Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Reka Buana Volume 3 No 1, September 2017 - Februari 2018

REVIEW PERBANDINGAN PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN DENGAN


PROSES BIOREMEDIASI MENGGUNAKAN METODE BIOSTIMULUS DAN
BIOAUGMENTASI

Zhafira Yasmin 1) dan Ria Wulansarie 2)


1,2) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
e-mail : zhfryasmin@gmail.com

ABSTRAK

Pencemaran minyak di wilayah perairan akibat tumpahan minyak merupakan masalah


lingkungan yang sangat penting. Tumpahan minyak di perairan, terutama kecelakaan tumpahan
minyak skala besar , telah memberikan ancaman besar dan menyebabkan kerusakan yang luas.
Kontaminan dapat terakumulasi didalam tubuh organisme laut dan berbahaya bagi manusia yang
memakannya. Untuk menanggulangi masalah pencemaran minyak di perairan ini, terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah bioremediasi yang merupakan proses
pemulihan air dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai bakteri pemecah minyak. Terdapat
dua metode dalam proses bioremediasi yaitu metode biostimulasi dan bioaugmentasi. Penelitian
ini bertujuan menguraikan proses bioremediasi sebagai alternatif dalam upaya pengendalian
pencemaran air, meliputi: isolasi, pengujian degradasi zat pencemar, dan perbanyakan bakteri serta
untuk mengetahui perbandingan proses bioremediasi dengan metode biostimulasi dan
bioaugmentasi.. Hasil isolasi dan identifikasi yang berasal dari “bakteri indigenous” didapatkan:
Microccocus, Corynebacterium, Phenylo-bacterium, Enhydro-bacter, Morrococcus, Flavo-
bacterium, Bacillus, Staphylococcus, dan Pseudomona, yang dapat mendegradasi logam Pb, nitrat,
nitrit, bahan organik, sulfida, kekeruhan, dan amonia. Sedangkan dari bakteri “commercial
product” didapatkan jenis: Bacillus, Pseudomonas, Escherichia, serta enzym Amylase, Protease,
Lipase, Esterase, Urease, Cellulase, dapat mendegradasi pencemar organik, nitrogen, fosfat,
maupun kontrol pertumbuhan alga. Perbanyakan bakteri dari isolat bakteri indigenous dapat
dikerjakan di laboratorium sedangkan bakteri “commercial product” bisa didapatkan di pasaran.

Kata kunci : biostimulasi, bioaugmentasi, bioremediasi, bakteri

I. PENDAHULUAN Namun dalam melaksanakan eksplorasi ini,


minyak bumi sering tumpah ke lingkungan
Sumber daya alam seperti minyak bumi, yang mengakibatkan tercemarnya daratan dan
batubara, gas, sangat diperlukan oleh industri. lautan. Pencemaran lingkungan oleh minyak
Hal tersebut bisa terlihat pada permintaan bumi disebabkan karena tumpahnya minyak
minyak bumi oleh negara industri maju pada bumi pada proses pengolahan, produksi,
negara-negara penghasil minyak bumi, seperti distribusi maupun penggunaannya sehingga
di Timur Tengah. Minyak bumi dapat komponen-komponen minyak bumi terlepas
diperoleh dari darat dan laut dengan cara ke dalam lingkungan, misalnya kebocoran
pengeboran (drilling). tangker minyak bumi, jalur pipa transmisi,

