Dosen Pembimbing :
Nama kelompok 4:
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan judul “Contoh Fenomena Transculturl yang sering dijumpai di
tempat praktik keperwatan atau masyarakat”
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
2.2 Transkultur…………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
LANDASAN TEORI
A. Keperawatan Transkultural
3. Berperan aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk
hidup sehat.
B. Transkultur
Transkultural terdiri atas dua kata dasar yaitu “trans” yang berarti
“berpindah” atau “suatu perpindahan” dan satu kata lagi yaitu “kultur” yang
berarti “kebudayaaan”. Kultur atau keudayaan adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan
dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian
tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya juga
merupakan suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia (Wikipedia
bahasa Indonesia). Secara singkat keperawatan transkultural atau transkultural
nursing dapat diartikan sebagai keperawatan lintas budaya.
1. Konsep Perilaku
1. Keperawatan
2. Proses keperawatan
a) Pengkajian
b) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.
d) Evaluasi
Adapun penjelasan lebih lanjut dari fenomena lintas budaya menurut Giger &
Davidhizar (1995) dalam Potter dan Perry ( 2005 ) adalah sebagai berikut:
Contoh:
Struktur dan Bentuk Tubuh : Terdapat perbedaan tulang dan structural di antara
kelompok, seperti bentuk tubuh. yang lebih kecil dari kebangsaan Asia.
Warna Kulit : Terdapat variasi dala tonus, tekstur, kemampuan penyembuhan, dan
folikel rambut.
Variasi Enzimatik dan Genetic : Variasi ini mencakup cara klien berespons
terhadap obat dan terapi diet.
Variasi Nutrisi : Ada banyak contoh dari kesukaan nutrisi, berkisar antara
kesukaan panas dan dingin yang ditemukan diantara orang Amerika keturunan
Spanyol, kesukaan yindan yang yang ditemukan di antara keturunan Asia-
Amerika, dan peran diet halal yang ditemukan di antara orang Yahudi dan Islam-
Amerika. Kelainan nutrisi umum adalah intoleransi laktosa, yang ditemukan di
antara orang Meksiko, Kulit Hitam dari Afrika, Asia, dan Yahudi Eropa Timur
(Giger & Davidhizar, 1995).
Contoh:
Seorang klien yang di rawat di suatu rumah sakit berasal dari China. Klien
mengalami dehidrasi dan perawat menyarankan klien untuk minum air yang
banyak agar kondisinya membaik. Perawat memberikan air dingin. Klien menolak
untuk meminum air tersebut karena klien mempunyai kepercayaan jika sakit tidak
boleh minum air dingin ( yin dan yang ). Perawat harus memahami kepercayaan
klien tersebut dan memberikan air yang hangat.
Contoh:
Perawat harusnya tidak berasumsi bahwa klien memahami apa yang sudah
diucapkan. Intervensi keperawatan yang lebih tepat harus menunjukan bagaimana
membersihkan area yang akan dioperasi dengan povidon-iodin, kemudian
meminta klien untuk mengulangi tindakan tersebut. Tidak ada kata-kata yang
harus diucapkan; namun dengan melakukan prosedur ini atau prosedur lainnya
dengan gerakan pantomime, klien menangkap apa yang perawat ajarkan dan
kemudian mampu untuk mengikuti petunjuk yang diberikan perawat.
Ketika kehilangan media interaksi yang paling umum dengan klien, yaitu
bahasa sehari-hari, perawat sering menjadi prustasi dan tidak efektif. Perawat
harus berkomunikasi dengan klien terbatas dalam bahasa yang mereka gunakan.
Beberapa perawat cenderung untuk menghindari klien dengan siapa mereka tidak
dapat berkomunikasi. Hal ini menciptakan lingkungan erat kesalahpahaman
cultural. Menurut Muecke ( 1970 ), perawat dapat berperilaku terhadap klien
dalam cara berikut yang dapat disalah mengerti :
Anggota staf dank klien lain sering memasuki territorial klien di rumah
sakit, termasuk ruangan mereka, tempat tidur, kamar kecil, dan benda milik klien.
Perawat harus mencoba untuk menghargai territorial klien sebanyak yang dapat
dilakukan perawat, terutama keika melakukan prosedur keperawatan. Perawat
juga harus menyambut anggota keluarga dan keluarga besar klien yang
mengunjungi klien. Hal ini akan tetap mengingatkan klien seperti dirumahnya,
menurunkan efek isolasi dan syok akibat perawatan di rumah sakit.
Contoh :
Contoh :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalam