan “actual useful lives”.
 Salvage value diasumsikan sama dengan nol.

 Prinsip dasar perhitungan memakai metode

DDBD with conversion to SLD, dan 150%DBD


with conversion to SLD.

21 IEG2H2-W11
Langkah penghitungan ACRS:
- Tentukan “property class” dari aset yg akan
didepresiasi.
catatan: untuk semua jenis property kecuali real
estate masuk dalam salah satu dari enam kelas (tabel
10-3), sedangkan semua real estate masuk dalam
salahsatu dari dua kelas (tabel 10-3).
- Setelah kelas ditentukan, step berikutnya cari
skedule depresiasi dari tabel 10-4 atau tabel 10-5
Reference: “ Newnan, Donald G.” p.281

22 IEG2H2-W11
TAX

Jenis pajak diantaranya:


1. Pajak pendapatan  pajak yang dipungut
sebagai fungsi dari pendapatan usaha ataupun
perorangan, yang besarnya sebagai persentase dari
pendapatan bersih perusahaan atau perorangan.
2. Pajak kekayaan  dibebankan pemerintah pada
pemilik tanah, bangunan, mesin/peralatan, barang
inventaris, dllnya.
3. Pajak penjualan ditentukan sebagai fungsi dari
pembeliaan barang atau pelayanan dan tidak ada
kaitannya dengan pendapatan bersih atau
keuntungan perusahaan.
23 IEG2H2-W11

Anda mungkin juga menyukai