67
Jurnal Reka Buana Volume 3 No 1, September 2017 - Februari 2018

kebocoran karena peralatan yang tidak terawat dan tidak menimbul-kan dampak lanjutan.
dengan baik, proses produksi yang tidak baik, Menurut Gritter, dkk. dari segi biaya dan
pembuangan sisa minyak bumi (Astri, 2010). kelestarian lingkungan, bioremediasi lebih
Pencemaran minyak di wilayah pantai akibat murah dan berwawasan lingkungan
tumpahan minyak di laut (oil spill) merupakan dibandingkan dengan metode pemulihan
masalah lingkungan yang sangat penting. lingkungan baik secara fisika maupun kimiawi.
Tumpahan minyak di laut, terutama kecelakaan Bioremediasi mengaplikasi-kan dari prinsip-
tumpahan minyak skala besar, telah prinsip proses biologi untuk mengolah air
memberikan ancaman besar dan menyebabkan tanah, tanah, dan lumpur yang terkontaminasi
kerusakan yang luas pada lingkungan pesisir. zat-zat kimia berbahaya. Tujuan akhir
Kontaminan dapat terakumulasi di dalam bioremediasi adalah memineralisasi kontami-
tubuh organisme laut dan berbahaya bagi nan, yaitu mengubah senyawa kimia berbahaya
manusia yang memakannya (Ajeng, 2011). menjadi kurang berbahaya seperti karbon
Pada umumnya limbah minyak bumi dioksida atau beberapa kontaminan lain,
diolah secara fisika dengan penyaringan, senyawa anorganik, air, dan materi yang
penyerapan, pembakaran, atau secara kimia dibutuhkan oleh mikroorganisme pendegradasi
dengan menggunakan pengemulsi. Cara-cara (Munawar, 2007).
ini memang dapat menghilangkan limbah Teknologi bioremediasi dianggap
minyak bumi dengan cepat, akan tetapi potensial mengingat kondisi iklim dan
memerlukan biaya yang mahal dan tidak ramah keanekaragaman mikroorganismenya, Indo-
lingkungan. Sebagai contoh cara dengan nesia merupakan daerah tropis dengan sinar
pembakaran memang dapat menghancurkan matahari dan kelembaban tinggi yang sangat
hidrokarbon dengan cepat, namun disisi lain mendukung percepatan proses pertumbuhan
pada saat yang bersamaan cara tersebut mikroba untuk aktif mendegradasi minyak
menyebabkan polusi udara dan meninggalkan (Jurnal Sumber Daya Perairan, 2011). Terdapat
sisa pembakaran yang memerlukan 2 pendekatan utama dalam bioremediasi
penanganan lebih lanjut. Sementara itu tumpahan minyak (Ajeng, 2011) :
penggunaan bahan kimia sintetis selain lebih 1. Bioaugmentasi, dimana mikroorganisme
mahal juga dapat menimbulkan resiko pengurai ditambahkan untuk melengkapi
pencemaran baru, sehingga diperlukan suatu populasi mikroba yang telah ada.
cara pengolahan limbah minyak bumi yang 2. Biostimulasi, dimana petumbuhan pengurai
lebih ekonomis dan lebih ramah lingkungan hidrokarbon asli dirangsang dengan cara
(Ikhsan,2010). menambahkan nutrient dan/ mengubah
Untuk menanggulangi masalah habitat.
pencemaran minyak di pantai, terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan. Mengingat Isolasi bakteri dan Penurunan Kadar
dampak pencemaran minyak bumi baik dalam Pencemar
konsentrasi rendah maupun tinggi cukup Saat ini penelitian dan aplikasi
serius, maka manusia terus berusaha untuk bioremediasi untuk air tercemar dapat
mencari teknologi yang paling mudah, murah,

68
Jurnal Reka Buana Volume 3 No 1, September 2017 - Februari 2018

dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri indigenous pemeliharaan kultur, perbanyakan kultur tahap
dan bakteri “commercial product”. I, perbanyakan kultur tahap II, dan pembuatan
kultur produksi. perbanyakan bakteri indigenous,
a) Bakteri Indigenous bakteri yang berasal dari commercial product pada
Bakteri indigenous merupakan hasil isolasi umumnya hanya tinggal mengencerkan produk
bakteri yang dilakukan oleh laboratorium yang dengan dosis yang telah ditetapkan pada
bersangkutan. Isolat terbaik yang dipilih dapat kemasannya.
dikombinasikan dalam suatu konsorsium.

b) Bakteri “commercial product” Bakteri pendegradasi Minyak bumi


Selain bakteri indigenous, perkembangan Air laut mengandung sejumlah mikro-
IPTEK bioremediasi menjadikan produksi organisme laut yang memiliki kemampuan
mikroorganisme maupun enzim di pasaran untuk memetabolisa komponen minyak seerti
komersial semakin mudah didapatkan. Produk bakteri, jamur, alga uniseluler, dan protozoa
komersial untuk bioremediasi biasa diper- yang dapat memanfatkannya sebagai sumber
gunakan untuk menjaga kualitas air danau karbon dan energi. Mikroorganisme yang
(pond), algal bloom, penurunan nitrat-fosfat, memiliki kemampuan untuk mendegradasi
peningkatan. Selain untuk perairan tergenang minyak hdrokarbon dn komponen serupa
(lentic), produk komersial juga telah diterapkan banyak terdapat di habitat laut, air,tawar, tanah.
pada perairan mengalir (lotic). Lebih dari 20 spesies bakteri, ragi, dan jamur
terbukti dapat mendegradasi hidrokarbon
II. METODE PENELITIAN mulai dai metana sampai komponen lebih dari
Identifikasi bakteri 40 atom karbon. Isolat bakteri dapat berasal
Identifikasi dapat dilakukan dengan beberapa dari bakteri “indigenous” atau dari “commercial
cara yaitu : Pengamatan morfologi sel, product”. Baik bakteri “indigenous” maupun
pewarnaan gram, dan uji biokimia. hasil isolasi commercial product”. Pada lingkungan laut,
dan identifikasi indeginous bakteri didapatkan bakteri dikenal sebagai pendegraasi hidrokarbn
jenis Microccocus, Corynebacterium, Phenylo- utama. Bakteri tersebut antara lain seperti
bacterium, Enhydro- bacter, Morrococcus, Pseudomonas, Arthrobacter, Alcaligenes,
Flavobacterium. Selain bakteri indigenous Brevibacterium, Brevibacillus, dnan Bacillus.
tersebut, bakteri “commercial product” seperti
jenis Bacillus, Pseudomonas, Escherichia, serta III. HASIL DAN PEMBAHASAN
enzym Amylase, Protease, Lipase, Esterase, Proses Bioremediasi dengan Metode
Urease, Cellulase, Xylanase, juga diketahui Biostimulasi
dapat mendegradasi bahan pencemar organik
(BOD, COD) di sungai. Terdapat perbedaan antara proses
bioremediasi dengan teknik bioaugmentasi dan
Perbanyakan bakteri biostimulasi. Biostimulasi melibatkan penam-
Perbanyakan bakteri indigenous dilakukan bahan nutrisi yang terbatas untuk memper-
melalui tahapan: pembuatan kultur stok, cepat proses biodegradasi. Pada kebanyakan

