id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Komposit
a. Pengertian Komposit
Dalam bukunya yang berjudul Natural Fibre Composites, Van
Rijswijk (2001) menjelaskan bahwa komposit adalah bahan yang terbuat
dari resin polimer dan diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat
mekanik dan fisik. Bahan komposit merupakan bahan gabungan secara
makro, yang didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun
dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama yang
secara makro berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material yang
tidak dapat dipisahkan (Schwartz, 1984). jadi komposit merupakan dari
beberapa bahan yang salah satu bahanya melibatkan serat sebagai
penguatnya serta resin polimer.
Menurut Schwartz (1997), material komposit mempunyai
beberapa keuntungan, diantaranya :
1) Bobotnya ringan
2) Mempunyai kekuatan dan kekakuan yang baik
3) Biaya produksi murah
4) Tahan terhadap korosi
Dari penggabungan dua atau lebih material diharapkan dapat
saling memperbaiki antar material dan saling menguatkan antar material.
Yenu Rianto (2011) juga menjelaskan bahwa sifat-sifat yang dapat
diperbaiki dari penggabungan material tersebut antara lain : Kekuatan,
Kekakuan, ketahanan bending, berat jenis, pengaruh terhadap temperatur,
isolasi termal dan isolasi akustik.
Komposit sendiri atau penggabungan dua material atau lebih ada
dua macam, antara lain:
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Penggabungan Makro
Penggabungan ini dapat dilihat secara langsung dengan cara
melihat, penggabungan ini dapat dipisah secara fisis ataupun
mekanik.
2) Penggabungan Mikro
Penggabungan mikro tidak dapat dilihat secara langsung
seperti penggabungan makro, hal ini dikarenakan penggabungan ini
lebih secara kimiawi. Tidak dapat dipisah secara fisis maupun
mekanik melainkan secara kimiawi.
Material komposit sendiri dalam pencampuran nya
menggunakan material yang tidak homogen, artinya sifat mekanik dari
masing-masing material berbeda-beda. Material komposit memiliki
campuran yang lebih bagus.
Menurut penelitian yang dilakukan Fendi (2014) komposit
dibedakan menjadi 5 kelompok menurut bentuk, struktur dan
penyususnnya (mengutip buku Schwartz, 1984). 5 kelompok itu antara
lain:
1) Komposit Serat
Komposit serat merupakan jenis komposit yang
menggunakan serat sebagai penguat bahan penguatnya. Serat dalam
pembuatan komposit dapat diatur memanjang maupun dipotong-
potong lalu di susun secara acak (Random Fibers). Komposit serat
sering digunakan dalam industri otomotif dan industri pesawat
terbang (Schwartz, 1984).
Gambar 2.1 Komposit Jenis Serat (Yenu Rianto dalam Efendi, 2014)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Komposit Serpih
Komposit serpih merupakan jenis komposit yang
menggunakan tambahan material berupa serpih kedalam matriksnya.
Flake (Serpih) dapat berupa serpihan mika, kaca (glass) dan metal
(Fendi, 2014).
3) Komposit Partikel
Komposit partikel merupakan jenis komposit yang
menggunakan tambahan material lain berupa serbuk/butir didalam
matriks. Komposit partikel juga bisa disebut particular composites.
Dalam komposit tersebut material yang ditambahkan terdistribusi
secara acak atau kurang bisa dikontrol daripada komposit serpih
maupun komposit serat.
10
5) Laminar Composites
Laminar Composites merupakan komposit yang susunan
nya terdiri dari dua atau lebih layer. Masing-masing layer dapat
berbeda-beda material, bentuk, dan penguatnya.
