Anda di halaman 1dari 14

PARADIGMA PEMBELAJARAN ABAD 21

“Pengertian dan jenis-jenis keberagaman social budaya, konflik yang pernah terjadi di masyarakat, tipe-
tipe social budaya, aspek menganalisis hubungan suku bangsa dan sumber-sumber konflik”

OLEH KOMPOK 1

NAMA :

1. Fuji Delima (20129142)


2. Mutia Nurul Nissa (20129171)
3. M. Farrel Asyrofie (20129305)
4. Nurhamera Fitri (20129053)
5. Raysah Qurrata Aini (20129064)

SEKSI : 20 BB 03

DOSEN : Dr. Reinita, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
PENAMBAHAN MATERI

1. Welides Maryani (20129221) kelompok 4

Penambahan materi terkait akibat konflik dan cara penyelesaian konflik .


1) Akibat Terjadinya Konflik
Ada beberapa akibat yang dapat ditimbulkan oleh adanya pertentangan atau konflik
(Soerjono Soekanto, 2006: 95-96), yakni:
1) Bertambahnya solidaritas in-group.
Apabila suatu kelompok bertentangan dengan kelompok lain, maka solidaritas dalam
kelompok tersebut akan bertambah erat.
2) Hancurnya atau retaknya kesatuan kelompok.
Pecahnya persatuan dalam kelompok apabila pertentangan dalam satu kelompok itu
terjadi.
3) Perubahan kepribadian para individu.
4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
5) Akomodasi, dominasi dan takluknya salah satu pihak.

2) Cara Penyelesaian Konflik Sosial


Terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan konflik (Soerjono Soekanto, 1990: 77-78),
yaitu:
1) Coercion (Paksaan)
Penyelesaiannya dengan cara memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah.
Coercion merupakan suatu cara dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang
lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. Cara ini sering kurang efektif karena
salah satu pihak harus mengalah dan menyerah secara terpaksa.
2) Compromise (Kompromi)
Suatu cara dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar
tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3) Arbitration (Arbitrasi)
Merupakan suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan diantara kedua belah pihak.
Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang
mencari pemecahan mengikat.
4) Mediation (Penengahan)
Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat
membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan
dan memperjelas masalah serta melapangkan jalan untuk pemecahan masalah secara
terpadu.
5) Conciliation (Konsiliasi)
Merupakan suatu usaha untuk mempertemukan keinginan- keinginan dari pihak-pihak
yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
PERTANYAAN

1. Tri Windi Aprilia (20129084 ) kelompok 5 : Jelaskan menurut kelompok penyaji upaya
dalam mengatasi konflik dari keberagaman sosial budaya masyarakat!

Jawaban : Sebagai sebuah negara yang besar, Indonesia sendiri pada dasarnya mempunya tiga
kekuatan yang ampuh dalam menepis perbedaan dan mempersatukan bangsa. Adapun ketiga
kekuatan itu meliputi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika
sebagai semboyan bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa.
Adapun upaya dalam mengatasi konflik dari keberagaman sosial budaya masyarakat yaitu
dengan cara:
1) Preventif
Cara preventif merupakan upaya pencegahan masalah saat berlangsungnya atau sebelum
terjadinya masalah. Hal ini dapat dikembangkan melalui rasa toleransi, tepo seliro
(tenggang rasa), saling bantu dan berbagai macam hal positif lain yang membangun rasa
kepercayaan dan kesatuan. Adapun tujuan dari penyelesaian masalah preventif adalah
untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan bertindak
sesuai dengan ketentuan yang ada.
2) Represif
Cara yang kedua adalah represif. Ini merupakan penyelesaian masalah yang dilakukan
setelah masalah terjadi. Tujuan dari penyelesaian masalah ini adalah untuk memulihkan
keadaan seperti sebelum terjadinya masalah. Hal yang dilakukan seperti pembubaran paksa
dan penangkapan.
3) Kuratif
Cara ketiga ini merupakan tindak lanjut dalam masalah yang sedang berlangsung. Hal ini
bertujuan untuk menanggulangi dan mengatasi dampak yang disebabkan oleh masalah
tersebut. Contoh, mentoring korban kerusuhan, perdamaian dengan akta integritas, arbitrasi
dan lain-lain. Selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, masyarakat juga perlu
mengembangkan sikap tepo seliro (tenggang rasa), saling menghormati, serta saling
menghargai antar masyarakat beda budaya. Ingat, rasa bangga terhadap kelompok itu
adalah hal yang wajar, selama tidak menimbulkan fanatisme yang berlebihan dan akhirnya
memandang rendah kelompok lainnya.