69
Jurnal Reka Buana Volume 3 No 1, September 2017 - Februari 2018

ekosistem garis pantai yang telah terkonta- bakteri “indigenous” maupun commercial product”
minasi hidrokarbon cukup berat, keeradaan dapat mereduksi bahan pencemar logam Pb,
nutrisi menjadi factor pembatas dalam proses nitrat, nitrit, bahan organik (COD), sulfida,
biodegradasi minyak. Eksperimen labora- kekeruhan, dan amonia di sungai maupun
torium yang telah dilakukan menunjukkan danau. Perbanyakan bakteri indigenous dilakukan
bahwa penambahan nutrisi, yakni nitrogen dan melalui tahapan: pembuatan kultur stok,
fosfor dapat meningkatkan laju biodegradasi. pemeliharaan kultur, perbanyakan kultur tahap
Akan tetapi, jenis dan konsentrasi nutrisi I, perbanyakan kultur tahap II, dan pembuatan
optimal bervariasi begantung pada komposisi kultur produksi. Sedangkan perbanyakan
minyak dan kondisi lingkungan bakteri yang berasal dari commercial product
tinggal mengencerkan produk dengan dosis
Proses Bioremediasi denggan Metode
yang telah ditetapkan pada kemasannya.
Bioaugmentasi
Metode bioaugmentasi adalah metode
Walaupun mikroorganisme pendegradasi
yang paling cocok dan efisien untuk
hidrokarbon tersebar luas di alam, bioaug-
menanggulangi limbah minyak dalam skala
mentasi dianggap sebagai metode untuk
besar, karena dalam metode augmentasi ini
mempercepat proses bioremediasi minyak.
mikroba yang dikulturkan diisolasi secara
Alasan menambahkan mikroorganisme pen-
khusus, pada umumnya dari lingkungan yang
degradasi minyak adalah karena populasi
sama dan ditumbuhnkan dalam jumlah yang
mikroba asli mungkin tidak mampu
besar dalam suatu reactor. Mikroba tersebut
menurunkan berbagai substrat/senyawa dalam
mampu mendegradasi komponen-komponen
campuran kompleks seperti minyak bumi.
dalam hidrokarbon menjadi CO2 dan air.
Metode bioaugmentasi inilah yang paling Mikroba tersebut akan bertahan hidup dengan
cocok dan efisien untuk digunakan dalam mengkonsumsi hidrokarbon sampai polutan
menanggulangi limbah minyak dalam skala tersebut tersubstansi.
besar, karena dalam metode bioaugmentasi ini
V. DAFTAR PUSTAKA
mikroba yang dikulturkan diisolasi secara
khusus, pada umumnya dari lingkungan yang Dwi, Ajeng. 2011. Perbandingan Biostimulasi
sama dan ditumbuhkan dalam jumlah yang dan Bioaugmentasi dalam Bioremediasi
besar dalam suatu reactor. Mikroba tersebut Pantai Tercemar Minyak Bumi. Skripsi.
mampu mendegradasi komponen-komponen Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
dalam hidrokarbon menjadi CO2 dan air. Hafiluddin, 2011. Bioremediasi Tanah
Mikroba tersebut akan bertahan hidup dengaan Tercemar Minyak dengan Teknik
mengkonsumsi hidrokarbon samapi polutan Bioaugmentasi dan Biostimulasi.
tersebut tersubstansi. Fakultas Pertanian. Universitas
IV. KESIMPULAN Trunojoyo Madura.