11
12
2. Rem
a. Pengertian Rem
Pada kendaraan, baik berupa kendaraan bermotor atau yang
menggunakan mesin ataupun kendaraan yang tidak menggunakan mesin
pasti menggunakan sebuah sistem dimana kendaraan tersebut dapat
berhenti ataupun dapat melambatkan kendaraan tersebut ketika
dikendarai. jika di kendaraan bermotor ketika katup gas ditutup penuh
dan mesin tidak lagi menyala dan tidak lagi dihubungkan dengan
pemindah daya tidak dapat segera berhenti, kendaraan tersebut pasti
punya kecenderungan untuk teteap bergerak karen adanya daya
kelembaman. Adapun sistem yang dimaksud adalah mekanisme yang
disebut Rem. Mekanisme rem adalah sistem yang digunakan untuk
mengontrol kecepatan/laju kendaraan, yaitu mengurangi/memperlambat
kecepatan dan menghentikan laju kendaraan. Hal itu bertujuan agar
meningkatkan keselamatan bagi pengendara kendaraan tersebut.
Prinsip kerja rem secara umum adalah mengubah energi gerak
menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Hal itu bisa
terjadikarena rem bekerja melakukan penekanan melawan sistem gerak
putar, hal itu disebut braking effect (Efek pengereman) yaitu adanya
gesekan antara dua obyek yang menyebabkan rem bekerja. Gesekan antar
dua obyek tersebut yang menimbulkan energi panas. Gesekan tersebut
adalah antara disc atau drum dengan kampas. Gaya gesek merupakan
interaksi mikro antar kedua permukaan komponen yang saling
bersentuhan.
Tujuan utama dipasang rem pada kendaraan adalah untuk
melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari
kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk
mengehentikan kendaraan secara berkala hal itu menurut Wahyu Utomo
(Kurniawan, 2015: 34). Maka dari itu harus dibutuhkan sistem
pengereman yang baik bagi pengendara agar mekanisme rem dapat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
bekerja secara optimal. Adapun syarat rem yang baik menurut Arif
Kurniawan (2015: 34) antara lain:
1) Dapat bekerja dengan baik dan cepat.
2) Beban pada roda yang satu dengan roda yang lain sama.
3) mempunyai daya tahan yang cukup tinggi.
4) mudah disetel dan diperbaiki.
b. Jenis-jenis Rem
Menurut Wahyu Utomo (Kurniawan, 2015: 15) jenis rem yang
biasa digunakan dalam kendaraan yaitu:
1) Menurut penggeraknya
a) Rem hidrolik, yaitu rem yang bekerja karena adanya fluida yang
bergerak menurut hukum pascal.
b) Rem mekanik, yaitu gerakan pengereman disalurkan ke roda
melalui komponen-komponen mekanis.
2) Menurut konstruksinya
a) Rem tromol, yaitu tenaga pengereman disalurka ke tromol
(tromol digunakan sebagai alat pengereman).
b) Rem piringan/Cakram/Disc, yaitu tenaga pengereman yang
dihasilkan disalurkan ke disc piringan (piringan digunakan
sebagai alat pengereman).
3) Menrurut media pengereman
a) Rem dengan media pengereman roda.
b) Rem dengan media pengereman buang.
4) Menurut cara pelayanannya
a) Rem tangan, digunakan untuk menahan kendaraan pada saat
sedang parkir.
b) Rem kaki, pengoprasiannya dengan pedal kaki yang merupakan
rem utama, digunakan untuk mengurangi kecepatan maupun
menghentikan kecepatan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
3. Rem Cakram
a. Pengertian Rem Cakram
Rem cakram merupakan suatu perangkat pengereman yang
terdiri dari cakram yang dibuat dari logam, cakram/disc ini akan dijepit
oleh kampas rem (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada
dalam silinder roda (Kurniawan, 2015: 16). Mekanisme cakram tersebut
memrlukan tenaga yang kuat yang dihasilkan dari sistem hidrolik.
Mekanisme hidrolik ini terdiri dari master silinder, silinder roda,
reservoir dan komponen lainnya.
