Anda di halaman 1dari 23

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Komposit
a. Pengertian Komposit
Dalam bukunya yang berjudul Natural Fibre Composites, Van
Rijswijk (2001) menjelaskan bahwa komposit adalah bahan yang terbuat
dari resin polimer dan diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat
mekanik dan fisik. Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara
makro, yang didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun
dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang
secara makro berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material yang
tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984). jadi komposit merupakan dari
beberapa bahan yang salah satu bahanya melibatkan serat sebagai
penguatnya serta resin polimer.
Menurut Schwartz (1997), material komposit mempunyai
beberapa keuntungan, diantaranya :
1) Bobotnya ringan
2) Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik
3) Biaya produksi murah
4) Tahan terhadap korosi
Dari penggabungan dua atau lebih material diharapkan dapat
saling memperbaiki antar material dan saling menguatkan antar material.
Yenu Rianto (2011) juga menjelaskan bahwa sifat-sifat yang dapat
diperbaiki dari penggabungan material tersebut antara lain : Kekuatan,
Kekakuan, ketahanan bending, berat jenis, pengaruh terhadap temperatur,
isolasi termal dan isolasi akustik.
Komposit sendiri atau penggabungan dua material atau lebih ada
dua macam, antara lain:

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Penggabungan Makro
Penggabungan ini dapat dilihat secara langsung dengan cara
melihat, penggabungan ini dapat dipisah secara fisis ataupun
mekanik.
2) Penggabungan Mikro
Penggabungan mikro tidak dapat dilihat secara langsung
seperti penggabungan makro, hal ini dikarenakan penggabungan ini
lebih secara kimiawi. Tidak dapat dipisah secara fisis maupun
mekanik melainkan secara kimiawi.
Material komposit sendiri dalam pencampuran nya
menggunakan material yang tidak homogen, artinya sifat mekanik dari
masing-masing material berbeda-beda. Material komposit memiliki
campuran yang lebih bagus.
Menurut penelitian yang dilakukan Fendi (2014) komposit
dibedakan menjadi 5 kelompok menurut bentuk, struktur dan
penyususnnya (mengutip buku Schwartz, 1984). 5 kelompok itu antara
lain:
1) Komposit Serat
Komposit serat merupakan jenis komposit yang
menggunakan serat sebagai penguat bahan penguatnya. Serat dalam
pembuatan komposit dapat diatur memanjang maupun dipotong-
potong lalu di susun secara acak (Random Fibers). Komposit serat
sering digunakan dalam industri otomotif dan industri pesawat
terbang (Schwartz, 1984).

Gambar 2.1 Komposit Jenis Serat (Yenu Rianto dalam Efendi, 2014)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Komposit Serpih
Komposit serpih merupakan jenis komposit yang
menggunakan tambahan material berupa serpih kedalam matriksnya.
Flake (Serpih) dapat berupa serpihan mika, kaca (glass) dan metal
(Fendi, 2014).

Gambar 2.2 Komposit Serpih (Flake Composites)


(Yenu Rianto dalam Efendi, 2015)

3) Komposit Partikel
Komposit partikel merupakan jenis komposit yang
menggunakan tambahan material lain berupa serbuk/butir didalam
matriks. Komposit partikel juga bisa disebut particular composites.
Dalam komposit tersebut material yang ditambahkan terdistribusi
secara acak atau kurang bisa dikontrol daripada komposit serpih
maupun komposit serat.

Gambar 2.3 Komposit Partikel (Yenu Rianto dalam Efendi, 2015)


4) Filled (Skeletal) Composites
Filled composites merupakan jenis komposit dengan
material yang ditambahkan kedalam matriks mempunyai struktur
tiga dimensi dan filler juga dalam bentuk tiga dimensi biasanya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Gambar 2.4 Filled (Skeletal) Composites


(Yenu Rianto dalam Efendi, 2015)

5) Laminar Composites
Laminar Composites merupakan komposit yang susunan
nya terdiri dari dua atau lebih layer. Masing-masing layer dapat
berbeda-beda material, bentuk, dan penguatnya.

