Anda di halaman 1dari 5

Nama : Akmaluddin

Nim : 1930403043

Kelas : 19 IP B

Mata kuliah : TEKNOLOGI MULTIMEDIA

RESUME PERTEMUAN KE-6

 PENGERTIAN AUGMENTED REALITY


Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua
dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu
memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.

 SEJARAH AUGMENTED REALITY


- Konsep pertama augmented reality dikenalkan oleh Morton Heilig, seorang cinematographer
pada tahun 1950-an. Ketika itu Augmented Reality membutuhkan sebuah alat yang besar
sebagai alat output. Alat output dapat berupa yang dipasang ditubuh kita (dikenal dengan
nama HMD, Head Mounted Device), ada juga yang berupa monitor, seperti monitor TV,
LCD, monitor ponsel, dll.
- Alat HMD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 oleh Ivan Sutherland dari Harvard
University.
- Augmented reality dengan input berupa sensor GPS diperkenalkan pada tahun 2003 dari hasil
penelitian Loomis, dkk pada karya ilmiahnya Personal guidance system for the visually
impaired using GPS, GIS, and VR technologies, pada tahun 1994.
- Pada tahun 1996, Rekimoto dalam karya ilmiahnya Augmented Reality Using the 2D Matrix
Code. In Proceedings of the Workshop on Interactive Systems and Software memperkenalkan
marker 2D untuk pertama kalinya.

 Teknologi Augmented Reality dan Perkembangannya


- Menurut Rahmat (2011), Augmented reality (AR) bertujuan untuk mengambil dunia nyata
sebagai dasar dengan menggabungkan beberapa teknologi virtual dan menambahkan data
konstektual agar pemahaman manusia sebagai penggunanya menjadi semakin jelas. Data
konstektual ini dapat berupa komentar audio, data lokasi, konteks sejarah, atau dalam bentuk
lainnya.
- Fungsi dari Augmented reality adalah untuk meningkatkan pehaman terhadap lingkungan
disekitarnya dan sebagian menjadikan lingkungan virtual dan nyata sebagai antarmuka yang
baru dan menampilkan informasi yang relevan sehingga dapat membantu dalam bidang
pendidikan, pelatihan, perbaikan atau pemeliharaan, manufaktur, militer, permainan dan
segala macam hiburan.
- Perkembangan AR dimasa depan sangatlah vital bila dijabarkan secara substansial, pada
beberapa hal perkembangan AR bisa dikategorikan dalam beberapa bidang pokok yang
mengkhususkan pada aspekmkehidupan tertentu seperti sebut saja bidang pendidikan, medis,
pemerintahan, ekonomi, sosial politik hingga ke dunia militer. Walau masih dalam tahap
research and development.
- Perkembangan secara paling nyata kini telah ada di ranah militer dimana teknologi 3 dimensi
AR digunakan sebagai penggambaran peta struktural suatu wilayah secara 3 dimensi dan
memberikan sautu proyeksi obyek/wilayah secara lebih gamblang dan real kepada para
petugas perwira lapangan, perkembangan lanjutan lainnya khususnya pada bidang
pendidikan.
- Perkembangan dimasa depan memungkinkan manusia bisa saja membuat komunikasi yang
lebih praktis dan real dibading dengan komunikasi digital konvensional saat ini dalam 2 arah,
yang mana kini masih berupa suara (2G) dan gambar/video (3G) semata mungkin saja
perkembangannya menyentuh teknologi digital kuantum.
- Era digital kuantum dimana bisa mengirimkan gambaran tubuh secara utuh dalam citra
proyeksi digital 3D dan atau asisten digital terproyeksi augmented dalam sebuah realitas
maya seperti pada film-fim science fictions semoga saja hal tersebut dapat terwujudkan
dimasa depan kelak.

 KOMPONEN AR
Pembuatan sistem Augmented Reality membutuhkan:
- Model 3D dari objek untuk digabungkan dengan dunia nyata.
- Korespondensi antara dunia nyata dengan model 3D melalui kalibrasi.
- Tracking digunakan menentukan sudut pandangan pengguna terhadap dunia nyata. 
- Real-Time Display yang digabungkan dengan citra asli dan juga grafik komputer yang
dibuat berdasarkan model. 
- Waktu respon terhadap gerakan dan akurasi antara gambar dan grafik sangat
mempengaruhi keefektifan sistem.

Augmented reality memiliki beberapa komponen yang mendukung dalam proses


pengolahan citra digital, diantaranya adalah:

- Scene Generator: Scene generator adalah komponen yang bertugas untuk melakukan
rendering citra yang ditangkap oleh kamera. Objek virtual akan ditangkap kemudian diolah
sehingga dapat ditampilkan.
- Tracking System: Proses tracking dilakukan untuk mendeteksi pola objek virtual dan objek
nyata sehingga terjadi sinkronisasi diantara keduanya dalam hal ini proyeksi virtual dengan
proyeksi nyata harus sama atau mendekati sama sehingga mempengaruhi validitas hasil yang
akan didapatkan.
- Display: Pembangunan sebuah sistem yang berbasis AR dimana sistem tersebut
menggabungkan antara dunia virtual dan dunia nyata ada beberapa parameter mendasar yang
perlu diperhatikan yaitu optik dan teknologi video. Keduanya mempunyai keterkaitan yang
tergantung pada faktor resolusi, fleksibiltas, titik pandang, tracking area. Terdapat batasan-
batasan dalam pengembangan teknologi augmented reality dalam hal proses menampilkan
objek. Diantaranya adalah harus ada batasan pencahayaan, resolusi layar, dan perbedaan
pencahayaan citra antara citra virtual dan nyata.

Beberapa komponen yang diperlukan dalam pembuatan dan pengembangan aplikasi AR adalah
sebagai berikut :

- Komputer: Komputer berfungsi sebagai perangkat yang digunakan untuk mengendalikan


semua proses yang akan terjadi dalam sebuah aplikasi. Penggunaan komputer ini disesuaikan
dengan kondisi dari aplikasi yang akan digunakan. Kemudian untuk output aplikasi akan
ditampilkan melalui monitor.
- Marker: Marker berfungsi sebagai gambar (image) dengan warna hitam dan putih dengan
bentuk persegi. Dengan menggunakan marker ini maka proses tracking pada saat aplikasi
digunakan. Komputer akan mengenali posisi dan orientasi dari marker dan akan menciptakan
objek virtual yang berupa obyek 3D yaitu pada titik (0, 0, 0) dan 3 sumbu (X, Y, Z).
- Kamera: Kamera merupakan perangkat yang berfungsi sebagai recording sensor. Kamera
tersebut terhubung ke komputer yang akan memproses image yang ditangkap oleh kamera.
Apabila kamera menangkap image yang mengandung marker, maka aplikasi yang ada di
komputer tersebut mampu mengenali marker tersebut. Selanjutnya, komputer akan
mengkalkulasi posisi dan jarak marker tersebut. Lalu, komputer akan menampilkan objek 3D
di atas marker tersebut.
 Manfaat dari Augmented Reality
- HIBURAN

- Militer Training

- Engineering Design

- Manufaktur
- Kedokteran (Medical)

 Dampak negatif dari Augmented Reality


- Gangguan kesehatan mata
- Dunia medis
- Kecanduan dunia maya
- Gangguan pendengaran
 Jenis-jenis Augmented Reality
- Marker Based Tracking
Marker Based Tracking merupakan cara kerja augmented reality yang paling sederhana,
sehingga metode ini paling banyak digunakan oleh para developer yang berkarya di bidang
teknologi Augmented Reality. Kamera yang telah dikalibrasi akan mendeteksi marker yang
diberikan, setelah mengenali dan menandai pola marker, kamera akan melakukan perhitungan
apakah marker sesuai dengan database yang dimiliki. Jika tidak, maka informasi marker tidak
akan diolah, tetapi jika sesuai maka informasi marker akan digunakan untuk me-render dan
menampilkan objek 3D atau animasi yang telah dibuat sebelumnya. Seperti itulah pada
dasarnya sistem augmented reality bekerja.

- Markerless Based Tracking


Lain halnya dengan Marker Based Tracking, untuk Markerless Based Tracking lebih sulit
untuk diimplementasikan karena marker tidak disiapkan sebelumnya, sementara algoritma
yang berjalan di aplikasi AR harus rekognisi pola, warna dan fitur lainnya yang dapat
ditampilkan pada frame kamera. Sebagai contohnya jika algoritma dapat mengidentifikasi
wajah, maka harus dimasukan data gambar setiap jenis wajah ke dalam algoritma
pemrograman di aplikasi AR, jika tidak maka aplikasi tidak dapat berjalan dengan sempurna.

 Variasi Markerless Based Tracking dalam Augmented Reality


- Projection: Ini adalah salah satu jenis AR paling sederhana yang merupakan proyeksi cahaya
pada suatu permukaan. Proyeksi berbasis AR menarik dan interaktif di mana cahaya
ditiupkan ke permukaan dan interaksi dilakukan dengan menyentuh permukaan yang
diproyeksikan dengan tangan. Penggunaan luas teknik AR berbasis proyeksi dapat
digunakan untuk membuat penipuan tentang posisi, orientasi, dan kedalaman suatu
objek. Dalam kasus seperti ini, dapat memungkinkan pengguna untuk mempertimbangkan
objek yang berbeda dan strukturnya untuk mempelajari secara mendalam. 
- Location based-AR: AR berbasis proyeksi  tidak melibatkan teknologi yang dioperasikan
pengguna. Sebaliknya, ini memberikan pengalaman perasaan yang benar-benar
futuristik. Pengguna memandu melalui input manual mereka dan proyektor merespons
dengan mengubah lampu yang dipancarkan. AR berbasis proyektor berfungsi untuk tujuan
praktis dan menghibur. Meskipun menggunakan banyak sensor yang sama (GPS, kompas,
akselerometer) sebagai AR tanpa penanda, AR berbasis lokasi mengikat augmentasi ke
tempat tertentu. Objek dan informasi virtual dipetakan di lokasi titik tertentu dan kemudian
ditampilkan ketika data perangkat pengguna cocok dengan lokasi itu. 

 PRINSIP KERJA AR
Sistem Augmented Reality bekerja berdasarkan deteksi citra. Dan citra yang digunakan adalah
marker. Prinsip kerjanya sebenarnya cukup sederhana.
- Kamera menangkap data dari marker dalam dunia nyata dan mengirimkan informasinya ke
komputer.
- Software pada komputer akan melacak bentuk kotak dari marker dan mendeteksi berapa video
framenya. 
- Bila kotak telah ditemukan, maka software menggunakan perhitungan matematis untuk
menghitung posisi dari kamera relative terhadap kotak hitam pada marker. 
- Setelah dikalkulasi maka model grafis akan dimunculkan pada posisi yang sama dan berada di
dalam lingkup kotak hitam, lalu ditampilkan ke layar untuk melihat grafis dalam dunia nyata.

 Teknologi Augmented Reality pada Perpustakaan


- Sebagai navigasi untuk mengidentifikasikan lokasi atau gedung perpustakaan.
- Sebagai navigasi untuk menemukan lokasi koleksi atau informasi yang dibutuhkan.
- Sebagai media untuk belajar.

Anda mungkin juga menyukai