Mekanisme hidrolik tersebut bekerja ketika hendel pada master
rem ditekan maka torak yang ada di master silinder akan mendorong oli
rem ke arah saluran oli, yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan torak
kaliper rem. Bagian luar torak terpasang brake pad yang akan menjepit
piringan cakram dengan memanfaatkan gaya/tekanan torak kearah luar
yang disebabkan oleh tekanan rem tadi, sehingga efek gesekan antara
cakram dan kampas rem terjadi.
b. Komponen Rem Cakram
1) Disc/ Piringan Cakram
Disc pada rem cakram berbentuk seperti piringan dan
berfungsi untuk menerima gesekan dari Brake Pad pada saat proses
pengereman berlangsung. Disc terhubung dengan roda yang berputar
melalui sambungan baut. Pada saat motor berjalan dan roda berputar
maka disc ikut berputar.
2) Master Cylinder
Komponen ini berfungsi mengubah gerakan pedal/tuas rem
ke dalam tekanan hidrolis. Master Cylinder terdiri atas reservoir tank
yang berisi minyak rem, piston dan silinder yang menghasilkan
tekanan hidrolis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
16
17
4. Kampas Rem
a. Pengertian Kampas Rem
Kampas adalah komoponen dari mekanisme rem yang
mempunyai fungsi untuk memperlambat maupun menghentikan laju
kendaraan. Kampas rem memilik peranan yang sangat penting pada saat
berkendara, karen berpengaruh pada daya pengereman ketika berkendara,
ketika kecepatan tinggi fungsi kampas rem memilik beban 90% dari
komponen lainnya. Dibutuhkan kampas rem dengan kemampuan yang
baik serta efisien dan kualitas yang tinggi agar didaptkan performasi
pengereman yang optimal.
18
19
20
21
sama seperti jenis bambu yang lain yaitu sekitar 20 m serta diameternya
4 sampai 10 cm.
Adapun jenis bambu yang akan dipakai pada penelitian komposit
kampas rem serbuk bambu ini sama dengan jenis bambu yang dilakukan
pada penelitian sebelumnya yaitu jenis bambu ori atau bambu duri yang
mempunyai nama latin bambusa arundinacea. Alasan mengapa peneliti
memilih bambu ori atau bambu duri ini adalah karena bambu ori
memiliki serabut yang lebih tinggi dan memiliki pola serabut yang relatif
rata, selin itu bambu ori memiliki kerapatan yang tinggi dan tahan
terhadap serapan dari air. Bambu ori memiliki diameter yang besar
dengan jarak ruas yang pendek, kuat serta keras. Sidaft mekanik dari
diantara jenis bambu yang lain bambu ori memiliki kuat tarik yang paling
tinggi. Adapun sifat fisik dari bambu ori meliputi:
1) Kandungan Air
Kandungan air merupakan sifat fisik bambu yang penting
karena mempengaruhi sifat mekanik dari bambu serta berpengaruh
ketika sudah dijadikan bahan komposit untuk kampas rem.
Kandungan air pada batang bambu setelah dipotong antara 50%-
99%.
2) Berat Jenis
Berat jenis dari bambu ori berkisar antara 600 – 900 kg/m3.
22
23
berat jenis (1,74 gr/cm3), titik lebur (650oC), titik didih (1097oC),
modulus elastis (110 MPa), kekuatan luluh (255 MPa), kekerasan (12
VHN). Serbuk MgO merupakan jenis zat tambahan yang dicampurkan
pada pembuatan CMCs, selain itu juga magnesium oksida sebagai
wetting agent yang membuat ikatan antar Alumina dan Aluminium lebih
kuat, tidak mudah terkikis permukaannya.
Komposit dengan penambahan sedikit kadar MgO lebih baik
bila dibandingkan dengan komposit tanpa serbuk MgO. Serbuk MgO
walaupun persentasenya kecil memegang peranan penting dalam
meningkatkan kemampuan pembasahan (wettability) dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
25
Gambar 2.13 Proses Kompaksi Serbuk Bambu (Sumber: Fendi, 2015: 30)
Kompaksi dapat dilakukan dengan satu arah sumbu, dua
arah sumbu atau dari segala arah. Kompaksi dua arah ini bisa jadi dengan
arah berlawanan. Kebanyakan proses kompaksi menggunakan penekanan
(punch) atas dan bawah. Penekanan bawah sekaligus berfungsi sebagai
injektor untuk mengeluarkan benda yang telah dicetak. Permukaan
dalam cetakan (dies) harus halus untuk mengurangi gesekan.
Berdasarkan cara kompaksi dapat dibagi dengan dua cara yaitu:
1) Hot Compaction (Kompaksi Dengan Temperatur)
Proses kompaksi pada dies dimana terdapat dua punch yaitu
upper punch dan lower punc yang berfungsi menekan campuran
homogen serbuk didalam dies dan diberikan temperatur tertentu
saat proses kompaksi berlangsung.
26
f. Proses Sintering
Istilah sintering berasal dari bahasa jerman, “sinter” dalam
bahasa inggris seasal dengan kata “cinder” yang berarti bara. Sintering
merupakan metode pembuatan material dari serbuk dengan pemanasan
sehingga terbentuk ikatan partikel. Sintering adalah pengikatan bersama
antar partikel pada suhu tinggi. Sintering dapat terjadi dibawah suhu
leleh (melting point) dengan melibatkan transfer atomic pada kondisi
padat. Selama proses sinter akan terjadi penggabungan antar partikel,
sehingga saling mengikat. Dengan adanya proses sinter maka akan
terjadi proses penggerakan partikel antar serbuk pada bagian
permukaan serbuk.
27
28
B. Kerangka Berpikir
Kampas rem merupakan bagian dari mekanisme pengereman yang
bersentuhan langsung dengan cakram atau piringan. Bahan kampas rem
yang terdapat di pasaran biasanya bahan asbestos yang berbahaya terhadap
kesehatan dan tidak ramah lingkungan. Penggunaan bahan baku bukan asbes pada
kampas rem ini sangat aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan,
memiliki daya cengkram kuat pada suhu pengereman di atas 300o C dan faktor
keamanan yang lebih baik.
Material komposit adalah perpaduan dari bahan yang dipilih berdasarkan
kombinasi sifat fisik masing-masing material penyusun untuk menghasilkan
material baru dengan sifat yang unik dibandingkan sifat material dasar sebelum
dicampur dan terjadi permukaan antara masing-masing material penyusun
(Purnomo, 2012). Pencampuran komposisi serat yang tepat dalam pembuatan
spesimen diduga akan menyebabkan meningkatnya sifat mekanik dan nilai
keausan yang rendah. Campuran komposisi yang seimbang diduga akan
menghasilkan nilai keausan yang rendah.
Pada penelitian ini, bahan penyusun utama spesimen komposit terdiri
dari resin epoxy sebagai bahan pengikat, serbuk bambu sebagai seratnya,
Aluminium dan MgO sebagai bahan pengisi. Serbuk bambu dan serbuk
aluminium yang digunakan berukuran mesh 60. Komposisi resin dibuat tetap
yaitu 15 % dan MgO juga dibuat tetap yaitu 15 % mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Efendi (2015) dengan hasil yang paling optimal pada 35% serbuk
bambu, 35% serbuk aluminium, 15% MgO dan 15% resin.
Serbuk bambu dan serbuk Aluminium mempunyai kandungan dan
karakteristik yang sangat berbeda, sehingga variasi komposisi di antara keduanya
akan menghasilkan nilai keausan yang berbeda-beda pada spesimen uji kampas
rem. Ada dua variabel pokok yang dipakai dalam penelitian ini yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komposisi
bahan kampas rem. Variabel terikatnya adalah nilai keausan dari kampas rem
berbahan bambu. Untuk lebih jelasnya hubungan antar variabel bebas dan variabel
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
X Y
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, dapat
diambil hipotesis yaitu sebagai berikut:
1. Ada pengaruh komposisi bahan kampas rem serbuk bambu, Aluminium (Al),
magnesium oksida (MgO), dan resin epoxy terhadap nilai keausan kampas
rem apabila dilakukan pengujian langsung pada sepeda motor.
2. Kampas rem dengan memanfaatkan bambu diduga memiliki nilai keausan
kampas rem serbuk bambu yang mendekati kampas rem pembanding merk
Indoparts.