Disusun Oleh :
Nama : 1.
2.
Nim :
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................. .................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
2.1 Pelayanan Publik...................................................................................4
2.2 Bentuk-Bentuk Pelayanan Publik .....................................................4
2.3 Manajemen Pelayanan Publik...............................................................6
2.4 Kinerja Pelayanan Publik.......................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................9
3.2 Saran ...................................................................................................9
BAB I
LATAR BELAKANG
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah bentuk-bentuk pelayanan publik dalam kehidupan masyarakat?
2. Apakah indikator-indikator penilaian pelayanan publik dalam masyarakat?
3. Siapa saja manajemen pelayanan Publik dalam masyarakat?
4. Bagaimana kualitas pelayanan publik saat ini dalam kehidupan masyarakat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.
b. Mampu memberikan penjelasan apa-apa saja yang perlu dengan lancar,
singkat tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin
memperoleh kejelasan tentang sesuatu.
c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah. d. Meski adalam keadaan sepi
tidak berbincang dan bercanda dengan sesama pegawai, karena
menimbulkan kesan disiplin dan melalaikan tugas.
2. Pelayanan Tulisan.
Pelayanan dalam bentuk tulisan ini dapat diberikan berupa pemberian
penjelasan kepada masyarakat dengan penerangannya berupa tulisan suatu
informasi mengenai hal atau masalah yang sering terjadi. Pelayanan dalam
bentuk tulisan ini dapat dilakukan melalui macam cara yaitu:
a. Layanan yang berupa petunjuk, dimana informasi dan sejenis yang
ditujukan pada orang-orang yang berkepentingan, agar memudahkan
mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga.
b. Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,
pemberitahuan dan lain sebagainya.
3. Pelayanan Perbuatan.
Pelayanan dalam bentuk perbuatan adalah pelayanan yang diberikan dalam
bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan dan
penjelasan secara lisan.
4
3. Competence
yaitu meliputi meningkatkan profesionalisme karyawan dan meningkatkan
mutu administrasi.
4. Credibility
yaitu meliputi meningkatkan sikap mental karyawan untuk bekerja giat,
meningkatkan kejujuran karyawan dan menghilangkan kolusi.
5. Tangibles
yaitu meliputi perluasan kapasitas, penataan fasilitas, meningkatkan
infrastruktur, menambah peralatan, menambah/menyempurnakan fasilitas
komunikasi dan perbaikan sarana dan prasarana.
6. Understanding the customers
yaitu meliputi sistem dan prosedur pelayanan yang menghargai konsumen/
pelanggan serta meningkatkan keberpihakan pada konsumen/ pelanggan.
7. Communication
yaitu meliputi memperjelas pihak yang bertanggung jawab dalam setiap
kegiatan, meningkatkan efektifitas komunikasi dengan klien dan membuat
sistem informasi manajemen yang terintegrasi.
5
2.4 Manajemen Pelayanan Publik
Aktivitas manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajemen
yang mampu mengubah rencana menjadi kenyataan, apakah rencana itu berupa
rencana produksi atau rencana dalam bentuk sikap dan perbuatan (A.S. Moenir,
1995: 164). Aktivitas manajemen memang subyek, karena manajemen berhadapan
dengan unsur organisasi yang terdiri dari manusia, dana, peralatan, bahan, metode
dan pasar (bagi orang bisnis).
Manajemen pelayanan umum oleh A.S. Moenir (1995: 204) didefinisikan
sebagai “manajemen yang proses kegiatan diarahkan secara khusus pada
terselenggaranya pelayanan guna memenuhi kepentingan umum atau kepentingan
perseorangan, melalui cara- cara yang tepat dan memuaskan pihak yang dilayani.”
Selain dapat berjalan dengan baik, manajemen pelayanan umum/ publik harus
dapat mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah
manajemen pelayanan publik yang diterapakan dalam meningkatkan kinerja
pelaynan publik.
1. Layanan
Layanan merupakan suatu sikap tindakan formal yang diberikan suatu
instansi kepada seseorang. Layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok
orang yang dilayani jika petugas harus dapat memenuhi empat syarat pokok
yakni :
a. Tingkah laku yang sopan
b. Cara menyampaikan sesuatu
c. Berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang
bersangkutan,
d. Waktu penyampaian yang tepat dan
e. Keramah tamahan.
2. Produk
Produk dalam hubungan dengan sasaran kinerja pelayanan umum yaitu
kepuasan dapat berbentuk
a. Barang, yaitu sesuatu yang dapat diperoleh melalui layanan pihak lain
misalnya barang elektronik dan kendaraan.
b. Jasa yaitu produk jasa yang dimaksud adalah suatu hasil yang tidak harus
dalam bentuk fisik tetapi dapat dinikmati oleh panca indera dan atau
perasaan (gerak, suatu, keindahan, kenyamanan, rupa) disamping memang
ada yang bentuk fisiknya dituju.
c. Surat- surat berharga, menyangkut kepuasan berikut ini menyangkut
keabsahan atas surat- surat yang diterima oleh yang bersangkutan.
Keabsahan surat sangat ditentukan oleh proses pembuatannya berdasarkan
prosedur yang berlaku dalam tata laksana surat pada instansi yang
bersangkutan.
6
2.4 Kinerja Pelayanan Publik Di Indonesia
Layanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia masih
tertinggal sangat jauh kinerjanya dibanding layanan yang sama yang disediakan
oleh komunitas internasional dari negara-negara lain, baik sipil maupun
militernya. Hal ini terbukti dari lemahnya pengawasan terhadap produktifitas,
efektifitas dan efisiensi layanan publik di Indonesia patut mendapatkan perhatian.
Salah satu alasan paling penting bagi suatu sistem pengukuran kinerja
layanan publik adalah sumber motivasi bagi pelaksana/SDM layanan publik itu
sendiri. Para pelaksana tersebut, sebagaimana halnya karyawan sektor swasta,
juga membutuhkan pengakuan atas kinerja mereka. Bila tidak ada mekanisme
yang menunjukkan hasil kerja mereka selama ini, maka pelaksana tersebut tidak
memiliki dasar apapun untuk diapresiasi: malas-rajin sama saja.
Metode pengukuran kinerja (performance management) yang ada selama
ini sangat berorientasi bisnis sehingga kurang siap diimplementasikan dalam
sektor layanan publik yang berorientasi pada pelayanan, bukan profit. Juga adanya
paradigma bahwa pengukuran kinerja untuk pelayanan publik tidak banyak
gunanya, karena visi, tujuan organisasi dan program kerja sangat tergantung pada
situasi sosial dan politik. Bukankah situasi selalu berubah seiring dengan
perubahan pejabat-pejabat level atas pemerintahan. Akibatnya program dan
aktifitas yang dilakukan berorientasi jangka pendek, dan ini terlihat dari
mekanisme kerja yang lebih berorientasi memuaskan atasan ketimbang melayani
masyarakat.
Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan sebagai
pencapaian hasil atau the degree of accomplishment. Penilaian terhadap kinerja
dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu
tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan
kinerja organisasi selanjutnya. Dalam institusi pemerintah khususnya, penilaian
kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan,
memotivasi para birokrat pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran,
mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang
dilayani dan menuntun perbaikan dalam pelayanan publik.
Berbeda dengan organisasi privat, pengukuran kinerja organisasi publik
sulit dilakukan karena belum menemukan alat ukur kinerja yang sesuai. Kesulitan
dalam Pengukuran kinerja organisasi publik sebagian muncul karena tujuan dan
misi organisasi publik seringkali bukan hanya sangat kabur, tetapi juga bersifat
multidimensional.
Evaluasi kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi
dalam menghasilkan pelayanan publik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan
menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah
uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Adapun maksud
dari pengukuran kinerja adalah untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah,
membantu pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan serta untuk
7
mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunitas
kelembagaan.
Pada sektor publik, keberhasilan organsasi tidak dilihat dari perolehan
laba seperti pada perusahaan swasta tetapi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Output sektor publik yang umumnya bersifat intangible dan indirect
menjadi kendala tersediri dalam melakukan pengukuran kinerja. Namun
demikian, kinerja sektor publik tetap dapat diukur, melalui penentuan aspek-aspek
kunci yang sifatnya komprehensif baik dapat berupa financial maupun non
financial.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai
segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa
publik yangpada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Maka dari itu diperlukan Kinerja yang baik dari pihak-
pihak pelayanan publik terhadap masyarakat.
3.2 Saran
1. Mengingat pelayanan publik di Indonesia masih sangat jauh dari pada
yang diharapkan hendaknya perlu diadakan evauluasi terhadap kinerja
aparatur birokrasi serta infratruktur dalam pemenuhan kebutuhan
masyrkatat di tingkatkan.
2. Diharapakan kepada pemimpin untuk melakukan pengrekrutan peagawai
birokrasi untuk lebih professional karena, pegawai birokrasilah penyebab
kurang berkualitasnya pelayanan yang diberikan.
3. Untuk Meningkatkan pelayanan publik di Indonesia tidak hanya
diharapkan peran internal dari aparatur pemerintah tetapi harus adanya
peran masyarakat. Di harapakan masyarakat lebih bekerja sama untuk
mengawasi kinerja pegawai birokrasi serta melaporkan setiap adanya
kejanggalan yang terjadi.
9
DAFTAR PUSTKA
10