Isolat bakteri dapat berasal dari bakteri Munawar dan Mukhtasor. 2007. Proses
“indigenous” atau dari “commercial product”. Baik Biostimulasi dengan Optimasi Nutrien

70
Jurnal Reka Buana Volume 3 No 1, September 2017 - Februari 2018

untuk Bioremediasi Tanah Tercemar Lokal dalam Media Mengandung Minyak


Tumpahan Minyak Mentah di Kawasan Bumi. Jurnal Teknik Lingkungan.
Pantai. Fakultas Ilmu Kelautan. Institut Jakarta.
Teknologi Surabaya. Ikhsan, Syukria. 2010. Optimasi Konsentrasi
Faizhal. 2013. Bioremediasi dengan Teknik Inokulum Bakteri Hidrokarbonoklastik
Biostimulasi Tanah Tercemar Minyak pada Bioremediasi Limbah Pengilangan.
Bumi dengan Menggunakan Kompos UIN Sultan Syarif Riau.
Kombinasi Limbah Media Jamur Tiram Nugroho, Astri dkk. Pertumbuhan
Putih (Pleurotus ostreatus) dan Azolla. Konsorsium Isolat Bakteri Asal Benakat
Fakultas Matematika dan Ilmu pada Media Minyak Bumi Bersalinitas
Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Tinggi : Studi Kasus Biodegradasi
Surabaya. Minyak Bumi Skala Laboratorium. 2007.
Kementerian PU, Pusat Litbang Sumber Daya Jurnal Ilmu Dasar, Vol. 8 No. 2, Juli
Air. 2012. Teknik Bioremediasi sebagai 2007 : 186-192. Universitas Trisakti.
Alternatif dalam Upaya Pengendalian Umroh, Bioremidiasi Pencemaran Minyak di
Pencemaran Air. Bandung. Sedimen Pantai Balongan, Indramayu
Nuryati dan Berna. 2001. Penelitian Awal dengan Menggunakan Bakteri
Terhadap Delapan Isolat Bakteri Alcanivorax Sp. Te-9 Skala Laboratorium.
Reservoar dalam Mengembangkan Jurnal Sumberdaya Perairan 23, Vol.5
Volume Minyak Bumi Secara No 2. 2011. Jakarta.
Monokultur. Institut Teknologi Nugroho, Astri. Biodegradasi Sludge Minyak
Bandung. Bumi dalam Skala Mikrokosmos:
Nashikin, Raskun. 2012. Isolasi dan Simulasi Sederhana sebagai Kajian Awal
Karakterisasi Bakteri Pendegradasi Solar Bioremediasi Land Treatment. Makara,
dan Bensin dari Perairan Pelabuhan Teknologi, Vol. 10, No. 2, November
Gresik. Institut Teknologi Surabaya. 2006: 82-89. Universitas Trisakti.
Nababan, Bungaria. 2008. Isolasi dan Uji Sarwoko M. 2005. Seleksi Teknologi
Potensi Bakteri Pendegradasi Minyak Pemulihan Untuk Ekosistem Laut
Solar dari Laut Belawan. Skripsi. Tercemar Minyak. Seminar Nasional
Universitas Sumatera Utara. Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan
ITS, Surabaya, 24 November 2005.
Hamdiyah, Sitti. 2000. Isolasi dan Identifikasi
Morfologi Bakteri Pendegradasi Minyak Darmayati Y. 2009. Pemanfaatan bakteri Laut
Bumi serta Efektivitasnya dalam Proses dalam Bioremediasi Ekosistem Pantai
Bioremediasi. Skripsi. Institut Pertanian Berpasir Tercemar Minyak: Uji Coba
Bogor. Biostimulasi, Bioaugmentasi, dan
Kombinasinya Dalam Skala
Komarawidjaja, Wage. 2009. Karakteristik dan
Pertumbuhan Konsorsium Mikroba Laboratorium dan Demplot. Laporan

71
Jurnal Reka Buana Volume 3 No 1, September 2017 - Februari 2018

Akhir. Pusat Penelitian Oseanografi –


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Jakarta.
Darmayati Y. 2009. Seleksi Bakteri Laut
Pendegradasi Minyak dari Perairan Teluk
Jakarta. Di dalam: Seminar Nasional
Perikanan.
Pagoray H. 2009. Biostimulasi dan
Bioaugmentation untuk Bioremediasi
Limbah Hidrokarbon Serta Analisis
Keberlanjutan. Disertasi. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

72

Anda mungkin juga menyukai