Anda di halaman 1dari 23

MATA PELAJARAN 5

MELAPORKAN HASIL
AUDIT ENERGI
MELAPORKAN HASIL AUDIT ENERGI

TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti mata pelajaran ini peserta


diharapkan mampu memahami dan membuat
laporan hasil audit energi sesuai dengan
pedoman yang tercantum dalam regulasi yang
berlaku.
Regulasi :
1. Permen ESDM no 14/ 2012
2. PP No. 70 Tahun 2009

DURASI : 240 JP

PENYUSUN DAN :
NARASUMBER
KRITERIA UNJUK KINERJA

SKKNI : M.74AEN00.015.2
JUDUL UNIT : Melaporkan Hasil Audit Energi
DESKRIPSI : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetauan, ketrampilan, dan
sikap kerja yang dibutuhkan dalam membuat laporan hasil audit energi.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KINERJA
Metode pelaporan dibuat sesuai dengan
1.1
Mejamin kesesuaian persyaratan kesepakatan
1
laporan audit energi Format pelaporan dibuktikan sesuai dengan
1.2
kesepakatan
Frekuensi pengukuran, konsistensi
pengukuran, akurasi pengukuran,
2.1
pengulangan dan keterwakilan data diperjelas
sesuai dengan kesepakatan
Argumentasi pengukuran dan hubungannya
2.2 dengan analisis diperjelas sesuai dengan
Menjamin pengukuran yang dilakukan kesepakatan.
2
selama audit energi relevan
Kendala yang dihadapi dalam pengumpulan
2.3 data, kunjungan lapangan dan analisis data
diperjelas sesuai dengan fakta lapangan
Pengaruh ketidakpastian sampling dan
2.4 pengukuran terhadap data yang dilaporkan
dianalisis sesuai dengan fakta lapangan.
Dasar analisis ditegaskan berdasarkan kondisi
3.1
lapangan
Rincian asumsi, estimasi, dan ketidakpastian
3.2 yang digunakan dalam analisis diperjelas
3 Membuat rangkuman analisis
sesuai dengan kondisi lapangan.
Keterbatasan ketepatan perhitungan
3.3 penghematan energi dan biaya energi
diperjelas dengan kondisi lapangan.

4.1 Peluang perbaikan kinerja energi


Menyusun daftar prioritas peluang diperingkatkan sesuai dengan skala prioritas
4 perbaikan kinerja energi dan Tata cara penerapan peluang perbaikan
rekomendasi 4.2 kinerja energi diperjelas sesuai dengan
rekomendasi
PENDAHULUAN

Manajemen efisiensi energi meliputi semua tahap pengelolaan energi seperti penyediaan
energi primer, pengelolaan energi, penggunaan energi dan konservasi energi. Dari
sudut pandang penggunaan energi, pelaksanaan manajemen efisiensi energi oleh
konsumen dilaksanakan dengan pengaplikasian manajemen energi dan pemanfaatan
peralatan yang efisien. Audit energi adalah salah satu aspek yang penting pada
penerapan manajemen energi yang juga biasa disebut dengan energy review.

Pemerintah mengeluarkan peraturan No 70 Tahun 2009 yang mengatur regulasi bagi


industri dan bangunan yang menggunakan energi lebih dari 6000 Tonnes Oil Equivalent
(TOE) per tahun wajib mengaplikasikan manajemen energi, diantaranya dengan :

1. Wajib memiliki manajer energi


2. Membuat program efisiensi energi
3. Menjalankan audit energi secara periodik
4. Mengimplementasikan rekomendasi audit energi
5. Melaporkan pelaksanaan efisiensi energi.

Audit energi artinya proses evaluasi pemanfaatan energi dan identifikasi peluang
penghematan energi serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan
pengguna sumber energi dalam rangka konservasi energi.

Untuk meningkatkan efisiensi energi di suatu bidang, salah satu faktor yang berperan
penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai knowledge yang baik
dalam melaksanakan audit energi. Dalam audit energi, salah satu kegiatan yang
dilaksanakan adalah membuat laporan audit energi.

Membuat laporan audit energi merupakan salah satu dari beberapa rangkaian kegiatan
audit energi. Hal ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2018 tentang SKKNI Auditor Energi. Melaporkan Hasil Audit
Energi mempunyai kode SKKNI : M.74AEN00.015.2. kompetensi ini berkaitan dengan
membuat laporan hasil pelaksanaan audit energi di industri. Unit kompetensi ini
berhubungan dengan pengetauan, ketrampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
membuat laporan hasil audit energi. Elemen kompetensi dalam menyusun konsep
laporan audit energi dengan kriteria unjuk kerja pertama adalah menjamin kesesuaian
persyaratan laporan audit energi, kedua menjamin pengukuran yang dilakukan selama
audit energi relevan, ketiga membuat rangkuman analisis, dan keempat adalah
menyusun daftar prioritas peluang perbaikan kinerja energi dan rekomendasi.
PENYUSUNAN KONSEP LAPORAN AUDIT ENERGI

Suatu audit energi diharapkan menghasilkan laporan peluang efisiensi energi yang bisa
diperoleh dari hasil pengamatan, pengukuran dan analisa energi. Sedangkan ruang
lingkup audit energi yaitu mengidentifikasi, mengukur dan melakukan perhitungan gap /
keabnormalan dari konsumsi energi yang biasanya muncul pada saat energi itu
bersinggungan dengan peralatan yang memanfaatkan energi, manusia dan metode yang
terdapat di suatu sistem proses (proses produksi, dan lain - lain). Kesimpulanya ruang
lingkup audit energi yaitu :

1. Mesin => Melakukan pengukuran dan penilaian performa mesin.


2. Manusia => Melakukan pengamatan dan evaluasi pekerja dalam suatu proses
produksi.
3. Metode => Melakukan pengamatan dan evaluasi optimalisasi metode yang
digunakan dalam suatu sistem produksi.
4. Material => Melakukan pengamatan dan evaluasi material dalam sistem
produksi atau produktifitas
5. Alam / Lingkungan => mengamati kondisi lingkungan alam disekitar tempat kerja
apakah mendukung kinerja operasi atau tidak.

Beberapa hal yang sudah disebutkan diatas hendaknya dilaporkan dalam laporan audit
energi dengan prioritas pembahasan sesuai dengan level audit energi yang
dilaksanakan. Tahapan penyusunan konsep laporan audit energi secara rinci akan
dijelaskan dalam bab ini.

A. Menyiapkan Informasi Hasil Analisis Data

Informasi hasil analisis data merupakan tahap awal pada penyusunan laporan audit
energi. Informasi diperoleh melalui wawancara maupun observasi, data sekunder dan
data primer diolah, dianalisis dan disajikan dalam laporan audit energi yang akan
disampaikan kepada pihak manajemen serta pihak teknis pada industri.

Informasi ataupun data yang perlu disiapkan antara lain adalah:

1. Informasi Pabrik/Industri
2. Layout dan deskripsi proses
3. Plant Layout
4. Deskripsi proses utama
5. Faktor – faktor yang berpengaruh dalam proses

Data yang perlu disiapkan dan dianalisis untuk disajikan dalam penyusunan laporan audit
energi antara lain adalah:

1. Potret dan pola penggunaan energi yang antara lain meliputi : Sumber – sumber
energi.
2. Distribusi energi : bahan bakar, energi listrik, energi panas (uap), dan sebagainya.

Profil konsumsi dan intensitas energi yang meliputi : total energi keseluruhan pabrik,
pengguna energi signifikan, energi pada unit/peralatan, fasilitas utama dan pendukung
Hasil observasi maupun wawancara juga perlu disiapkan dalam pembuatan laporan
audit energi, antara lain tentang kesadaran karyawan pada efisiensi energi,
manajemen energi pada auditee, bagaimana pengoperasian peralatan oleh operator dan
kesesuaian dengan SOP.

Hasil pengukuran aktual juga perlu disiapkan dan bagaimana kondisi alat ukur yang
terpasang pada peralatan perlu disampaikan juga dalam laporan audit energi.

Temuan- temuan hasil observasi mengenai penyebab pemborosan energi yang terjadi
misalnya steam leakage, insulasi yang sudah tidak baik dan sebagainya disertai
dengan foto agar lebih mudah menunjukkan dimana lokasi pemborosan energi yang
terjadi.

Data sekunder misalnya data historis konsumsi energi perlu disiapkan sebagai baseline.
Baseline energi merupakan suatu persamaan linier sederhana yang menggambarkan
hubungan tingkat produksi terhadap energi yang dibutuhkan. Adanya perbaikan/
improvement dapat berpengaruh pada nilai intercept dan slope dari garis baseline energi.
Apabila industri mengganti peralatan dengan yang lebih hemat, maka garis intercept
akan turun; apabila industri melakukan pola operasi yang efisien, maka sudut. garis slope
akan turun tampak seperti gambar 2.1.

Gambar 2.1. Baseline

Efisiensi energi terjadi jika secara agregat garis baseline berubah lebih turun atau landai,
ini artinya bahwa untuk mendapatkan suatu tingkat produksi, energi yang dibutuhkan
misalnya kWh lebih kecil dari sebelumnya atau dengan kata lain kinerja energi
meningkat.

Hasil analisis data yang disiapkan dalam laporan audit energi meliputi:

• Analisis sumber energi dan konsumsi energi pada peralatan pengguna


energi
• Mass dan Heat Balance untuk menghitung seberapa besar utilitas pengguna
energi dan losses energi pada suatu sistem proses dan masing - masing
peralatan pengguna energi. Loses energi ini dianalisis untuk dipertimbangkan
berapa biaya (khusus yang bersifat medium dan high cost implementasi) yang
harus dikeluarkan untuk mengkonversi losses tersebut menjadi potensi
penghematan energi.
• Hasil analisis/inventarisasi konsumsi energi terhadap produk yang dihasilkan atau
intensitas energi terhadap alur proses maupun peralatan pengguna energi
sebagai indikator untuk mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan
energi.
• Hasil analisis kinerja dan efisiensi peralatan pengguna dan penghasil energi.
• Hasil benchmark intensitas energi.
• Hasil identifikasi potensi konservasi energi guna mengetahui tingkat efisiensi
peralatan.
• Hasil analisis secara teknik dan ekonomi untuk mengetahui kelayakan
potensi konservasi energi.
• Hasil rekomendasi langkah – langkah implementasi potensi/peluang konservasi
energi yang disusun berdasarkan skala prioritas biaya implementasi (no/low
cost, medium cost dan high cost).

B. Perumusan Rekomendasi dan Langkah - langkah Penerapan

Berdasarkan Prioritas

Perumusan rekomendasi dan langkah - langkah penerapan penghematan energi dari


hasil audit energi yang telah dilaksanakan hendaknya spesifik dan lengkap dengan
estimasi penghematan energi dan biaya investasi proyek yang diperlukan. Untuk peluang
konservasi yang telah diidentifikasi dan memiliki potensi penghematan energi yang
signifikan, hal tersebut harus dibahas secara khusus dalam laporan.

Rekomendasi dikelompokkan menurut sifatnya misalnya jangka pendek, menengah dan


jangka panjang. Selain itu rekomendasi dikelompokkan berdasarkan no/low cost, medium
cost dan high cost atau rekomendasi disusun mengikuti urutan tertentu, misalnya
berdasarkan area pemanfaatan energi.

Selain rekomendasi teknis, rekomendasi tentang manajemen energi dapat disampaikan


berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai manajemen energi di
pabrik/industri dan membandingkannya dengan klausul SNI ISO 50001: 2012 tentang
Sistem Manajemen Energi.

Semua rekomendasi harus dinyatakan dalam bentuk kegiatan, potensi penghematan


energi, manfaat/finansial serta langkah implementasi dan jadwal. Dengan demikian
rekomendasi yang diberikan bersifat spesifik, potensi penghematannya terukur (%,
satuan fisik, Rp.), dapat diimplementasikan/applicable yaitu terkait dengan biaya yang
diperlukan untuk merealisasikan potensi penghematan energi dan ada jangka waktunya
yaitu dengan adanya rumusan langkah implementasi dan jadwal dapat dilihat pada tabel
2.1 berikut :
Tabel 2.1.Contoh Rekomendasi 1 (Pengoperasian)

No. Deskripsi peluang Langkah Perkiraan


penghematan energi pelaksanaan penghematan
1. Pengurangan jam – Penggunaan timer 20 %
operasi peralatan– SOP start dan stop peralatan penghematan
misalnya dari 10 jam per – Koordinasi antar bagian konsumsi energi
hari menjadi 8 jam per
hari

2. Pemeliharaan rutin – Melakukan Pembersihan kerak pipa, 5% penurunan


fin pada sistem AC dsb konsumsi energi
– Koordinasi yang baik antara
bagian produksi, operasi dan
maintenance
3. Mengatur rasio – Penggunaan gas analizer untuk 10% penurunan
pembakaran memeriksa komposisi gas buang pada konsumsi bahan
sistem pembakaran bakar

4. Meningkatkan – Sosialisasi, training dan kampanye 15%


kesadaran seluruhhemat energi penghematan
karyawan/pegawai – Lomba antar unit/departemen terkait konsumsi energi
untuk hemat energi efisiensi energi
–Top manajemen memberikan reward
kepada karyawan yang melakukan
Inovasi - inovasi peningkatan efisiensi
energi

C. Pembuatan Laporan Audit Energi Sesuai dengan Format

Pembuatan laporan audit energi ada dua jenis yaitu laporan teknis dan laporan
eksekutif.

