DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Andika Prasetyo
1836021031
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat TUHAN Yang Maha Esa atas petunjuk, rahmat, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul PPh Pasal 23, tanpa ada halangan
apapun sesuai dengan waktu yang talah ditentukan.
Pada makalah penulis yang ada beberapa masalah yang penulis bahas
diantaranya,Pengertian PPh pasal 23, Pemotong PPh pasal 23, Tarif dan Pneghasilan yang
diekanakan PPh Pasal 23, Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 23, Saat terutang, penyetoran, dan
pelaporan PPh Pasal 23, cara perhitungan PPh PAsal 23
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan daari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa juga penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyusun
laporan ini, Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Dosen mata kuliah Ibu Anisa Pramitasari S.Sos.M.Si selaku dosen mata kuliah
Adminastrasi Perpajakan.
2. Teman-teman yang setia membantu dalam penyusunan makalah ini
3. Dan semua pihak yang telah ikut serta memberikan bantuan dan dorongan dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca baik secara langsung maupun
tidak langsung.
1. Pendahuluan ............................................................................................ 3
2. Pembahasan ............................................................................................ 5
3. Penutup ................................................................................................... 12
Daftar Pustaka
Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak
Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak
dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar
negeri lainnya.
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak badan dalam negreri
3. Penyelenggara dalam negeri
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan di luar negeri lainnya
6. Orang Pribadi sebagai wajib pajak dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh kepala
kantor pelayanan pajak sebagai pemotong PPh Pasal 23, yaitu:
a. Akuntan, arsitek, dokter, notaries, pejabat pembuat akta tanah (PPAT), kecuali camat,
pengacara, dan konsultan, yang melakukan pekerjaan bebas
b. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas
pembayaran berupa sewa.
Beberapa jenis penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sesuai dengan pasal
23 Aayat (4) uu No 17 tahun 2000, yaitu:
1. PPh Pasal 23 terutang pasa akhir bulan dilakukan pembayaran atau pada akhir bulan
terutangnya pengasilan yang bersangkutan.
2. PPh Pasal 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak selambat-lambatnya tanggal 10 bulan
takwim berikutnya setelah bulan saar terutangnya pajak ke bank presepsi atau kantor pos
Indonesia
3. Pemotong PPh Pasal 23 diwajibkan menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya 20
hari setelah masa pajak berakhir
4. Pemotong PPh Pasal 23 harus memberikan tanda bukti pemotongan kepada orang pribadi
atau badan yang dibebani PPh yang dipotong
5. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 23 dilakukan secara
desentralisasi artinya dilakukan di tempat terjadinya pembayaran atau terutangnya
penghasilan yang merupakan Objek PPh Pasal 23, hal ini dimaksutkan untuk
mempermudah pengawasan terhadap pelaksanaan pemotongan PPh PAsal 23 tersebut.
Transaksi-transaksi yang merupakan objek pemotongan PPh pasal 23 yang
pembayarannya dilakukan oleh kantor pusat, PPh Pasal 23 dipotong, disetor dan
dilaporkan oleh kantor pusat, sedangkan objek PPh Pasal 23 yang pembayarannya
1. Contoh Kasus-1:
Pada tanggal 10 May 2010, PT. Sukses Gagalnya, membagikan dividen masing-masing
Rp 10,000,000 kepada 20 pemegang sahamnya. Atas dividen yang dibagikan, PT. Sukses
Gagalnya wajib memungut PPh Pasal 23.
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 Juni 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Juni 2010
2. Contoh Kasus-2:
Pada tanggal 20 agustus 2010, PT. Tukang Utang membayar bunga atas pinjaman
membayarkan bunga kepada PT. Lintah Darat sebesar Rp 90.000.000,-
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 September 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 September 2010
3. Contoh Kasus-3:
CV. Ayam Goreng Krenyes-Krenyes buat Lemes membayar Royalti kepada Tuan. Doan
Wiro Pasaribu atas pemakaian merek Ayam Goreng “Pak Doan” sebesar Rp
1.000.000.000,- pada tanggal 2 Maret 2010
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 April 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 April 2010
4. Contoh Kasus-4 :
Doan Pasaribu mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp 200.000.000,- atas undian
tabungan yang diselenggarakan Bank Kecap ABC pada tanggal 20 Januari 2010
PPh pasal 23 yang harus dipotong Bank Kecap ABC adalah :
=> 15% x Rp 200.000.000,- = Rp 30.000.000,-
Saat terutang : akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Januari2010
Saat Penyetoran : paling lambat 10 Februari 2010
Saat Pelaporan : paling lambat 20 Februari 2010
5. Contoh Kasus-5 :
PT. Selalu Susah menyewa sebuah bus pariwisata dengan nilai sewa Rp 20.000.000,-
milik Budi
Apabila Budi tidak mempunyai NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT. Selalu
susah adalah Rp 800.000,-
6. Contoh Kasus-6 :
PT Kalkulus meminta jasa dari Pak Dodi untuk membuat sistem akuntansi Perusahaan
dengan imbalan sebesar Rp. 22.000.000,- (sudah termasuk PPN)
PPh pasal 23 yang dipotong PT kalkulus adalah
2% x Rp 20.000.0000,- = Rp 400.000,-
PT. Celalu cayang dy membayarkan jasa konsultan PT Jaya sebesar Rp 2.200.000 (
termasuk PPN). PT jaya tidak mempunyai NPWP
3.1 Kesimpulan
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang
berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong
PPh Pasal 21. Dalam melakukan pemotongan PPh Pasal 23 terdapat pemotong pajak yang telah
ditentukan oleh peraturan uu PPh pasal 23 begitu pula dengan tarif dan penghasilan apasaja yang
tergolong dapat dipotong PPh Pasal 23 ataupun yang dikecualikan. Makalah diatas juga
menunjukan kapan saat terutang, pelaporan dan penyetoran PPh pasal 23 yang telah ditentukan
oleh UU.