Dijawab oleh : Nurhamera Fitri (20129053)

Tambahan jawaban : Dalam mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu
yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan
keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya
bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga
yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul. Musyawarah untuk mupakat, yang
ditempuh dan dicapai lewat negosiasi atau mediasi, atau lewat proses yudisial dengan merujuk
ke kaidah perundang-undangan yang telah disepakati pada tingkat nasional, adalah cara yang
baik untuk mentoleransi terjadinya konflik.
Ada beberapa cara/upaya yang dapat dilakukan untuk penyelesaian dan mengatasi konflik
keberagaman sosial budaya antara lain :
1) Memberikan Toleransi yang tinggi terhadap kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan kita
2) Menghargai suku, agama, dan ras yang berbeda
3) Jika permasalahnnya karena miss communication bisa dengan mengadakan mediasi antar
kepala suku atau kepala daerah.
4) Pemerintah harus lebih telaten dalam mengurusi masalah-masalah yang ada di sudut-sudut
Negara, jangan hanya terpaku pada ibu kota saja
5) Pemerintah harus lebih peka dan adil dalam pembuatan peraturan-peraturan agar tidak ada
yang merasa di anak tirikan dan merasa tidak di perdulikan oleh pemerintah.
6) Perbaikan pada manajemen konflik agar mampu mengurangi konflik yang terjadi antara
kelompok minoritas dengan minoritas maupun antara kelompok minoritas dengan
mayoritas.
7) Mengadakan pendidikan multikultural sebagai pengembangan pola positif masyarakat.
8) Mengenali dan mencintai budaya lain dengan pengenalan budaya agar dapat menimbulkan
simpati satu sama lain.
Ditambahkan oleh : Nur Azlin (20129052) kelompok 6

2. Alda Hafisah Putri ( 20129004 ) kelompok 5 :Jelaskan bagaimana perilaku masyarakat


dalam menyikapi perubahan dan keberagaman sosial budaya di indonesia, jika
dikaitkan dengan konflik yang terjadi !

Jawaban : Menyikapi perubahan dan keberagaman sosial budaya di Indonesi bukanlah hal
yang mudah dan bukan pula hal yang susah bila kita mau berusaha. Perbedaan budaya adalah
bukan pemicu pertengkaran dan perpisahan atau perselisihan tapi perubahan sosial budaya
sesungguhnya kekayaan bila kita mau berfikir positif. Kesadaran budaya sangatlah di butuhkan
dalam mengelola perbedaan-perbedaan budaya yang ada. Hal ini di karenakan oleh seringnya
perbedaan budaya yang menimbulkan konflik-konflik yang ada didalam
masyarakat.masyarakat terkadang lupa pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pola dan
corak kebudayaan yang berbeda satu sama lain. Sehingga mereka cenderung memperlakukan
sama pada setiap bebtuk kebudayaan. Padahal budaya itu sendiri berbebtuk sesuai dengan
corak masyarakat yang bersangkutan.sikap seperti inilah sering kali memicu kesalahpahaman
yang berujung konflik etnis. Dengan kesadaran yang di terpkan anggota masyarakt hendaknya
integrasi sosial akan tetap terjaga. Budaya yang berkembang di masyarakat sejak dahulu
membuat masyarakat di indonesiapada saat ini harus sadar bahwa mereka mempunyai budaya
yang berbeda-beda dan kaya. Dan masyarakat juga harus menyadari bahwa tidak selamanya
budaya yang mereka miliki itu baik, seperti budaya korupsi dan sebagainya.
Beberapa cara agar kita bisa menerima perbedaan budaya:
a. Sadar bahwa setiap manusia di ciptakan berbeda .
b. Sadar bahwa semua manusia tidak bisa menentukan akan terlahir sebagai suku apa dan
bangsa apa.
c. Menjadikan perbedaan sebagai kekayaan bukan kekurangan .
d. Membicarakan baik-baik jika ada perselisihan

Dijawab oleh : Raysah Qurrata Aini (20129064)