1) Laporan Teknis

Laporan teknis merupakan laporan audit energi yang ditujukan kepada manager teknis
atau top management yang memiliki latar belakang teknis, laporan ini merupakan kajian
engineering yang berisi analisis data secara lengkap baik secara teknis maupun finansial
dari kegiatan konservasi energi yang direkomendasikan.

2) Laporan Eksekutif

Laporan eksekutif ditujukan kepada top management atau bagian finansial. Komitmen
manajemen puncak sangat penting karena implementasi konservasi energi
membutuhkan sumber daya (SDM finansial dan material) yang membutuhkan dukungan
dari top manajemen. Laporan esekutif dibuat singkat (± 10 halaman) yaitu mengenai
fokus kegiatan audit, hasil audit yang dilakukan dan saran tindak lanjut, dibuat menurut
bahasa manajemen sehingga hasil audit energi dapat dimengerti dan dipahami oleh
manajemen puncak dalam rangka membuat keputusan.

Terkait dengan laporan audit energi, hal – hal yang perlu diketahui auditor sebelum
laporan audit energi dibuat dan disampaikan ke pihak manajemen adalah :

1. Apa yang hendak didengar oleh manajemen? Pada umumnya manajemen


ingin mengetahui keuntungan dan biaya yang diperlukan
2. Apa yang auditor energi hendak sampaikan? Hal yang ingin disampaikan oleh
auditor energi antara lain: perbaikan kinerja energi, pelatihan personel, peralatan
kontrol, parameter operasi kritis dan sebagainya
3. Informasi penting lainnya yang hendak disampaikan kepada top manajemen
antara lain: kecenderungan konsumsi energi, intensitas energi vs parameter
operasi; perubahan prosedur operasi yang diperlukan
4. Informasi tentang status penggunaan energi dan benchmark perlu disampaikan
juga kepada top manajemen. Hal ini akan memberikan gambaran bagaimana
posisi penggunaan energi yang dalam hal ini adalah Indikator Kinerja Energi
(IKE) pada industri tersebut dibandingkan dengan industri sejenis, apakah posisi

9
IKE-nya boros, cukup (rata-rata) atau sudah efisien mengacu pada benchmark
yang telah ada.
5. Top manajemen juga ingin mengetahui bagaimana pemenuhan terhadap
regulasi/standar yang berlaku terkait konservasi energi dan lingkungan. Oleh
karena itu hal ini perlu disampaikan dalam laporan audit energi kepada
manajemen. Terkait pemenuhan regulasi maka ada beberapa regulasi/standar
terkait kegiatan konservasi/audit energi ini. Regulasi yang menjadi payung
hukum adalah PP 70 tahun 2009 tentang konservasi energi, Permen ESDM No.
14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi, ISO 50001, Program Proper
Kementrian Lingkungan Hidup dan sebagainya.
6. Laporan audit energi untuk top manajemen juga memuat potensi
penghematan energi (no/low cost, medium cost dan high cost), biaya yang
diperlukan untuk merealisasikan potensi penghematan energi dan dampak
penghematan energi terhadap kinerja perusahaan dan produktivitas.

Sedangkan laporan audit energi yang disampaikan kepada manajer teknis ataupun
engineering hendaknya berisi perhitungan perhitungan teknis, seperti efisiensi, neraca
massa dan neraca panas, heat loss, kinerja peralatan, langkah – langkah penghematan
energi disertai perhitungan teknis untuk pemanfaatan heat losses yang dikonversi
menjadi peluang penghematan (Waste Heat Recovery), perhitungan teknis dan
ekonomis terhadap rekomendasi penghematan energi yang disampaikan dalam laporan
audit energi.

