Anda di halaman 1dari 10

HUKUM, HAK ASASI MANUSIA (HAM) DAN DEMOKRASI

DALAM ISLAM

I. Pendahuluan

Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui


wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun
dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Tujuan hukum islam secara umum
adalah dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan
dan mendatangkan kemaslahatan).

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada manuasia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara.
Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya
tanpa alasan yang sepadan. Terdapat banyak hak yang dimiliki oleh manusia,
salah satunya adalah hak kebebasan atau demokrasi. HAM dan demokrasi juga
dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan dan
mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi HAM
dan demokrasilah yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat
kemanusiaan.

II. Isi
A. Hukum dalam Islam

Hukum yang berlaku di dalam agama islam bersumber dari Al-


Qur’an dan As-Sunnah yang terhimpun dalam hadist-hadist. Terdapat
perbedaan pendapat antara ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam
memberikan pengertian hukum karena berbedanya sisi pandang mereka.
Ulama fiqh berpendapat bahwa hukum adalah akibat yang ditimbulkan
oleh tuntutan yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan
ulama ushul fiqh mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu
sendiri. Mereka membagi hukum tersebut kepada dua bagian besar yaitu
hukum taklifi dan hukum wadh’i. Hukum taklifi berbentuk tuntutan dan
pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram, makruh dan mubah.
Sedangkan hukum wadh’i terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat,
mani’, shah dan bathal.

Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam


juga menggunakan istilah lain seperti syari’at Islam, atau fiqh Islam.
Istilah-istilah tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan. Syari’at
Islam sering dipergunakan untuk ilmu syari’at dan fiqh Islam
dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang
jelas antara yang satu dengan yang lain saling terkait. Sumber hukum
islam ada 3 yaitu :

1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada
Muhammad dalam bahasa Arab yang berisi firman Allah dan
berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam.
2. Hadist Rasul

Hadist adalah penuturan sahabat tentang Rasulullah baik


mengenai perkataan, perbuatan, dan taqrirnya. Hadis yang dapat
digunakan sebagai sumber adalah hadis yang sahih dan hasan. Hadis
dha’if tidak dapat dipakai sebagai sumber hukum. Sebagian ulama
membolehkan menggunakan hadis dha’if sebagai dalil dengan syarat:

a. Kedha’ifanya tidak terlalu lemah


b. Memiliki beberapa jalur sanad
c. Tidak mengatur masalah yang pokok, hanya sampai hukum sunnah
atau makruh.
3. Pendapat Ulama
Suatu pengambilan hukum dari masalah yang belum ada
ketetapannya dengan mengambil sumber dari Al-Qur’an dan hadist
oleh ulama yang berkompeten.

Penentuan kesahihan hadis dibuat oleh ulama sehingga terjadi


perbedaan pendapat.

Tujuan hukum islam secara umum adalah dar-ul mafaasidiwajalbul


mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan
kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum
islam:

1. Memelihara agama

Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia


oleh martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk
lain danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan
kepada pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan
keyakinannya.

2. Memelihara jiwa

Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam


wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya. Islam melarang pembunuhan sebagai penghilangan
jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh
manusia untuk mempertahankan kemaslahatannya hidupnya
(Qs.6:51,17:33)

3. Memelihara akal

Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena


akal mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan
manusia. Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam
dengan baik dan benar tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
4. Memelihara keturunan

Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang


sangat penting. Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui
perkawinan yang sah menurut ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah dan dilarang melakukan perzinahaan.(QS.4:23)

5. Memlihara harta

Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada


manusia untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia
sebagai khalifah di bumi dilindungi haknya untuk memperoleh harta
dengan cara-cara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut
aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer,
sekunder, maupun tersier.

B. Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi dalam Islam

Dalam konteks syari’at dan fikih terdapat ajaran tentang hak asasi
manusia (HAM). Adanya ajaran tentang HAM dalam Islam menunjukkan
bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan manusia sebagai mahluk
terhormat dan mulia. Karena itu perlindungan dan penghormatan terhadap
manusia merupakan tuntutan dan ajaran Islam itu sendiri yang wajib
dilaksanakan oleh ummatnya terhadap sesama manusia tanpa kecuali.

Islam membagi dua konsep tentang hak, yakni hak manusia (haq
al-insan) dan hak Allah (haqullah). Setiap hak itu saling melandasi satu
sama lain. Hak Allah melandasi hak manusia dan juga sebaliknya. Dalam
aplikasinya, tidak ada satupun hak yang terlepas dari kedua hak tersebut,
misalnya, shalat, manusia tidak perlu campur tangan untuk memaksakan
seseorang mau shalat atau tidak, karena shalat merupakan hak Allah, maka
tidak ada kekuatan duniawi apakah itu negara, organisasi ataupun teman
yang berhak mendesak seseorang untuk melakukan shalat. Shalat
merupakan urusan pribadi yang bersangkutan dengan Allah, meskipun
demikian dalam shalat itu ada hak individu manusia yaitu berbuat
kedamaian antar sesamanya.

Sementara itu dalam hak al-insan seperti hak kepemilikan, setiap


manusia berhak untuk mmengelola harta yang dimikinya, namun demikian
pada hak manusia itu tetap ada hak Allah yang mendasarinya.
Konsekuensinya adalah bahwa meskipun seseorang berhak memanfaatkan
benda miliknya, tetapi tidak boleh menggunakan harta miliknya itu untuk
tujuan yang bertentangan dengan ajaran Allah. Jadi sebagai pemilik hak,
diakui dan dilindungi dalam penggunaan haknya, namun tidak boleh
melanggar hak mutlak (hak Allah).

Ajaran Islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama


ajaran Islam yaitu Al-Qur-an dan Al-Hadits, yang merupakan sumber
ajaran normative, juga terdapat dalam praktek kehidupan umat Islam.
Tonggak sejarah keberpihakan Islam terhadap HAM, yaitu pada
pendeklarasian “Piagam Madinah” yang dilanjutkan dengan deklarasi
Kairo (Cairo Declaration). Dalam Piagam Madinah, paling tidak ada dua
ajaran pokok yaitu :

1. Semua pemeluk Islam adalah satu ummat walupun mereka berbeda


suku bangsa, dan
2. Hubungan antara komunitas muslim dengan non muslim didasarkan
pada prinsip:
a. Berinteraksi dengan baik dengan sesama tetangga;
b. Saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;
c. Membela mereka yang teraniaya;
d. Saling menasehati;
e. Menghormati kebebasan beragama.

Ketentuan HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo semuanya


merujuk pada ayat-ayat Al-Quran sigkat sebagai berikut :
1. Hak persamaan dan kebebasan demokrasi (Al-Isra’ : 70; An-Nisa’ : 58,
105, 107, 135; Al-Mumtahanah : 8; Ali Imraan : 159; Asy-Syuura :
38);
2. Hak hidup (Al-Maidah : 45; Al-Isra’: 33);
3. Hak perlindungan diri (Al-Balad : 12-17; At-Taubah : 6);
4. Hak kehormatan pribadi (At-Taubah : 6);
5. Hak berkeluarga (Al-Baqoroh : 221; Ar-Rum : 21; An-Nisa’ : 1; At-
Tahrim : 6);
6. Hak kesetaraan wanita dengan pria (Al-Baqoroh : 228; Al-Hujurat :
13);
7. Hak anak dari orang tua (Al-Baqarah : 233; Al-Isra’ : 23-24);
8. Hak mendapatkan pendidikan (At-Taubah :122; Al’Alaq : 1-5)
9. Hak kebebasan beragama (Al-Kafirun:1-6; Al-Baqoroh : 156;Al-
Kahfi :29)
10. Hak kebebasan mencari suaka (An-Nisa’:97; Al-Mumtahanah : 90);
11. Hak memperoleh pekerjaan (At-Taubah : 105; Al-Baqoroh : 286, Al-
Mulk : 15);
12. Hak memperoleh perlakuan sama (Al-Baqoroh : 275-278; An-Nisa’:
161; Ali Imran : 130);
13. Hak kepemilikan (Al-Baqoroh : 29; An-Nisa’: 29); dan
14. Hak tahanan (Al-Mumanah : 8).