Tambahan jawaban : Cara menyikapi keberagaman sosial budaya jika dikaitkan dengan
konflik yang terjadi di masyarakat yaitu:
1) Menjaga Toleransi.
Sebagai masyarakat yang hidup berdampingan dengan masyarakat lain, hendaknya kita
mampu menerapkan sikap toleran kepada sesama. Toleransi tidak hanya mengacu pada
kehidupan beragama, namun juga diterapkan pada berbagai lini kehidupan, seperti budaya,
ras, pekerjaan, dan sebagainya. Dengan menerapkan sikap toleran, maka kita juga
akan hidup bahagia dan dihargai oleh masyarakat lain dan konflik pun dapat diminimalisir.
2) Menjunjung Tinggi Sikap Humanisme.
Cara menyikapi perbedaan keberagaman agar tercipta hidup rukun yang berikutnya adalah
dengan menjunjung tinggi sikap Humanisme. Humanisme adalah suatu sikap yang
mendambakan kehidupan damai dengan cara memprioritaskan manusia dan hak-haknya.
Dengan memiliki sikap humanisme, maka kita akan mampu lebih manusiawi dan tidak
menganggap rendah orang yang berbeda dengan kita.
3) Menghindari Sikap Etnosentrisme.
Etnosentrisme dinilai sebagai sikap yang baik karena memiliki kebanggaan atas suku, ras
atau budaya yang diikutinya. Namun, etnosentrisme juga memiliki dampak negatif karena
cenderung memaksakan kehendak kepada orang lain bahwa budayanya sendiri yang paling
hebat. Agar tidak menyinggung perasaan orang lain, sebaiknya kita menghindari sikap
yang etnosentrisme ini.
4) Menghindari Rasisme.
Rasisme merupakan suatu sikap yang mempercayai bahwa ras dan budaya sendiri yang
paling unggul. Ras sering dikaitkan dengan etnosentrisme. Hanya saja, rasisme menjadi
permasalahan secara global. Sikap tercela ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Hak
Asasi Manusia, sehingga kita perlu menghindarinya.
5) Menghargai Pendapat Orang Lain.
Konflik dapat terjadi saat salah satu pihak tidak memberikan kesempatan bagi orang lain
untuk berbicara. Akhirnya, muncul kesalahpahaman, perasaan tidak dihargai, serta emosi
negatif yang memantik perselisihan. Oleh karena itu untuk mencegah konflik dengan
memberikan kesempatan bagi orang lain untuk bicara sebelum menyampaikan sudut
pandang kita.
Ditambahkan oleh : Ranti Santriani Putri (20129330) kelompok 6

3. Ranti Santriani Putri (20129330) kelompok 6 : Pemahaman mengenai keberagaman


sosial dan budaya bagi peserta didik diharapkan dapat menghindari terjadinya konflik
sosial dan budaya nantinya. Jadi, menurut kelompok penyaji apa yang harus dilakukan
bagi kita calon seorang guru untuk menumbuhkan kesadaran peserta didik akan
keberagaram sosial dan budaya yang ada di Indonesia?

Jawaban : Cara yang dapat kita lakukan sebagai seorang guru nantinya untuk menumbuhkan
kesadaran peserta didik akan keberagaram sosial dan budaya yang ada di Indonesia yaitu
dengan mengembangkan dan membiasakan peserta didik untuk memiliki sikap:
1. Mengajarkan peserta didik untuk menghindari sikap egois,
2. Mengajarkan peserta didik lebih membuka diri terhadap pendapat dan pandangan orang
lain,
3. Mengajarkan peserta didik menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, menghormati kebiasaan
suku bangsa lain dan tidak memandang rendah suku bangsa lain,
4. Membangun Sikap Persamaan (Equality). Guru dalam konteks ini harus mendorong
kesadaran multikultural dengan membangun semangat empati, equality dan toleransi
kepada peserta didik. Dengan menekankan bahwa setiap orang dengan latar belakang
apapun memiliki persamaan dalam haknya sebagai warga negara. Tidak boleh satu
kelompok mendominasi dan melanggar hak kelompok yang lainnya. Kelompok mayoritas
tidak boleh menghegemoni kelompok minoritas.
5. Membangun Gender Equality Gender merupakan suatu sifat yang diletakan pada laki-laki
dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun budaya. Karena hal tersebut
bersifat bentukan sosial maka gender tidak berlaku untuk selamanya, dapat berubah-ubah,
serta berbeda-beda satu dengan yang lainnya .
Dalam kaitan dengan proses pembelajaran “pokok bahasan keragaman sosial budaya
masyarakat Indonesia” dan “kebanggaan sebagai bangsa Indonesia” sejumlah model
pembelajaran dapat dijadikan alternatif untuk dilaksanakan. Model alternatif pembelajaran
tersebut diantaranya adalah model bermain peran. Model ini dirasakan tepat, karena berupaya
memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memerankan tokoh tokoh tertentu yang
mencerminkan keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia dan kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia.