Secara umum format laporan audit energi terdiri dari:

1. Judul
2. Ringkasan
3. Latar Belakang
4. Fakta dan temuan lapangan
5. Potensi penghematan energi
6. Rekomendasi dan
7. Lampiran

3. Latar Belakang

Hal – hal yang disampaikan dalam latar belakang laporan audit energi antara lain :

a. Tujuan dilakukannya audit energi, misalnya untuk meningkatkan kinerja energi


dan mengurangi biaya.
b. Deskripsi area fokus audit energi, misalnya sistem uap, kompresor, atau area lain
yang merupakan pengguna energi signifikan atau area yang biaya energinya
signifikan
c. Penjelasan masing – masing area yang berkaitan dengan kapasitas produksi,
kapasitas aktual, running hours, manufacturing date, desain dan aktual, jenis dan
konsumsi energi per tahun dan sebagainya.
10
d. Deskripsi proses, parameter operasi yang harus dipenuhi dan konstrain
proses yang dijelaskan secara ringkas.
e. Jenis dan sumber energi yang digunakan (misalnya solar, batubara, gas, dan lain -
lain) dan pengguna utama masing – masing sumber energi tersebut.

4. Fakta dan Temuan Lapangan

Adapun secara garis besar mekanisme pendekatan masalah menggunakan


metode 5W + 1 H, adalah sebagai berikut:

1. Where : untuk menemukan dimana sumber yang berpotensi terjadinya


pemborosan energi
2. What : untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan hingga terjadinya
pemborosan energi
3. Why: untuk mengidentifikasi penyebab hal tersebut terjadi
4. Who: untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi trigger (aktor utama) terjadinya
potensi pemborosan energi pada peralatan yang sedang diobservasi.
5. When: untuk mengidentifikasi waktu terjadinya masalah, dapat didiskusikan
dengan operator, bagian maintenance maupun supervisor, apakah kejadiannya
bersifat siklus, tidak menentu ataukah ada pengaruh dari proses operasi maupun
peralatan lain
6. How: bagaimana mengatasi akar masalah (sumber pemborosan yang dapat
dikonversi menjadi peluang penghematan energi).

Beberapa fakta atau temuan di lapangan antara lain:

1. Pemborosan energi pada sistem uap.seperti terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Pemborosan Energi pada Sistem Uap

11
2. Pemborosan energi karena isolasi yang tidak baik sehingga losses cukup besar
seperti terlihat pada gambar 2.3

Gambar 2.3. Pemborosan Energi

3. Alat ukur yang tidak berfungsi atau rusak pada sistem refrigerasi tampak
seperti gambar 2.4 dibawah ini

Gambar 2.4. Alat Ukur

4. Trafo yang panas sehingga nmempengaruhi kualitas pasokan energi listrik dapat
dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Thermografi Trafo

12
5. Utilisasi Energi pada industri antara lain meliputi:
a. Profil penggunaan energi dapat dilihat pada gambar 2.6.

Penggunaan Energi Listrik (kWh) selama 3 tahun

Gambar 2.6. Profil Penggunaan Energi

b. Utilisasi pemanfaatan daya tampak pada gambar 2.7

Pemanfaatan Daya Listrik

Kelebihan daya (kVA);


60%; 60%
Pemanfaata daya (kVA);
40%; 40%

Gambar 2.7. Pemanfaatan Daya Listrik

c. Data historis konsumsi energi dan kinerja energi (IKE) dan


kecenderungannya.tampak seperti gambar 2.8 Indikator Kinerja Energi
(kWh/unit produksi)

13
Gambar 2.8. Indikator Kinerja Energi

6. Efisiensi peralatan energi (kompresor, AC, boiler, furnace dan lain - lain)
Efisiensi peralatan aktual misalnya efisiensi boiler 80%, dibandingkan dengan efisiensi
desain (87,8%) dan umur peralatan.

7. Area yang diidentifikasi mempunyai potensi penghematan energi dapat dilihat


pada gambar 2.9

Gambar 2.9. Area Penghematan Energi

14
1. Signifikan Energy Users (SEUs) menjadi sasaran prioritas seperti terlihat pada
gambar 2.10

Gambar 2.10 Diagram Total Energi

5) Potensi Penghematan Energi

Strategi yang digunakan dalam penyampaian potensi penghematan energi adalah perlu
perhitungan analisis teknis dan ekonomis untuk mengetahui kelayakannya.