Dilihat dari tingkatannya, ada 3 (tiga) bentuk hak asasi manusia dalam
Islam, yaitu :

1. Hak primer/dasar (dharuryah); Sesuatu dianggap hak dasar apabila


hak tersebut dilanggar, bukan hanya membuat manusa sengsara
tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat
kemanusiannya. Sebagai missal, bila hak hidup seseorang
dilanggar, maka berarti orang itu mati.
2. Hak sekunder (hajjiyah), yakni hak hak yang bila tidak dipenuhi
akan berakibat pada hilangnya hak-hak elementer, misalnya, hak
seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka
akan mengakibatkan hilangnya hak hidup.
3. Hak tersier (tahsiniyah), yakni hak yang tingkatannya lebih rendah
dari hak primer dan sekunder (Mashdar F. Masudi).

C. Demokrasi dalam Islam


Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual
islam, banyak perhatian diberikan pada beberapa aspek khusus dari ranah
sosial dan politik. Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang
mengukuhkan konsep-konsep islami yang sudah lama berakar, yaitu
musyawarah (syura’) dan konsensus (ijma’).
1. Musyawarah (syura’)
Salah satu dari hak yang dianugerahkan kepada manusia adalah
hak kebebasan berpendapat dan demokrasi melalui musyawarah yang
terdapat pada Al Quran surah Ali Imraan : 159 dan Asy-Syuura : 38.
a. QS Ali Imraan: 159

ِ ‫ت فَظًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬


ُّ َ‫ب ال ْنف‬
‫وا‬F‫ض‬ َ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِم َن هَّللا ِ لِ ْن‬
َ ‫ت لَهُ ْم َولَ ْو ُك ْن‬
‫إِ َذا‬F َ‫ر ف‬F
ِ F‫اورْ هُ ْم فِي األ ْم‬ ِ F ‫ف َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬ ُ ‫ك فَا ْع‬ َ ِ‫ِم ْن َح ْول‬
)١٥٩( ‫ين‬ َ ِ‫ت فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكل‬َ ‫َع َز ْم‬
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)
b. QS Asy-Syuura: 38

‫و َرى‬F‫ ُرهُ ْم ُش‬F‫الةَ َوأَ ْم‬F‫الص‬


َّ ‫ا ُموا‬Fَ‫ين ا ْستَ َجابُوا لِ َربِّ ِه ْم َوأَق‬
َ ‫َوالَّ ِذ‬
َ ُ‫بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما َر َز ْقنَاهُ ْم يُ ْنفِق‬
)٣٨( ‫ون‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)
seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS Asy Syura : 38)

2. Konsensus Atau Ijma’

Disamping musyawarah, ada hal lain yang sangat penting


dalam masalah demokrasi, yakni konsensus atau ijma’. Konsep
konsensus yaitu mengambil keputusan melalui pengakuan suara
mayoritas.

III. Kesimpulan

Hukum islam bersumber dari Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Pendapat


Ulama. Fungsi dari hukum islam adalah dar-ul mafaasidiwajalbul
mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan
kemaslahatan) yang dapat diuraikan menjadi lima yaitu memelihara
agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Hak Asasi Manusia bukanlah pemberian orang lain, melainkan
pemberian Allah swt secara langsung yang tidak dapat diganggu gugat dan
dicabut oleh pihak manapun. Ajaran islam tentang HAM terdapat pada Al-
Qur’an, Al-Hadist, dan praktek kehidupan umat islam. Menurut islam
HAM dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan yaitu hak primer/dasar
(dharuryah), hak sekunder (hajjiyah), dan hak tersier (tahsiniyah).
Salah satu dari hak manusia adalah hak kebebasan dan demokrasi.
Pelaksanaan demokrasi dalam mendapatkan satu suara menurut islam
dilakukan melalui musyawarah (syura’) dan konsensus (ijma’).

HUKUM, HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI


DALAM ISLAM

MAKALAH PRESENTASI

OLEH KELOMPOK 2
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS B 2016

1. Maulana Cahya W. (21050115130152)


2. Kemal Ahmad (21050115130153)
3. Bimo Prasetyo (21050115130154)
4. Rilo Berdin Taqriban (21050115140155)
5. Fadhil Muhammad Fauzan (21050115140156)
6. Muhammad Hafidz Nourie (21050115140158)
7. Mochammad Edra Prima Irfandi (21050115140159)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2016

Anda mungkin juga menyukai