Dijawab oleh : Mutia Nurul Nissa (20129171)

Penambahan Jawaban : Penghargaan terhadap keberagaman mulai luntur di negeri ini, termasuk
di sekolah-sekolah. Untuk itu, penghargaan atas keragaman penting ditanamkan kepada para guru.
Tujuannya supaya para guru dapat membudayakan keberagaman dan mendorong para siswanya untuk
menghargai keberagaman. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan
hal itu kepada SH, sesaat setelah Diskusi dan Buka Puasa Bersama, Refleksi Keragaman dalam
Pendidikan, di kantor LBH Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (7/7). “Kuncinya pada guru maka penting
menanamkan penghargaan atas keragaman kepada guru,” kata Retno. Para guru, menurut Retno,
seharusnya menunjukkan sikap menghargai keberagaman karena hal itu selaras dengan prinsip
pluralisme. Ia menilai saat ini jumlah guru yang benar-benar menghargai keragaman tidak banyak.
Kebanyakan guru memilih bersikap abu-abu. Retno mengatakan, negara ini dibangun di atas dasar
kebinekaan sehingga keputusan untuk menghargai keberagaman tidak bisa bersifat abu-abu. Keputusan
menghargai keberagaman harus bersifat hitam-putih. Artinya, tidak boleh ada kata “tapi” yang bersifat
menoleransi tindakan anti-keberagaman sekecil apa pun yang terjadi di sekitar kita.

“Jadi, toleransi itu mutlak, bukan sekadar menghargai perbedaan, tapi lebih dari itu, tidak ada kebencian
sedikit pun pada perbedaan,” ucap Retno.Menurutnya, apabila guru mengajarkan kebencian atas
keberagaman, kebencian tersebut akan benar-benar terwujud di kalangan para siswa dan menjadi
budaya di sekolah. “Karena apa yang diajarkan guru didengar murid-muridnya,” tutur Retno. Kepala
sekolah yang menghargai keragaman akan mampu membangun budaya menghargai keberagaman di
sekolah. Namun, apabila kepala sekolah bersikap sebaliknya, sekolah tersebut, menurut Retno, masih
punya harapan apabila para guru masih tetap dapat menumbuhkan budaya keberagaman di kelas
masing-masing.Ia menegaskan, peran guru sangat strategis mewujudkan sila ketiga Pancasila,
Persatuan Indonesia, yang sudah mulai luntur di sekolah-sekolah. Menurut Retno, apabila pemerintah
tidak menghargai keragaman, tapi guru menghargai, maka para siswa akan turut bersikap menghargai
keberagaman. “Tapi, tentu lebih baik kalau upaya membangun budaya keberagaman ini dilakukan
seluruh komponen negara, mulai dari kepala negara hingga kepala sekolah dan guru,” kata Retnobanyak
melakukan kegiatan lainnya seperti mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan. Dalam
pembelajaran di kelas, pemahaman lokasi suatu wilayah melalui globe sangat efektif. Globe merupakan
model tiruan bumi yang memberikan gambaran bentuk bumi sehingga mendekati sebenarnya.
Penggunaan globe dalam menyampaikan dan menjelaskan pengetahuan lokasi suatu wilayah sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai dan memotivasi siswa dalam belajar, sehingga tercipta suasana
belajar yang harmonis dan bergairah sehingga menimbulkan rasa senang terhadap materi yang diajarkan
oleh guru.
Ditambahkan oleh : Febrija Atrila (20129274) kelompok 3

4. Aprilla Wahyuni (20129109) Kelompok 5 : Bagaimanakah cara kita memanfaatkan


keragaman Sosial Budaya di Indonesia menjadi Modal Pembangunan Nasional?

Jawaban : Cara kita nisa memanfaatkan keberagaman sosial budaya yaitu dengan
meningkatkan fungsi dan Peran Kelembagaan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
untuk Pembangunan Nasional. Fungsi dan Peran Kelembagaan dalam Mengelola Keragaman
Sosial Budaya untuk Pembangunan Nasional. Keragaman sosial budaya merupakan aset yang
sangat penting untuk pembangunan nasional karena itu pemerintah dan lembaga lain harus
mampu mengelola kekayaan sosial budaya ini secara maksimal dengan melibatkan semua
komponen masyarakat yang bersentuhan langsung dengan budaya (culture) setempat untuk
meningkatkan kesejahteraan umum. Agar pengelolaan ini dapat dilakukan dengan baik maka
diperlukan sebuah kelembagaan yang memenej dan mewadahi keragaman sosial budaya
tersebut. Kita kan melihat fungsi dan peran beberapa lembaga dalam mengelola keragaman
sosial budaya untuk mewujudkan pembangunan nasional. Berikut beberapa fungsi dan peran
beberapa lembaga yang dimaksud.