Gambar 2.5 Laminar Composites (Yenu Rianto dalam Efendi, 2015)


b. Tujuan Komposit Dibentuk
Adapun tujuan dibentuknya komposit menurut Windarianti
(2010) adalah:
1) Memperbaiki sifat mekanik dan sifat spesifik tertentu.
2) Mempermudah desain yang sulit pada manufaktur.
3) menghemat biaya.
4) Bahan lebih ringan.
c. Unsur – Unsur Penyusun Komposit
Unsur – unsur sebagai penyusun komposit adalaj matriks dan
serat. adapun bahan tambahan sebagai pendukung pembuatan komposit
menentukan kualitas dari produk komposit yang dibuat. Bahan – bahan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

pendukung untuk membuat komposit antara lain seperti katalis,


akselerator, gelcoat, dan pewarna.
d. Bahan Serat
Bahan serat digunakan sebagai penopang kekuatan dari
komposit yaitu sebagai penyangga kekuatan (filler) dari struktur
komposit. Tinggi rendah dari kekuatan komposit sangat tergantung dari
bahan serat yang digunakan sebagai penopang. Tegangan yang di
timpakan pada komposit mulanya diterima oleh matriks, lalu matriks
meneruskan kepada bahan serat, sehingga yang menahan beban sampai
maksimum adalah serat, karena yang terakhir dialiri tegangan. Maka dari
itu bahan serat harus memiliki modulus elistisitas dan tegangan tarik
yang lebih tinggi daripada material dan matriks penyusun komposit
(Efendi, 2015).
Ukuran serat juga sangat berperan penting dalam
memaksimalkan tegangan yang dialirkan oleh matriks, khususnya ukuran
diamter serat. Semakin kecil diameter dari serat maka akan memberikan
luas permukaan yang lebih besar ditinjau dari persatuan berat. Semakin
kecil diamter serat (mendekati bentuk kristal/ukuran kristal) semakin
tinggi kekuatan bahan serat tersebut. Secara umum serat terdapat dua
jenis, antara lain serat alam dan serat sintesis.
Serat alam adalah serat yang di ambil atau diperoleh dari alam
langsung (terdapat di alam bebas). Serat alam bisa didapat dari hewan
maupun tumbuhan, karena serat ini berasal dari alam. Contoh – contoh
dari pembuatan dan penggunaan serat alam antara lain : kapas, wol, sutra,
sabut kelapa, bambu, nanas, bonggol dan lain sebagainya. Adapun
keunggulan dari serat alam sebagai filler komposit dibandingkan dengan
serat yang lain (serat sintesis) antara lain : mempunyai densitas yang
rendah, harga lebih murah karena bisa diperoleh langsung dari alam,
ramah lingkungan karena terbuat dari bahan alami, dan tentunya tidak
beracun seperti komposit yang menggunakan bahan asbes diatas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

2. Rem
a. Pengertian Rem
Pada kendaraan, baik berupa kendaraan bermotor atau yang
menggunakan mesin ataupun kendaraan yang tidak menggunakan mesin
pasti menggunakan sebuah sistem dimana kendaraan tersebut dapat
berhenti ataupun dapat melambatkan kendaraan tersebut ketika
dikendarai. jika di kendaraan bermotor ketika katup gas ditutup penuh
dan mesin tidak lagi menyala dan tidak lagi dihubungkan dengan
pemindah daya tidak dapat segera berhenti, kendaraan tersebut pasti
punya kecenderungan untuk teteap bergerak karen adanya daya
kelembaman. Adapun sistem yang dimaksud adalah mekanisme yang
disebut Rem. Mekanisme rem adalah sistem yang digunakan untuk
mengontrol kecepatan/laju kendaraan, yaitu mengurangi/memperlambat
kecepatan dan menghentikan laju kendaraan. Hal itu bertujuan agar
meningkatkan keselamatan bagi pengendara kendaraan tersebut.
Prinsip kerja rem secara umum adalah mengubah energi gerak
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Hal itu bisa
terjadikarena rem bekerja melakukan penekanan melawan sistem gerak
putar, hal itu disebut braking effect (Efek pengereman) yaitu adanya
gesekan antara dua obyek yang menyebabkan rem bekerja. Gesekan antar
dua obyek tersebut yang menimbulkan energi panas. Gesekan tersebut
adalah antara disc atau drum dengan kampas. Gaya gesek merupakan
interaksi mikro antar kedua permukaan komponen yang saling
bersentuhan.
Tujuan utama dipasang rem pada kendaraan adalah untuk
melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari
kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk
mengehentikan kendaraan secara berkala hal itu menurut Wahyu Utomo
(Kurniawan, 2015: 34). Maka dari itu harus dibutuhkan sistem
pengereman yang baik bagi pengendara agar mekanisme rem dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

bekerja secara optimal. Adapun syarat rem yang baik menurut Arif
Kurniawan (2015: 34) antara lain:
1) Dapat bekerja dengan baik dan cepat.
2) Beban pada roda yang satu dengan roda yang lain sama.
3) mempunyai daya tahan yang cukup tinggi.
4) mudah disetel dan diperbaiki.
b. Jenis-jenis Rem
Menurut Wahyu Utomo (Kurniawan, 2015: 15) jenis rem yang
biasa digunakan dalam kendaraan yaitu:
1) Menurut penggeraknya
a) Rem hidrolik, yaitu rem yang bekerja karena adanya fluida yang
bergerak menurut hukum pascal.
b) Rem mekanik, yaitu gerakan pengereman disalurkan ke roda
melalui komponen-komponen mekanis.
2) Menurut konstruksinya
a) Rem tromol, yaitu tenaga pengereman disalurka ke tromol
(tromol digunakan sebagai alat pengereman).
b) Rem piringan/Cakram/Disc, yaitu tenaga pengereman yang
dihasilkan disalurkan ke disc piringan (piringan digunakan
sebagai alat pengereman).
3) Menrurut media pengereman
a) Rem dengan media pengereman roda.
b) Rem dengan media pengereman buang.
4) Menurut cara pelayanannya
a) Rem tangan, digunakan untuk menahan kendaraan pada saat
sedang parkir.
b) Rem kaki, pengoprasiannya dengan pedal kaki yang merupakan
rem utama, digunakan untuk mengurangi kecepatan maupun
menghentikan kecepatan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

3. Rem Cakram
a. Pengertian Rem Cakram
Rem cakram merupakan suatu perangkat pengereman yang
terdiri dari cakram yang dibuat dari logam, cakram/disc ini akan dijepit
oleh kampas rem (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada
dalam silinder roda (Kurniawan, 2015: 16). Mekanisme cakram tersebut
memrlukan tenaga yang kuat yang dihasilkan dari sistem hidrolik.
Mekanisme hidrolik ini terdiri dari master silinder, silinder roda,
reservoir dan komponen lainnya.
Mekanisme hidrolik tersebut bekerja ketika hendel pada master
rem ditekan maka torak yang ada di master silinder akan mendorong oli
rem ke arah saluran oli, yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan torak
kaliper rem. Bagian luar torak terpasang brake pad yang akan menjepit
piringan cakram dengan memanfaatkan gaya/tekanan torak kearah luar
yang disebabkan oleh tekanan rem tadi, sehingga efek gesekan antara
cakram dan kampas rem terjadi.
b. Komponen Rem Cakram
1) Disc/ Piringan Cakram
Disc pada rem cakram berbentuk seperti piringan dan
berfungsi untuk menerima gesekan dari Brake Pad pada saat proses
pengereman berlangsung. Disc terhubung dengan roda yang berputar
melalui sambungan baut. Pada saat motor berjalan dan roda berputar
maka disc ikut berputar.
2) Master Cylinder
Komponen ini berfungsi mengubah gerakan pedal/tuas rem
ke dalam tekanan hidrolis. Master Cylinder terdiri atas reservoir tank
yang berisi minyak rem, piston dan silinder yang menghasilkan
tekanan hidrolis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

Gambar 2.6 Master Cylinder (Sumber: Efendi, 2015:13)


3) Kaliper Rem
Kaliper rem merupakan komponen rem yang berfungsi
untuk menerima dan meneruskan gaya pengereman dari minyak rem
untuk memberikan tekanan pada sepatu rem. Komponen pada kaliper
rem ada yang berfungsi menerima tekanan dari minyak rem dan akan
bergerak maju keluar untuk menekan sepatu rem. Posisi kaliper rem
terpisah dengan disc atau roda dan konstruksi pemasangan dari
kaliper ini adalah statis atau tidak bisa bergerak atau digerakkan,
sehingga saat roda berputar maka kaliper rem akan diam saja.
4) Brake Pad / Kampas Rem
Brake pad merupakan bagian dari mekanisme rem yang
sangat penting. Pada brake pad menempel kampas rem atau bahan
friksi yang bergesekan langsung dengan disc. Brake pad ini juga
menerima gaya tekan dari kaliper rem.
5) Pipa/ Selang Rem
Komponen ini berbentuk saluran yang berfungsi untuk
meneruskan tekanan hidrolik fluida dari master cylinder ke kaliper
rem.
6) Minyak Rem
Minyak rem merupakan suatu cairan atau fluida dengan
tingkat kekentala (SAE) tertentu. Fungsi dari minyak rem ini adalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

sebagai media penerus gaya pengereman dalam bentuk tekanan


hidrolis (hydraulic pressure) ke brake piston pada kaliper.
c. Prinsip Kerja Rem Cakram
Adapun Prinsip kerja rem cakram hampir sama dengan rem
tromol, yaitu menggunakan bahan friksi yang diletakkan pada sepatu rem
untuk mengurangi, memperlambat dan menghentikan laju kendaraan.
Cara kerja rem ini adalah dengan menjepit cakram yang yang
dihubungkan dengan roda kendaraan, serta untuk menjepit cakram
digunakan bahan friksi atau kampas rem dalam bentuk sepatu rem
dengan mekanisme diatur oleh kaliper rem. Yang digunakan sebagai
pengatur kaliper dari rem adalah menggunakan gaya mekanik hidrolik
pneumatik atau elektronik melawan gaya dari kedua sisi cakram. Bahan
friksi tadi menimbulkan perlambatan dan berhenti pada piringan cakram
dan roda yang dihubungkan. Pada mekanisme pengereman, terdapat
perubahan energi yaitu dari energi kinetik menjadi energi panas akibat
gesekan yang terjadi, bahan friksi pun ikut menjadi panas pula, Maka
dari itu pengembangan mengenai kampas rem sangat berguna agar
memperbaiki mekanisme rem lebih baik lagi.

Gambar 2.7 Mekanisme Rem Cakram (Sumber: Kurniawan, 2015:16)


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

4. Kampas Rem
a. Pengertian Kampas Rem
Kampas adalah komoponen dari mekanisme rem yang
mempunyai fungsi untuk memperlambat maupun menghentikan laju
kendaraan. Kampas rem memilik peranan yang sangat penting pada saat
berkendara, karen berpengaruh pada daya pengereman ketika berkendara,
ketika kecepatan tinggi fungsi kampas rem memilik beban 90% dari
komponen lainnya. Dibutuhkan kampas rem dengan kemampuan yang
baik serta efisien dan kualitas yang tinggi agar didaptkan performasi
pengereman yang optimal.

Gambar 2.8 Kampas Rem (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016)


b. Karakteristik Kampas Rem
Menurut R.H Putra pada tahun 2013 (Efendi, 2015: 15)
karakteristik kampas rem terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1) Material Kampas Rem
Material kampas rem biasanya terdiri dari serbuk
aluminium, grafit, barium, alumina, asbestos¸cashew dust¸NBR
powder, dan bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan penguat
atau serat untuk matriksnya atau pengikat resin phenolic. Serat di
dalam komposit mempunyai fungsi sebagai bagian yang menahan
beban serta memberikan sifat kekakuan, kekuatan, stabilitas panas
dalam komposit. Sementara matriks dalam komposit berfungsi
sebagai pengikat serat dan menyalurkan tegangan pada saat proses
pembebanan berlangsung. Adapun bahan matriks yang sering
digunakan dalam proses pembuatan komposit adalah matriks
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

polimer. adapun jenis dari matriks polimer tersebut adalah


thermostat dan thermoplastic. yang termasuk thermoset antara lain
epoxy, polyester, dan phenolic. Sedangkan yang termasuk
thermoplastic antara lain polyetylene, dan polypropylene.
2) Proses Produksi Kampas Rem
Berdasarkan proses pembuatannya, kampas rem
(brakeshoes) sepeda motor bahan penguatnya (reinforced) terdiri
atas partikel yang tersebar merata dalam matriks yang berfungsi
sebagai pengikat, sehingga menghasilkan bentuk yang padat atau
solid yang baik. Melalui proses tekan sekaligus pemanasan pada
saat pencetaka (sintering) akan menghasilkan kekuatan
kekerasanserta gaya gesek yang semakin meningkat. Pemanasan
dilakukan pada temperatur tertentu, yang menyebabkan bahan akan
mengalami perubahan pada strukturnya. Antar partikel satu dengan
yang lain saling melekat serta akan diperoleh bentuk solid yang baik
dan matriks yang kuat sebagai pengikat.
3) Sifat Mekanik Kampas Rem
Bahan dari setiap kampas rem berbeda-beda, begitu juga
kualitasnya berbeda-beda. Secara umum bagian-bagian kampas rem
terdiri dari bahan friksi, dudukan kampas (body brake shoe) dan dua
buah spiral. Bahn-bahan tersebut juga harus memenuhi syarat
minimum, seperti bahan friksi yang harus memenuhi persyaratan
mengenai unjuk kerja, noise, dan daya tahan.
Bahan dari kampas rem harus memenuhi syarat minimum
keamanan, ketahanan dan dapat mengerem dengan halus dan aman.
Persyaratan yang lain yang dipenuhi adalah : mempunyai koefisien
gesek yang tinggi, tingkat keausan yang kecil, kuat, tidak merusak
permukaan roda dan dapat menyerap getaran. Sifat mekanik suatu
bahan menyatakan kemampuan dari bahan itu sendiri. Seperti
kemampuan untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan
kerusakan pada bahan/komponen tersebut. Untuk mendapatkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

acuan tersebut maka nilai kekerasan, keausan, bending, dan sifat


mekanik lainnya harus mendekati nilai standar keamananya.
c. Kampas Rem Asbestos
Kampas rem dari bahan asbestos hanya memiliki 1 jenis fiber,
yaitu asbes yang merupakan komponen yang menimbulkan
karsinogenik. Bahan asbes ini dapat membuat kampas menjadi semakin
awet, tetapi hal ini dapat menimbulkan kerugian diantaranya saat kondisi
basah performa kampas berkurang. Karena asbestos terdiri dari satu jenis
fiber, maka ketika dalam keadaan basah bahan tersebut akan mengalami
kelicinan serta piringan menjadi cepat habis karena ketika terlalu licin
rem yang ditekan terlalu berlebihan.
Kelemahan – kelemahan dari kampas rem jenis asbestos antara
lain, bahan jenis asbes hanya dapat bertahan sampai dengan suhu 200oC,
pada temperatur sekitar 250oC kampas jenis asbestos akan mengalami
efek fading atau blong. Kampas rem jenis ini juga tidak ramah
lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan dikarenakan bahan jenis
asbes bahan yang dapat memicu kanker (bahan karsinogenik). Peneliti
pada tahun 1994 menemukan bahwa kampas rem berbahan asbestos
mengandung zat karsinogenik yang dapat memicu kanker paru – paru.
d. Kampas Rem Non Asbestos
Kampas rem non asbestos adalah kampas rem yang
menggunakan bahan –bahan selain asbes untuk pembuatan kampasnya.
Kampas rem non asbestos dapat terbagi menjadi dua golongan, yaitu non
– steel dan low steel. Kampas rem non asbestos low steel adalah kampas
rem yang menggunakan sedikit besi dan yang non-steel yaitu yang tidak
menggunakan besi sedikit pun sebagai bahan pembuat kampas.
Kampas rem non asbestos biasanya terdiri dari 4 sampai 5
macam fiber antara lain, kevlar, steel fiber, rock wool, cellulose dan
carbon fiber yang memiliki serat panjang. Banyak digunakannya jenis
fiber pada kampas non asbestos bertujuan agar efek licin seperti yang
dialami kampas rem asbestos dapat teratasi. Kampas rem non asbestos
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

mempunya beberapa keuntungan dan kelebihan dibandingan dengan


kampas rem jenis asbestos, antara lain kampas rem jenis non asbestos
dapat bertahan sampai suhu 360oC sehingga pengereman stabil dan tidak
mengalami efek fading, tidak terdapat bahan yang dapat membahayakan
kesehatan dan ramah lingkungan karena ada yang memakai serat dari
alam untuk bahan pembuat kampas nya, untuk bahan yang tebuat seperti
dari serat jenis kevlar kampas rem jenis non asbestos sangat efektif
dalam pengereman nya, dikarenkan material kevlar adalah material yang
digunakan untuk baju anti peluru, jadi dapat menghambat laju putaran
peluru maka dari itu sangat efektif ketika digunakan pada kampas rem
karena dapat dengan optimal melakukan pengereman ketika digunakan.
5. Bahan dan Proses Pembuatan Kampas Rem
a. Serbuk Bambu
Tanaman bambu adalah tanaman yang mempunyai batang yang
tidak bercabang dan mempunyai sedikit daun. Pada masa pertumbuhan
bambu bambu jenis tertentu dapat tumbuh sekitar 5 cm perjam atau 120
cm perhari. Hal ini membuktikan bambu pembentukannya sangat cepat
selain itu tanaman bambu mempunyai ketahanan yang luar biasa.
Tanaman bambu termasuk kedalam anggota sub familia rumput yang
disebut bamboidae.
Ada banyak jenis bambu yang hidup di alam, antara lain bambu
petung atau betung. Ukuran dari bambu petung, diameter sekitar 14-20
cm untuk ukuran bambu dewasa dan panjang atau tinggi bias mencapai
25 m. Bambu gombong atau andong yang bisa mempunyai tinggi
mencapai 20m dengan diameter sekitar 10-12 cm, bambu ini mempunyai
nama ilmiah gigantochola verticillata. Jenis lain adalah bambu apus atau
tali. Bambu ini mepunyai ketinggian mencapai 20m dan diameter sekitar
6 cm untuk ketebalan dagingnya sendiri antara 6 hingga 13 mm. Bambu
yang lain adalah bambu hitam atau sering disebut dengan bambu wulung.
Bambu wulung banyak ditemukan atau hidup di daerah sumatra dan jawa
karena tanahnya cocok untuk tumbuh tanaman ini. Ukuran tingginya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

sama seperti jenis bambu yang lain yaitu sekitar 20 m serta diameternya
4 sampai 10 cm.
Adapun jenis bambu yang akan dipakai pada penelitian komposit
kampas rem serbuk bambu ini sama dengan jenis bambu yang dilakukan
pada penelitian sebelumnya yaitu jenis bambu ori atau bambu duri yang
mempunyai nama latin bambusa arundinacea. Alasan mengapa peneliti
memilih bambu ori atau bambu duri ini adalah karena bambu ori
memiliki serabut yang lebih tinggi dan memiliki pola serabut yang relatif
rata, selin itu bambu ori memiliki kerapatan yang tinggi dan tahan
terhadap serapan dari air. Bambu ori memiliki diameter yang besar
dengan jarak ruas yang pendek, kuat serta keras. Sidaft mekanik dari
diantara jenis bambu yang lain bambu ori memiliki kuat tarik yang paling
tinggi. Adapun sifat fisik dari bambu ori meliputi:
1) Kandungan Air
Kandungan air merupakan sifat fisik bambu yang penting
karena mempengaruhi sifat mekanik dari bambu serta berpengaruh
ketika sudah dijadikan bahan komposit untuk kampas rem.
Kandungan air pada batang bambu setelah dipotong antara 50%-
99%.
2) Berat Jenis
Berat jenis dari bambu ori berkisar antara 600 – 900 kg/m3.

Gambar 2.9 Serbuk Bambu (Sumber : Dokumen Pribadi, 2016)


b. Aluminium
Aluminium merupakan logam yang paling banyak terdapat
dibumi khususnya kerak bumi serta unusur ketiga terbanyak setelah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

oksigen dan silikon. Banyak dari Aluminium di kerak bumi sekitar


8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat di kerak bumi. Aluminium
biasa diproduksi dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (seperti
corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore) dan lain lain. Prosuksi dari
aluminium pertahun didunia adalah sekitar 30 juta ton.
Aluminium murni sebenarnya adalah logam yang lunak, tahan
lama , ringan dan dapt ditempa dan dibentuk sesuai variasi.
Penampilannya bervariasi antara perak hingga abu-abu, tergantung
kekasaran permukaanya. Komposisi Aluminium murni 100% tidak
pernah di jual di pasaran. Aluminium yang di jumpai di pasaran tidak
murni aluminium melainkan ada campuran lain atau kandungan pengotor
lain yang terdapat di dalamnya. Pengotor yang biasanya terdapat dalam
aluminium baiasanya berupa gas gelembung didalam yang masuk akibat
proses peleburan dan pendinginan / pengecoran yang tidak sempurna,
cetakan yang tidak baik kualitas materialnya. Atau pengotor lain akibat
kualitas bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang
Aluminium).

Gambar 2.10 Serbuk Aluminium (Sumber: Dokumen Pribadi, 2016)


Sifat – sifat penting yang dimilik aluminium sehingga banyak
digunakan sebagai material teknik adalah sebagai berikut:
a) Berat jenisnya ringan yaitu sekitar 2,7 gr/cm3, sedangkan besi ± 8,1
gr/cm3).
b) Tahan terhadap korosi.
c) Mudah ditempa karen lunak (Fabrikasi).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

d) Penghantar listrik dan panas yang baik.


e) Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (Allloying) kekuatan bisa
dapat ditingkatkan. Kekuatan mekanik aluminium dapat meningkat
dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn dan Ni.
f) Sifat elastisitas yang sangat rendah, hampir tidak dapat diperbaiki
baik dengan pemaduan maupun dengan heat treatment
c. Magnesium Oksida (MgO)

Gambar 2.11 MgO (Magnesium Oksida) (Sumber: Dokumen pribadi,


2016)
MgO dipilih sebagai bahan pengisi yang juga berfungsi sebagai
bahan abrasif dan penguat karena karakteristik yang baik.
Magnesium oksida adalah logam yang agak kuat, dengan warna
putih keperakan beratnya ringan ( satu pertiga lebih ringan dari
alumunium ) dan akan menjadi kusam bila diungkapkan pada udara.
MgO adalah material berstruktur logam yang sangat ringan dengan

berat jenis (1,74 gr/cm3), titik lebur (650oC), titik didih (1097oC),
modulus elastis (110 MPa), kekuatan luluh (255 MPa), kekerasan (12
VHN). Serbuk MgO merupakan jenis zat tambahan yang dicampurkan
pada pembuatan CMCs, selain itu juga magnesium oksida sebagai
wetting agent yang membuat ikatan antar Alumina dan Aluminium lebih
kuat, tidak mudah terkikis permukaannya.
Komposit dengan penambahan sedikit kadar MgO lebih baik
bila dibandingkan dengan komposit tanpa serbuk MgO. Serbuk MgO
walaupun persentasenya kecil memegang peranan penting dalam
meningkatkan kemampuan pembasahan (wettability) dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

mengkodisikan permukaan padat juga mempunyai kemampuan untuk


mengisi setiap perbedaan ketinggian dari permukaan yang kasar dan
menurunkan tegangan interfacial. Ketahanan aus dapat ditingkatkan
melalui penambahan unsur magnesium oksida. Selain MgO ada
beberapa pilihan bahan yang dapat dijadikan alternatif sebagai zat
pengisi seperti Al2O3, SiO2, Fe3O4, Cr2O3, SiC, ZrSiO4 namun
harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan MgO.
d. Katalis
Katalis berbentuk cairan dan cairan ini biasanya berwarna
bening dan berbau. Fungsi dari katalis adalah untuk mempercepat proses
pengerasan adonan, semakin banyak katalis maka akan semakin cepat
adonan mengeras tetapi hasilnya kurang bagus. Penambahan katalis yang
baik yaitu sejumlah 1% dari jumlah total resin yang dipakai. Apabila
cairan ini jika mengenai kulit akan terasa sedikit panas.

Gambar 2.12 Katalis (Sumber : Dokumen pribadi, 2016)


e. Proses Kompaksi
Proses kompaksi adalah proses pemampatan serbuk sehingga
serbuk akan saling melekat dan rongga udara antar partikel akan
terdorong keluar. Semakin besar tekanan kompaksi jumlah udara
(porositas) diantara partikel akan semakin sedikit, namun porositas
tidak mungkin mencapai nilai nol. Hasil kompaksi biasa disebut Green
Body. Proses pemampatan adalah suatu proses mesin kompaksi yang
memberikan gaya penekanan uniaksial (Sarwanto, 2010). Pemberian
tekanan yang sangat besar terhadap material serbuk yang bertujuan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

untuk mendapatkan spesimen benda uji yang diinginkan, proses


kompaksi dapat dilihat pada Gambar 2.12 di bawah ini.

Gambar 2.13 Proses Kompaksi Serbuk Bambu (Sumber: Fendi, 2015: 30)
Kompaksi dapat dilakukan dengan satu arah sumbu, dua
arah sumbu atau dari segala arah. Kompaksi dua arah ini bisa jadi dengan
arah berlawanan. Kebanyakan proses kompaksi menggunakan penekanan
(punch) atas dan bawah. Penekanan bawah sekaligus berfungsi sebagai
injektor untuk mengeluarkan benda yang telah dicetak. Permukaan
dalam cetakan (dies) harus halus untuk mengurangi gesekan.
Berdasarkan cara kompaksi dapat dibagi dengan dua cara yaitu:
1) Hot Compaction (Kompaksi Dengan Temperatur)
Proses kompaksi pada dies dimana terdapat dua punch yaitu
upper punch dan lower punc yang berfungsi menekan campuran
homogen serbuk didalam dies dan diberikan temperatur tertentu
saat proses kompaksi berlangsung.

Gambar 2.14 Metode Kompaksi dengan Temperatur


(Sumber: Fitrianto, 2012: 26)

2) Cold Compaction (Kompaksi Tanpa Temperatur)


Proses pada kompaksi metode cold compaction adalah sama
halnya dengan hot compaction pada punch serta dies yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

digunakan, akan tetapi tidak diberikan temperatur pada saat


proses kompaksi berlangsung.

Gambar 2.15 Metode Kompaksi tanpa Temperatur


(Sumber: Fitrianto, 2012: 26)

f. Proses Sintering
Istilah sintering berasal dari bahasa jerman, “sinter” dalam
bahasa inggris seasal dengan kata “cinder” yang berarti bara. Sintering
merupakan metode pembuatan material dari serbuk dengan pemanasan
sehingga terbentuk ikatan partikel. Sintering adalah pengikatan bersama
antar partikel pada suhu tinggi. Sintering dapat terjadi dibawah suhu
leleh (melting point) dengan melibatkan transfer atomic pada kondisi
padat. Selama proses sinter akan terjadi penggabungan antar partikel,
sehingga saling mengikat. Dengan adanya proses sinter maka akan
terjadi proses penggerakan partikel antar serbuk pada bagian
permukaan serbuk.

Gambar 2.16 Mekanisme Pemadatan Serbuk dengan Proses Sintering


(Sumber: Sarwanto, 2010: 13)
Peralatan yang paling penting dalam proses sintering adalah
dapur sinter. Dapur ini harus dapat mengatur temperetur, waktu
pemanasan, kecepatan pemanasan dan lingkungan dalam dapur itu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

sendiri. Pemilihan dapur sinter bergantung pada penggunaannya. Secara


umum pemeliharaannya tergantung pada daerah kerja, ukuran green
body, atmosfer atau lingkungan yang diinginkan dan biaya produksinya.
Ada dua tipe dapur sinter, yaitu dapur satuan (batch furnace)
dan dapur kontinyu (continuous furnace). Batch furnace diisi material
yang akan disinter lalu temperatur diatur sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan dapur kontinyu dilengkapi dengan sabuk yang terdiri dari
jalinan kawat dimana diletakkan green body. Sabuk ini bergerak
menuju daerah pemanasan, kemudian ke daerah pendingin. Proses
sinter dengan dapur kontinyu biasanya digunakan untuk memproduksi
komponen dalam jumlah banyak. Sedangkan batch furnace digunakan
pada siklus sintering khusus dengan produksi terbatas. Pemilihan
temperature sinter untuk terjadinya ikatan antar partikel akan sangat
tergantung dari jenis material itu sendiri. Tidak ada kondisi
temperatur yang tepat untuk proses sinter pada suatu bahan tertentu,
akan tetapi ada ketentuan umum mengenai sinter padat yang dilakukan
dibawah temperatur lebur dari bahan tersebut.
6. Pengujian Kampas Rem Komposit Serbuk Bambu
Pengujian kampas rem dilakukan dengan uji jalan, uji jalan adalah
pengujian yang dilakukan di jalan raya, dalam hal ini kampas rem
komposit serbuk bambu diuji di jalan raya dengan beberapa kriteria jalan
dan dilakukan pada jarak tertentu, setiap 500 km dilakukan pengukuran
tingkat keausan kampas rem komposit serbuk bambu pengukuran keausan
ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Purboputro (2014).
Ketentuan jarak tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Isbullah W (2013). Pada penelitian tersebut dilakukan beberapa kali
pengukuran yaitu setiap ± 300 km dan dengan kriteria jalan yang tidak
sama dan sebelum dilakukan uji jalan, kampas rem komposit serbuk
bambu dilakukan uji kekerasan. Uji kekerasaan yang dilakukan pada
penelitian ini adalah uji kekerasan Brinell.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

B. Kerangka Berpikir
Kampas rem merupakan bagian dari mekanisme pengereman yang
bersentuhan langsung dengan cakram atau piringan. Bahan kampas rem
yang terdapat di pasaran biasanya bahan asbestos yang berbahaya terhadap
kesehatan dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan bahan baku bukan asbes pada
kampas rem ini sangat aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan,
memiliki daya cengkram kuat pada suhu pengereman di atas 300o C dan faktor
keamanan yang lebih baik.
Material komposit adalah perpaduan dari bahan yang dipilih berdasarkan
kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusun untuk menghasilkan
material baru dengan sifat yang unik dibandingkan sifat material dasar sebelum
dicampur dan terjadi permukaan antara masing-masing material penyusun
(Purnomo, 2012). Pencampuran komposisi serat yang tepat dalam pembuatan
spesimen diduga akan menyebabkan meningkatnya sifat mekanik dan nilai
keausan yang rendah. Campuran komposisi yang seimbang diduga akan
menghasilkan nilai keausan yang rendah.
Pada penelitian ini, bahan penyusun utama spesimen komposit terdiri
dari resin epoxy sebagai bahan pengikat, serbuk bambu sebagai seratnya,
Aluminium dan MgO sebagai bahan pengisi. Serbuk bambu dan serbuk
aluminium yang digunakan berukuran mesh 60. Komposisi resin dibuat tetap
yaitu 15 % dan MgO juga dibuat tetap yaitu 15 % mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Efendi (2015) dengan hasil yang paling optimal pada 35% serbuk
bambu, 35% serbuk aluminium, 15% MgO dan 15% resin.
Serbuk bambu dan serbuk Aluminium mempunyai kandungan dan
karakteristik yang sangat berbeda, sehingga variasi komposisi di antara keduanya
akan menghasilkan nilai keausan yang berbeda-beda pada spesimen uji kampas
rem. Ada dua variabel pokok yang dipakai dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi
bahan kampas rem. Variabel terikatnya adalah nilai keausan dari kampas rem
berbahan bambu. Untuk lebih jelasnya hubungan antar variabel bebas dan variabel
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

terikat dapat dilihat pada Gambar 2.10. di bawah ini:

X Y

Gambar 2.17 Skema Kerangka Berpikir


Keterangan :
X : Komposisi Kampas Rem
Y : Nilai Keausan

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, dapat
diambil hipotesis yaitu sebagai berikut:
1. Ada pengaruh komposisi bahan kampas rem serbuk bambu, Aluminium (Al),
magnesium oksida (MgO), dan resin epoxy terhadap nilai keausan kampas
rem apabila dilakukan pengujian langsung pada sepeda motor.
2. Kampas rem dengan memanfaatkan bambu diduga memiliki nilai keausan
kampas rem serbuk bambu yang mendekati kampas rem pembanding merk
Indoparts.

Anda mungkin juga menyukai