6) Rekomendasi

Urutan prioritas dan cara merealisasikannya termasuk jadwal kegiatan

7) Lampiran

Lampiran perlu disampaikan dalam laporan sebagai kelengkapan informasi, antara lain
adalah:

1. Tarif Dasar Listrik

2. Neraca massa dan neraca energi

3. Perhitungan dan asumsi yang digunakan

4. Log-sheet

5. Data Logger

6. Gambar instalasi/peralatan

7. Dan lain - lain.

15
D. Rangkuman

1. Output audit energi adalah berupa laporan peluang penghematan energi pada
suatu cost center (pusat – pusat biaya energi) yang dapat dicapai setelah
dilakukan pengamatan, pengukuran dan analisa energi (perhitungan dan
pertimbangan energi).
2. Fokus audit energi adalah mengidentifikasi, mengukur serta menghitung
penyimpangan/anomali dari penggunaan energi yang umumnya terjadi apabila
energi tersebut berinteraksi dengan mesin (peralatan pengguna energi),
manusia dan metode yang berada dalam suatu sistem proses (proses
produksi, dan lain - lain).
3. Penyiapan hasil informasi analisis data merupakan langkah awal dalam
penyusunan konsep laporan audit energi. Informasi yang diperoleh melalui
wawancara maupun observasi, data sekunder dan data primer diolah,
dianalisis dan disajikan dalam laporan audit energi yang akan disqmpaikan
kepada pihak manajemen maupun pihak teknis pada industri
4. Perumusan rekomendasi dan langkah - langkah penerapan penghematan
energi dari hasil audit energi yang telah dilaksanakan hendaknya spesifik dan
lengkap dengan estimasi penghematan energi dan biaya investasi proyek yang
diperlukan. Untuk peluang konservasi yang telah diidentifikasi dan memiliki
potensi penghematan energi yang signifikan, hal tersebut harus dibahas secara
khusus dalam laporan
5. Pembuatan laporan audit energi ada dua jenis yaitu laporan teknis dan laporan
eksekutif. Laporan teknis merupakan laporan audit energi yang ditujukan
kepada manager teknis atau top management yang memiliki latar belakang
teknis, laporan ini merupakan kajian engineering yang berisi analisis data
secara lengkap baik secara teknis maupun finansial dari kegiatan konservasi
energi yang direkomendasikan. Laporan eksekutif ditujukan kepada top
management atau bagian finansial.

16
PRESENTASI KONSEP LAPORAN AKHIR AUDIT ENERGI

A. Pembuatan Presentasi Audit Energi Secara Efektif dan Komunikatif

Pembuatan presentasi audit energi secara efektif dan komunikatif merupakan kunci
penentu dalam penyampaian presentasi hasil audit energi kepada auditee (manajemen
puncak maupun engineering). Pembuatan presentasi dapat dilakukan dengan berbagai
bentuk salah satunya adalah dengan menggunakan microsoft power point.

Power Point adalah bagian dari media yang berprogram grafis khusus digunakan untuk
membuat presentasi, dengan mengatur teks, gambar, warna dan membuat animasi
secara bersamaan untuk menyampaikan pesan-pesan secara efektif. Menggunakan
gambar-gambar (ilustrasi) di antara ruang teks berfungsi untuk memperjelas pesan yang
ingin disampaikan. Dalam pembuatan presentasi harus tetap diperhatikan syarat media
adalah “VISUALS” (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, dan
Structure). Beberapa keuntungan pembuatan presentasi dengan power point adalah
dapat dirancang lebih menarik dengan menggunakan grafis dan gambar,
informasi/pesan, dapat dibuat lebih menarik, dapat menggunakan/memilih jenis dan tipe
huruf guna memperjelas pesan, penyajian menggunakan berbagai animasi lebih
menarik, lama tayangan dapat diatur sesuai kebutuhan, penekanan "kata" penting,
dapat dilakukan dengan pengaturan/pemakaian warna.

Dalam merancang presentasi Power Point harus memperhatikan: tipe dan ukuran huruf,
kontras warna (latar belakang dan teks), animasi dan tatanannya. Beberapa hal
mendasar tentang tipe dan ukuran huruf:

a. Gunakan font huruf Georgia, Tahoma, Comic Sans dan/atau Verdana untuk teks
dan judul
b. Judul: 32 poin atau lebih besar;
c. Sub judul: 30 poin atau lebih besar;
d. Teks: 28 poin atau lebih besar. Setiap slide 1 (satu) ide pokok, kalimat dan kata
masing-masing slide tidak lebih dari sepuluh baris, dan 1 (satu) baris sekitar 6 – 8
kata. Hindari pemisahan kata di akhir baris, serta terlalu banyak singkatan.

Untuk Kontras Warna:

a. Latar belakang harus sederhana, tidak bersifat grafis, dan biasanya satu warna
saja. Gradient dua-warna dapat diterima baik, misalnya kuning ber-gradient
dengan hijau. Warna kurang tegas (misalnya abu- abu sebaiknya dihindari, baik
pada teks ataupun latar belakang dari presentasi Power Point;
b. Teks dan latar belakang haruslah sangat kontras. Bila latar belakang berwarna
gelap, teksnya berwarna sangat terang. Bila latar belakangnya berwarna terang,
teksnya harus berwarna sangat gelap. Beberapa kombinasi warna yang baik untuk
teks dan latar belakang adalah hitam dan putih, kuning dan ungu, kuning dan biru
tua, merah tua dan putih, hijau tua dan putih, biru tua dan putih, hitam dan
17
kuning, dan ungu dan putih. Yang harus diperhitungkan adalah yang nyaman
dimata. Kombinasi warna-warna tertentu, secara normatif agar dihindari digunakan
bersamaan: merah dan hijau, merah dan hitam, hijau tua dan hitam, atau biru dan
hitam sebagai latar belakang dan teks.

B. Presentasi Konsep Laporan Akhir Audit Energi

Sebelum laporan akhir audit energi diselesaikan sebagai output pekerjaan audit energi,
maka konsep laporan audit energi perlu dirumuskan dan disepakati lebih dahulu antara
tim penanggung jawab/pemberi pekerjaan dari industri dan tim auditor energi. Hal ini
diharapkan agar pekerjaan penyusunan laporan akhir sesuai ekspektasi dari pihak yang
diaudit maupun auditor itu sendiri, sehingga serah terima pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar.

Secara garis besar presentasi konsep laporan akhir audit energi terdiri dari:

• Latar belakang
• Ruang lingkup pekerjaan
• Target pencapaian
• Level audit energi
• Metodologi dan teknis pelaksanaan audit
• Potret dan pola penggunaan energi
• Sistem monitoring energi
• Identifikasi peluang penghematan energi
• Analisis peluang konservasi energi
• Rekomendasi

Setelah presentasi konsep laporan akhir audit energi disampaikan dan jika ada hal- hal
yang perlu ditambahkan misalnya analisis feasibilitas rekomendasi konservasi energi,
dan lain sebagainya dari pihak industri, maka permintaan tersebut perlu didiskusikan
dan disepakati oleh kedua belah pihak.

C. Rangkuman

a. Pembuatan presentasi audit energi secara efektif dan komunikatif merupakan


kunci penentu dalam penyampaian presentasi hasil audit energi kepada auditee
(manajemen puncak maupun engineering).
b. Pembuatan presentasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk salah
satunya adalah dengan menggunakan microsoft power point. Power Point
adalah bagian dari media yang berprogram grafis khusus digunakan untuk
membuat presentasi, dengan mengatur teks, gambar, warna dan membuat
animasi secara bersamaan untuk menyampaikan pesan-pesan secara efektif.
c. Dalam pembuatan presentasi harus tetap diperhatikan syarat media adalah
“VISUALS” (Visible, Interesting, Simple, Useful, Accurate, Legitimate, dan
Structure).

18
d. Konsep laporan audit energi perlu dirumuskan dan disepakati lebih dahulu antara
tim penanggung jawab/pemberi pekerjaan dari industri dan tim auditor energi.
Hal ini diharapkan agar pekerjaan penyusunan laporan akhir sesuai
ekspektasi dari pihak yang diaudit maupun auditor itu sendiri, sehingga serah
terima pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
e. Secara garis besar presentasi konsep laporan akhir audit energi terdiri dari:
• Latar belakang
• Ruang lingkup pekerjaan
• Target pencapaian
• Level audit energi
• Metodologi dan teknis pelaksanaan audit
• Potret dan pola penggunaan energi
• Sistem monitoring energi
• Identifikasi peluang penghematan energi
• Analisis peluang konservasi energi
• Rekomendasi

19
PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

Indikator Keberhasilan:

Setelah mempelajari materi pokok ini pembaca mampu menjelaskan cara merumuskan
hasil presentasi konsep laporan akhir dan membuat laporan akhir audit energi

A. Perumusan Hasil Presentasi Konsep Laporan Akhir

Setelah presentasi konsep laporan akhir audit energi disampaikan kepada para
pemangku kepentingan dan terdapat masukan-masukan, maka hal tersebut perlu
ditindaklanjuti dan dirumuskan oleh tim auditor energi. Hasil perumusan dari tim auditor
energi perlu disampaikan kembali kepada auditee/stakeholder, sehingga kesepakatan
kedua belah pihak dapat diperoleh. Sebagai contoh apabila stakeholder meminta
penambahan evaluasi detail dan implementasi, maka tim auditor energi berkewajiban
untuk memenuhinya, sehingga dalam laporan akhir audit energi akan ditambahkan
mengenai evaluasi detail dan strategi implementasi. Laporan akhir audit energi biasanya
diserahkan maksimal 3 bulan dari pelaksanaan kegiatan audit energi.

B. Pembuatan Laporan Akhir Audit Energi

Pembuatan laporan akhir audit energi dibuat mengikuti format laporan audit energi
seperti yang telah dibahas dalam Bab II. Secara detail laporan akhir audit energi
dapat mengikuti contoh format sebagai berikut :

LAPORAN AUDIT ENERGI DI INDUSTRI

RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.3 LINGKUP PEKERJAAN

(jenis audit energi yang akan dilaksanakan, batasan, jangka waktu)

1.4 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.5 KELUARAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

2.1 GAMBARAN UMUM PABRIK

(lokasi, tahun berdiri,kapasitas produksi dan lain - lain)

2.2 PROSES PRODUKSI

(penjelasan dari bahan baku sampai produk dan sistem utilitas)

2.3 PERALATAN UTAMA

20
2.3.1 Peralatan Utama Proses

(furnace, dan lain - lain)

2.3.2 Peralatan Utama Utilitas

(genset, kompresor, dan lain - lain = kapasitas, jumlah, status pengoperasian, teknologi)

2.4 SUMBER DAN DISTRIBUSI ENERGI

2.4.1 Listrik

2.4.2 Termal

2.5 MANAJEMEN ENERGI

BAB IIIFAKTA DAN TEMUAN

3.1 SISTEM KELISTRIKAN

3.1.1 Profil Penggunaan Listrik bulanan

3.1.2 Profil Penggunaan Listrik Harian

3.1.3 Distribusi Penggunaan Daya Listrik

3.1.4 Kualitas Daya Listrik

(Faktor daya, harmonisa, keseimbangan tegangan dan arus)

3.2 SISTEM TERMAL

3.2.1 Profil Penggunaan Bahan Bakar bulanan

3.2.2 Neraca Energi Termal

3.3 PROSES PRODUKSI

3.2.1 Konsumsi Bahan Baku

3.2.2 Produksi (termasuk produk samping)

3.2.3 Limbah

3.4 MANAJEMEN ENERGI (berdasarkan SNI ISO 50001)

BAB IV REKOMENDASI PENGHEMATAN ENERGI

4.1 SISTEM KELISTRIKAN

4.2 SISTEM TERMAL

4.3 PROSES PRODUKSI

4.4 KONSUMSI ENERGI SPESIFIK

4.5 MANAJEMEN ENERGI


21
C. Rangkuman

1. Setelah presentasi konsep laporan akhir audit energi disampaikan kepada para
pemangku kepentingan dan terdapat masukan- masukan, maka hal tersebut perlu
ditindaklanjuti dan dirumuskan oleh tim auditor energi. Hasil perumusan dari tim auditor
energi perlu disampaikan kembali kepada auditee/stakeholder, sehingga kesepakatan
kedua belah pihak dapat diperoleh.

2. Laporan akhir audit energi biasanya diserahkan maksimal 3 bulan dari pelaksanaan
kegiatan audit energi.

3. Secara umum format laporan audit energi terdiri dari :

• Judul
• Ringkasan
• Latar Belakang
• Fakta dan temuan lapangan
• Potensi penghematan energi
• Rekomendasi dan
• Lampiran

22
DAFTAR PUSTAKA

Marpaung Parlindungan, Handout Audit Energi pada Industri, Diklat Teknis Audit Energi,
2012

Thumnan Albert and Younger William, Handbook of Energy Audit, 7th Edition, USA : The
Fairmont Press Inc (2008)

Turner, Wayne and Doty, Steve, Energy Management Handbook, 6th Edition. USA : The
Fairmont Press Inc (2008)

Wongtharua, Praphon, Total Energy Management Handbook, Japan: METI (2005)

Yoshida, Kazuhiko & Ogawa, Fumio, New Approach to Energy Conservation. Japan: METI
(2008)

--------------------- Energy Management System Manual, UNIDO, 2012

--------------------- Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 52 tahun


2018 tentang SKKNI Auditor Energi (2018)

--------------------- PP No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi

---------------------Pedoman Teknis Audit Energi, Kemenperindag, 2011

Anda mungkin juga menyukai