1) Fungsi dan Peran lembaga Keluarga


Lembaga keluarga adalah elemen atau unsur yang terpenting dalam masyarakat dan negara.
Ini karena pendidikan berawal dari keluarga. Keluarga yang mampu melaksanakan peran
pendidikan dengan baik, akan menghasilkan anak-anak yang berkualitas. Sebaliknya jika
gagal, akan berdampak pada terganggunya proses sosialisasi pada anak. Di sinilah letak
fungsi dan peran penting keluarga (melalui pendidikan) mengajarkan anak-anak mereka
makna dari keberagaman. Lembaga keluarga tempat untuk pertama kalinya seorang anak
mengakui dan sadar adanya perbedaan-perbedaan yang harus dihargai. Mulai dari dalam
keluarga mereka sendiri, anak akan menemukan berbagai perbedaan fisik, psikis dan sosial
dan kemudian akan berlanjut dan dialami anak dalam lingkungan yang lebih luas, yakni
masyarakat.
2) Fungsi dan Peran Lembaga Agama
3) Fungsi dan Peran Lembaga Ekonomi dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Salah satu fungsi dan peran lembaga ekonomi dalam memanfaatkan keragaman sosial
budaya yaitu untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat. Pengembangan
kegiatan ekonomi masyarakat dalam hal ini ditempuh melalui sektor pariwisata. Indonesia
sebagaimana kita ketahui adalah salah satu tujuan wisatawan dunia dan ini harus terus
ditingkatkan melalui promosi-promosi wisata dan fetival-festival kebudayaan.salah satu
keunggulan daya tarik pariwisata di Indonesia adalah karena keragaman sosial budaya yang
dimiliki oleh bangsa ini. Kalau semua ini dapat dimanfaatkan dengan baik maka
berdampak pada meningkatnya jumlah kunjugan wisatawan, baik manca negara maupun
domestik.
4) Fungsi dan Peran Lembaga Pendidikan dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Lembaga pendidikan, baik yang formal maupun yang non formal berperan penting dalam
melakukan transformasi budaya masyarakat dan mengelola keragaman budaya. Bentuk
transformasi budaya kepada para peserta didik adalah memasukkan pelajaran muatan lokal
di sekolah, seperti bahasa daerah. Bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan berupa bahasa.
5) Fungsi dan Peran Lembaga Budaya dalam Mengelola Keragaman Sosial Budaya
Lembaga budaya dalam hal ini lembaga adat memiliki fungsi dan peran yang sangat
penting dalam mewariskan dan mengembangkan budaya dari generasi ke generasi, hingga
kelestarian warisan budaya leluhur, seperti berbagai bentuk kesenian, kerajinan, adat
istiadat,keramahtamahan, sikap, gotong royong dan lain sebagainya tetap lestari.
6) Fungsi dan Peran Lembaga Politik
Lembaga politik yang ada di Indonesia terdiri dari 3 elemen penting yaitu yang biasa
disebut dengan Trias Politika, seperti Eksekutif (kepresidenan), Legislatif (DPR), dan
Yudikatif (MA). Ketiganya memiliki peran yang sangat penting dalam mengelola
keragaman sosial budaya bangsa Indonesia. Tanpa ketiga Lembaga Negara ini, maka tidak
akan tercapai yang namanya ketertiban umum yang sangat penting dalam pembangunan
ekonomi nasional Indonesia.
3 contoh fungsi dan peran lembaga politik dalam pengelolaan keragaman sosial budaya
untuk pembangunan nasional.
a. Menyusun perundang-undangan yang melindungi keragaman sosial budaya
masyarakat Indonesia.
b. Menyusun perundang-undangan yang memungkinkan berkembangnya keragaman
sosial budaya.
c. Mengelola keragaman sosial budaya demi pembangunan nasional.
Untuk mengelola dan memanfaatkan keragaman sosial budaya ini dengan baik,
harus ada beberapa lembaga yang mewadahi, mengelola dan mengembangkannya sesuai
dengan peran dan fungsi masing-masing untuk menyokong pembangunan nasional yang
sedang dan terus berjalan, tanpa merusak nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat
Indonesia.

Dijawab oleh : Fuji Delima (20129142)


KESIMPULAN

Keberagaman sosial budaya disebabkan oleh beragamnya suku bangsa serta kekayaan
budaya di Indonesia. Dalam keberagaman ini, antar masyarakat sangat perlu dan wajib untuk hidup
harmoni supaya mencegah terjadinya konflik atau hal semacamnya. Mengutip dari situs
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), hidup harmoni berarti hidup dengan
menjaga kerukunan, senantiasa bertoleransi, saling menghormati antar masyarakat serta saling
bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan.

Konflik berasal dari bahasa Latin “configure” yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik adalah suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di
mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai